Definisi Mutu
Menurut Armand V. Feigenbaum (1989:7) mutu adalah keseluruhan gabungan karakteristik
produk dan jasa, pembikinan dan pemeliharaan yang membuat produk dan jasa yang
digunakan untuk memenuhi harapan-harapan pelanggan. Sedangkan menurut Supriono
(2002:377), mutu adalah tingkat baik buruknya sesuatu. Mutu dapat didefinisikan sebagai
tingkat keunggulan. Jadi mutu adalah ukuran relatif kebaikan. Secara operasional, produk atau
jasa bermutu adalah produk-produk yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
Menurut Din ISO 8402 (Azrul Azwar, 1996 : 55) Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri
dari suatu barang atau jasa, yang didalamnya terkandung sekaligus pengertian rasa aman atau
pemenuhan kebutuhan para pengguna. Mutu itu sendiri merupakan penggambaran dari bentuk
pelayanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan. Maka dari itu dalam kegiatan pencatatan
atau pengisian Rekam Medis sudah berjalan dengan baik atau belum optimal akan terlihat dari
Mutu yang dihasilkan dari Rekam Medis itu sendiri.
c. Review autentifikasi
Rekam kesehatan dikatakan memiliki keabsahan bilamana tenaga kesehatan yang
memeriksa pasien atau surat persetujuan yang diberikan pasien/wali dalam rekam
kesehatan diakhiri dengan membubuhkan tanda tangan. autentifikasi dapat berupa tanda
tangan, stempel milik pribadi. Sehingga dapat memudahkan identifikasi dalam rekam
medis. Tidak boleh ditanda tangani oleh orang lain selain penulis, kecuali bila ditulis oleh
Dokter jaga atau mahasiswa maka akan ada tanda tangan sipenulis ditambah countersign
oleh supervisor dan ditulis “telah direview dan dilaksanakan atas instruksi
dari…………………..atau telah diperiksa oleh……………………..
d. Review pencatatan
Analisa kuantitatif tidak bisa memecahkan masalah tentang isi rekam medis yang tidak
terbaca atau tidak lengkap, tetapi bisa mengingatkan atau menandai entry yang tidak
tertanggal, dimana kesalahan tidak diperbaiki secara semestinya terdapat daerah lompatan
yang seharusnya diberi garis untuk mencegah penambahan, kemudian pada catatan
kemajuan dan perintah dokter, perbaikan kesalahan merupakan aspek yang sangat
penting dalam pendokumentasian. Singkatan tidak diperbolehkan. Bila ada salah
pencatatan maka bagian yang salah digaris dan catatan tersebut masih terbaca, kemudian
diberi keterangan disampingnya bahwa catatan tersebut salah/salah menulis rekam medis
pasien lain.
4. kaasus
Bisa diganti dirs aja. Emang kasusnya harus real? Dibikin aja itu dokter ga nulis no rm
sama alamat..karena kalau udah nulis no rm nama disinkatpun pasti ga ketuker kan?
kesimpulan
pengidentifikasian pasien memerlukan karakteristik yang unik dan tidak dapat berubah, misalnya
nomor rekam medik pasien merupakan pengidentifikasian yang umum digunakan sebagai
karakteristik pasien. Jika nomor rekam medik tidak diisi, maka bila ada dua pasien yang
memiliki kesamaan nama, dapat terjadi penukaran obat yang tidak sesuai dengan indikasi dan
diagnosis pasien, sehingga dapat berefek buruk pada pasien, baik itu efek yang ringan atau berat.
solusi
Upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalkan KNC pada tahap peresepan adalah
a. Computerized Physicians Order Entry(CPOE) CPOE merupakan suatu sistem pencatatan
perintah/order medikasi dari dokter yang berbasis teknologi komputer. Perintah ini kemudian
ditransmisikan kepada berbagai departemen dan staf medis yang bertanggungjawab atas
pelaksanaan perintah seperti laboratorium, farmasi, radiologi dan bidang keperawatan. Sistem
ini mempunyai banyak keunggulan terutama di bidang efisiensi dan keamanan pengobatan.
Melalui sistem ini dokter, perawat dan apoteker bekerja secara bersama-sama dalam proses
medikasi untuk mengurangi kesalahan pengobatan (medication error). Hal ini terjadi karena
dengan CPOE, setiap tenaga kesehatan dapat mengakses data riwayat medikasi seorang pasien.
Perawat merupakan salah satu faktor kunci kesuksesan dari pelaksanaan CPOE. Oleh karena itu,
perawatan pasien dengan CPOE merupakan sebuah proses tim, dimana semua anggotanya
terlibat untuk meningkatkan kesehatan pasien maka perawat dituntut untuk lebih
meningkatkan kemampuan kolaboratifnya terutama dibidang komunikasi, pengetahuan serta
teknologi informasi.
b. pengembangan SIMRS yang terintegrasi dengan farmasi,
c. penetapan kebijakan/sop/protap mengenai tata cara penulisan resep yang baik
d. penggunakan stiker label untuk identitas pasien sehingga dokter tidak terlalu banyak
menulis sehingga akan meminimalisir kekeliruan,
e. penambahan komponen berat badan, usia, dan riwayat alergi pasien pada resep, dan
penambahan tabel check-list pada setiap proses pelayanan kefarmasian.
f. aturan penulisan etiket (staf apotek mengisi semua komponen etiket, menempatkan nama
obat di belakang etiket dan berurutan sesuai resepnya). Upaya-upaya yang dilakukan
pada tahap pemberian obat adalah apoteker yang seharusnya bertugas memberi informasi
obat kepada pasien dan sistem pemanggilan obat yang diberi jeda minimal 30 detik
Rekam Medis dapat dikatakan bermutu/berkualitas menurut Dirjen Yanmed (2006 : 75) adalah
sebagai berikut :
Agar Rekam Medis lengkap dan dapat digunakan bagi referensi pelayanan kesehatan,
melindungi minat hukum, sesuai dengan aturan yang ada.
Menunjang informasi untuk aktifitas penjamin mutu (quality assurance).
Membantu penetapan diagnosis dan prosedur pengkodean penyakit.
Bagi riset medis, studi administrasi dan penggantian biaya perawatan.
5. Dikatakan lengkap
Dalam metode ini analisis kuantitatif dititikberatkan pada empat kriteria yaitu (Hatta, 2008 : 352) :
a) Menelaah kelengkapan data sosial pasien (demografi) meliputi informasi tentang identitas pasien :
(1) Nama lengkap yang terdiri dari nama sendiri dan nama ayah atau suami atau marga atau she.
(2) Nomor pasien.
(3) Alamat lengkap.
(4) Usia.
(5) Orang yang dapat dihubungi.
(6) Tanda tangan persetujuan.
Menelaah kelengkapan bukti rekaman yang ada. Pada komponen ini akan memeriksa laporan-laporan
dari kegiatan pelayanan yang diberikan ada atau tidak ada. Laporan yang ada antara lain :
(1) Laporan umum, seperti lembar riwayat pasien, pemeriksaan fisik, catatan perkembangan, observasi
klinik, ringkasan penyakit.
(2) Laporan khusus, seperti laporan operasi, anasthesi dan hasil-hasil pemeriksaan lab.
c) Menelaah tanda bukti keabsahan rekaman dari tenaga kesehatan maupun tenaga lain yang terlibat
dalam pelayanan kepada pasien sehingga informasi dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
d) Menelaah tata cara mencatat (administratif) yang meliputi adanya tanggal, keterangan waktu,
menulis pada baris yang tetap serta menerapkan cara koreksi yang benar.