32-39-Weny-Indrawati-2 7e Untuk Tingkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Kritis
32-39-Weny-Indrawati-2 7e Untuk Tingkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Kritis
Abstrak. Penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan efektivitas model pembelajaran learning cycle
7E terhadap peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa. Penelitian ini
dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap penyusunan perangkat pembelajaran, tahap validasi dan
revisi, dan tahap implementasi pembelajaran di kelas dengan menggunakan rancangan one group
pretest-posttest design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Keterlaksanaan RPP dengan nilai rata-
rata 4,59 dengan kategori sangat baik; (2) Frekuensi aktivitas siswa yang menonjol adalah bekerja sama
dengan tim sekelompok sebesar 33%; (3) Respon positif siswa terhadap model pembelajaran dengan
nilai rata-rata 3,2; (4) Ketuntasan klasikal penguasaan konsep 92% dan ketuntasan indikator 77%; (5)
Ketuntasan klasikal keterampilan berpikir kritis 100%, ketuntasan indikator 80%, dan didukung dengan
skor peningkatan yang tinggi terhadap penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa.
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa implementasi model pembelajaran learning
cycle 7E pada materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan efektif untuk meningkatkan penguasaan
konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa.
Kata kunci: Model Learning Cycle 7E, kelarutan dan hasil kali kelarutan, penguasaan konsep,
keterampilan berpikir kritis
Abstract. This research was aimed to describe efectivity of 7E learning cycle model on improvement
students’concept mastery and critical thinking skills. This research was conducted by three phases,
namely: (1) preparation phase to arrange teaching materials, (2) validation and revision phase, and (3)
learning implementation phase on class using one group pretest-posttest design. The results of research
showed that: (1) realization of lesson plan with mean score of 4.59 as very good category; (2) Frequency
of the dominant students’activity namely teamwork was 33% (3) Students’ positively respond to the
learning model with main score of 3.2; (4) The concepts classical mastery was 92% and the indicator
mastery was 77%; (5) The critical thinking skills classical mastery was 100%, the indicator mastery was
80%, and supported by high gain scores to student’s concept mastery and critical thinking skills. Based
on the results, it was concluded that the implementation of 7E learning cycle model on the solubility and
solubility product topic is effective to improve students’ the concepts mastery and critical thinking skills.
Keywords: 7E Learning Cycle Model, solubility and solubility product, concept mastery, critical thinking
skills
C - 32
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
C - 33
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
coba implementasi model learning cycle 7E pada Hasil penilaian keterbacaan handout dan
materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan LKS materi pokok kelarutan dan hasil kali
menggunakan desain penelitian pra-experimental kelarutan dianalisis dan digambarkan masing-
dengan bentuk one-group pretest-postest design. masing seperti Gambar 1 dan Gambar 2.
Penelitian digunakan untuk mengetahui pengaruh
implementasi model learning cycle 7E terhadap
penguasaan konsep dan keterampilan berpikir
kritis. Perangkat pembelajaran yang disusun
berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Handout,
Tes Penguasaan Konsep, Tes Keterampilan
Kritis pada pembelajaran kimia materi kelarutan
dan hasil kali kelarutan dengan model
pembelajaran berbasis learning cycle 7E.
Perangkat pembelajaran tersebut selanjutnya Gambar 1. Keterbacaan Siswa terhadap Handout
divalidasi oleh pakar dan praktisi pendidikan
sebelum diimplemetasikan di kelas.
Subyek dalam penelitian ini adalah
penguasaan konsep dan keterampilan berpikir
kritis siswa kelas XI SMA PGRI I Kota
Mojokerto setelah implementasi model
pembelajaran learning cycle 7E pada materi
pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan. Jumlah
siswa yang terlibat dalam pembelajaran sebanyak
12 siswa.
Instrumen yang digunakan dalam
pengumpulan data terdiri dari lembar validasi Gambar 2. Keterbacaan Siswa terhadap LKS
perangkat pembelajaran, lembar penilaian
keterbacaan handout dan LKS, lembar penilaian
keterlaksanaan RPP, lembar pengamatan Keterlaksanaan RPP
aktivitas siswa, angket respon siswa, lembar Pengamatan terhadap keterlaksanaan RPP
penilaian penguasaan konsep, dan lembar dalam pembelajaran model learning cycle 7E
penilaian keterampilan berpikir kritis. pada materi pokok kelarutan dan hasil kali
Data hasil validasi perangkat pembelajaran, kelarutan dilakukan oleh dua pengamat.
pengamatan keterlaksanaan RPP, aktivitas siswa, Pengamatan dilakukan pada tiga kali pertemuan,
respon siswa, penguasaan konsep, dan pertemuan I tentang kelarutan dan hubungannya
keterampilan berpikir kritis dianalisis secara dengan hasil kali kelarutan, pertemuan II
deskriptif. Peningkatan penguasaan konsep dan mengenai reaksi pengendapan, dan pertemuan III
keterampilan berpikir kritis dianalisis dengan mempelajari tentang pengaruh ion senama dan
analysis of gain scores (Hake, 2009). pH terhadap kelarutan. Skor rata-rata pengamat
untuk ketiga pertemuan sebesar 4,59 dan
HASIL DAN PEMBAHASAN reliabilitas instrumen sebesar 78,8%. Secara
umum keterlaksanaan RPP termasuk kategori
Validitas Perangkat Pembelajaran sangat baik dan reliabel.
Validasi perangkat pembelajaran meliputi
RPP, handout, LKS, Tes Penguasaan Konsep,
dan Tes Keterampilan Berpikir Kritis, dilakukan Aktivitas Siswa
validasi oleh pakar dan praktisi pendidikan Berdasarkan hasil analisis data, persentase
sebelum diimplentasikan dalam pembelajaran. seluruh aspek aktivitas siswa yang diamati oleh
Dari hasil validasi RPP, handout, LKS, Tes dua orang pengamat diperoleh reliabilitas sebesar
Penguasaan Konsep, dan Tes Keterampilan 79,0%, hal ini menunjukkan bahwa pengamatan
Berpikir Kritis diperoleh skor rata-rata masing- tersebut reliabel (ajeg). Data selanjutnya
masing 4,68 dengan kategori valid; 4,46 dengan disajikan dalam bentuk diagram seperti pada
kategori valid; 4,71 dengan kategori valid; 4,70 Gambar 3.
dengan kategori valid, 4,78 dengan kategori
valid. Dengan demikian perangkat pembelajaran
yang dikembangkan layak digunakan dalam
pembelajaran.
C - 34
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
Respon Siswa
Responden (siswa) diminta untuk membaca
pernyataan yang disajikan dan memberi respon
dengan cara memilih salah satu kategori yang
sesuai dengan menggunakan skala Likert. Hasil
analisis disaijikan dalam bentuk diagram pada
Gambar 4.
Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 75%
siswa lebih termotivasi dalam proses
pembelajaran dengan model learning cycle 7E, Gambar 4. Respon Siswa terhadap Pembelajaran
hal ini sesuai dengan hasil analisis keterlaksaaan dengan Model Learning Cycle 7E
RPP, karena siswa termotivasi dengan baik
C - 35
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
Dari semua aspek pada angket respon konsep yang telah dimiliki individu. Individu
siswa, diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,2 harus dapat menghubungkan konsep yang baru
dengan kategori setuju. Dapat disimpulkan dipelajari dengan konsep-konsep lain dalam
bahwa siswa memberikan respon yang baik suatu hubungan antar konsep (Dahar, 2006).
terhadap pembelajaran dengan model learning
cycle 7E. Respon yang baik terhadap pelajaran Keterampilan Berpikir Kritis
tertentu akan meningkatkan minat dan Analisis hasil tes keterampilan berpikir
mendorong tindakan positif siswa untuk kritis menunjukkan bahwa keterampilan berpikir
menekuni dan meningkatkan intensitas belajar kritis siswa mengalami peningkatan. Dari hasil
pada pelajaran tersebut (Ratumanan, 2006: 93). pretest diketahui bahwa tidak siswa yang tuntas
baik secara individu maupun klasikal, setelah
Penguasaan Konsep Siswa proses pembelajaran dengan model learning
Tes penguasaan konsep terdiri dari pretest cycle 7E terdapat peningkatan yang sangat
dan posttest dengan soal yang sama pada materi signifikan yaitu siswa tuntas 100% secara
kelarutan dan hasil kali kelarutan sebanyak 10 individu dan klasikal. Hal ini sesuai dengan
butir soal pilihan ganda. Dalam proses penelitian yang dilakukan oleh Hartono (2013),
pembelajaran, siswa menggunakan handout dan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa
LKS dengan model learning cycle 7E. Dari meningkat setelah pembelajaran learning cycle,
sebanyak 12 siswa yang mengikuti pembelajaran model learning cycle 7E dikembangkan untuk
dengan model learning cycle 7E, diperoleh hasil membantu siswa meningkatkan berpikir mereka,
posttest yang meningkat dengan skor menyelesaikan masalah, dan kemampuan
peningkatan mulai kategori sedang (0,4) sampai intelektualnya. Model learning cycle 7E
tinggi (0,9), seperti yang pada Gambar 5. diaplikasikan tidak hanya untuk meningkatkan
ketrampilan berpikir kritis siswa namun juga
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Siswa mendapat skor peningkatan terendah
0,7 dengan kategori sedang, siswa yang lain
lebih dari 0,7 dengan kategori tinggi, seperti
pada Gambar 6. Hal ini menunjukkan bahwa
model pembelajaran learning cycle 7E mampu
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.
Learning cycle 7E merupakan model yang
memberikan kebebasan pada siswa untuk
menyatakan ide-ide mereka, mempertimbangkan
pendapat alternatif dan berdiskusi, serta bekerja
Gambar 5. Hasil Penilaian Penguasaan Konsep dan sama dengan teman. Hal ini merupakan strategi
Peningkatannya yang baik guru untuk mengembangkan
kemampuan berpikir kritis (Mecit, 2006).
Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Indriyani (2013) menyatakan
bahwa terdapat peningkatan yang siginifikan
terhadap hasil belajar pembelajaran yang
menggunakan pembelajaran LKS berbasis
learning cycle 7E. Penyusunan LKS
dimulai dari fase elicit untuk mendatangkan
pengetahuan awal dengan mengajukan
pertanyaan yang dari kegiatan dalam
Gambar 6. Hasil Penilaian Keterampilan Berpikir
kehidupan sehari-hari sehingga menambah rasa Kritis dan Peningkatannya
ingin tahu peserta didik terkait materi kelarutan
dan hasil kali kelarutan. Hal ini sesuai dengan Data skor peningkatan juga didukung oleh
teori belajar Piaget yang menyatakan bahwa pada hasil analisis sensivitas butir soal yang
proses asimilasi individu menggunakan struktur menunjukkan indeks sensivitas terendah 0,4; hal
kognitif yang sudah ada untuk memberikan ini menunjukkan bahwa soal keterampilan
respon terhadap rangsangan yang diterimanya. berpikir kritis yang digunakan memiliki
Perolehan konsep baru akan berdampak pada
C - 36
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
C - 37
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
C - 38
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
Thiagarajan, S., Semmel, D.S. and Semmel M.I. Woolfolk, A. 2009. Educational Psychology:
1974. Instructional Development for Active Learning Edition. Yogyakarta:
Training Teachers of Exceptional Children: Pustaka Pelajar.
A Sourcebook. Bloomington: Indiana
University. Yamin, M. 2013. Strategi dan Metode dalam
Model Pembelajaran. Jakarta: GP Press
Verawati, E. 2013. ”Pengembangan Perangkat Group.
Pembelajaran Berbasis Model Learning
Cycle 5E untuk Meningkatkan Penguasaan
Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa SMK pada Materi Pokok Laju
Reaksi”. Tesis Magister Pendidikan Sains,
Universitas Negeri Surabaya.
C - 39