Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Dalam era globalisasi ini persoalan kepemimpinan selalu memberikan

kesan yang menarik. Suatu organisasi atau perusahaan akan berhasil atau

bahkan gagal, sebagian besar di tentukan oleh kepemimpinan. Kepemimpinan

adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau seni

mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok.

Kepemimpinan tidak harus terkait dalam suatu organisasi atau

perusahaan tertentu. Melainkan kepemimpinan bisa terjadi dimana saja,

asalkan seseorang menunjukan kemampuannya mempengaruhi orang lain

guna tercapainya suatu tujuan tertentu.

Pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia.

Melalui pendidikan, kita mentransfer pengetahuan dan keterampilan kepada

peserta didik agar mereka mampu menyerap, menilai dan mengembangkan

secara mandiri ilmu yang dipelajarinya.

Dalam keseluruhan kegiatan pendidikan di tingkat operasional, guru

merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tingkat

institusional, instruksional, dan eksperiensial. Sejalan dengan tugas utamanya

sebagai pendidik di sekolah, guru melakukan tugas-tugas kinerja pendidikan

dalam bimbingan, pengajaran, dan latihan.

Semua kegiatan itu sangat terkait dengan upaya pengembangan para

peserta didik melalui keteladanan, penciptaan lingkungan pendidikan yang

1
2

kondusif, membimbing, mengajar, dan melatih peserta didik. Dengan

perkembangan dan tuntutan yang berkembang dewasa ini, peran-peran guru

mengalami perluasan yaitu sebagai: pelatih (coaches), konselor, manajer

pembelajaran, partisipan, pemimpin, pembelajar, dan pengarang.

Sebagai pelatih (coaches), guru memberikan peluang yang sebesar-

besarnya bagi peserta didik untuk mengembangkan cara-cara pembelajarannya

sendiri sebagai latihan untuk mencapai hasil pembelajaran optimal. Sebagai

konselor, guru menciptakan satu situasi interaksi di mana peserta didik

melakukan perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif

dengan memperhatikan kondisi setiap peserta didik dan membantunya ke arah

perkembangan optimal.

Sebagai pembelajar, guru secara terus menerus belajar dalam rangka

menyegarkan kompetensinya serta meningkatkan kualitas profesionalnya.

Sebagai pengarang, guru secara kreatif dan inovatif menghasilkan berbagai

karya yang akan digunakan untuk melaksanakan tugasnya.

Keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan sekolahan sangat

bergantung pada faktor kepemimpinan dalam hal ini kepala sekolah. Untuk

itu, dikatakan bahwa kepemimpinan merupakan kegiatan orang untuk

mempengaruhi orang lain dalam suatu sekolahan baik sekolahan negeri

maupun sekolahan swasta.

Dalam mengelola sekolah, kepala sekolah memiliki peran yang sangat

besar. Kepala Sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan

menuju sekolah dan pendidikan secara luas. Sebagai pengelola institusi satuan
3

pendidikan, kepala sekolah dituntut untuk selalu meningkatkan efektifitas

kinerjanya. Untuk mencapai mutu sekolah yang efektif, kepala sekolah dan

seluruh stakeholders harus bahu membahu kerjasama dengan penuh

kekompakan dalam segala hal.

Kepala Sekolah yang efektif adalah kepala sekolah yang dalam

kinerjanya selalu membuka diri dari pengaruh guru dan karyawan lainnya

dalam persoalan penting. Lewis (1987) menjelaskan kepemimpinan yang

efektif ialah mereka yang dapat beradaptasi dengan situasi bervariasi yang

akan menentukan keberhasilan pimpinan.

Selain itu kepala sekolah harus menunjukkan sikap kepedulian,

semangat bekerja, disiplin tinggi, keteladanan dan hubungan manusiawi dalam

rangka perwujudan iklim kerja yang sejuk dan kondusif. Kepala Sekolah

selaku top manager sekolah dalam rangka meningkatkan proses belajar

mengajar senantiasa check and recheck program yang dijalankan oleh para

guru.

Hal ini dapat dilakukan dengan supervisi kelas, membina dan memberi

saran-saran positif kepada guru dan karyawannya. Untuk memperluas

pandangan, tidak ada salahnya kepala sekolah melakukan antar pikiran,

sumbangan saran dan studi banding antar sekolah untuk menyerap menejemen

kepemimpinan sekolah lain yang lebih baik.

Komunikasi adalah suatu bidang informasi dari seseorang terhadap

orang lain melalui isyarat-isyarat, tanda-tanda atau symbol dengan bahasa

yang saling dapat dimengerti. Komunikasi merupakan proses


4

interaksi/hubungan saling pengertian satu sama lain antar sesama manusia

serta penyampaian segala persoalan, sikap dan kehendak baik langsung

maupun tidak langsung, sadar maupun tidak sadar dengan maksud untuk

menimbulkan tindakan-tindakan yang akan mencapai organisasi secara efektif.

Dengan adanya komunikasi yang baik antar guru dengan pimpinan,

dan guru dengan guru, serta antar guru dengan murid, sehingga proses belajar

mengajar dapat berjalan dengan lancar dan efektif. Dalam pendidikan formal

Kepala Sekolah berperan penting dalam membentuk manusia yang

berkepribadian, dalam mengembangkan intelektual peserta didik dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan seseorang Kepala Sekolah

harus mampu meningkatkan kinerja para guru atau bahwannya. Banyak faktor

yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang, sebagai pemimpin sekolah harus

mampu memberikan pengaruh yang dapat menyebabkan guru tergerak untuk

melaksanakan tugasnya secara efektif sehingga kinerja mereka akan lebih

baik.

Sebagai pemimpin yang mempunyai pengaruh, seorang Kepala

Sekolah berusaha agar nasehat, saran dan jika perlu perintahnya diikuti oleh

para guru. Dengan demikian seorang Kepala Sekolah dapat mengadakan

perubahan dalam cara berfikir, sikap, tingkah laku yang dipimpinnya. Dengan

kelebihan yang dimilikinya yaitu kelebihan pengetahuan dan pengalaman,

seorang Kepala Sekolah membantu guru berkembang menjadi guru yang

profesional.
5

Dalam melaksanakan fungsi kepemimpinan Kepala Sekolah harus

melakukan pengelolaan dan pembinaan sekolah melalui kegiatan administrasi,

manajemen dan kepemimpinan yang sangat tergantung pada kemampuannya.

Oleh karena itu, segala penyelenggaraan pendidikan akan

mengarahkan kepada usaha meningkatkan mutu pendidikan yang sangat

dipengaruhi oleh guru dalam melaksanakan tugas secara operasional.

Banyak faktor yang dapat meningkatkan keberhasilan guru dalam

mengajar, baik faktor dari dalam diri guru itu sendiri maupun dari luar dirinya

seperti semangat kerja. Semangat kerja guru adalah keinginan dan

kesungguhan seseorang mengerjakan pekerjaannya dengan baik serta

berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal.

Guru yang memiliki semangat kerja yang tinggi akan lebih berhasil

dibandingkan dengan guru yang tidak memiliki semangat kerja atau

kesungguhan dalam tugasnya yang sanggup bekerja keras dan bertanggung

jawab dalam kegiatan pembelajaran yang baik.

Implementasi kerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang

memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi, dan kepentingan. Bagaimana

sekolah menghargai dan memperlakukan sumber daya manusianya akan

mempengaruhi sikap dan perilakunya dalam menjalankan kinerja. Semangat

kerja guru ditunjukkan oleh bagaimana proses berlangsungnya kegiatan untuk

mencapai tujuan.

Dengan adanya gaya kepemimpinan serta komunikasi kepala sekolah

yang dapat menambah semangat kerja guru yang tinggi, maka tujuan
6

organisasi sekolah dapat tercapai sesuai yang diharapkan. Berdasarkan latar

belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitan dengan judul

“PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI

KEPALA SEKOLAH TERHADAP SEMANGAT KERJA GURU DI

SDN BATU AMPAR 01 PAGI JAKARTA TIMUR”

1.2 Identifikasi dan Batasan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas tersebut, maka yang menjadi

masalah dalam penelitian adalah :

1. Belum diketahui Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah di SDN

Batu Ampar 01 Pagi Jakarta Timur.

2. Belum diketahui Komunikasi yang terjalin antar guru dan kepala

sekolah di SDN Batu Ampar 01 Pagi Jakarta Timur.

3. Belum diketahui semangat kerja Guru di SDN Batu Ampar 01 Pagi

Jakarta Timur.

1.2.2 Batasan Masalah

Setelah diidentifikasi masalah, maka penelitian ini dibatasi

permasalahannya mengenai “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan

Komunikasi terhadap Semangat Kerja Guru di SDN Batu Ampar 01

Pagi Jakarta Timur”.


7

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas peneliti merumuskan

masalah yang disusun sebagai berikut :

1. Sejauhmana gaya kepemimpinan kepala sekolah di SDN Batu Ampar 01

Pagi Jakarta Timur ?

2. Bagaimana komunikasi kepala sekolah dan Guru di SDN Batu Ampar 01

Pagi Jakarta Timur ?

3. Sejauhmana semangat kerja Guru di SDN Batu Ampar 01 Pagi Jakarta

Timur ?

4. Bagaimana pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi terhadap

Semangat Kerja Guru di SDN Batu Ampar 01 Pagi Jakarta Timur ?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 TujuanPenelitian

Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan

gambaran mengenai gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap

semangat kerja guru. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini

adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana gaya kepemimpinan terhadap

semangat kerja guri di SDN Batu Ampar 01 Pagi Jakarta Timur.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh komunikasi terhadap

semangat kerja guru di SDN Batu Ampar 01 Pagi Jakarta Timur.


8

3. Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dapat berpengaruh

terhadap semangat kerja guru di SDN Batu Ampar 01 Pagi Jakarta

Timur.

4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan dan

komunikasi kepala sekolah terhadap semangat kerja guru di SDN

Batu Ampar 01 Pagi Jakarta Timur.

IKUTI RUMUSAN MASALAH

1.4.2 ManfaatPenelitian

1. Bagi SDN Batu Ampar 01 Pagi Jakarta Timur.

Diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan dalam

penerapan gaya kepemimpinan dan komunikasi kepala sekolah

terhadap semangat kerja guru di SDN Batu Ampar 01 Pagi Jakarta

Timur.

2. Bagi STIM Budi Bakti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan

masukan terhadap peneliti selanjutnya guna mengembangkan lebih

lanjut.

3. Bagi Masyarakat

Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang

manajemen sumber daya manusia, khususnya mengenai hubungan

gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan.


9

1.5 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2012 : 45) “Hipotesis adalah jawaban sementara dalam

penelitian yang menentukan suatu tujuan penelitian”.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Hipotesis 1

Ho : diduga bahwa tidak ada pengaruh antara Gaya Kepemimpinan terhadap

Semangat Kerja Guru

H1 : Diduga bahwa ada pengaruh antara Gaya kepemimpinan memiliki

pengaruh terhadap semangat kerja guru di SDN Batu Ampar 01 Pagi

Jakarta Timur.

Hipotesis 2

Ho

H1 : Diduga bahwa komunikasi memiliki pengaruh terhadap semangat kerja

guru di SDN Batu Ampar 01 Pagi Jakarta Timur.

Hipotesis 3

Ho : Diduga bahwa tidak ada pengaruh

H1 : Diduga bahwa kepala sekolah memilki pengaruh terhadap semangat kerja

guru di SDN Batu Ampar 01 Pagi Jakarta Timur.

1.6 Metodologi Penelitian

1.6.1 Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian

kuantitatif Menurut Sugiyono (2015:14) “metode penelitian kuantitatif


10

merupakan metode yang berlandaskan pada filsafat positivme,

digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, teknik

pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,

pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data

bersifat kuantitatif dengan tujjuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan. Sedangkan pengukuran yang digunakan adalah tingkat

ukuran yang digunakan yang memungkinkan peneliti untuk

mengurutkan hasil jawaban responden dari tingkat yang paling rendah ke

tingkat yang paling tinggi.

1.6.2 Populasi

Menurut (Dantes, 2012;37) populasi adalah sejumlah kasus yang

memenuhi seperangkat criteria tertentu, yang ditentukan peneliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang mengajar di SDN

Batu Ampar 01 Pagi Jakarta Timur.

1.6.3 Sampel

Menurut (Dantes, 2012;37) sampel adalah perwakilan dari populassi

yang memilki kesamaan, tepat, dan akurat (respresentatif). DIISI

SAMPEL

1.6.4 Teknik pengumpulan Data

A. Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan yaitu dengan melakukan penelitian langsung di

lokasi penelitian untuk memperoleh data atau keterangan lain yang

diperlukan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang


11

digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu

data yang diperoleh secara langsung melalui kuisioner dan

wawancara. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh

dari penelitian sebelumnya atau data yang telah tersedia dari instansi

atau perusahaan yang diteliti.

B. Interview (wawancara)

Penulis melakukan wawancara dengan pimpinan atau orang yang

dianggap dapat memberikan keterangan yang diperlukan sehingga

diperoleh data yang akurat.

C. Library Research (Pengumpulan Kepustakaan)

Penulis melakukan study kepustakaan untuk memperoleh latar

belakang teori dan data pendukung akan diperoleh dari :

1. Penelusuran data, Dilakukan dengan menelusuri data yang

didapat dari instansi yang terkait dengan persoalan yang dibahas,

berupa data sekunder.

2. Penelusuran kepustakaan, Dilakukan dengan cara mempelajari

teori dari kepustakaan yang ditulis oleh para ahli terdahulu, yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti

D. Kuesioner

Pernyataan-pernyataan dalam kuesioner penelitian ini diuji dengan

uji validitas dan uji reliabilitas, sebagai berikut :

1. Uji Validitas di gunakan untuk mengetahui sejauh mana alat

pengukur (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Valid


12

tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan

antara skor yang diperoleh masing-masing butir pertanyaan

dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor

pertanyaan. Data yang telah diperoleh ditabulasikan dan

dilakukan analisis faktor dengan metode Construck Validity

dengan menggunakan metode korelasi sederhana. Apabila

hasilnya sebesar 0,3 atau lebih, maka faktor tersebut merupakan

konstruksi yang kuat atau memiliki validitas konstruksi yang

baik. Untuk mengetahui hasilnya, maka digunakan rumus:

(𝑛. ∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋. ∑ 𝑌)
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√[(𝑛. ∑ 𝑋 2 ) − ( ∑ 𝑋)2 ]. [(𝑛. ∑ 𝑌 2 ) − (∑ 𝑌)2 ]

Keterangan:

rhitung = Koefisien validitas butir pertanyaan yang dicari

n = Jumlah sampel (responden)

X = Skor butir

Y = Total skor butir

2 Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban

yang diberikan responden dapat dipercaya atau dapat

diandalkan atau hasil pengukuran konsisten bila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap objek dan alat

pengukur yang sama, Sugiyono (2002 : 162). Dalam penelitian

ini pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal

consistency dengan teknik belah dua (split half) yang dianalisis

dengan rumus Spearman Brown. Adapun untuk uji reliabilitas


13

digunakan teknik belah dua (split half), yang dilakukan dengan

menggunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut :

2𝑟𝑏
𝑟𝑖 =
1 + 𝑟𝑏

Keterangan :

ri = Reliabilitas Instrumen
rb = Koefisien Korelasi sederhana
Lebih lanjut Sugiyono(2012) mengemukakan, instrument

penelitian dikatakan reliable, jika nilai ri sebesar 0,60 atau

lebih.

E. Observasi yaitu pengumpulan data melalui pengamatan langsung ke

lapangan yang berhubungan dengan masalah penelitian.

1.6.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

A. Teknik pengolahan data

Mengolah semua keterangan yang dijadikan responden,

maupun berasal dari dokumen, baik dalam bentuk sistematis atau

dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian. Data diperoleh dari

nilai satu atau lebih variabel dalam sampel atau populasi. Data dapat

diklasifikasikan menjadi data kuantitatif dan data kualitatif.

1. Data Kualitatif

Data kualitatif mendefenisikan data yang tidak berbentuk angka

dan tidak dapat diukur dalam skala numerik. Namun karena


14

dalam bentuk angka, maka data kualitatif umumnya daapat

dikuantitatifkan agar dapat diprosess lebih lanjut.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala

numerik atau angka. Dalam penelitian ini digunakan data

kuantitatif sebagai penunjang data kualitatif, yaitu bilangan atau

angka-angka.

B. Teknik Analisa Data

Untuk membahas permasalahan yang diteliti dan sekaligus untuk

menguji kebenaran hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti akan

digunakan metode-metode sebagai berikut :

1. Regresi linier berganda, Regresi linier berganda didasarkan pada

hubungan fungsional atau kausal dua variabel bebas atau

lebih dengan satu variabel terikat. Persamaan umum

regresi linier berganda adalah :

Y = a + b1X1+b2 X2

Dimana =

Y =variable Volume Penjualan

a =konstanta

b1 =koefisien regresi variabel X1= Kualitas Produk

b2 = koefisien regresi variabel X2 X2= Saluran Distribusi


15

2. Perhitungan nilai koefisien determinasi

Untuk mengukur seberapa besar variabel-variabel bebas

dapat menjelaskan variabel terikat, digunakan koefisien

determinasi (R2). Koefisien ini menunjukkan proporsi

variabilitas total pada variabel terikat yang dijelaskan oleh model

regresi. Nilai R2 berada pada interval 0 ≤ R2 ≤ 1. Secara logika,

makin baik estimasi model dalam menggambarkan data, maka

makin dekat nilai R ke nilai 1 (satu). Nilai R2 dapat diperoleh

dengan rumus :

R2 = (r)2 x 100%

R2 = Koefisien determinasi

r = Koefisien korelasi

3. Uji hipotesis dengan t-test dan F-test

Uji hipotesis dengan t-test digunakan untuk mengetahui

apakah variabel bebas memiliki hubungan yang signifikan

atau tidak dengan variabel terikat secara individual untuk

setiap variabel. Rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai t-

hitung adalah sebagai berikut :

dengan dk = n - 2

t = Nilai thitung

r = Nilai korelasi
16

n = Jumlah sampel

Setelah didapatkan nilai thitung melalui rumus diatas, maka

untuk menginterpretasikan hasilnya berlaku ketentuan sebagai

berikut :

• Jika Sig (p) < 0,05 : Ho ditolak (Tidak terdapat pengaruh)

• Jika Sig (p) >0,05 : Ho diterima (Terdapat pengaruh)

Untuk mengetahui t tabel digunakan ketentuan n-2 pada level of

significance (a) sebesar 5% (tingkat kesalahan 5% atau 0,05) atau

taraf keyakinan 95% atau 0,95. Jadi apabila tingkat kesalahan

suatu variabel lebih dari 5% berarti variabel tersebut tidak

signifikan.Uji hipotesis dengan Ftest digunakan untuk menguji

hubungan dua variabel bebas secara bersama-sama dengan

variabel terikat. Rumusnya adalah sebagai berikut :

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

Pada tingkat kesalahan (α = 0,05) atau tingkat kepercayaan 95%,

maka untuk menginterpretasikan hasilnya berlaku ketentuan sebagai

berikut :

• Jika Sig (p) < 0,05 : Ho ditolak (Tidak terdapat pengaruh)

• Jika Sig (p) >0,05 : Ho diterima (Terdapat pengaruh)

4. Pengujian hipotesis
17

Pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan perubahan variabel bebas

(X1,X2) dengan variabel terikat (Y), secara parsial dan simultan.

Langkah-langkah pengujian hipotesis dalam penelitian ini

adalah:

1) Pengujian hipotesis secara parsialp

a. pengaruh X1terhadap Y

Ho: 𝜌1 ≤ 0 (secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan antara Gaya Kepemimpinan terhadap Semangat

Kerja Guru.

Ha: 𝜌1 > 0 (secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara Gaya Kepemimpinan terhadap Semangat Kerja

Guru).

b. Pengaruh X2 terhadap Y

Ho: 𝜌2 ≤ 0 (secara parsial tidak terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan antara Komunikasi terhadap Semangat

Kerja Guru).

Ha: 𝜌2 > 0 (secara parsial terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan antara Komunikasi terhadap Semangat

Kerja Guru).
18

5. Pengujian hipotesis secara simultan

Ho: 𝜌1234 ≤ 0 (secara simultan tidak terdapat pengaruh

yang positif dan signifikan antara Gaya Kepemimpinan dan

Komunikasi terhadap Semangat Kerja Guru).

Ha: 𝜌1234 > 0 (secara simultan terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan antara Gaya Kepemimpinan dan

Komunikasi terhadap Semangat Kerja Guru)

Untuk menguji pengaruh antara variabel bebas dengan variabel

terikat secara simultan digunakan nilai significance F

dibandingkan dengan 𝛼 (5% = 0,05) dengan kriteria:

Ho Ditolak, jika significance 𝐹 < 0,05

Ha Diterima, jika significance 𝐹 ≥ 0,05

Teknik analisa Data

1.7 PenelitianTerdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang menjadi bahan acuan untuk

penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian Pertama, dalam bentuk skripsi oleh Ferdian dari

Universitas Malang pada tahun 2013. Hasil penelitian

adalah terdapat pengaruh antara. Penelitian dijadikan

referensi karena topic yang sama dengan penelitian yang

dilakukan. Perbedaan penelitian terdahulu dengan

penelitian yang dilakukan adalah sampel dalam penelitian

ini lebih besar dari pada penelitian terdahulu.


19

2. Penelitian Kedua, (Bentuk Penelitian, Nama kampus, nama

peneliti, tahun penelitian, metode penelitian, hasil

penelitian, alasan pemilihan penelitian terdahulu, apa

perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian

yang dilakukan).

3. Penelitian Ketiga (Bentuk Penelitian, Nama kampus, nama

peneliti, tahun penelitian, metode penelitian, hasil

penelitian, alasan pemilihan penelitian terdahulu, apa

perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian

yang dilakukan).

Anda mungkin juga menyukai