BERITA TERKINI
Ketorolac Efektif untuk Penanganan Migren Akut
T
injauan sistematik terbaru menunjukkan
bahwa ketorolac merupakan obat
yang efektif untuk penanganan
darurat migren akut derajat berat. Dalam
sebuah jurnal online Headache, Dr. Brian H.
Rowe dan koleganya di Universitas Alberta,
Edmonton, Alberta, Canada, mengatakan
ketorolac memberikan efek pereda nyeri yang
sebanding, tetapi lebih sedikit berpotensi
adiktif dibanding meperidine, dan lebih efektif
dibanding sumatriptan, tetapi mungkin
tidak seefektif kombinasi metoclopramide/
phenothiazine. Dr. Ryan Santon (director of
Emergency Medicine at University of Kentucky
Healthcare Good Samaritan Hospital in
Lexington), yang tidak terlibat dalam tinjauan
ini mengatakan bahwa ketorolac mungkin
merupakan obat paling baik untuk migren
dan nyeri batu ginjal.
Dr. Angela Gardner (Division of Emergency
Medicine, University of Texas Southwestern
Medical Center in Dallas) mengatakan ketorolac
telah sering digunakan dalam bagian terapi
REFERENSI:
Brooks M. Ketorolac helps migraine in the ED: Review. Medscape [Internet] 2013 [Cited 2013 Jan 31]. Available from: http://www.medscape.com/viewarticle/778260.
CDK-208/ vol. 40 no. 9, th. 2013
kombinasi untuk migren. Dikombinasikan
dengan obat-obat yang lain, ketorolac
meredakan nyeri dengan sangat baik. Yang
menjadi hambatan penggunaan ketorolac
adalah: Ketorolac tidak dapat diberikan pada
pasien yang lebih dari 65 tahun atau kurang
dari 18 tahun, pasien dengan gangguan
fungsi ginjal, atau pada mereka yang akan
menjalani operasi.
Untuk mempelajari keamanan dan efikasi
ketorolac parenteral untuk penanganan
darurat untuk pasien dewasa dengan migren
akut, Peneliti menelusuri berbagai database,
mencakup MEDLINE, EMBASE and Cochrane,
memasukkan studi-studi acak terkontrol
ketorolac sebagai terapi tunggal atau sebagai
terapi kombinasi dibandingkan dengan
plasebo atau terapi standar lainnya.
Dari 34 studi yang berpotensi relevan (kappa
= 0,915), tim peneliti memilih 8 studi yang
mencakup 321 pasien untuk diinklusikan
dalam tinjauan mereka, 141 pasien dirawat
dengan ketorolac.
Ketorolac dan meperidine memberikan skor
rasa nyeri yang sebanding pada 60 menit
(weighted mean difference, WMD = 0,31). Dalam
opini peneliti, ketorolac merupakan pilihan
obat yang lebih baik dalam penanganan
darurat terkait risiko penyalahgunaan dan
adiksi. Hal ini sejalan dengan rekomendasi
guideline yang menentang penggunaan
meperidine untuk migren.
Dr. Rowe dkk. juga melaporkan bahwa
ketorolac lebih efektif dibandingkan
sumatriptan intranasal (WMD -4,07). Tidak ada
perbedaan peredaan nyeri setelah 60 menit
antara ketorolac dan phenothiazine (WMD
0,82), tetapi heterogenitas dalam skor nyeri ini
tinggi. Profil efek samping sebanding antara
ketorolac dan kelompok pembanding.
Tidak ada studi yang secara jelas melaporkan
terjadinya relaps (kekambuhan), tetapi
penelitian menunjukkan bahwa obat berbasis
opioid meningkatkan risiko nyeri kepala
kambuhan dan pemberian steroid dpaat
mengurangi risiko kekambuhan nyeri kepala.
Studi lebih lanjut mengenai peranan
ketorolac dalam penanganan migren akut
akan bermanfaat, karena ketorolac belum
dibandingkan dengan terapi standar migren
lainnya seperti DHE, NSAID lain, triptan
subkutan/oral, sehingga belum dapat
ditentukan mana pilihan perawatan paling
baik.
Belum ada studi yang mempelajari efek aditif
ketorolac terhadap terapi migren lainnya,
sekalipun dalam praktiknya, banyak pasien
yang diberi beberapa obat sekaligus.
Simpulannya, ketorolac merupakan terapi yang
efektif dan memiliki tolerabilitas yang cukup
baik untuk migren akut. Diperlukan studi
lebih lanjut yang membandingkan ketorolac
dengan terapi standar migren lainnya untuk
mengetahui pilihan terapi yang paling baik
untuk migren.  (AGN)
703