Anda di halaman 1dari 34

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN
Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada

do
gu tingkat kasasi memutus sebagai berikut dalam perkara antara:
PT. CARGILL INDONESIA, yang diwakili oleh Direktur Tanty Sari,
berkedudukan di Wisma 46 Kota BNI, 28th Floor, Jalan Jend.

In
A
Sudirman Kav. 1, Jakarta Pusat 10220, dalam hal ini memberi
kuasa kepada Darmanto, S.H.,M.Hum., dan kawan-kawan, Para
ah

lik
Advokat, beralamat di Gedung Lina 2nd Floor, Suite 205A, Jalan
H.R. Rasuna Said Kav. B-7, Jakarta Selatan, berdasarkan Surat
am

ub
Kuasa Khusus tanggal 9 Februari 2016, sebagai Pemohon Kasasi
I juga Termohon Kasasi II dahulu Penggugat;
Lawan
ep
k

MUHAMMAD ABDUH, Warga Negara Indonesia, bertempat


ah

tinggal di Jalan Kasuari 10 Blok HB 8/8, RT.002/009, Pondok


R
Pancung, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, sebagai

si
Termohon Kasasi I juga Pemohon Kasasi II dahulu Tergugat II;

ne
ng

dan
TAUFIK HIDAYAT, Warga Negara Indonesia, bertempat tinggal di
Taman Tytian Kencana L4/14, Rt.004/006, Kelurahan Marga

do
gu

Mulya, Bekasi Utara, dalam hal ini memberi kuasa kepada Herman
Kadir, S.H.,M.Hum., dan kawan, Para Advokat, beralamat di Jalan
In
A

Abdullah Syafei Nomor A 17, Gudang Peluru, Tebet, Jakarta


Selatan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 2 Maret 2016;
ah

Turut Termohon Kasasi dahulu Tergugat I;


lik

Mahkamah Agung tersebut;


Membaca surat-surat yang bersangkutan;
m

ub

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata sekarang Pemohon


Kasasi I juga sebagai Termohon Kasasi II dahulu sebagai Penggugat telah
ka

ep

mengajukan gugatan terhadap Turut Termohon Kasasi dan Termohon Kasasi I


juga sebagai Pemohon Kasasi II dahulu sebagai Tergugat II dan Tergugat II di
ah

depan persidangan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri


R

Jakarta Pusat, pada pokoknya sebagai berikut:


es
M

ng

on
gu

Hal. 1 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Bahwa Penggugat merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri

si
pakan ternak, industri minyak kopra serta industri pengolahan coklat;
2. Bahwa Tergugat I adalah pekerja yang bekerja di Perusahaan Penggugat

ne
ng
sejak tanggal 15 Mei 1995 dengan jabatan terakhir sebagai Senior IT Analyst
dan menerima upah terakhir sebesar Rp29.392.668,00 (dua puluh sembilan
juta tiga ratus sembilan puluh dua ribu enam ratus enam puluh delapan

do
gu rupiah)/bulan;
3. Bahwa Tergugat II adalah pekerja yang bekerja di Perusahaan Penggugat

In
A
sejak tanggal 1 Februari 1998 dengan jabatan terakhir sebagai Senior IT
Analyst dan menerima upah terakhir sebesar Rp22.584.049,00 (dua puluh dua
ah

lik
juta lima ratus delapan puluh empat ribu empat puluh sembilan rupiah)/bulan;
4. Bahwa sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan usaha di perusahaan
Penggugat, berlaku ketentuan yang harus dipedomani oleh pengusaha dan
am

ub
pekerja yaitu Peraturan Perusahaan PT. Cargill Indonesia periode 2012 -
2014 dan perpanjangannya;
ep
5. Bahwa pada tahun 2014, Penggugat melakukan akselerasi dalam penggunaan
k

shared service dimana shared service dalam organisasi Cargill Business


ah

Service (CBS) akan dipusatkan dalam lokasi tertentu (sentralisasi) untuk


R

si
kemudian melayani kebutuhan regional/beberapa negara;
6. Bahwa salah satu fungsi yang masuk ke dalam bagian Cargill Business

ne
ng

Service (CBS) adalah divisi IT yang merupakan tempat bekerja Tergugat I


dan Tergugat II;

do
gu

7. Bahwa pada tanggal 20 Maret 2014, Divisi IT memutuskan dalam mengelola


pekerjaan infrastruktur regional yang sebelumnya dilakukan sendiri menjadi
dilakukan dengan menggunakan jasa pihak ketiga yaitu TCS;
In
A

8. Bahwa terkait adanya proses transisi divisi IT kepada pihak TCS. Penggugat
telah melakukan sosialisasi kepada pekerja pada tanggal 28 Maret 2014 dan
ah

lik

disampaikan bahwa proses transisi akan dilakukan pada tanggal 12


Desember 2014;
m

ub

9. Bahwa proses transisi Divisi IT yang semula dilakukan sendiri menjadi


dilakukan oleh pihak ketiga menyebabkan pengurangan jabatan posisi
ka

tertentu, yang mana sebagian jabatan yang tetap ada di dalam organisasi
ep

yang baru, melanjutkan pekerjaannya dengan pihak TCS dengan diputuskan


ah

terlebih dahulu hubungan kerjanya dengan Penggugat serta dibayarkan hak-


R

haknya sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. Sedangkan


es

terhadap sebagian jabatan yang tidak ada dalam organisasi yang baru,
M

ng

Penggugat melakukan pemutusan hubungan kerja;


on
gu

Hal. 2 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
10. Bahwa didalam Pasal 74 poin 7 huruf (a) Peraturan Perusahaan PT. Cargill

si
Indonesia periode 2012-2014 dan perpanjangannya menyatakan “atas
prakarsa Perusahaan berhubungan dengan suatu program reorganisasi/

ne
ng
rasionalisasi atau perubahan sistem kerja, sehingga Perusahaan terpaksa
melakukan PHK, maka karyawan kehilangan jabatannya, pekerjaan, maka
karyawan yang bersangkutan dapat diberhentikan dengan hormat melalui

do
gu prosedur Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 juncto peraturan
perundangan yang berlaku”;

In
A
11. Bahwa sesuai Pasal 74 poin 7 huruf (a) Peraturan Perusahaan PT. Cargill
Indonesia periode 2012-2014 dan perpanjangannya juncto Pasal 164 ayat 3
ah

lik
Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, terhadap
pekerja yang jabatannya tidak ada dalam organisasi yang baru, Penggugat
melakukan Pemutusan Hubungan Kerja dengan memberikan kompensasi
am

ub
uang pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang
penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3)
ep
dan uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal
k

156 ayat (4);


ah

12. Bahwa oleh karena jabatan/posisi Tergugat I dan Tergugat II sudah tidak
R

si
ada lagi dalam organisasi yang baru, sehingga Perusahaan melakukan
pemutusan hubungan kerja dengan Tergugat I dan Tergugat II. Namun,

ne
ng

Tergugat I dan Tergugat II menolak untuk di PHK sehingga Penggugat


memproses secara hukum berdasarkan peraturan perundang-undangan

do
gu

yang berlaku;
13. Bahwa secara hukum pemutusan hubungan kerja tersebut pekerja berhak
atas kompensasi sebesar 2 kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), 1 kali ketentuan
In
A

Pasal 156 ayat (3) & (4) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, sebagai berikut:
ah

lik

a. Taufik HidayatITergugat I
− Pesangon: 2 x 9 x Rp29.392.668,00 =Rp529.068.024,00
m

ub

− Penghargaan Masa Kerja: I x 7 x Rp29.392.668,00 =Rp205.748.676,00


− Penggantian perumahan dan pengobatan:
ka

15% x (Rp529.068.024,00 + Rp.205.748.676,00) =Rp110.222.505,00


ep

Total kompensasi =Rp845.039.205,00


ah

b. Muhammad Abduh/Tergugat II
R

− Pesangon: 2 x 9 x Rp22.584.049,00 =Rp406.512.882,00


es

− Penghargaan Masa Kerja: 1 x 6 x Rp22.584.049,00=Rp135.504.294,00


M

ng

− Penggantian perumahan dan pengobatan:


on
gu

Hal. 3 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
15% x (Rp406.512.882,00 + Rp135.504.294,00) = Rp81.302.576,00

si
Total kompensasi =Rp623.319.752,00
14. Bahwa oleh karena Tergugat I dan Tergugat II menolak untuk di PHK maka

ne
ng
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku, antara Penggugat
dengan Tergugat I dan Tergugat II telah dilakukan beberapa kali perundingan
bipartite pada tanggal 5 Oktober 2014, 20 Oktober 2014, 5 November 2014, 9

do
gu Desember 2014 dan 22 Januari 2015 namun tidak mencapai kesepakatan;
15. Bahwa oleh karena perundingan bipartite yang dilakukan beberapa kali telah

In
A
gagal dan sambil menunggu proses hukum pemutusan hubungan kerja,
maka Penggugat menerbitkan surat skorsing kepada pekerja Nomor
ah

lik
001/Skors/HRD/12-14 a.n Taufik Hidayat/Tergugat I dan Nomor 002/Skors/
HRD/12-14 a.n Muhammad Abduh/Tergugat II tertanggal 12 Desember 2014
yang berlaku efektif sejak tanggal 13 Desember 2014 dengan tetap membayar
am

ub
upah dan hak-hak pekerja lainnya yang biasa diterima setiap bulan;
16. Bahwa terhadap perselisihan tersebut telah dilakukan Mediasi oleh Mediator
ep
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Pusat dan
k

telah dikeluarkan surat Anjuran Nomor 708/-1.835.1 tertanggal 14 April 2015,


ah

yang pada pokoknya menganjurkan agar pihak perusahaan mempekerjakan


R

si
kembali Pekerja Sdr. Taufik Hidayat dan Sdr. Muhammad Abduh untuk
dikembalikan bekerja seperti biasa di Perusahaan;

ne
ng

17. Bahwa atas surat Anjuran Nomor 708/-1.835.1 tertanggal 14 April 2015
tersebut Penggugat melalui surat Nomor 120.hi.04.fd.15 tanggal 22 April

do
gu

2015 menyatakan menolak anjuran dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kota Administrasi Jakarta Pusat;
18. Bahwa dari beberapa alasan yang telah Penggugat sampaikan seperti
In
A

tersebut di atas, nyata dan jelas bahwa Penggugat dalam rangka memutus
hubungan kerja terhadap Tergugat I dan Tergugat II telah sesuai peraturan
ah

lik

perundang-undangan yang berlaku dan berdasarkan pula pada Pasal 74


poin 7 huruf (a) Peraturan Perusahaan PT. Cargill Indonesia periode 2012-
m

ub

2014 dan perpanjangannya, oleh karenanya sangatlah beralasan apabila


Pengadilan Hubungan Pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengabulkan
ka

gugatan Penggugat untuk memutus hubungan kerja terhadap Tergugat I dan


ep

Tergugat II terhitung sejak putusan dibacakan dengan memberikan kompensasi


ah

PHK sesuai Pasal 164 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003;
R

19. Bahwa gugatan Penggugat ini didasarkan pada alasan dan bukti-bukti yang
es

kuat, oleh karenanya sudah sepatutnya apabila gugatan Penggugat


M

ng

dikabulkan seluruhnya;
on
gu

Hal. 4 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat mohon kepada

si
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat agar
memberikan putusan sebagai berikut:

ne
ng
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan putus hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat I
dan Tergugat II karena reorganisasi/rasionalisasi sesuai ketentuan Pasal 74

do
gu poin 7 huruf (a) Peraturan Perusahaan PT. Cargill Indonesia periode 2012-
2014 dan perpanjangannya terhitung sejak putusan dibacakan;

In
A
3. Menetapkan kewajiban Penggugat untuk membayar kompensasi PHK Tergugat
I dan Tergugat II sesuai Pasal 164 ayat (3) Undang Undang Nomor 13 Tahun
ah

lik
2003 tentang Ketenagakerjaan berupa uang pesangon sebesar 2 (dua) kali
ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu)
kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak sebesar 1 (satu)
am

ub
kali ketentuan Pasal 156 ayat (4) dengan perincian sebagai berikut:
a. Taufik HidayatITergugat I
ep
− Pesangon: 2 x 9 x Rp29.392.668,00 =Rp529.068024,00
k

− Penghargaan Masa Kerja: 1 x 7 x Rp29.392668,00 =Rp205.748,676,00


ah

− Penggantian perumahan dan pengobatan:


R

si
15% x (Rp529.068.024,00 + Rp205.148.676,00)
=Rp110.222.505,00

ne
ng

Total kompensasi =Rp845.039.205,00


b. Muhammad AbduhITergugat II

do
gu

− Pesangon: 2 x 9 x Rp22.584.049,00 =Rp406.512.882,00


− Penghargaan Masa Kerja: 1 x 6 x Rp22.584.049,00 = Rp135.504.294,00
− Penggantian perumahan dan pengobatan:
In
A

15% x (Rp406.512.882,00 + Rp135.504.294,00) = Rp81.302.576,00


Total kompensasi =Rp623.319.752,00
ah

lik

4. Menetapkan biaya perkara menurut hukum;


Atau apabila Majelis Hakim Yang Terhormat berpendapat lain, Penggugat
m

ub

mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);


Bahwa, terhadap gugatan tersebut di atas, Tergugat I mengajukan
ka

eksepsi yang pada pokoknya sebagai berikut:


ep

Bahwa gugatan Penggugat tidak jelas (obscuur libel) dimana yang menjadi
ah

alasan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja tidak memiliki dasar hukum
R

dan bertentangan dengan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


es

Ketenagakerjaan juncto Peraturan Perundangan yang berlaku;


M

ng

on
gu

Hal. 5 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Bahwa Tergugat I adalah pekerja yang bekerja pada Penggugat sejak

si
tanggal 15 Mei 1995, hingga saat ini Tergugat I telah bekerja pada
Penggugat selama 20 (dua puluh) tahun, dengan jabatan terakhir sebagai

ne
ng
Senior IT Analyst, dimana dengan sisa waktu kurang lebih 3 (tiga) tahun lagi
Tergugat I akan memasuki masa pensiunnya;
2. Bahwa Penggugat dalam perkara a quo mendalilkan bahwa yang menjadi

do
gu alasan Penggugat mengajukan gugatan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
terhadap Tergugat I adalah Penggugat melakukan akselerasi dalam

In
A
penggunaan shared service dalam organisasi Cargill Business Service
(CBS) akan dipusatkan dalam lokasi tertentu (sentralisasi) untuk kemudian
ah

lik
melayani kebutuhan regional/beberapa Negara dan salah satu fungsi yang
masuk ke dalam bagian Cargill Business Service (CBS) adalah Divisi IT
yang merupakan tempat bekerja Tergugat I, hingga pada tanggal 20 Maret
am

ub
2014, Divisi IT memutuskan dalam mengelola pekerjaan infrastruktur
regional yang sebelumnya dilakukan sendiri menjadi dilakukan dengan
ep
menggunakan jasa pihak ketiga yaitu TCS;
k

3. Bahwa dengan tegas dan jelas diakui oleh Penggugat bahwa Divisi IT
ah

tempat Tergugat I bekerja, sejak tanggal 20 Maret 2014 diputuskan dalam


R

si
mengelola pekerjaan infrastruktur regional yang sebelumnya dilakukan
sendiri menjadi dilakukan dengan menggunakan jasa pihak ketiga

ne
ng

(outsourcing) yaitu TCS;


4. Bahwa yang menjadi dasar Penggugat mengajukan Pemutusan Hubungan

do
gu

Kerja (PHK) terhadap Tergugat I adalah Peraturan Perusahaan (PPTM)


PT. Cargill Indonesia periode 2012 - 2014 dan perpanjangannya, Pasal 74
poin 7 huruf (a) yang menyatakan “Atas prakarsa perusahaan berhubungan
In
A

dengan suatu program reorganisasi/rasionalisasi atau perubahan sistem


kerja, sehingga perusahaan terpaksa melakukan PHK, maka karyawan
ah

lik

kehilangan jabatannya/pekerjaan, maka karyawan yang bersangkutan dapat


diberhentikan dengan hormat melalui prosedur Undang Undang Nomor 13
m

ub

Tahun 2003 juncto Peraturan Perundangan yang berlaku”;


5. Bahwa Penggugat berdasarkan Peraturan Perusahaan PT. Cargill Indonesia
ka

periode 2012 - 2014 dan perpanjangannya, Pasal 74 poin 7 huruf (a) juncto
ep

Pasal 164 ayat (3) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
ah

Ketenagakerjaan, terhadap pekerja yang jabatannya tidak ada dalam


R

organisasi yang baru, Penggugat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja


es

terhadap Tergugat I;
M

ng

on
gu

Hal. 6 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
6. Bahwa alasan-alasan Penggugat tersebut di atas secara fakta telah

si
bertentangan dengan ketentuan Pasal 164 ayat (3) Undang Undang Nomor
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang menyatakan Pengusaha

ne
ng
dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena
perusahaan tutup bukan karena mengalami kerugian 2 (dua) tahun berturut-
turut atau bukan karena keadaan memaksa (force majeur) tetapi perusahaan

do
gu melakukan efisiensi dengan ketentuan pekerja/buruh berhak atas pesangon
sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa

In
A
kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (4);
7. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 164 ayat (3) Undang Undang Nomor 13
ah

lik
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan secara tegas diatur bahwa Pengusaha
bisa melakukan PHK karena perusahaan tutup yang disebabkan bukan
karena mengalami kerugian 2 (dua) tahun berturut-turut atau bukan karena
am

ub
keadaan memaksa (force majeur) tetapi perusahaan melakukan efisiensi,
maka sangat jelas diatur bahwa PHK bisa dilakukan oleh Perusahaan
ep
terhadap pekerjanya karena perusahaan tutup, tetapi pada perkara a quo
k

Penggugat sebagai Perusahaan Penanaman Asing (PMA) pada faktanya


ah

adalah Perusahaan yang masih beroperasi dan tidak menutup usahanya;


R

si
8. Bahwa untuk mempermudah penafsiran, berikut Tergugat I akan mengutip
keseluruhan isi Pasal 164 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

ne
ng

Ketenagakerjaan, sebagai berikut:


(1) Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap

do
gu

pekerja/buruh karena perusahaan tutup yang disebabkan perusahaan


mengalami kerugian secara terus menerus selama 2 (dua) tahun, atau
keadaan memaksa (force majeur), dengan ketentuan pekerja/buruh berhak
In
A

atas uang pesangon sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2)
uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156
ah

lik

ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4);
(2) Kerugian perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus
m

ub

dibuktikan dengan laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir yang telah


diaudit oleh akuntan publik;
ka

(3) Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap


ep

pekerjalburuh karena perusahaan tutup bukan karena mengalami


ah

kerugian 2 (dua) tahun berturut-turut atau bukan karena keadaan


R

memaksa (force majeur) tetapi perusahaan melakukan efisiensi, dengan


es

ketentuan pekerja/buruh berhak atas uang pesangon sebesar 2 (dua) kali


M

ng

ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja sebesar 1
on
gu

Hal. 7 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak

si
sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4);
9. Bahwa dengan adanya ketentuan di dalam Pasal 164 Undang Undang Nomor

ne
ng
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menjadi penekanannya adalah
pada Klausul “perusahaan tutup”, karena Pasal 164 ini mengatur mengenai
alasan bagi perusahaan untuk melakukan PHK terhadap pekerja/buruh karena

do
gu perusahaan tutup, bukan karena alasan lainnya;
10. Bahwa dengan demikian, kata efisiensi yang terdapat di dalam Pasal 164

In
A
ayat (3) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
tidak dapat diartikan bahwa hal tersebut menjadi dasar perusahaan
ah

lik
(Penggugat) untuk melakukan PHK terhadap pekerja (Tergugat I) dengan
kata lain “mengefisienkan jumlah tenaga kerja” dikarenakan Divisi IT tempat
Tergugat I bekerja memutuskan sejak tanggal 20 Maret 2014 pengelolaan
am

ub
infrastruktur regionalnya diserahkan pengelolaannya pada jasa pihak ketiga
yaitu TCS, yang menyebabkan pengurangan jabatan posisi tertentu dan
ep
pengurangan tersebut terjadi karena Penggugat yang menggunakan jasa
k

pihak ketiga untuk menggantikan posisi kerja yang sebelumnya dilakukan


ah

oleh Tergugat I, dengan cara mem-PHK Tergugat I. Namun, efisiensi harus


R

si
diartikan bahwa PHK dapat dilakukan perusahaan apabila perusahaan tutup,
dan tutupnya perusahaan adalah sebagai benfuk efisiensi, atau dengan kata

ne
ng

lain pengusaha melakukan efisiensi caranya dengan menutup perusahaan”;


11. Bahwa seharusnya dasar dilakukan efisiensi harus memiliki alasan yang

do
gu

kuat diantaranya:
− Adanya kelebihan karyawan, dimana pada suatu bidang pekerjaan
terdapat kelebihan jumlah karyawan dan kelebihan karyawan tersebut
In
A

bukan dikarenakan adanya pengalihan pengelolaan pekerjaan pada


Pihak Ketiga;
ah

lik

− Adanya Faktor Teknologi, misalnya pintu masuk jalan tol. Jika dahulu
dijaga oleh pekerja untuk menyerahkan tiket tol, kini menggunakan mesin
m

ub

penjaga;
12. Bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas terbukti bahwa alasan
ka

pengajuan PHK yang dilakukan oleh Penggugat terhadap Tergugat I tidak


ep

memiliki alasan yang jelas (obscuur libel) dan bertentangan dengan Undang
ah

Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dimana alasan


R

Penggugat mengajukan PHK terhadap Tergugat I dengan alasan adanya


es

suatu program reorganisasi/rasionalisasi atau perubahan sistem kerja,


M

ng

sehingga perusahaan terpaksa melakukan PHK, yang disamakan dengan


on
gu

Hal. 8 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
alasan efisiensi pada ketentuan Pasal 164 ayat (3) Undang Undang Nomor

si
13 Tahun 2003, dan hal tersebut sangat kontradiktif dengan pengakuan
secara tegas yang disampaikan oleh Penggugat bahwa pada Divisi IT tempat

ne
ng
Tergugat I bekerja, sejak tanggal 20 Maret 2014 memutuskan dalam
mengelola pekerjaan infrastruktur regional yang sebelumnya dilakukan sendiri
menjadi dilakukan dengan menggunakan jasa pihak ketiga dan bukan dengan

do
gu dasar alasan efisiensi sebagaimana yang dimaksud dengan Pasal 164 ayat
(3) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dimana

In
A
PHK dapat dilakukan karena perusahaan tutup bukan karena mengalami
kerugian 2 (dua) tahun berturut-turut atau bukan karena keadaan memaksa
ah

lik
(force majeur) tetapi perusahaan melakukan efisiensi dengan menutup
perusahaan;
13. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, membuktikan bahwa yang
am

ub
menjadi alasan Penggugat dalam perkara a quo terhadap Tergugat I tidak
jelas (obscuur libel) dan bertentangan dengan peraturan perundang-
ep
undangan, maka sudah selayaknya Majelis Hakim Pengadilan Hubungan
k

Industrial pada Pengadilan Negen Jakarta Pusat yang memeriksa perkara


ah

a quo menerima eksepsi yang diajukan oleh Tergugat I;


R

si
Bahwa, terhadap gugatan tersebut, Tergugat I mengajukan gugatan balik
(Rekonvensi) pada pokoknya sebagai berikut:

ne
ng

1. Bahwa dalil-dalil yang telah dipergunakan dalam Konvensi dianggap


dipergunakan kembali dalam Rekonvensi;

do
gu

2. Bahwa Tergugat I Konvensi dalam kedudukannya sekarang sebagai


Penggugat Rekonvensi akan mengajukan gugatan balik terhadap Penggugat
Konvensi dalam kedudukannya sekarang sebagai Tergugat Rekonvensi;
In
A

Bahwa PT Cargill Indonesia (Tergugat Rekonvensi) adalah perusahaan


Penanaman Modal Asing (PMA) yang berkembang pesat dan terus menerus
ah

lik

melakukan investasi di Indonesia dengan nilai investasi hingga trilyunan rupiah;


3. Bahwa Tergugat Rekonvensi adalah perusahaan Penanaman Modal Asing
m

ub

(PMA) yang berdiri sejak tahun 1974 (berdasarkan laman PT. Cargill
Indonesia di http: jlwww.cargill.co.id/id/index.isp) yang dimulai dengan
ka

mendirikan pabrik pakan ternak skala kecil di Gunung Putri Bogor, Jawa
ep

Barat, yang hingga kini telah mempekerjakan kurang Iebih 26.000 (dua puluh
ah

enam ribu) karyawan di Indonesia dan memiliki 152.000 (seratus lima puluh
R

dua ribu) karyawan di 67 (enam puluh tujuh) negara yang telah melakukan
es

ekspansi bidang usaha di Indonesia meliputi pengumpulan, pemrosesan,


M

ng

penanganan, pengiriman, dan pemasaran produk pertanian, makanan, dan


on
gu

Hal. 9 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
energi serta jasa terkait termasuk pakan ternak, kakao, biji-bijian & minyak

si
nabati, minyak kelapa sawit dan gula;
4. Bahwa Tergugat Rekonvensi memiliki kantor pusat di Jakarta, yang beralamat

ne
ng
di Wisma 46 - Kota BNI, Lantai 28 - Suite 2801, Jalan Jend. Sudirman Kav I -
Jakarta dan Kantor-kantor Perwakilan diantaranya di Medan dan Amurang -
Sulawesi Selatan untuk bidang usaha Biji-Bijian dan Minyak Nabati, di

do
gu Makassar - Sulawesi Selatan untuk bidang usaha Kakao, di Musi Banyuasin
- Sumatera Selatan dan Ketapang - Kalimantan Barat untuk bidang usaha

In
A
minyak kelapa sawit dan bidang pakan ternak tersebar di Bogor, Serang,
Pasuruan, Makassar, Semarang, hingga Medan;
ah

lik
5. Bahwa Tergugat Rekonvensi pada tanggal 10 Desember 2014, telah
mengumumkan akan menambah investasinya di Indonesia hingga mencapai
US $ 1 Miliar (satu miliar Dollar Amerika) yang jika dikurskan pada rupiah
am

ub
mencapai nilai hingga kurang Iebih 13 Triliun rupiah;
(berdasarkan http://bisnis.liputan.com/read/2145807/perusahaan-pangan-
ep
cargill-tambah-investasi-us-1-miliar-diri dan http://finance.detikcom/read/
k

2014/12110/213549/2773877110361);
ah

Bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas membuktikan bahwa Tergugat


R

si
Rekonvensi merupakan Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) yang
terus-menerus melakukan investasi dan pengembangan usahanya di

ne
ng

Indonesia hingga mencapai triliunan rupiah hingga hal tersebut bertentangan


dengan adanya perkara a quo, dimana Tergugat Rekonvensi mengajukan

do
gu

gugatan PHK terhadap Tergugat I Konvensi/Penggugat Rekonvensi dengan


alasan adanya reorganisasi/rasionalisasi dengan alasan karena Divisi IT
tempat Tergugat I Konvensi/Penggugat Rekonvensi bekerja, pengelolaan
In
A

pekerjaan infrastruktur regional yang sebelumnya dilakukan sendiri menjadi


dilakukan dengan menggunakan jasa pihak ketiga yaitu CBS, yang dijadikan
ah

lik

alasan untuk mengajukan PHK terhadap Tergugat I dengan alasan efisiensi


berdasarkan Pasal 164 ayat (3) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003
m

ub

tentang Ketenagakerjaan dimana yang menjadi alasan PHK menurut Pasal


164 ayat (3) tersebut adalah adanya perusahaan tutup, tetapi faktanya
ka

Tergugat Rekonvensi adalah perusahaan aktif yang melakukan investasi


ep

dibidang usahanya hingga mencapai Trilyunan rupiah hingga saat ini dan
ah

bukan perusahaan yang menutup usahanya karena alasan efisiensi;


R

Bahwa Tergugat I Konvensi/Penggugat Rekonvensi adalah pekerja yang telah


es

mendedikasikan dirinya bekerja pada Tergugat Rekonvensi selama 20 tahun


M

ng

dalam bidang IT dengan jabatan terakhir sebagai Senior IT Analyst.


on
gu

Hal. 10 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
7. Bahwa Tergugat I Konvensi/Penggugat Rekonvensi adalah Pekerja yang

si
telah bekerja pada Tergugat Rekonvensi selama 20 (dua puluh) tahun, sejak
tanggal 15 Mei 1995 hingga sekarang dengan jabatan terakhir sebagai

ne
ng
Senior IT Analyst, dimana Tergugat I Konvensi/Penggugat Rekonvensi
bekerja mulai dari nilai upah yang diterima sebesar Rp1.500.000,00 (satu
juta lima ratus ribu rupiah) hingga Tergugat I memperoleh upah sebesar

do
gu Rp29.392.668,00 (dua puluh sembilan juta tiga ratus sembilan puluh dua ribu
enam ratus enam puluh delapan rupiah);

In
A
8. Bahwa selama bekerja Tergugat I Konvensi/Penggugat Rekonvensi telah
memperoleh penghargaan berupa penghargaan dari Tergugat Rekonvensi
ah

lik
secara berturut-turut yaitu penghargaan kesetiaan bekerja selama 5 (lima
tahun) berupa piagam penghargaan, penghargaan kesetiaan bekerja selama
10 (sepuluh) tahun dan penghargaan kesetiaan bekerja selama 15 (lima
am

ub
belas) tahun berupa cincin emas dari Tergugat Rekonvensi;
9. Bahwa selama bekerja pada Tergugat Rekonvensi, Tergugat I Konvensi/
ep
Penggugat Rekonvensi tidak pernah sekalipun mendapat Surat Peringatan
k

dari Tergugat Rekonvensi;


ah

10. Bahwa atas prestasi kerja Tergugat I Konvensi/Penggugat Rekonvensi telah


R

si
memperoleh kesempatan beberapa kali training yang diberikan oleh
Tergugat Rekonvensi seperti tersebut dibawah ini:

ne
ng

− Training jaringan internal Cargill di Singapore pada tahun 1993;


− Training Caigill Global Office pada bulan September 1998;

do
gu

− Training IT Project Management pada tahun 2000;


− Training Supervisor Skill pada tahun 2002;
− Training Communication Skill pada tahun 2002;
In
A

− Training time management pada tahun 2010;


11. Bahwa diantara Tergugat I Konvensi/Penggugat Rekonvensi dengan Tergugat
ah

lik

Rekonvensi telah terjadi hubungan kerja yang sangat harrnonis yang


dibuktikan dengan masa kerja Tergugat I Konvensi/Penggugat Rekonvensi
m

ub

selama 20 tahun pada Tergugat Rekonvensi tanpa adanya sekalipun dari


Tergugat Rekonvensi memberikan peringatan terhadap Tergugat I
ka

Konvensi/Penggugat Rekonvensi dan harmonisasi hubungan kerja


ep

tersebutpun terwujud melalui adanya penghargaan atas kesetiaan bekerja


ah

yang diberikan oleh Tergugat Rekonvensi kepada Tergugat I Konvensi/


R

Penggugat Rekonvensi selama 15 (lima belas) tahun secara berturut-turut


es

setiap 5 (lima) tahun sekaIi;


M

ng

on
gu

Hal. 11 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
12. Bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas membuktikan bahwa

si
Tergugat I Konvensi/Penggugat Rekonvensi adalah Pekerja yang sangat
berdedikasi dan memiliki performa yang baik dalam melakukan pekerjaan

ne
ng
hingga tidak beralasan bagi Tergugat Rekonvensi untuk mengajukan PHK
dalam perkara a quo terhadap Tergugat I Konvensi/Penggugat Rekonvensi;
13. Bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 19/PUU-IX/2011

do
gu tanggal 20 Juni 2012, tentang Pengujian terhadap Pasal 164 ayat (3)
Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan bahwa

In
A
PHK merupakan pilihan terakhir sebagai upaya untuk melakukan efisiensi
perusahaan setelah sebelumnya dilakukan upaya-upaya yang lain dalam
ah

lik
rangka efisiensi tersebut. Berdasarkan hal tersebut menurut Mahkamah,
perusahaan tidak dapat melakukan PHK sebelum menempuh upaya-upaya
sebagai berikut: (a) Mengurangi upah dan fasilitas pekerja tingkat atas
am

ub
misalnya tingkat manager dan direktur (b) membatasi/menghapus kerja
Iembur (c) mengurangi jam kerja; (d) mengurangi hari kerja; (e) meliburkan
ep
atau merumahkan pekerja/buruh secara bergilir untuk sementara waktu; (1)
k

tidak atau memperpanjang kontrak bagi pekerja yang sudah habis masa
ah

kontraknya; (g) memberikan pensiun bagi yang sudah memenuhi syarat.


R

si
Karena pada hakikatnya tenaga kerja harus dipandang sebagai salah satu
aset perusahaan. maka efisiensi saja tanpa penutupan perusahaan tidak

ne
ng

dapat dijadikan alasan untuk melakukan PHK;


14. Bahwa Berdasarkan Putusan Nomor 19/PUU-IX/2011 tanggal 20 Juni 2012

do
gu

tentang Pengujian terhadap Pasal 164 ayat (3) Undang Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Mahkamah Konstitusi dalam
putusannya menyatakan bahwa norma Pasal 164 ayat (3) Undang Undang
In
A

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan guna menegakkan keadilan


dalam menentukan frasa perusahaan tutup dalam Pasal 164 ayat (3)
ah

lik

Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tetap konstitusional sepanjang


dimaknai perusahaan tutup permanen atau perusahaan tutup tidak untuk
m

ub

sementara waktu;
15. Bahwa berdasarkan Putusan MK Nomor 19/PUU-IX/2011 tanggal 20 Juni
ka

2012, tentang Pengujian terhadap Pasal 164 ayat (3) Undang Undang
ep

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan bahwa yang menjadi dasar


ah

gugatan PHK yang dilakukan oleh Tergugat Rekonvensi berdasarkan Pasal


R

164 ayat (3) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 dapat dilakukan apabila
es

perusahaan Tergugat Rekonvensi tutup permanen;


M

ng

on
gu

Hal. 12 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat Rekonvensi

si
mohon kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat agar memberikan putusan sebagai berikut:

ne
ng
Dalam Pokok Perkara
1. Mengabulkan gugatan Rekonvensi seluruhnya;
2. Menyatakan hubungan kerja antara Tergugat Konvensi/Penggugat

do
gu Rekonvensi dengan Tergugat Rekonvensi tidak pernah terputus;
3. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk memanggil dan memperkerjakan

In
A
kembali Tergugat I Konvensi/Penggugat Rekonvensi pada jabatan dan
kedudukan semula dan setara;
ah

lik
4. Menetapkan biaya perkara menurut hukum;
Atau : Apabila Mejelis Hakim pemeriksa perkara a quo berpendapat lain, mohon
keadilan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);
am

ub
Bahwa, terhadap gugatan tersebut di atas, Tergugat II mengajukan
eksepsi yang pada pokoknya sebagai berikut:
ep
Bahwa dalam gugatannya Penggugat mendalilkan efisiensi sebagai
k

dasar hukum gugatannya, fakta yang sebenarnya adalah implementasi proyek


ah

Managed Service atau Layanan Terkelola dari Penggugat atau lebih dikenal
R

si
sebagai outsourcing melalui penggantian karyawan tetap infrastruktur IT dengan
karyawan vendor outsourcing untuk pekerjaan tetap yang sebelumnya dilakukan

ne
ng

oleh Tergugat II. Program atau proyek tersebut jelas bertentangan dengan
Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 59 ayat 2 yang melarang

do
gu

outsourcing terhadap pekerjaan tetap. Pasal tersebut menyatakan, perjanjian


kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang besifat
tetap. Maka gugatan dengan dalil efisiensi tersebut adalah keliru karena tanpa
In
A

didukung fakta-fakta yang sebenarnya terjadi. Selain itu, Penggugat juga


mendalilkan PHK menggunakan Pasal 164 ayat (3) Undang Undang Nomor 13
ah

lik

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menyatakan: “Pengusaha dapat


melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena
m

ub

perusahaan tutup bukan karena mengalami kerugian 2 (dua) tahun berturut-


turut atau bukan karena keadaan memaksa (force majeur) tetapi perusahaan
ka

melakukan efisiensi, dengan ketentuan pekerja/buruh berhak atas uang


ep

pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan
ah

masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang
R

penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4).”;


es

Sesuai putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 19/PUU-IX/2011, menyatakan


M

ng

Pasal 164 ayat (3) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
on
gu

Hal. 13 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39,

si
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279) pada frasa
“perusahaan tutup” tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak

ne
ng
dimaknai “perusahaan tutup permanen atau perusahaan tutup tidak untuk
sementara waktu”. Perusahaan Penggugat hingga saat ini masih operasional
atau beroperasi secara normal atau tidak tutup permanen jadi penggunaan dalil

do
gu Pasal 164 ayat (3) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tidak memenuhi
persyaratan hukum;

In
A
Bahwa dengan terbuktinya alasan dan dasar hukum pengajuan penetapan PHK
lemah secara yuridis, maka mengakibatkan gugatan menjadi kabur dan tidak
ah

lik
jelas (obscuur libel), oleh karenanya posita Penggugat tidak memenuhi asas
jelas dan tegas (een duidelijke en bepaalde conclusie) sebagaimana diatur
dalam Pasal 8 ayat (3) RV. Bahwa dengan demikian patutlah kiranya demi
am

ub
hukum, Majelis Hakim yang terhormat menyatakan gugatan tidak dapat diterima
(niet ontvankelijk verklaard);
ep
Bahwa, terhadap gugatan tersebut, Tergugat II mengajukan gugatan
k

balik (Rekonvensi) pada pokoknya sebagai berikut:


ah

1. Bahwa Tergugat II dalam Konvensi mohon disebut sebagai Penggugat


R

si
Rekonvensi dan Penggugat dalam Konvensi sebagai Tergugat Rekonvensi
untuk keadilan dalam perkara ini;

ne
ng

2. Bahwa segala dalil-dalil yang telah dipergunakan dalam konvensi di atas,


mohon dianggap dan dipergunakan kembali untuk alasan gugatan dalam

do
gu

rekonvensi;
3. Bahwa Tergugat Rekonvensi merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang industri pakan ternak, industri minyak kopra serta industri pengolahan
In
A

coklat;
4. Bahwa Penggugat Rekonvensi telah bekerja pada Penggugat (PT. Cargill
ah

lik

Indonesia) sejak 1 Februari 1998 dengan jabatan terakhir sebagai Senior IT


Analyst dan job band professional dan menerima upah terakhir sebesar
m

ub

Rp22.584.049,00 (dua puluh dua juta lima ratus delapan puluh empat ribu
empat puluh sembilan rupiah) per bulan;
ka

5. Bahwa Penggugat Rekonvensi dalam masa kerjanya bekerja dengan baik,


ep

profesional dan hingga saat ini tidak pernah menerima surat peringatan dari
ah

Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi;


R

6. Bahwa Tergugat Rekonvensi akan melakukan program Managed Service/


es

Layanan Terkelola atau outsourcing pada bagian IT lnfrastruktur tempat


M

ng

Tergugat II Konvensi/Penggugat Rekonvensi bekerja. Pihak ketiga atau


on
gu

Hal. 14 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
vendor TCS ditunjuk untuk melakukan pekerjaan outsourcing tersebut.

si
Pekerjaan yang dilakukan pihak outsourcing atau TCS adalah sama dengan
pekerjaan tetap yang sebelumnya dilakukan oleh Penggugat Rekonvensi;

ne
ng
Tindakan Tergugat Rekonvensi tersebut jelas bertentangan dengan Undang
Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 59 ayat 2;
7. Bahwa Peraturan Perusahaan PT. Cargill Indonesia periode 2012-2014 Pasal

do
gu 74 poin 7 huruf (a) menyatakan “Atas prakarsa perusahaan berhubungan
dengan suatu program reorganisasi/rasionalisasi atau perubahan sistem

In
A
kerja, sehingga perusahaan terpaksa melakukan PHK, maka karyawan
kehilangan jabatannya/Pekerjaan, maka karyawan yang bersangkutan dapat
ah

lik
diberhentikan dengan hormat melalui prosedur Undang Undang Nomor 13
Tahun 2003 juncto Peraturan Perundangan yang berlaku”;
Pada pernyataan tersebut hanya menyatakan program reorganisasi/
am

ub
rasionalisasi atau perubahan sistem kerja, yang dapat mengakibatkan
terjadinya PHK akan mengikuti Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 serta
ep
peraturan perundangan yang berlaku. Karena tidak ada dasar hukum pada
k

Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 serta peraturan perundangan yang


ah

berlaku yang memenuhi persyaratan hukum yang digunakan Tergugat


R

si
Rekonvensi, maka PHK yang diajukan tersebut tidak memenuhi ketentuan
Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003;

ne
ng

8. Bahwa gugatan yang diajukan Tergugat Rekonvensi berdasarkan Undang


Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 164 ayat 3 tidak memenuhi

do
gu

persyaratan hukum yang berlaku karena kondisi perusahaan sedang


beroperasi bahkan tumbuh dan berkembang;
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat Rekonvensi
In
A

mohon kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri


Jakarta Pusat agar memberikan putusan sebagai berikut:
ah

lik

1. Mengabulkan gugatan rekonvensi dari Penggugat Rekonvensi untuk


seluruhnya;
m

ub

2. Memerintahkan Tergugat Rekonvensi untuk mencabut Surat Skorsing


Nomor 002/Skors/HRD/12-15 dan mempekerjakan kembali Penggugat
ka

Rekonvensi pada jabatan dan pekerjaan sebelumnya, sejak tanggal putusan


ep

dibacakan, walaupun ada verzet, kasasi atau upaya hukum Iainnya dari
ah

Tergugat Rekonvensi;
R

3. Memerintahkan Tergugat Rekonvensi untuk mengembalikan hak-hak yang


es

diterima Penggugat Rekonvensi seperti sebelum dikeluarkannya surat


M

ng

on
gu

Hal. 15 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
skorsing Nomor 002/Skors/HRD/12-15 sejak tanggal putusan dibacakan

si
walaupun ada upaya kasasi atau upaya hukum lain dari Tergugat Rekonvensi;
4. Menyatakan program Managed Service atau Layanan Terkelola dari

ne
ng
Tergugat Rekonvensi bertentangan dengan Undang Undang Nomor 13
Tahun 2003 Pasal 59 ayat 2 sepanjang layanan tersebut berupaya
menggantikan karyawan tetap Tergugat Rekonvensi dengan karyawan

do
gu outsourcing atau pihak ketiga;
5. Menyatakan gugatan Tergugat Rekonvensi dalam perkara ini yang

In
A
menggunakan dasar hukum Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal
164 ayat 3 tidak sah secara hukum;
ah

lik
6. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara;
Atau
Apabila Ketua Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta
am

ub
Pusat cq Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara berpendapat
lain, mohon untik memberikan putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);
ep
Bahwa, terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial pada
k

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memberikan putusan Nomor


ah

104/Pdt.Sus.PHI/2015/PN.Jkt.Pst., tanggal 25 Januari 2016 yang amarnya


R

si
sebagai berikut:
Dalam Konvensi:

ne
ng

Dalam Eksepsi:
Menolak eksepsi Para Tergugat;

do
gu

Dalam Pokok Perkara:


1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;
2. Menyatakan “putus” hubungan kerja antara Penggugat dengan Para
In
A

Tergugat sejak putusan ini diucapkan;


3. Menetapkan dan mewajibkan Penggugat untuk membayar uang kompensasi
ah

lik

PHK kepada Tergugat I sebesar Rp1.183.054.887,00 (satu miliar seratus


delapan puluh tiga juta lima puluh empat ribu delapan ratus delapan tujuh
m

ub

rupiah) dan kepada Tergugat II sebesar Rp857.064.659,55 (delapan ratus


lima puluh tujuh juta enam puluh empat ribu enam ratus lima puluh sembilan
ka

koma lima puluh lima rupiah);


ep

4. Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya;


ah

Dalam Rekonvensi
R

- Menolak gugatan Para Pengguat Rekonvensi untuk seluruhnya;


es

Dalam Konvensi Dan Rekonvensi


M

ng

on
gu

Hal. 16 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Menghukum Penggugat Konvensi/Tergugat Konvensi untuk membayar biaya

si
perkara sebesar Rp741.000,00 (tujuh ratus empat puluh satu ribu rupiah);
Menimbang, bahwa Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada

ne
ng
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut telah diucapkan dengan hadirnya
Penggugat dan Tergugat II pada tanggal 25 Januari 2016, terhadap putusan
tersebut Penggugat melalui kuasanya berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal

do
gu 9 Februari 2016 dan Tergugat II mengajukan permohonan kasasi masing-
masing pada tanggal 11 Februari 2016, sebagaimana ternyata dari Akta

In
A
Permohonan Kasasi Nomor 20/Srt.Kas/PHI/2016/PN Jkt Pst., juncto Nomor
104/Pdt.Sus-PHI/2015/PN Jkt Pst., dan Nomor 21/Srt.Kas/PHI/2016/PN Jkt Pst.,
ah

lik
juncto Nomor 104/Pdt.Sus-PHI/2015/PN Jkt Pst., yang dibuat oleh Panitera
Muda Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,
permohonan tersebut diikuti dengan memori kasasi yang diterima di
am

ub
Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat pada tanggal 24 Februari 2016 dan 19 Februari 2016;
ep
Bahwa memori kasasi dari Pemohon Kasasi I juga Termohon Kasasi II/
k

Penggugat tersebut telah disampaikan kepada Termohon Kasasi I juga


ah

Pemohon Kasasi II/Tergugat II dan Turut Termohon Kasasi/Tergugat I masing-


R

si
masing pada tanggal 25 Februari 2016, kemudian Tergugat I mengajukan
kontra memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan

ne
ng

Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 14 Maret 2016;
Bahwa memori kasasi dari Pemohon Kasasi II Juga Termohon Kasasi

do
gu

I/Tergugat II tersebut telah disampaikan kepada Termohon Kasasi II juga


Pemohon Kasasi I/Penggugat pada tanggal 21 Maret 2016, kemudian
Penggugat mengajukan kontra memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan
In
A

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada


tanggal 1 April 2016;
ah

lik

Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta keberatan-


keberatannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan
m

ub

dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang,
sehingga permohonan kasasi tersebut secara formal dapat diterima;
ka

Menimbang, bahwa keberatan-keberatan kasasi yang diajukan oleh


ep

Pemohon Kasasi I/Penggugat dalam memori kasasinya pada pokoknya adalah:


ah

I. Judex Facti tidak berwenang atau melampaui batas wewenang dan salah
R

menerapkan hukum dalam menghitung pesangon Para Tergugat.


es

1. Bahwa pertimbangan hukum Judex Facti halaman 47 alinea 3


M

ng

menyatakan "Menimbang, bahwa menurut Majelis Hakim penyelesaian


on
gu

Hal. 17 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang adil, tepat dan realistis bagi para pihak dalam perkara ini adalah

si
dengan menyatakan "putus" hubungan kerja antara Penggugat dengan
Para Tergugat terhitung sejak putusan ini diucapkan dengan

ne
ng
menghukum dan mewajibkan Penggugat untuk membayar kepada Para
Tergugat uang pesangon sebesar 3 (tiga) kali ketentuan Pasal 156 ayat
(2), uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan

do
gu Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai dengan ketentuan
Pasal 156 ayat (4) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

In
A
Ketenagekerjaan";
2. Bahwa pertimbangan Judex Facti yang menyatakan putus hubungan
ah

lik
kerja antara Pemohon Kasasi dengan Para Termohon Kasasi terhitung
sejak putusan dibacakan adalah benar, karena Pemohon Kasasi telah
berhasil membuktikan alasan PHK karena reorganisasi/rasionalisasi
am

ub
sebagaimana diatur dalam Pasal 74 poin 7 huruf (a) Peraturan
Perusahaan PT. Cargill Indonesia periode 2012-2014;
ep
3. Bahwa Judex Facti salah menerapkan hukum dalam menghitung
k

pesangon PHK Para Termohon Kasasi, karena menghukum Pemohon


ah

Kasasi untuk membayar uang pesangon sebesar 3 (tiga) kali ketentuan


R

si
Pasal 156 ayat (2) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan;

ne
ng

4. Bahwa Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


BAB XII tentang Pemutusan Hubungan Kerja, tidak terdapat alasan

do
gu

pemutusan hubungan kerja dengan pesangon Iebih dari 2 (dua) kali


ketentuan Pasal 156 ayat (2) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan, oleh karenanya pertimbangan hukum Judex
In
A

Facti pada halaman 47 alinea 3 harus dibatalkan;


5. Bahwa pertimbangan hukum Judex Facti melampaui wewenang karena
ah

lik

menghukum Pemohon Kasasi untuk membayar uang pesangon sebesar


3 (tiga) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2) Undang Undang Nomor 13
m

ub

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan atau melebihi petitum Pemohon


Kasasi yang mohon dihukum membayar uang pesangon 2 (dua) kali
ka

ketentuan Pasal 156 ayat (2) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003
ep

tentang Ketenagakerjaan;
ah

6. Bahwa perlu Majelis Hakim ketahui bahwa alasan PHK Pemohon Kasasi
R

adalah akibat reorganisasi/rasionalisasi perusahaan dengan


es

mendasarkan pada pasal 74 poin 7 huruf (a) Peraturan Perusahaan PT.


M

ng

Cargill Indonesia periode 2012-2014;


on
gu

Hal. 18 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
7. Bahwa berdasarkan Peraturan Perusahaan periode 2012-2014 pasal 74

si
poin 7 huruf (b) kompensasi untuk PHK akibat reorganisasi/rasionalisasi
adalah uang pesangon, dan/atau uang penghargaan masa kerja dan uang

ne
ng
penggantian hak sesuai Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan;
8. Bahwa oleh karena alasan PHK adalah akibat reorganisasi/rasionalisasi,

do
gu bukan karena pelanggaran, maka uang pesangon yang menjadi hak Para
Termohon Kasasi adalah 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2)

In
A
sebagaimana petitum gugatan Pemohon Kasasi. Hal ini juga sesuai
ketentuan Pasal 164 ayat (3) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
ah

lik
Ketenagakerjaan yang menyatakan "Perusahaan dapat melakukan
pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena perusahaan tutup
bukan karena mengalami kerugian 2 (dua) tahun berturut-turut atau bukan
am

ub
karena keadaan memaksa (force majeur) tetapi perusahaan melakukan
efesiensi, dengan ketentuan pekerja/buruh berhak atas uang pesangon
ep
sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa
k

kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang
ah

penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4)";


R

si
9. Bahwa pertimbangan hukum Judex Facti halaman 47 alinea 1
menyatakan: "maka Majelis Hakim akan memutus perkara ini sesuai

ne
ng

asas keadilan sebagaimana Putusan Mahkamah Agung RI Nomor


140/K/Sip/1971 tanggal 12 Agustus 1972 dan Majelis Hakim berpendirian

do
gu

pertimbangan aspek ini tidak bertentangan dengan ketentuan Pasal 178


ayat (3) HIR";
10.Bahwa Judex Facti salah menerapkan hukum karena dalam
In
A

pertimbangannya menyatakan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor


140/K/Sip/1971 tanggal 12 Agustus 1972, tidak bertentangan dengan
ah

lik

prinsip Pasal 178 ayat (3) HIR, yang melarang Hakim untuk menjatuhkan
putusan lebih dari yang dituntut;
m

ub

11.Bahwa Judex Facti salah menerapkan hukum karena menggunakan


Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 140/K/Sip/1971 tanggal 12 Agustus
ka

1972 sebagai dasar hukum atau yurisprudensi dalam memutus perkara


ep

a quo, karena yurisprudensi atau putusan hakim terdahulu hanya dapat


ah

digunakan sebagai dasar hukum apabila tidak ada aturan yang


R

mengatur. Sedangkan dalam perkara a quo, sudah terdapat alasan PHK


es

dan perhitungan kompensasinya (Pesangon, Uang Penghargaan Masa


M

ng

Kerja dan Uang Penggantian Hak) yang diatur dalam Peraturan


on
gu

Hal. 19 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Perusahaan dan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

si
Ketenagakerjaan;
12.Bahwa pertimbangan hukum Judex Facti pada halaman 47 alinea 1 dan 3

ne
ng
yang menghukum dan mewajibkan Pemohon Kasasi membayar pesangon
sebesar 3 (tiga) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), melebihi yang diatur oleh
undang-undang dan melebihi petitum gugatan Pemohon Kasasi;

do
gu 13.Bahwa amar putusan Judex Facti yang menghukum dan mewajibkan
Pemohon Kasasi untuk membayar uang pesangon kepada Termohon

In
A
Kasasi I sebesar Rp1.183.054.887,00 (satu miliar seratus delapan puluh
tiga juta lima puluh empat ribu delapan ratus delapan puluh tujuh rupiah)
ah

lik
dan kepada Termohon Kasasi II sebesar Rp857.064.659,55 (delapan
ratus lima puluh tujuh juta enam puluh empat ribu enam ratus lima puluh
sembilan koma lima puluh lima rupiah), harus diperbaiki karena
am

ub
perhitungan pesangon dihitung sebesar 3 (tiga) kali ketentuan Pasal 156
ayat (2), 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian
ep
hak sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (4) Undang Undang
k

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;


ah

14.Bahwa seharusnya perhitungan uang pesangon PHK Para Termohon


R

si
Kasasi adalah sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat 2, 1 (satu)
kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak sebesar 1

ne
ng

(satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (4) Undang Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan sebagaimana petitum Pemohon

do
gu

Kasasi, maka perhitungan kompensasi PHK untuk Termohon Kasasi I


adalah sebesar Rp845.039.205,00 (delapan ratus empat puluh lima juta
tiga puluh sembilan ribu dua ratus lima rupiah) dan untuk Termohon
In
A

Kasasi II sebesar Rp623.319.752,00 (enam ratus dua puluh tiga juta tiga
ratus sembilan belas ribu tujuh ratus lima puluh dua rupiah), oleh
ah

lik

karenanya amar putusan Judex Facti yang memutus dan mewajibkan


Pemohon Kasasi membayar kompensasi PHK melebihi dari apa yang
m

ub

dituntut oleh Pemohon Kasasi telah melampaui wewenangnya sehingga


harus diperbaiki;
ka

II. Judex Facti telah salah dalam mempertimbangkan alasan pemutusan hubungan
ep

kerja Para Termohon Kasasi bukan karena reorganisasi/rasionalisasi;


ah

15. Bahwa Judex Facti telah salah dalam mempertimbangkan alasan


R

berakhirnya hubungan kerja antara Pemohon Kasasi dengan Para


es

Termohon Kasasi, sebagaimana pertimbangan Judex Facti halaman 42 :


M

ng

Alinea Kedua:
on
gu

Hal. 20 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
………., dalil-dalil tersebut menunjukkan ketidak-konsistenan atau telah

si
terjadi sikap ambivalensi dari pihak Penggugat dalam menguraikan dalil-
dalil gugatannya, apakah alasan permohonan PHK tersebut atas dasar

ne
ng
reorganisasi/rasionalisasi atau karena Penggugat telah menyerahkan
sebagian pekerjaan yaitu Divisi IT kepada perusahaan outsourcing... dst;"
Alinea Ketiga:

do
gu "Menimbang, bahwa jika diperhatikan dari pengertian reorganisasi dan
rasionalisasi perusahaan sebagaimana diuraikan di atas dan dikaitkan

In
A
dengan dalil Penggugat angka 7, 8 dan 9 maka menurut Majelis Hakim
sesungguhnya tidak ada reorganisasi/rasionalisasi di perusahaan
ah

lik
Penggugat .... dst";
16. Bahwa pertimbangan Judex Facti adalah keliru, karena berdasarkan
bukti P-2A, P-2B, P-4A dan P-4B tentang Global Service Operations
am

ub
Infrastructure, New Global IT Infrastructure Organization Charts dan
terjemahannya, yang terjadi di Perusahaan Pemohon Kasasi adalah
ep
reorganisasi/rasionalisasi;
k

17. Bahwa penyerahan sebagian pekerjaan kepada perusahaan outsourcing


ah

dilakukan setelah reorganisasi/rasionalisasi dikarenakan Divisi IT merupakan


R

si
kegiatan penunjang di PT. Cargill Indonesia, maka berdasarkan ketentuan
Pasal 64 dan 65 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

ne
ng

Ketenagakerjaan dan Permenaker Nomor 19 Tahun 2012, penyerahan


sebagian pekerjaan tidak bertentangan dengan perundang-undangan;

do
gu

18. Bahwa berdasarkan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor SE.04/MEN/VIII/2013 tentang Pedoman
Pelaksanaan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
In
A

Indonesia Nomor 19 Tahun 2012 tentang Syarat-syarat Penyerahan


Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain, Bab I
ah

lik

Pendahuluan bagian A tentang latar belakang menyatakan:


……… Lingkungan yang sangat kompetitif ini menuntut dunia usaha untuk
m

ub

menyesuaikan dengan tuntutan pasar yang memerlukan tanggapan yang


cepat dan fleksibel dalam meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.
ka

Untuk itu diperlukan suatu perubahan struktural dalam pengelolaan usaha


ep

dengan memperkecil rentang kendali manajemen sehingga dapat menjadi


ah

lebih efektif, efisien dan produktif. ....";


R

19. Bahwa pertimbangan Judex Facti halaman 42 alinea 1 menyatakan


es

"Menimbang, bahwa dari kedua pengertian di atas dapat ditarik


M

ng

kesimpulan bahwa reorganisasi dan rasionalisasi perusahaan adalah


on
gu

Hal. 21 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
perubahan struktur organisasi, struktur keuangan dan perubahan lainnya

si
dengan tujuan untuk memperbaiki struktur dan keuangan perusahaan
dengan cara melakukan penghematan di segala bidang termasuk

ne
ng
penghematan tenaga kerja dan biaya serta meningkatkan produktifitas
kerja agar supaya perusahaan menjadi sehat";
20. Bahwa berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan, Pemohon

do
gu Kasasi telah membuktikan terjadinya perubahan struktur organisasi
(reorganisasi/rasionalisasi) berdasarkan bukti P-2A, P-2B, P-4A dan

In
A
P-4B tentang Global Service Operations - Infrastructure, New Global IT
Infrastructure Organization Charts dan terjemahannya) dan keterangan
ah

lik
saksi Noviana Icha Puspitasasri dan Ingkan Immawaty dibawah sumpah,
yang menyebabkan jabatan atau posisi Para Termohon Kasasi tidak lagi
ada dalam skema organisasi yang baru;
am

ub
21. Bahwa reorganisasi/rasionalisasi yang dilakukan oleh Pemohon Kasasi
adalah berupa perubahan struktur organisasi untuk memperbaiki struktur
ep
dan meningkatkan produktifitas kerja Perusahaan, sehingga sesuai
k

dengan pertimbangan hukum Judex Facti. Dengan demikian seharusnya


ah

gugatan Pemohon Kasasi dikabulkan untuk seluruhnya;


R

si
22. Bahwa berdasarkan fakta-fakta di persidangan, sebagaimana keterangan
saksi Termohon Kasasi I yaitu Hendra Setiawan dibawah sumpah,

ne
ng

menyatakan saksi yang juga bekerja di Divisi IT, diputus hubungan


kerjanya oleh Pemohon Kasasi karena alasan efesiensi;

do
gu

23. Bahwa didalam Pasal 74 poin 7 huruf (a) Peraturan Perusahaan PT.
Cargill Indonesia periode 2012-2014 (vide bukti P-3) menyatakan "Atas
prakarsa Perusahaan berhubungan dengan suatu program reorganisasi/
In
A

rasionalisasi atau perubahan sistem kerja, sehingga perusahaan


terpaksa melakukan PHK, maka karyawan kehilangan jabatannya/
ah

lik

pekerjaan, maka karyawan yang bersangkutan dapat diberhentikan


dengan hormat melalui prosedur Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003
m

ub

juncto peraturan perundangan yang berlaku";


24. Bahwa pertimbangan Judex Facti pada halaman 47 alinea 2 yang
ka

menyatakan "menimbang, bahwa berdasarkan asas keadilan dan dengan


ep

mempertimbangkan kondisi objektif dimana jabatan Para Tergugat di


ah

Perusahaan sudah ditiadakan/dihilangkan dst", bertentangan dengan


R

pertimbangan hukum Judex Facti pada halaman 42 alinea 2 dan 3,


es

karena mempertimbangkan tidak terjadi reorganisasi/rasionalisasi namun


M

ng

kemudian mempertimbangkan bahwa jabatan Para Termohon Kasasi


on
gu

Hal. 22 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sudah tidak ada lagi akibat reorganisasi/rasionalisasi;

si
25. Bahwa berdasarkan fakta yang terungkap dipersidangan serta
pertimbangan Judex Facti pada halaman 42 alinea 1 dan halaman 47

ne
ng
alinea 2, terbukti telah terjadi perubahan struktur organisasi yang
menyebabkan jabatan/posisi Para Termohon Kasasi sudah tidak ada lagi
dalam skema organisasi yang baru, dan berdasarkan Pasal 74 ayat 7

do
gu huruf a Peraturan Perusahaan PT. Cargill Indonesia 2012-2014, maka
alasan PHK Pemohon Kasasi terhadap Para Termohon Kasasi karena

In
A
rasionalisasi/reorganisasi sangat berdasar dan harus dikabulkan, oleh
karenanya pertimbangan hukum Judex Facti pada halaman 42 alinea 2
ah

lik
dan 3 yang menyatakan tidak terjadi reorganisasi/rasionalisasi pada
Perusahaan Pemohon Kasasi merupakan pertimbangan hukum yang
salah sehingga harus dibatalkan;
am

ub
III. Judex Facti salah mempertimbangkan alasan pemutusan hubungan kerja
26. Bahwa Judex Facti telah salah dalam pertimbangannya pada halaman 43
ep
alinea 2 dan 3 sampai dengan halaman 44 alinea 1, yang pada pokoknya
k

mempertimbangkan dasar pemutusan hubungan kerja Para Termohon


ah

Kasasi karena reorganisasi/rasionalisasi tidak dapat menggunakan Pasal


R

si
74 ayat 7 huruf (a) Peraturan Perusahaan periode 2012-2014 karena
pasal tersebut sudah kadaluarsa dan dalam Peraturan Perusahaan

ne
ng

periode 2015-2017 tidak terdapat aturan mengenai


reorganisasi/rasionalisasi;

do
gu

27. Bahwa ketentuan Pasal 74 poin 7 huruf (a) Peraturan Perusahaan


PT. Cargill Indonesia periode 2012-2014 (vide bukti P-3) menyatakan "Atas
prakarsa Perusahaan berhubungan dengan suatu program reorganisasi/
In
A

rasionalisasi atau perubahan sistem kerja, sehingga Perusahaan terpaksa


melakukan PHK, maka karyawan kehilangan jabatannya/Pekerjaan, maka
ah

lik

karyawan yang bersangkutan dapat diberhentikan dengan hormat melalui


prosedur Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 juncto peraturan
m

ub

perundangan yang berlaku";


28. Bahwa ketentuan Pasal 63 ayat (3) Peraturan Perusahaan PT. Cargill
ka

Indonesia periode 2015-2017 (vide bukti P-9), menyatakan "Dalam hal


ep

terjadinya perubahan organisasi didalam perusahaan yang mengakibatkan


ah

hilangnya satu atau lebih fungsi struktural, perusahaan dapat


R

mempertimbangkan PHK secara sukarela yang disetujui oleh kedua belah


es

pihak, dengan tetap merujuk pada hak-hak karyawan, sebagaimana diatur


M

ng

dalam peraturan perundangan yang berlaku";


on
gu

Hal. 23 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
29. Bahwa berdasarkan bukti P-3 dan P-9, terbukti Pemohon Kasasi dapat

si
melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap Para Termohon Kasasi
karena alasan reorganisasi/rasionalisasi, oleh karenanya pertimbangan

ne
ng
Judex Facti pada halaman 43 alinea 2 dan 3 sampai dengan halaman 44
alinea 1 merupakan pertimbangan yang salah sehingga putusan harus
dibatalkan;

do
gu 30. Bahwa Judex Facti telah salah dalam pertimbangannya pada halaman 44
alinea 2 dan 3 sampai dengan halaman 45 alinea 1 dan 2, yang pada

In
A
pokoknya mempertimbangkan dasar pemutusan hubungan kerja Para
Termohon Kasasi tidak dapat menggunakan Pasal 164 ayat (3) Undang
ah

lik
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan karena
faktanya sampai saat ini Perusahaan masih tetap beroperasi dan tidak
tutup secara permanen;
am

ub
31. Bahwa sebagaimana fakta yang terungkap di persidangan, alasan PHK
Pemohon Kasasi terhadap Para Termohon Kasasi adalah terjadinya
ep
reorganisasi/rasionalisasi sebagaimana diatur dalam Peraturan
k

Perusahaan PT. Cargill Indonesia yang menyebabkan hilangnya


ah

posisi/jabatan Para Termohon Kasasi, bukan karena alasan efesiensi


R

si
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 164 ayat (3) Undang Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

ne
ng

32. Bahwa Pasal 164 ayat 3 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan hanya merupakan rujukan atau dasar perhitungan

do
gu

kompensasi atas Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan Pemohon


Kasasi terhadap Para Termohon Kasasi bukan alasan pemutusan
hubungan kerja terhadap Para Termohon Kasasi. Oleh karenanya
In
A

pertimbangan Judex Facti pada halaman 44 alinea 2 dan 3 sampai


dengan halaman 45 alinea 1 dan 2 adalah pertimbangan yang salah
ah

lik

sehingga putusan harus dibatalkan;


IV. Judex Facti telah salah dalam mempertimbangkan pekerjaan Divisi IT di
m

ub

perusahaan Pemohon Kasasi tidak dapat diserahkan kepada pihak ketiga


(outsourcing)
ka

33. Bahwa Judex Facti telah salah dalam pertimbangannya halaman 43


ep

alinea 1 yang pada pokoknya menyatakan penyerahan pekerjaan Divisi IT


ah

kepada pihak ketiga adalah tidak tepat dan bertentangan dengan


R

ketentuan Pasal 64 dan 65 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003


es

tentang Ketenagakerjaan juncto Putusan MK Nomor 27/PUU-IX/2011


M

ng

tanggal 17 Januari 2012 juncto Permaneker Nomor Kep. 19/MEN/2012,


on
gu

Hal. 24 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
karena Divisi IT bukanlah termasuk 5 (lima) jenis pekerjaan yang boleh

si
diserahkan kepada pihak ketiga (outsourcing);
34. Bahwa Pasal 64 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

ne
ng
Ketenagakerjaan menyatakan "Perusahaan dapat menyerahkan sebagian
pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian
pemborongan pekerjaan atau penyediaan jasa pekerja/buruh yang dibuat

do
gu secara tertulis";
35. Bahwa Pasal 65 dan 66 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

In
A
Ketenagakerjaan pada pokoknya mengatur mengenai syarat-syarat
pemborongan dan penyedia jasa pekerja;
ah

lik
36. Bahwa berdasarkan Pasal 64, 65 dan 66 Undang Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, penyerahan sebagian pekerjaan
kepada pihak ketiga atau outsourcing diperbolehkan oleh undang-undang
am

ub
melalui perjanjian pemborongan atau penyedia jasa pekerja;
37. Bahwa Permenaker Nomor 19 Tahun 2012 tentang syarat-syarat
ep
penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain,
k

menyatakan pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan


ah

penerima pemborongan berdasarkan Pasal 3 ayat (2), harus memenuhi


R

si
syarat sebagai berikut:
a. dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama baik manajemen

ne
ng

maupun kegiatan pelaksanaan pekerjaan;


b. dilakukan dengan perintah Iangsung atau tidak Iangsung dari pemberi

do
gu

pekerjaan, dimaksudkan untuk memberi penjelasan tentang cara


melaksanakan pekerjaan agar sesuai dengan standar yang
ditetapkan oleh perusahaan pemberi pekerjaan;
In
A

c. merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan,


artinya kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang mendukung dan
ah

lik

memperlancar pelaksanaan kegiatan utama sesuai dengan alur


kegiatan proses pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan oleh asosiasi
m

ub

sektor usaha yang dibentuk sesuai peraturan perundang-undangan;


dan tidak menghambat proses produksi secara langsung, artinya
ka

kegiatan tersebut merupakan kegiatan tambahan yang apabila tidak


ep

dilakukan oleh perusahaan pemberi pekerjaan, proses pelaksanaan


ah

pekerjaan tetap berjalan sebagaimana mestinya;


R

Sedangkan pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan


es

penyedia jasa pekerja harus merupakan kegiatan penunjang


M

ng

berdasarkan Pasal 17 ayat (3), yang meliputi :


on
gu

Hal. 25 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a. Usaha pelayanan kebersihan (cleaning service);

si
b. Usaha penyediaan makanan bagi pekerja/buruh (catering);
c. Usaha tenaga pengaman (security/satuan pengamanan);

ne
ng
d. Usaha jasa penunjang di pertambangan dan perminyakan; dan
e. Usaha penyediaan angkutan bagi pekerja/buruh;
38. Bahwa pertimbangan Judex Facti yang menyatakan Divisi IT tidak dapat

do
gu diserahkan kepada pihak ketiga karena tidak termasuk dalam 5 (lima)
pekerjaan yang boleh di outsorcing-kan adalah salah, 5 (lima) pekerjaan

In
A
yang dimaksud oleh Judex Facti adalah pekerjaan berdasarkan
perjanjian penyedia jasa pekerja sedangkan untuk Divisi IT dalam
ah

lik
perusahaan Pemohon Kasasi dilakukan berdasarkan perjanjian
pemborongan sebagaimana diatur dalam Pasal 65 Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan serta Pasal 3 ayat 2 dan
am

ub
Pasal 4 Permenakertrans Nomor 19 Tahun 2012 tentang Syarat-Syarat
Penyerahan Sebagian Pekerjaan Kepada Pihak Ketiga;
ep
39.Bahwa berdasarkan bukti P-8A s/d P-8D mengenai alur bisnis sektor
k

usaha yang dikeluarkan asosiasi Gabungan Pengusaha Makanan dan


ah

Minuman Seluruh Indonesia, Divisi IT PT. Cargill Indonesia merupakan


R

si
kegiatan penunjang, sehingga penyerahan pelaksanaan sebagian
pekerjaan kepada TCS tidak bertentangan dengan Permenaker Nomor

ne
ng

19 Tahun 2012 karena dilakukan dengan perjanjian pemborongan


bukan perjanjian penyedia jasa pekerja. Oleh karenanya, pertimbangan

do
gu

Judex Facti pada halaman 43 alinea 1 merupakan pertimbangan yang


salah sehingga putusan harus dibatalkan;
Menimbang, bahwa keberatan-keberatan kasasi yang diajukan oleh
In
A

Pemohon Kasasi II/Tergugat II dalam memori kasasinya pada pokoknya adalah:


Judex Facti salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku
ah

lik

1. Bahwa dengan tidak mengurangi rasa hormat Pemohon Kasasi/Tergugat II


pada Putusan Judex Facti (Pengadilan Hubungan Industrial pada
m

ub

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat), sebagaimana yang telah Pemohon


Kasasil/Tergugat II uraikan di atas, Pemohon Kasasi/Tergugat II sangat
ka

keberatan dan sangat tidak sependapat dengan pertimbangan-


ep

pertimbangan hukum Judex Facti dalam Putusan Judex Facti halaman 47.
ah

Pertimbangan hukum yang menurut Judex Facti adalah "kondisi objektif


R

dimana jabatan Para Tergugat di perusahaan sudah ditiadakan/


es

dihilangkan..". Pertimbangan tersebut berlawanan dengan kesimpulan Judex


M

ng

Facti sendiri dalam putusannya halaman 46 butir 3 yang menyatakan bahwa


on
gu

Hal. 26 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tidak terbukti adanya reorganisasi dan rasionalisasi di perusahaan yang

si
dijadikan alasan permohonan PHK. karena pada kenyataannya yang terjadi
adalah pengalihan atau penyerahan sebagian pekerjaan yaitu Divisi IT

ne
ng
kepada pihak ketiga atau perusahaan outsourcing. Penyerahan sebagian
pekerjaan tersebut kepada perusahaan outsourcing membuktikan pekerjaan
Pemohon Kasasi tetap ada hanya pekerjaan dilaksanakan oleh pihak ketiga

do
gu selama Pemohon Kasasi dalam masa skorsing. Jika Termohon Kasasi tidak
melakukan skorsing terhadap Pemohon Kasasi maka pekerjaan Pemohon

In
A
Kasasi tetap ada seperti sebelum masa skorsing. Jadi jabatan ataupun
pekerjaan Pemohon Kasasi tidaklah hilang tetapi diambil alih oleh
ah

lik
perusahaan outsourcing yang bertentangan dengan ketentuan pasal 64 dan
65 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan juncto
Putusan Mahkamah Konstitusi RI Nomor 27/PUU-1X/2011 tanggal 17
am

ub
Januari 2012 juncto Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor Kep:
19/MEN/2012. Dan dalam masa skorsingpun Pemohon Kasasi tetap
ep
beraktifitas membantu Termohon Kasasi baik melalui telpon,email ataupun
k

kunjungan langsung ke lokasi kantor/pabrik milik Termohon Kasasi


ah

berdasarkan permintaan dan izin dari Termohon Kasasi berdasarkan bukti


R

si
T2-12 dan T2-12A termasuk sebagian pekerjaan penting yang tidak dapat
dilakukan oleh pihak ketiga;

ne
ng

2. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 63 ayat (3) Peraturan Perusahaan


periode 2015-2017 PT Cargill Indonesia menyatakan, "Dalam hal terjadinya

do
gu

perubahan organisasi di dalam perusahaan yang mengakibatkan hilangnya


satu atau lebih fungsi struktural, perusahaan dapat mempertimbangkan
PHK secara sukarela yang disetujui oleh kedua belah pihak dengan tetap
In
A

merujuk pada hak-hak karyawan sebagaimana diatur dalam peraturan


perundangan yang berlaku.";
ah

lik

Ketentuan peraturan perusahaan tersebut sangat jelas menyatakan


walaupun satu atau lebih fungsi struktural hilang akibat adanya perubahan
m

ub

organisasi, perusahaan dapat mempertimbangkan PHK kepada pekerja


hanya atas dasar persetujuan kedua belah pihak yaitu perusahaan dan
ka

pekerja. Tanpa ada kesepakatan kedua belah pihak maka penawaran PHK
ep

secara sukarela tidak dapat dilaksanakan secara sepihak oleh perusahaan.


ah

Bahwa ketentuan tersebut menunjukkan bahwa hilangnya satu fungsi atau


R

lebih karena perubahan organisasi saja tidak serta merta dapat dilakukan
es

pengajuan PHK sukarela terhadap pekerja apalagi fakta yang terjadi adalah
M

ng

pengalihan atau penyerahan sebagian pekerjaan yaitu Divisi IT kepada


on
gu

Hal. 27 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pihak ketiga atau perusahaan outsourcing yang bertentangan dengan

si
ketentuan Pasal 64 dan 65 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan juncto Putusan Mahkamah Konstitusi RI Nomor 27/PUU-

ne
ng
IX/2011 tanggal 17 Januari 2012 juncto Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
Nomor Kep: 19/MEN/2012. Jadi permohonan PHK dari Termohon Kasasi
tersebut bukanlah permohonan penetapan PHK seperti yang dimaksud

do
gu dalam Pasal 152 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan dan tidak memerlukan pertimbangan lebih jauh karena

In
A
sudah diatur oleh ketentuan Pasal 64 dan 65 Undang Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan juncto Putusan Mahkamah Konstitusi
ah

lik
RI Nomor 27/PUU-IX/2011 tanggal 17 Januari 2012 juncto Peraturan
Menteri Tenaga Kerja RI Nomor Kep: 19/MEN/2012;
3. Bahwa Pemohon Kasasi sangat keberatan dengan pertimbangan Judex Facti
am

ub
yang menyatakan "putus" hubungan kerja antara Penggugat (Termohon
Kasasi) dan Para Tergugat (Pemohon Kasasi) disertai menghukum
ep
Penggugat/Termohon Kasasi dengan kewajiban membayar pesangon di atas
k

ketentuan normatif. Dari semua uraian pertimbangan Judex Facti dalam


ah

putusannya sudah menyimpulkan secara tegas bahwa tidak ada alasan atau
R

si
landasan hukum yang cukup bagi Termohon Kasasi untuk melakukan PHK
kepada Pemohon Kasasi. Selain itu juga disimpulkan oleh Judex Facti belum

ne
ng

ada upaya lain dari Termohon Kasasi untuk menghindari terjadinya PHK
terhadap Pemohon Kasasi. Pemberian pernyataan "putus" hubungan kerja

do
gu

diiringi kewajiban membayar pesangon diatas ketentuan normatif bagi


Termohon Kasasi bukanlah penyelesaian hukum adil, tepat dan realistis yang
diamanatkan oleh Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
In
A

Ketenagakerjaan yaitu memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja


untuk menjamin hak-hak dasar pekerja/buruh dan menjamin kesamaan
ah

lik

kesempatan serta perlakuan diskriminasi atas dasar apapun untuk


mewujudkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya dengan tetap
m

ub

memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha;


4. Bahwa Judex Facti dalam putusannya halaman 48 mengenai pertimbangan
ka

penyelesaian yang dipilih pada butir satu sebagai berikut, "Alasan


ep

permohonan PHK yang diajukan oleh Penggugat terhadap Para Tergugat


ah

dalam perkara ini tidak termasuk alasan PHK yang dilarang oleh ketentuan
R

Pasal 153 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003". Sesuai dengan


es

kesimpulan Judex Facti pada halaman 46 putusannya "Reorganisasi dan


M

ng

rasionalisasi di perusahaan yang dijadikan permohonan PHK tidak terbukti


on
gu

Hal. 28 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
karena pada kenyataannya yang terjadi adalah pengalihan atau penyerahan

si
sebagian pekerjaan yaitu Divisi IT kepada pihak ketiga atau perusahaan
outsourcing (TCS)". Karena alasan permohonan PHK tidak terbukti, jadi

ne
ng
tidak ada alasan yang bisa digunakan untuk melakukan permohonan
penetapan PHK oleh Termohon Kasasi sesuai ketentuan Pasal 152 Undang
Undang Nomor 13 Tahun 2003. Perkara yang terjadi adalah perkara

do
gu pengalihan atau penyerahan pekerjaan sebagian pekerjaan Divisi IT kepada
pihak ketiga atau perusahaan outsourcing yang tidak membutuhkan

In
A
penetapan PHK dari Judex Facti karena sudah diatur oleh ketentuan pasal
64 dan 65 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
ah

lik
juncto Putusan Mahkamah Konstitusi RI Nomor 27/PUU-IX/2011 tanggal 17
Januari 2012 juncto Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor Kep:
19/MEN/2012;
am

ub
Judex Facti lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan
perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan
ep
yang bersangkutan
k

1. Bahwa Pemohon Kasasi sangat keberatan dan tidak sependapat dengan


ah

pertimbangan Judex Facti yang menyatakan jabatan Para Tergugat di


R

si
perusahaan sudah ditiadakan/hilangkan tanpa adanya penelusuran serta
penjelasan lebih detail daftar pekerjaan, sarana, peralatan serta lokasi yang

ne
ng

dilakukan oleh pihak ketiga atau perusahaan outsourcing dan


membandingkannya dengan apa yang dilakukan Pemohon Kasasi sebelum

do
gu

menerima skorsing dari Termohon Kasasi. Jika pekerjaan atau jabatan


Pemohon Kasasi ditiadakan/dihilangkan tentunya tidak ada penyerahan
pekerjaan kepada pihak ketiga dan sebaliknya karena penyerahan sebagian
In
A

pekerjaan kepada pihak ketiga atau perusahaan outsourcing membuktikan


pekerjaan atau jabatan Pemohon Kasasi tersebut tetap ada;
ah

lik

2. Bahwa dalam pertimbangannya Judex Facti menyatakan, "...Penggugat


tidak menginginkan lagi untuk melanjutkan hubungan kerjanya dengan Para
m

ub

Tergugat, padahal hubungan antara pekerja/buruh dengan pengusaha


merupakan hubungan yang didasari oleh kesepakatan para pihak untuk
ka

mengikatkan diri dalam suatu hubungan kerja secara sukarela......,".


ep

Pemohon Kasasi sangat berkeberatan dengan pertimbangan Judex Facti


ah

tersebut tanpa dilakukan penelusuran dan penjelasan lebih lanjut apa yang
R

menjadi dasar Termohon Kasasi tidak menginginkan lagi melanjutkan


es

hubungan kerja dengan Pemohon Kasasi. Apakah dasar keinginan tersebut


M

ng

diperbolehkan ataukah bertentangan dengan peraturan serta hukum yang


on
gu

Hal. 29 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berlaku. Tanpa ada penelusuran lebih dalam maka keinginan tersebut akan

si
menjadi bias karena tidak disertai alasan-alasan yang dapat diterima secara
hukum. Dan fakta dari lapangan membuktikan bahwa Pemohon Kasasi

ne
ng
dalam masa skorsing tetap melakukan aktifitas dan dukungan terhadap
Termohon Kasasi hingga ke lokasi pabrik di luar kota atas permintaan dan
izin dari Termohon Kasasi seperti di uraikan sebelumnya;

do
gu 3. Bahwa Judex Facti dalam pertimbangannya halaman 40 dalam putusannya
berkesimpulan "...masa kerja Tergugat II dihitung sejak tanggal 1 Februari

In
A
1998 (16 tahun lebih)....". Jika dihitung masa kerja dari Pemohon Kasasi
sampai dengan dikeluarkannya putusan oleh Judex Facti adalah 17 tahun
ah

lik
lebih. Jadi perlu ada koreksi perhitungan masa kerja Pemohon Kasasi yang
perlu diperbaiki disini;
4. Bahwa Judex Facti dalam pertimbangannya halaman 44 dalam putusannya
am

ub
menyatakan "...bahwa alasan Penggugat mengajukan permohonan PHK
terhadap Tergugat dengan alasan efisiensi serta pada halaman 46 baris 24
ep
dalam putusan yang menyatakan" PHK dengan alasan reorganisasi/
k

rasionalisasi atau efisiensi. Berdasarkan pernyataan dari Termohon Kasasi


ah

dalam repliknya atas Jawaban Tergugat II pada


R

si
 bagian eksepsi pada butir 3;
 dalam pokok perkara pada butir 10 dan 13;

ne
ng

 dalam rekonvensi pada butir 9;


dan juga pada bukti T2-7 halaman 11 bagian tanya jawab kelima yang

do
gu

menyatakan efisiensi (penghematan biaya) bukanlah alasan utama


keputusan melakukan outsourcing;
In
Pemohon kasasi tidak sependapat dan sangat berkeberatan jika alasan
A

efisiensi masih termasuk hal yang dipertimbangkan oleh Judex Facti.


Kenyataannya karena alasan efisiensi tidak disetujui sebagai alasan baik
ah

lik

oleh Termohon Kasasi maupun Pemohon Kasasi;


Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan kasasi dari Pemohon Kasasi
m

ub

I dan Pemohon Kasasi II tersebut, Mahkamah Agung berpendapat:


Terhadap alasan-alasan kasasi Pemohon Kasasi I:
ka

Bahwa alasan-alasan kasasi tersebut dapat dibenarkan, oleh karena


ep

setelah meneliti secara saksama memori kasasi tanggal 24 Februari 2016 dan
ah

kontra memori kasasi tanggal 14 Maret 2016 dihubungkan dengan


R

pertimbangan Judex Facti, dalam hal ini Pengadilan Hubungan Industrial pada
es

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah salah menerapkan hukum dengan


M

ng

pertimbangan sebagai berikut:


on
gu

Hal. 30 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
- Bahwa tindakan yang dilakukan Pemohon Kasasi I/Pengusaha/
Penggugat adalah melakukan perubahan system kerja dengan mengalihkan

ne
ng
pekerjaan pada Divisi IT kepada pihak ke-3, sehingga memPHK Para
Pekerja;
- Bahwa tindakan demikian adalah rasional, patut dan wajar dalam

do
gu pengelolaan usaha agar bisnis berjalan efisien demi kelangsungan
pekerjaan dan kemajuan perusahaan;

In
A
- Bahwa terhadap penyelesaian PHK terhadap peristiwa hukum a quo telah
diatur landasan hukumnya pada Peraturan Perusahaan, Pasal 74 poin 7
ah

lik
huruf (a), sehingga dapat dibenarkan;
- Bahwa hak kompensasi PHK tepat dan benar dengan 2 kali Uang
Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Uang Penggantian Hak
am

ub
sesuai Pasal 156 ayat (2), (3), (4) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003
sebagaimana praktek putusan Mahkamah Agung terhadap PHK karena
ep
efisiensi dan atau terhadap alasan-alasan PHK yang tidak dilarang
k

oleh Undang Undang (vide Pasal 153 Undang Undang Nomor 13 Tahun
ah

2003);
R

si
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata
putusan Judex Facti Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam perkara ini

ne
ng

bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang, maka permohonan


kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi I PT. CARGILL INDONESIA

do
gu

tersebut harus dikabulkan dan membatalkan Putusan Pengadilan Hubungan


Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 104/Pdt.Sus-
PHI/2015/PN Jkt Pst., tanggal 25 Januari 2016 selanjutnya Mahkamah Agung
In
A

akan mengadili sendiri dengan amar sebagaimana yang akan disebutkan di


bawah ini;
ah

lik

Terhadap alasan-alasan kasasi Pemohon Kasasi II:


Bahwa alasan-alasan kasasi tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh
m

ub

karena setelah meneliti secara saksama memori kasasi yang diterima


tanggal 19 Februari 2016 dan kontra memori kasasi yang diterima tanggal 1
ka

April 2016 dihubungkan dengan pertimbangan Judex Facti, dalam hal ini
ep

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat


ah

tidak salah menerapkan hukum dengan dengan pertimbangan sebagai


R

berikut:
es
M

ng

on
gu

Hal. 31 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
- Bahwa putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat tidak terdapat adanya kesalah penerapan hukum atau tidak

ne
ng
juga melanggar hukum yang berlaku sebagaimana yang diajukan dalam
alasan-alasan Pemohon Kasasi II a quo ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka

do
gu permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi II MUHAMMAD
ABDUH tersebut harus ditolak;

In
A
Menimbang, bahwa oleh karena nilai gugatan dalam perkara ini
Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) ke atas, sebagaimana
ah

lik
ditentukan dalam Pasal 58 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004, maka biaya
perkara dalam semua tingkat peradilan dibebankan kepada Tergugat
II/Termohon Kasasi I/Pemohon Kasasi II;
am

ub
Memperhatikan, Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
ep
Perselisihan Hubungan Industrial, Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009
k

tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985


ah

tentang Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang


R

si
Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang Undang
Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang

ne
ng

bersangkutan;
MENGADILI:

do
gu

Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi I: PT. CARGILL


INDONESIA tersebut;
Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi II: MUHAMMAD
In
A

ABDUH tersebut;
Membatalkan Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
ah

lik

Negeri Jakarta Pusat Nomor 104/Pdt.Sus-PHI/2015/PN Jkt Pst., tanggal 25


Januari 2016;
m

ub

MENGADILI SENDIRI
Dalam Konvensi:
ka

Dalam Eksepsi :
ep

- Menolak eksepsi Para Tergugat;


ah

Dalam Pokok Perkara:


R

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;


es

2. Menyatakan putus hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat I


M

ng

dan Tergugat II karena reorganisasi/rasionalisasi sesuai ketentuan Pasal 74


on
gu

Hal. 32 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
poin 7 huruf (a) Peraturan Perusahaan PT. Cargill Indonesia periode

si
2012 - 2014 dan perpanjangannya terhitung sejak putusan Judex Facti
diucapkan;

ne
ng
3. Menetapkan kewajiban Penggugat untuk membayar kompensasi PHK
Tergugat I dan Tergugat II sesuai Pasal 164 ayat (3) Undang Undang Nomor
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan berupa uang pesangon sebesar 2

do
gu (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja
sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian

In
A
hak sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (4) dengan perincian
sebagai berikut:
ah

lik
a. Taufik HidayatITergugat I
− Pesangon: 2 x 9 x Rp29.392.668,00 =Rp529.068.024,00
− Penghargaan Masa Kerja: 1 x 7 x Rp29.392.668,00 =Rp205.748,676,00
am

ub
− Penggantian perumahan dan pengobatan:
15% x (Rp529.068.024,00 + Rp205.148.676,00)
ep
=Rp110.222.505,00
k

Total kompensasi =Rp845.039.205,00


ah

(delapan ratus empat puluh lima juta tiga puluh sembilan ribu dua
R

si
ratus lima rupiah);
c. Muhammad AbduhITergugat II

ne
ng

− Pesangon: 2 x 9 x Rp22.584.049,00 =Rp406.512.882,00


− Penghargaan Masa Kerja: 1 x 6 x Rp22.584.049,00 = Rp135.504.294,00

do
gu

− Penggantian perumahan dan pengobatan:


15% x (Rp406.512.882,00 + Rp135.504.294,00) = Rp81.302.576,00
Total kompensasi =Rp623.319.752,00
In
A

(enam ratus dua puluh tiga juta tiga ratus sembilan belas ribu tujuh
ratus lima puluh dua rupiah);
ah

lik

Dalam Rekonensi :
- Menolak gugatan Para Penggugat Rekonvensi;
m

ub

Menghukum Termohon Kasasi I/Pemohon Kasasi II untuk membayar


biaya perkara dalam semua tingkat peradilan, yang dalam tingkat kasasi
ka

ditetapkan sebesar Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah);


ep

Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada


ah

Mahkamah Agung pada hari Selasa tanggal 22 November 2016 oleh H. Yulius,
R

S.H.,M.H., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai
es

Ketua Majelis, Dr. Horadin Saragih, S.H.,M.H., dan Dr. Fauzan, S.H.,M.H.,
M

ng

Hakim-Hakim Ad Hoc PHI, masing-masing sebagai Anggota, putusan tersebut


on
gu

Hal. 33 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua

si
dengan dihadiri oleh Anggota-Anggota tersebut dan Jarno Budiyono, S.H.,
Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh para Pihak.

ne
ng
Hakim-Hakim Anggota, Ketua Majelis,

do
gu Ttd./

Dr. Horadin Saragih, S.H.,M.H.


Ttd./

H. Yulius, S.H.,M.H.
Ttd./

In
A
Dr. Fauzan, S.H.,M.H.
Panitera Pengganti
ah

lik
Ttd./
Jarno Budiyono, S.H.
am

ub
Biaya-biaya:
1. M e t e r a i…………….. Rp 6.000,00
2. R e d a k s i…………….. Rp 5.000,00
3. Administrasi kasasi……….. Rp489.000,00
ep
k

Jumlah ………………… Rp500.000,00


Untuk salinan
ah

R
MAHKAMAH AGUNG RI

si
an. Panitera
Panitera Muda Perdata Khusus

ne
ng

do
gu

RAHMI MULYATI, S.H.,M.H.,


NIP.19591207 198512 2 002
In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Hal. 34 dari 34 hal. Put. Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34

Anda mungkin juga menyukai