803.k.pdt - Sus PHI.2016.TolakI - Kabul2
803.k.pdt - Sus PHI.2016.TolakI - Kabul2
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
PUTUSAN
Nomor 803 K/Pdt.Sus-PHI/2016
si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada
do
gu tingkat kasasi memutus sebagai berikut dalam perkara antara:
PT. CARGILL INDONESIA, yang diwakili oleh Direktur Tanty Sari,
berkedudukan di Wisma 46 Kota BNI, 28th Floor, Jalan Jend.
In
A
Sudirman Kav. 1, Jakarta Pusat 10220, dalam hal ini memberi
kuasa kepada Darmanto, S.H.,M.Hum., dan kawan-kawan, Para
ah
lik
Advokat, beralamat di Gedung Lina 2nd Floor, Suite 205A, Jalan
H.R. Rasuna Said Kav. B-7, Jakarta Selatan, berdasarkan Surat
am
ub
Kuasa Khusus tanggal 9 Februari 2016, sebagai Pemohon Kasasi
I juga Termohon Kasasi II dahulu Penggugat;
Lawan
ep
k
si
Termohon Kasasi I juga Pemohon Kasasi II dahulu Tergugat II;
ne
ng
dan
TAUFIK HIDAYAT, Warga Negara Indonesia, bertempat tinggal di
Taman Tytian Kencana L4/14, Rt.004/006, Kelurahan Marga
do
gu
Mulya, Bekasi Utara, dalam hal ini memberi kuasa kepada Herman
Kadir, S.H.,M.Hum., dan kawan, Para Advokat, beralamat di Jalan
In
A
ub
ep
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
1. Bahwa Penggugat merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri
si
pakan ternak, industri minyak kopra serta industri pengolahan coklat;
2. Bahwa Tergugat I adalah pekerja yang bekerja di Perusahaan Penggugat
ne
ng
sejak tanggal 15 Mei 1995 dengan jabatan terakhir sebagai Senior IT Analyst
dan menerima upah terakhir sebesar Rp29.392.668,00 (dua puluh sembilan
juta tiga ratus sembilan puluh dua ribu enam ratus enam puluh delapan
do
gu rupiah)/bulan;
3. Bahwa Tergugat II adalah pekerja yang bekerja di Perusahaan Penggugat
In
A
sejak tanggal 1 Februari 1998 dengan jabatan terakhir sebagai Senior IT
Analyst dan menerima upah terakhir sebesar Rp22.584.049,00 (dua puluh dua
ah
lik
juta lima ratus delapan puluh empat ribu empat puluh sembilan rupiah)/bulan;
4. Bahwa sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan usaha di perusahaan
Penggugat, berlaku ketentuan yang harus dipedomani oleh pengusaha dan
am
ub
pekerja yaitu Peraturan Perusahaan PT. Cargill Indonesia periode 2012 -
2014 dan perpanjangannya;
ep
5. Bahwa pada tahun 2014, Penggugat melakukan akselerasi dalam penggunaan
k
si
kemudian melayani kebutuhan regional/beberapa negara;
6. Bahwa salah satu fungsi yang masuk ke dalam bagian Cargill Business
ne
ng
do
gu
8. Bahwa terkait adanya proses transisi divisi IT kepada pihak TCS. Penggugat
telah melakukan sosialisasi kepada pekerja pada tanggal 28 Maret 2014 dan
ah
lik
ub
tertentu, yang mana sebagian jabatan yang tetap ada di dalam organisasi
ep
terhadap sebagian jabatan yang tidak ada dalam organisasi yang baru,
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
10. Bahwa didalam Pasal 74 poin 7 huruf (a) Peraturan Perusahaan PT. Cargill
si
Indonesia periode 2012-2014 dan perpanjangannya menyatakan “atas
prakarsa Perusahaan berhubungan dengan suatu program reorganisasi/
ne
ng
rasionalisasi atau perubahan sistem kerja, sehingga Perusahaan terpaksa
melakukan PHK, maka karyawan kehilangan jabatannya, pekerjaan, maka
karyawan yang bersangkutan dapat diberhentikan dengan hormat melalui
do
gu prosedur Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 juncto peraturan
perundangan yang berlaku”;
In
A
11. Bahwa sesuai Pasal 74 poin 7 huruf (a) Peraturan Perusahaan PT. Cargill
Indonesia periode 2012-2014 dan perpanjangannya juncto Pasal 164 ayat 3
ah
lik
Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, terhadap
pekerja yang jabatannya tidak ada dalam organisasi yang baru, Penggugat
melakukan Pemutusan Hubungan Kerja dengan memberikan kompensasi
am
ub
uang pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang
penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3)
ep
dan uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal
k
12. Bahwa oleh karena jabatan/posisi Tergugat I dan Tergugat II sudah tidak
R
si
ada lagi dalam organisasi yang baru, sehingga Perusahaan melakukan
pemutusan hubungan kerja dengan Tergugat I dan Tergugat II. Namun,
ne
ng
do
gu
yang berlaku;
13. Bahwa secara hukum pemutusan hubungan kerja tersebut pekerja berhak
atas kompensasi sebesar 2 kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), 1 kali ketentuan
In
A
Pasal 156 ayat (3) & (4) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, sebagai berikut:
ah
lik
a. Taufik HidayatITergugat I
− Pesangon: 2 x 9 x Rp29.392.668,00 =Rp529.068.024,00
m
ub
b. Muhammad Abduh/Tergugat II
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
15% x (Rp406.512.882,00 + Rp135.504.294,00) = Rp81.302.576,00
si
Total kompensasi =Rp623.319.752,00
14. Bahwa oleh karena Tergugat I dan Tergugat II menolak untuk di PHK maka
ne
ng
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku, antara Penggugat
dengan Tergugat I dan Tergugat II telah dilakukan beberapa kali perundingan
bipartite pada tanggal 5 Oktober 2014, 20 Oktober 2014, 5 November 2014, 9
do
gu Desember 2014 dan 22 Januari 2015 namun tidak mencapai kesepakatan;
15. Bahwa oleh karena perundingan bipartite yang dilakukan beberapa kali telah
In
A
gagal dan sambil menunggu proses hukum pemutusan hubungan kerja,
maka Penggugat menerbitkan surat skorsing kepada pekerja Nomor
ah
lik
001/Skors/HRD/12-14 a.n Taufik Hidayat/Tergugat I dan Nomor 002/Skors/
HRD/12-14 a.n Muhammad Abduh/Tergugat II tertanggal 12 Desember 2014
yang berlaku efektif sejak tanggal 13 Desember 2014 dengan tetap membayar
am
ub
upah dan hak-hak pekerja lainnya yang biasa diterima setiap bulan;
16. Bahwa terhadap perselisihan tersebut telah dilakukan Mediasi oleh Mediator
ep
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Pusat dan
k
si
kembali Pekerja Sdr. Taufik Hidayat dan Sdr. Muhammad Abduh untuk
dikembalikan bekerja seperti biasa di Perusahaan;
ne
ng
17. Bahwa atas surat Anjuran Nomor 708/-1.835.1 tertanggal 14 April 2015
tersebut Penggugat melalui surat Nomor 120.hi.04.fd.15 tanggal 22 April
do
gu
2015 menyatakan menolak anjuran dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kota Administrasi Jakarta Pusat;
18. Bahwa dari beberapa alasan yang telah Penggugat sampaikan seperti
In
A
tersebut di atas, nyata dan jelas bahwa Penggugat dalam rangka memutus
hubungan kerja terhadap Tergugat I dan Tergugat II telah sesuai peraturan
ah
lik
ub
PHK sesuai Pasal 164 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003;
R
19. Bahwa gugatan Penggugat ini didasarkan pada alasan dan bukti-bukti yang
es
ng
dikabulkan seluruhnya;
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat mohon kepada
si
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat agar
memberikan putusan sebagai berikut:
ne
ng
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan putus hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat I
dan Tergugat II karena reorganisasi/rasionalisasi sesuai ketentuan Pasal 74
do
gu poin 7 huruf (a) Peraturan Perusahaan PT. Cargill Indonesia periode 2012-
2014 dan perpanjangannya terhitung sejak putusan dibacakan;
In
A
3. Menetapkan kewajiban Penggugat untuk membayar kompensasi PHK Tergugat
I dan Tergugat II sesuai Pasal 164 ayat (3) Undang Undang Nomor 13 Tahun
ah
lik
2003 tentang Ketenagakerjaan berupa uang pesangon sebesar 2 (dua) kali
ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu)
kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak sebesar 1 (satu)
am
ub
kali ketentuan Pasal 156 ayat (4) dengan perincian sebagai berikut:
a. Taufik HidayatITergugat I
ep
− Pesangon: 2 x 9 x Rp29.392.668,00 =Rp529.068024,00
k
si
15% x (Rp529.068.024,00 + Rp205.148.676,00)
=Rp110.222.505,00
ne
ng
do
gu
lik
ub
Bahwa gugatan Penggugat tidak jelas (obscuur libel) dimana yang menjadi
ah
alasan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja tidak memiliki dasar hukum
R
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
1. Bahwa Tergugat I adalah pekerja yang bekerja pada Penggugat sejak
si
tanggal 15 Mei 1995, hingga saat ini Tergugat I telah bekerja pada
Penggugat selama 20 (dua puluh) tahun, dengan jabatan terakhir sebagai
ne
ng
Senior IT Analyst, dimana dengan sisa waktu kurang lebih 3 (tiga) tahun lagi
Tergugat I akan memasuki masa pensiunnya;
2. Bahwa Penggugat dalam perkara a quo mendalilkan bahwa yang menjadi
do
gu alasan Penggugat mengajukan gugatan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
terhadap Tergugat I adalah Penggugat melakukan akselerasi dalam
In
A
penggunaan shared service dalam organisasi Cargill Business Service
(CBS) akan dipusatkan dalam lokasi tertentu (sentralisasi) untuk kemudian
ah
lik
melayani kebutuhan regional/beberapa Negara dan salah satu fungsi yang
masuk ke dalam bagian Cargill Business Service (CBS) adalah Divisi IT
yang merupakan tempat bekerja Tergugat I, hingga pada tanggal 20 Maret
am
ub
2014, Divisi IT memutuskan dalam mengelola pekerjaan infrastruktur
regional yang sebelumnya dilakukan sendiri menjadi dilakukan dengan
ep
menggunakan jasa pihak ketiga yaitu TCS;
k
3. Bahwa dengan tegas dan jelas diakui oleh Penggugat bahwa Divisi IT
ah
si
mengelola pekerjaan infrastruktur regional yang sebelumnya dilakukan
sendiri menjadi dilakukan dengan menggunakan jasa pihak ketiga
ne
ng
do
gu
lik
ub
periode 2012 - 2014 dan perpanjangannya, Pasal 74 poin 7 huruf (a) juncto
ep
Pasal 164 ayat (3) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
ah
terhadap Tergugat I;
M
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
6. Bahwa alasan-alasan Penggugat tersebut di atas secara fakta telah
si
bertentangan dengan ketentuan Pasal 164 ayat (3) Undang Undang Nomor
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang menyatakan Pengusaha
ne
ng
dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena
perusahaan tutup bukan karena mengalami kerugian 2 (dua) tahun berturut-
turut atau bukan karena keadaan memaksa (force majeur) tetapi perusahaan
do
gu melakukan efisiensi dengan ketentuan pekerja/buruh berhak atas pesangon
sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa
In
A
kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (4);
7. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 164 ayat (3) Undang Undang Nomor 13
ah
lik
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan secara tegas diatur bahwa Pengusaha
bisa melakukan PHK karena perusahaan tutup yang disebabkan bukan
karena mengalami kerugian 2 (dua) tahun berturut-turut atau bukan karena
am
ub
keadaan memaksa (force majeur) tetapi perusahaan melakukan efisiensi,
maka sangat jelas diatur bahwa PHK bisa dilakukan oleh Perusahaan
ep
terhadap pekerjanya karena perusahaan tutup, tetapi pada perkara a quo
k
si
8. Bahwa untuk mempermudah penafsiran, berikut Tergugat I akan mengutip
keseluruhan isi Pasal 164 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
ne
ng
do
gu
atas uang pesangon sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2)
uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156
ah
lik
ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4);
(2) Kerugian perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus
m
ub
ng
ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja sebesar 1
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
(satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak
si
sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4);
9. Bahwa dengan adanya ketentuan di dalam Pasal 164 Undang Undang Nomor
ne
ng
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menjadi penekanannya adalah
pada Klausul “perusahaan tutup”, karena Pasal 164 ini mengatur mengenai
alasan bagi perusahaan untuk melakukan PHK terhadap pekerja/buruh karena
do
gu perusahaan tutup, bukan karena alasan lainnya;
10. Bahwa dengan demikian, kata efisiensi yang terdapat di dalam Pasal 164
In
A
ayat (3) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
tidak dapat diartikan bahwa hal tersebut menjadi dasar perusahaan
ah
lik
(Penggugat) untuk melakukan PHK terhadap pekerja (Tergugat I) dengan
kata lain “mengefisienkan jumlah tenaga kerja” dikarenakan Divisi IT tempat
Tergugat I bekerja memutuskan sejak tanggal 20 Maret 2014 pengelolaan
am
ub
infrastruktur regionalnya diserahkan pengelolaannya pada jasa pihak ketiga
yaitu TCS, yang menyebabkan pengurangan jabatan posisi tertentu dan
ep
pengurangan tersebut terjadi karena Penggugat yang menggunakan jasa
k
si
diartikan bahwa PHK dapat dilakukan perusahaan apabila perusahaan tutup,
dan tutupnya perusahaan adalah sebagai benfuk efisiensi, atau dengan kata
ne
ng
do
gu
kuat diantaranya:
− Adanya kelebihan karyawan, dimana pada suatu bidang pekerjaan
terdapat kelebihan jumlah karyawan dan kelebihan karyawan tersebut
In
A
lik
− Adanya Faktor Teknologi, misalnya pintu masuk jalan tol. Jika dahulu
dijaga oleh pekerja untuk menyerahkan tiket tol, kini menggunakan mesin
m
ub
penjaga;
12. Bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas terbukti bahwa alasan
ka
memiliki alasan yang jelas (obscuur libel) dan bertentangan dengan Undang
ah
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
alasan efisiensi pada ketentuan Pasal 164 ayat (3) Undang Undang Nomor
si
13 Tahun 2003, dan hal tersebut sangat kontradiktif dengan pengakuan
secara tegas yang disampaikan oleh Penggugat bahwa pada Divisi IT tempat
ne
ng
Tergugat I bekerja, sejak tanggal 20 Maret 2014 memutuskan dalam
mengelola pekerjaan infrastruktur regional yang sebelumnya dilakukan sendiri
menjadi dilakukan dengan menggunakan jasa pihak ketiga dan bukan dengan
do
gu dasar alasan efisiensi sebagaimana yang dimaksud dengan Pasal 164 ayat
(3) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dimana
In
A
PHK dapat dilakukan karena perusahaan tutup bukan karena mengalami
kerugian 2 (dua) tahun berturut-turut atau bukan karena keadaan memaksa
ah
lik
(force majeur) tetapi perusahaan melakukan efisiensi dengan menutup
perusahaan;
13. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, membuktikan bahwa yang
am
ub
menjadi alasan Penggugat dalam perkara a quo terhadap Tergugat I tidak
jelas (obscuur libel) dan bertentangan dengan peraturan perundang-
ep
undangan, maka sudah selayaknya Majelis Hakim Pengadilan Hubungan
k
si
Bahwa, terhadap gugatan tersebut, Tergugat I mengajukan gugatan balik
(Rekonvensi) pada pokoknya sebagai berikut:
ne
ng
do
gu
lik
ub
(PMA) yang berdiri sejak tahun 1974 (berdasarkan laman PT. Cargill
Indonesia di http: jlwww.cargill.co.id/id/index.isp) yang dimulai dengan
ka
mendirikan pabrik pakan ternak skala kecil di Gunung Putri Bogor, Jawa
ep
Barat, yang hingga kini telah mempekerjakan kurang Iebih 26.000 (dua puluh
ah
enam ribu) karyawan di Indonesia dan memiliki 152.000 (seratus lima puluh
R
dua ribu) karyawan di 67 (enam puluh tujuh) negara yang telah melakukan
es
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
energi serta jasa terkait termasuk pakan ternak, kakao, biji-bijian & minyak
si
nabati, minyak kelapa sawit dan gula;
4. Bahwa Tergugat Rekonvensi memiliki kantor pusat di Jakarta, yang beralamat
ne
ng
di Wisma 46 - Kota BNI, Lantai 28 - Suite 2801, Jalan Jend. Sudirman Kav I -
Jakarta dan Kantor-kantor Perwakilan diantaranya di Medan dan Amurang -
Sulawesi Selatan untuk bidang usaha Biji-Bijian dan Minyak Nabati, di
do
gu Makassar - Sulawesi Selatan untuk bidang usaha Kakao, di Musi Banyuasin
- Sumatera Selatan dan Ketapang - Kalimantan Barat untuk bidang usaha
In
A
minyak kelapa sawit dan bidang pakan ternak tersebar di Bogor, Serang,
Pasuruan, Makassar, Semarang, hingga Medan;
ah
lik
5. Bahwa Tergugat Rekonvensi pada tanggal 10 Desember 2014, telah
mengumumkan akan menambah investasinya di Indonesia hingga mencapai
US $ 1 Miliar (satu miliar Dollar Amerika) yang jika dikurskan pada rupiah
am
ub
mencapai nilai hingga kurang Iebih 13 Triliun rupiah;
(berdasarkan http://bisnis.liputan.com/read/2145807/perusahaan-pangan-
ep
cargill-tambah-investasi-us-1-miliar-diri dan http://finance.detikcom/read/
k
2014/12110/213549/2773877110361);
ah
si
Rekonvensi merupakan Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) yang
terus-menerus melakukan investasi dan pengembangan usahanya di
ne
ng
do
gu
lik
ub
dibidang usahanya hingga mencapai Trilyunan rupiah hingga saat ini dan
ah
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
7. Bahwa Tergugat I Konvensi/Penggugat Rekonvensi adalah Pekerja yang
si
telah bekerja pada Tergugat Rekonvensi selama 20 (dua puluh) tahun, sejak
tanggal 15 Mei 1995 hingga sekarang dengan jabatan terakhir sebagai
ne
ng
Senior IT Analyst, dimana Tergugat I Konvensi/Penggugat Rekonvensi
bekerja mulai dari nilai upah yang diterima sebesar Rp1.500.000,00 (satu
juta lima ratus ribu rupiah) hingga Tergugat I memperoleh upah sebesar
do
gu Rp29.392.668,00 (dua puluh sembilan juta tiga ratus sembilan puluh dua ribu
enam ratus enam puluh delapan rupiah);
In
A
8. Bahwa selama bekerja Tergugat I Konvensi/Penggugat Rekonvensi telah
memperoleh penghargaan berupa penghargaan dari Tergugat Rekonvensi
ah
lik
secara berturut-turut yaitu penghargaan kesetiaan bekerja selama 5 (lima
tahun) berupa piagam penghargaan, penghargaan kesetiaan bekerja selama
10 (sepuluh) tahun dan penghargaan kesetiaan bekerja selama 15 (lima
am
ub
belas) tahun berupa cincin emas dari Tergugat Rekonvensi;
9. Bahwa selama bekerja pada Tergugat Rekonvensi, Tergugat I Konvensi/
ep
Penggugat Rekonvensi tidak pernah sekalipun mendapat Surat Peringatan
k
si
memperoleh kesempatan beberapa kali training yang diberikan oleh
Tergugat Rekonvensi seperti tersebut dibawah ini:
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
12. Bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas membuktikan bahwa
si
Tergugat I Konvensi/Penggugat Rekonvensi adalah Pekerja yang sangat
berdedikasi dan memiliki performa yang baik dalam melakukan pekerjaan
ne
ng
hingga tidak beralasan bagi Tergugat Rekonvensi untuk mengajukan PHK
dalam perkara a quo terhadap Tergugat I Konvensi/Penggugat Rekonvensi;
13. Bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 19/PUU-IX/2011
do
gu tanggal 20 Juni 2012, tentang Pengujian terhadap Pasal 164 ayat (3)
Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan bahwa
In
A
PHK merupakan pilihan terakhir sebagai upaya untuk melakukan efisiensi
perusahaan setelah sebelumnya dilakukan upaya-upaya yang lain dalam
ah
lik
rangka efisiensi tersebut. Berdasarkan hal tersebut menurut Mahkamah,
perusahaan tidak dapat melakukan PHK sebelum menempuh upaya-upaya
sebagai berikut: (a) Mengurangi upah dan fasilitas pekerja tingkat atas
am
ub
misalnya tingkat manager dan direktur (b) membatasi/menghapus kerja
Iembur (c) mengurangi jam kerja; (d) mengurangi hari kerja; (e) meliburkan
ep
atau merumahkan pekerja/buruh secara bergilir untuk sementara waktu; (1)
k
tidak atau memperpanjang kontrak bagi pekerja yang sudah habis masa
ah
si
Karena pada hakikatnya tenaga kerja harus dipandang sebagai salah satu
aset perusahaan. maka efisiensi saja tanpa penutupan perusahaan tidak
ne
ng
do
gu
tentang Pengujian terhadap Pasal 164 ayat (3) Undang Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Mahkamah Konstitusi dalam
putusannya menyatakan bahwa norma Pasal 164 ayat (3) Undang Undang
In
A
lik
ub
sementara waktu;
15. Bahwa berdasarkan Putusan MK Nomor 19/PUU-IX/2011 tanggal 20 Juni
ka
2012, tentang Pengujian terhadap Pasal 164 ayat (3) Undang Undang
ep
164 ayat (3) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 dapat dilakukan apabila
es
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat Rekonvensi
si
mohon kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat agar memberikan putusan sebagai berikut:
ne
ng
Dalam Pokok Perkara
1. Mengabulkan gugatan Rekonvensi seluruhnya;
2. Menyatakan hubungan kerja antara Tergugat Konvensi/Penggugat
do
gu Rekonvensi dengan Tergugat Rekonvensi tidak pernah terputus;
3. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk memanggil dan memperkerjakan
In
A
kembali Tergugat I Konvensi/Penggugat Rekonvensi pada jabatan dan
kedudukan semula dan setara;
ah
lik
4. Menetapkan biaya perkara menurut hukum;
Atau : Apabila Mejelis Hakim pemeriksa perkara a quo berpendapat lain, mohon
keadilan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);
am
ub
Bahwa, terhadap gugatan tersebut di atas, Tergugat II mengajukan
eksepsi yang pada pokoknya sebagai berikut:
ep
Bahwa dalam gugatannya Penggugat mendalilkan efisiensi sebagai
k
Managed Service atau Layanan Terkelola dari Penggugat atau lebih dikenal
R
si
sebagai outsourcing melalui penggantian karyawan tetap infrastruktur IT dengan
karyawan vendor outsourcing untuk pekerjaan tetap yang sebelumnya dilakukan
ne
ng
oleh Tergugat II. Program atau proyek tersebut jelas bertentangan dengan
Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 59 ayat 2 yang melarang
do
gu
lik
ub
pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan
ah
masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang
R
ng
Pasal 164 ayat (3) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39,
si
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279) pada frasa
“perusahaan tutup” tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak
ne
ng
dimaknai “perusahaan tutup permanen atau perusahaan tutup tidak untuk
sementara waktu”. Perusahaan Penggugat hingga saat ini masih operasional
atau beroperasi secara normal atau tidak tutup permanen jadi penggunaan dalil
do
gu Pasal 164 ayat (3) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tidak memenuhi
persyaratan hukum;
In
A
Bahwa dengan terbuktinya alasan dan dasar hukum pengajuan penetapan PHK
lemah secara yuridis, maka mengakibatkan gugatan menjadi kabur dan tidak
ah
lik
jelas (obscuur libel), oleh karenanya posita Penggugat tidak memenuhi asas
jelas dan tegas (een duidelijke en bepaalde conclusie) sebagaimana diatur
dalam Pasal 8 ayat (3) RV. Bahwa dengan demikian patutlah kiranya demi
am
ub
hukum, Majelis Hakim yang terhormat menyatakan gugatan tidak dapat diterima
(niet ontvankelijk verklaard);
ep
Bahwa, terhadap gugatan tersebut, Tergugat II mengajukan gugatan
k
si
Rekonvensi dan Penggugat dalam Konvensi sebagai Tergugat Rekonvensi
untuk keadilan dalam perkara ini;
ne
ng
do
gu
rekonvensi;
3. Bahwa Tergugat Rekonvensi merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang industri pakan ternak, industri minyak kopra serta industri pengolahan
In
A
coklat;
4. Bahwa Penggugat Rekonvensi telah bekerja pada Penggugat (PT. Cargill
ah
lik
ub
Rp22.584.049,00 (dua puluh dua juta lima ratus delapan puluh empat ribu
empat puluh sembilan rupiah) per bulan;
ka
profesional dan hingga saat ini tidak pernah menerima surat peringatan dari
ah
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
vendor TCS ditunjuk untuk melakukan pekerjaan outsourcing tersebut.
si
Pekerjaan yang dilakukan pihak outsourcing atau TCS adalah sama dengan
pekerjaan tetap yang sebelumnya dilakukan oleh Penggugat Rekonvensi;
ne
ng
Tindakan Tergugat Rekonvensi tersebut jelas bertentangan dengan Undang
Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 59 ayat 2;
7. Bahwa Peraturan Perusahaan PT. Cargill Indonesia periode 2012-2014 Pasal
do
gu 74 poin 7 huruf (a) menyatakan “Atas prakarsa perusahaan berhubungan
dengan suatu program reorganisasi/rasionalisasi atau perubahan sistem
In
A
kerja, sehingga perusahaan terpaksa melakukan PHK, maka karyawan
kehilangan jabatannya/Pekerjaan, maka karyawan yang bersangkutan dapat
ah
lik
diberhentikan dengan hormat melalui prosedur Undang Undang Nomor 13
Tahun 2003 juncto Peraturan Perundangan yang berlaku”;
Pada pernyataan tersebut hanya menyatakan program reorganisasi/
am
ub
rasionalisasi atau perubahan sistem kerja, yang dapat mengakibatkan
terjadinya PHK akan mengikuti Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 serta
ep
peraturan perundangan yang berlaku. Karena tidak ada dasar hukum pada
k
si
Rekonvensi, maka PHK yang diajukan tersebut tidak memenuhi ketentuan
Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003;
ne
ng
do
gu
lik
ub
dibacakan, walaupun ada verzet, kasasi atau upaya hukum Iainnya dari
ah
Tergugat Rekonvensi;
R
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
skorsing Nomor 002/Skors/HRD/12-15 sejak tanggal putusan dibacakan
si
walaupun ada upaya kasasi atau upaya hukum lain dari Tergugat Rekonvensi;
4. Menyatakan program Managed Service atau Layanan Terkelola dari
ne
ng
Tergugat Rekonvensi bertentangan dengan Undang Undang Nomor 13
Tahun 2003 Pasal 59 ayat 2 sepanjang layanan tersebut berupaya
menggantikan karyawan tetap Tergugat Rekonvensi dengan karyawan
do
gu outsourcing atau pihak ketiga;
5. Menyatakan gugatan Tergugat Rekonvensi dalam perkara ini yang
In
A
menggunakan dasar hukum Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal
164 ayat 3 tidak sah secara hukum;
ah
lik
6. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara;
Atau
Apabila Ketua Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta
am
ub
Pusat cq Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara berpendapat
lain, mohon untik memberikan putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);
ep
Bahwa, terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial pada
k
si
sebagai berikut:
Dalam Konvensi:
ne
ng
Dalam Eksepsi:
Menolak eksepsi Para Tergugat;
do
gu
lik
ub
Dalam Rekonvensi
R
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Menghukum Penggugat Konvensi/Tergugat Konvensi untuk membayar biaya
si
perkara sebesar Rp741.000,00 (tujuh ratus empat puluh satu ribu rupiah);
Menimbang, bahwa Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada
ne
ng
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut telah diucapkan dengan hadirnya
Penggugat dan Tergugat II pada tanggal 25 Januari 2016, terhadap putusan
tersebut Penggugat melalui kuasanya berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal
do
gu 9 Februari 2016 dan Tergugat II mengajukan permohonan kasasi masing-
masing pada tanggal 11 Februari 2016, sebagaimana ternyata dari Akta
In
A
Permohonan Kasasi Nomor 20/Srt.Kas/PHI/2016/PN Jkt Pst., juncto Nomor
104/Pdt.Sus-PHI/2015/PN Jkt Pst., dan Nomor 21/Srt.Kas/PHI/2016/PN Jkt Pst.,
ah
lik
juncto Nomor 104/Pdt.Sus-PHI/2015/PN Jkt Pst., yang dibuat oleh Panitera
Muda Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,
permohonan tersebut diikuti dengan memori kasasi yang diterima di
am
ub
Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat pada tanggal 24 Februari 2016 dan 19 Februari 2016;
ep
Bahwa memori kasasi dari Pemohon Kasasi I juga Termohon Kasasi II/
k
si
masing pada tanggal 25 Februari 2016, kemudian Tergugat I mengajukan
kontra memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan
ne
ng
Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 14 Maret 2016;
Bahwa memori kasasi dari Pemohon Kasasi II Juga Termohon Kasasi
do
gu
lik
ub
dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang,
sehingga permohonan kasasi tersebut secara formal dapat diterima;
ka
I. Judex Facti tidak berwenang atau melampaui batas wewenang dan salah
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
yang adil, tepat dan realistis bagi para pihak dalam perkara ini adalah
si
dengan menyatakan "putus" hubungan kerja antara Penggugat dengan
Para Tergugat terhitung sejak putusan ini diucapkan dengan
ne
ng
menghukum dan mewajibkan Penggugat untuk membayar kepada Para
Tergugat uang pesangon sebesar 3 (tiga) kali ketentuan Pasal 156 ayat
(2), uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan
do
gu Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai dengan ketentuan
Pasal 156 ayat (4) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
In
A
Ketenagekerjaan";
2. Bahwa pertimbangan Judex Facti yang menyatakan putus hubungan
ah
lik
kerja antara Pemohon Kasasi dengan Para Termohon Kasasi terhitung
sejak putusan dibacakan adalah benar, karena Pemohon Kasasi telah
berhasil membuktikan alasan PHK karena reorganisasi/rasionalisasi
am
ub
sebagaimana diatur dalam Pasal 74 poin 7 huruf (a) Peraturan
Perusahaan PT. Cargill Indonesia periode 2012-2014;
ep
3. Bahwa Judex Facti salah menerapkan hukum dalam menghitung
k
si
Pasal 156 ayat (2) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan;
ne
ng
do
gu
lik
ub
ketentuan Pasal 156 ayat (2) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003
ep
tentang Ketenagakerjaan;
ah
6. Bahwa perlu Majelis Hakim ketahui bahwa alasan PHK Pemohon Kasasi
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
7. Bahwa berdasarkan Peraturan Perusahaan periode 2012-2014 pasal 74
si
poin 7 huruf (b) kompensasi untuk PHK akibat reorganisasi/rasionalisasi
adalah uang pesangon, dan/atau uang penghargaan masa kerja dan uang
ne
ng
penggantian hak sesuai Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan;
8. Bahwa oleh karena alasan PHK adalah akibat reorganisasi/rasionalisasi,
do
gu bukan karena pelanggaran, maka uang pesangon yang menjadi hak Para
Termohon Kasasi adalah 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2)
In
A
sebagaimana petitum gugatan Pemohon Kasasi. Hal ini juga sesuai
ketentuan Pasal 164 ayat (3) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
ah
lik
Ketenagakerjaan yang menyatakan "Perusahaan dapat melakukan
pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena perusahaan tutup
bukan karena mengalami kerugian 2 (dua) tahun berturut-turut atau bukan
am
ub
karena keadaan memaksa (force majeur) tetapi perusahaan melakukan
efesiensi, dengan ketentuan pekerja/buruh berhak atas uang pesangon
ep
sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa
k
kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang
ah
si
9. Bahwa pertimbangan hukum Judex Facti halaman 47 alinea 1
menyatakan: "maka Majelis Hakim akan memutus perkara ini sesuai
ne
ng
do
gu
lik
prinsip Pasal 178 ayat (3) HIR, yang melarang Hakim untuk menjatuhkan
putusan lebih dari yang dituntut;
m
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Perusahaan dan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
si
Ketenagakerjaan;
12.Bahwa pertimbangan hukum Judex Facti pada halaman 47 alinea 1 dan 3
ne
ng
yang menghukum dan mewajibkan Pemohon Kasasi membayar pesangon
sebesar 3 (tiga) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), melebihi yang diatur oleh
undang-undang dan melebihi petitum gugatan Pemohon Kasasi;
do
gu 13.Bahwa amar putusan Judex Facti yang menghukum dan mewajibkan
Pemohon Kasasi untuk membayar uang pesangon kepada Termohon
In
A
Kasasi I sebesar Rp1.183.054.887,00 (satu miliar seratus delapan puluh
tiga juta lima puluh empat ribu delapan ratus delapan puluh tujuh rupiah)
ah
lik
dan kepada Termohon Kasasi II sebesar Rp857.064.659,55 (delapan
ratus lima puluh tujuh juta enam puluh empat ribu enam ratus lima puluh
sembilan koma lima puluh lima rupiah), harus diperbaiki karena
am
ub
perhitungan pesangon dihitung sebesar 3 (tiga) kali ketentuan Pasal 156
ayat (2), 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian
ep
hak sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (4) Undang Undang
k
si
Kasasi adalah sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat 2, 1 (satu)
kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak sebesar 1
ne
ng
(satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (4) Undang Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan sebagaimana petitum Pemohon
do
gu
Kasasi II sebesar Rp623.319.752,00 (enam ratus dua puluh tiga juta tiga
ratus sembilan belas ribu tujuh ratus lima puluh dua rupiah), oleh
ah
lik
ub
II. Judex Facti telah salah dalam mempertimbangkan alasan pemutusan hubungan
ep
ng
Alinea Kedua:
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
………., dalil-dalil tersebut menunjukkan ketidak-konsistenan atau telah
si
terjadi sikap ambivalensi dari pihak Penggugat dalam menguraikan dalil-
dalil gugatannya, apakah alasan permohonan PHK tersebut atas dasar
ne
ng
reorganisasi/rasionalisasi atau karena Penggugat telah menyerahkan
sebagian pekerjaan yaitu Divisi IT kepada perusahaan outsourcing... dst;"
Alinea Ketiga:
do
gu "Menimbang, bahwa jika diperhatikan dari pengertian reorganisasi dan
rasionalisasi perusahaan sebagaimana diuraikan di atas dan dikaitkan
In
A
dengan dalil Penggugat angka 7, 8 dan 9 maka menurut Majelis Hakim
sesungguhnya tidak ada reorganisasi/rasionalisasi di perusahaan
ah
lik
Penggugat .... dst";
16. Bahwa pertimbangan Judex Facti adalah keliru, karena berdasarkan
bukti P-2A, P-2B, P-4A dan P-4B tentang Global Service Operations
am
ub
Infrastructure, New Global IT Infrastructure Organization Charts dan
terjemahannya, yang terjadi di Perusahaan Pemohon Kasasi adalah
ep
reorganisasi/rasionalisasi;
k
si
kegiatan penunjang di PT. Cargill Indonesia, maka berdasarkan ketentuan
Pasal 64 dan 65 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
ne
ng
do
gu
18. Bahwa berdasarkan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor SE.04/MEN/VIII/2013 tentang Pedoman
Pelaksanaan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
In
A
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
perubahan struktur organisasi, struktur keuangan dan perubahan lainnya
si
dengan tujuan untuk memperbaiki struktur dan keuangan perusahaan
dengan cara melakukan penghematan di segala bidang termasuk
ne
ng
penghematan tenaga kerja dan biaya serta meningkatkan produktifitas
kerja agar supaya perusahaan menjadi sehat";
20. Bahwa berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan, Pemohon
do
gu Kasasi telah membuktikan terjadinya perubahan struktur organisasi
(reorganisasi/rasionalisasi) berdasarkan bukti P-2A, P-2B, P-4A dan
In
A
P-4B tentang Global Service Operations - Infrastructure, New Global IT
Infrastructure Organization Charts dan terjemahannya) dan keterangan
ah
lik
saksi Noviana Icha Puspitasasri dan Ingkan Immawaty dibawah sumpah,
yang menyebabkan jabatan atau posisi Para Termohon Kasasi tidak lagi
ada dalam skema organisasi yang baru;
am
ub
21. Bahwa reorganisasi/rasionalisasi yang dilakukan oleh Pemohon Kasasi
adalah berupa perubahan struktur organisasi untuk memperbaiki struktur
ep
dan meningkatkan produktifitas kerja Perusahaan, sehingga sesuai
k
si
22. Bahwa berdasarkan fakta-fakta di persidangan, sebagaimana keterangan
saksi Termohon Kasasi I yaitu Hendra Setiawan dibawah sumpah,
ne
ng
do
gu
23. Bahwa didalam Pasal 74 poin 7 huruf (a) Peraturan Perusahaan PT.
Cargill Indonesia periode 2012-2014 (vide bukti P-3) menyatakan "Atas
prakarsa Perusahaan berhubungan dengan suatu program reorganisasi/
In
A
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
sudah tidak ada lagi akibat reorganisasi/rasionalisasi;
si
25. Bahwa berdasarkan fakta yang terungkap dipersidangan serta
pertimbangan Judex Facti pada halaman 42 alinea 1 dan halaman 47
ne
ng
alinea 2, terbukti telah terjadi perubahan struktur organisasi yang
menyebabkan jabatan/posisi Para Termohon Kasasi sudah tidak ada lagi
dalam skema organisasi yang baru, dan berdasarkan Pasal 74 ayat 7
do
gu huruf a Peraturan Perusahaan PT. Cargill Indonesia 2012-2014, maka
alasan PHK Pemohon Kasasi terhadap Para Termohon Kasasi karena
In
A
rasionalisasi/reorganisasi sangat berdasar dan harus dikabulkan, oleh
karenanya pertimbangan hukum Judex Facti pada halaman 42 alinea 2
ah
lik
dan 3 yang menyatakan tidak terjadi reorganisasi/rasionalisasi pada
Perusahaan Pemohon Kasasi merupakan pertimbangan hukum yang
salah sehingga harus dibatalkan;
am
ub
III. Judex Facti salah mempertimbangkan alasan pemutusan hubungan kerja
26. Bahwa Judex Facti telah salah dalam pertimbangannya pada halaman 43
ep
alinea 2 dan 3 sampai dengan halaman 44 alinea 1, yang pada pokoknya
k
si
74 ayat 7 huruf (a) Peraturan Perusahaan periode 2012-2014 karena
pasal tersebut sudah kadaluarsa dan dalam Peraturan Perusahaan
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
29. Bahwa berdasarkan bukti P-3 dan P-9, terbukti Pemohon Kasasi dapat
si
melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap Para Termohon Kasasi
karena alasan reorganisasi/rasionalisasi, oleh karenanya pertimbangan
ne
ng
Judex Facti pada halaman 43 alinea 2 dan 3 sampai dengan halaman 44
alinea 1 merupakan pertimbangan yang salah sehingga putusan harus
dibatalkan;
do
gu 30. Bahwa Judex Facti telah salah dalam pertimbangannya pada halaman 44
alinea 2 dan 3 sampai dengan halaman 45 alinea 1 dan 2, yang pada
In
A
pokoknya mempertimbangkan dasar pemutusan hubungan kerja Para
Termohon Kasasi tidak dapat menggunakan Pasal 164 ayat (3) Undang
ah
lik
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan karena
faktanya sampai saat ini Perusahaan masih tetap beroperasi dan tidak
tutup secara permanen;
am
ub
31. Bahwa sebagaimana fakta yang terungkap di persidangan, alasan PHK
Pemohon Kasasi terhadap Para Termohon Kasasi adalah terjadinya
ep
reorganisasi/rasionalisasi sebagaimana diatur dalam Peraturan
k
si
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 164 ayat (3) Undang Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
ne
ng
32. Bahwa Pasal 164 ayat 3 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan hanya merupakan rujukan atau dasar perhitungan
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
karena Divisi IT bukanlah termasuk 5 (lima) jenis pekerjaan yang boleh
si
diserahkan kepada pihak ketiga (outsourcing);
34. Bahwa Pasal 64 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
ne
ng
Ketenagakerjaan menyatakan "Perusahaan dapat menyerahkan sebagian
pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian
pemborongan pekerjaan atau penyediaan jasa pekerja/buruh yang dibuat
do
gu secara tertulis";
35. Bahwa Pasal 65 dan 66 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
In
A
Ketenagakerjaan pada pokoknya mengatur mengenai syarat-syarat
pemborongan dan penyedia jasa pekerja;
ah
lik
36. Bahwa berdasarkan Pasal 64, 65 dan 66 Undang Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, penyerahan sebagian pekerjaan
kepada pihak ketiga atau outsourcing diperbolehkan oleh undang-undang
am
ub
melalui perjanjian pemborongan atau penyedia jasa pekerja;
37. Bahwa Permenaker Nomor 19 Tahun 2012 tentang syarat-syarat
ep
penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain,
k
si
syarat sebagai berikut:
a. dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama baik manajemen
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
a. Usaha pelayanan kebersihan (cleaning service);
si
b. Usaha penyediaan makanan bagi pekerja/buruh (catering);
c. Usaha tenaga pengaman (security/satuan pengamanan);
ne
ng
d. Usaha jasa penunjang di pertambangan dan perminyakan; dan
e. Usaha penyediaan angkutan bagi pekerja/buruh;
38. Bahwa pertimbangan Judex Facti yang menyatakan Divisi IT tidak dapat
do
gu diserahkan kepada pihak ketiga karena tidak termasuk dalam 5 (lima)
pekerjaan yang boleh di outsorcing-kan adalah salah, 5 (lima) pekerjaan
In
A
yang dimaksud oleh Judex Facti adalah pekerjaan berdasarkan
perjanjian penyedia jasa pekerja sedangkan untuk Divisi IT dalam
ah
lik
perusahaan Pemohon Kasasi dilakukan berdasarkan perjanjian
pemborongan sebagaimana diatur dalam Pasal 65 Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan serta Pasal 3 ayat 2 dan
am
ub
Pasal 4 Permenakertrans Nomor 19 Tahun 2012 tentang Syarat-Syarat
Penyerahan Sebagian Pekerjaan Kepada Pihak Ketiga;
ep
39.Bahwa berdasarkan bukti P-8A s/d P-8D mengenai alur bisnis sektor
k
si
kegiatan penunjang, sehingga penyerahan pelaksanaan sebagian
pekerjaan kepada TCS tidak bertentangan dengan Permenaker Nomor
ne
ng
do
gu
lik
ub
pertimbangan hukum Judex Facti dalam Putusan Judex Facti halaman 47.
ah
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
tidak terbukti adanya reorganisasi dan rasionalisasi di perusahaan yang
si
dijadikan alasan permohonan PHK. karena pada kenyataannya yang terjadi
adalah pengalihan atau penyerahan sebagian pekerjaan yaitu Divisi IT
ne
ng
kepada pihak ketiga atau perusahaan outsourcing. Penyerahan sebagian
pekerjaan tersebut kepada perusahaan outsourcing membuktikan pekerjaan
Pemohon Kasasi tetap ada hanya pekerjaan dilaksanakan oleh pihak ketiga
do
gu selama Pemohon Kasasi dalam masa skorsing. Jika Termohon Kasasi tidak
melakukan skorsing terhadap Pemohon Kasasi maka pekerjaan Pemohon
In
A
Kasasi tetap ada seperti sebelum masa skorsing. Jadi jabatan ataupun
pekerjaan Pemohon Kasasi tidaklah hilang tetapi diambil alih oleh
ah
lik
perusahaan outsourcing yang bertentangan dengan ketentuan pasal 64 dan
65 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan juncto
Putusan Mahkamah Konstitusi RI Nomor 27/PUU-1X/2011 tanggal 17
am
ub
Januari 2012 juncto Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor Kep:
19/MEN/2012. Dan dalam masa skorsingpun Pemohon Kasasi tetap
ep
beraktifitas membantu Termohon Kasasi baik melalui telpon,email ataupun
k
si
T2-12 dan T2-12A termasuk sebagian pekerjaan penting yang tidak dapat
dilakukan oleh pihak ketiga;
ne
ng
do
gu
lik
ub
pekerja. Tanpa ada kesepakatan kedua belah pihak maka penawaran PHK
ep
lebih karena perubahan organisasi saja tidak serta merta dapat dilakukan
es
pengajuan PHK sukarela terhadap pekerja apalagi fakta yang terjadi adalah
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
pihak ketiga atau perusahaan outsourcing yang bertentangan dengan
si
ketentuan Pasal 64 dan 65 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan juncto Putusan Mahkamah Konstitusi RI Nomor 27/PUU-
ne
ng
IX/2011 tanggal 17 Januari 2012 juncto Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
Nomor Kep: 19/MEN/2012. Jadi permohonan PHK dari Termohon Kasasi
tersebut bukanlah permohonan penetapan PHK seperti yang dimaksud
do
gu dalam Pasal 152 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan dan tidak memerlukan pertimbangan lebih jauh karena
In
A
sudah diatur oleh ketentuan Pasal 64 dan 65 Undang Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan juncto Putusan Mahkamah Konstitusi
ah
lik
RI Nomor 27/PUU-IX/2011 tanggal 17 Januari 2012 juncto Peraturan
Menteri Tenaga Kerja RI Nomor Kep: 19/MEN/2012;
3. Bahwa Pemohon Kasasi sangat keberatan dengan pertimbangan Judex Facti
am
ub
yang menyatakan "putus" hubungan kerja antara Penggugat (Termohon
Kasasi) dan Para Tergugat (Pemohon Kasasi) disertai menghukum
ep
Penggugat/Termohon Kasasi dengan kewajiban membayar pesangon di atas
k
putusannya sudah menyimpulkan secara tegas bahwa tidak ada alasan atau
R
si
landasan hukum yang cukup bagi Termohon Kasasi untuk melakukan PHK
kepada Pemohon Kasasi. Selain itu juga disimpulkan oleh Judex Facti belum
ne
ng
ada upaya lain dari Termohon Kasasi untuk menghindari terjadinya PHK
terhadap Pemohon Kasasi. Pemberian pernyataan "putus" hubungan kerja
do
gu
lik
ub
dalam perkara ini tidak termasuk alasan PHK yang dilarang oleh ketentuan
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
karena pada kenyataannya yang terjadi adalah pengalihan atau penyerahan
si
sebagian pekerjaan yaitu Divisi IT kepada pihak ketiga atau perusahaan
outsourcing (TCS)". Karena alasan permohonan PHK tidak terbukti, jadi
ne
ng
tidak ada alasan yang bisa digunakan untuk melakukan permohonan
penetapan PHK oleh Termohon Kasasi sesuai ketentuan Pasal 152 Undang
Undang Nomor 13 Tahun 2003. Perkara yang terjadi adalah perkara
do
gu pengalihan atau penyerahan pekerjaan sebagian pekerjaan Divisi IT kepada
pihak ketiga atau perusahaan outsourcing yang tidak membutuhkan
In
A
penetapan PHK dari Judex Facti karena sudah diatur oleh ketentuan pasal
64 dan 65 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
ah
lik
juncto Putusan Mahkamah Konstitusi RI Nomor 27/PUU-IX/2011 tanggal 17
Januari 2012 juncto Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor Kep:
19/MEN/2012;
am
ub
Judex Facti lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan
perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan
ep
yang bersangkutan
k
si
perusahaan sudah ditiadakan/hilangkan tanpa adanya penelusuran serta
penjelasan lebih detail daftar pekerjaan, sarana, peralatan serta lokasi yang
ne
ng
do
gu
lik
ub
tersebut tanpa dilakukan penelusuran dan penjelasan lebih lanjut apa yang
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
berlaku. Tanpa ada penelusuran lebih dalam maka keinginan tersebut akan
si
menjadi bias karena tidak disertai alasan-alasan yang dapat diterima secara
hukum. Dan fakta dari lapangan membuktikan bahwa Pemohon Kasasi
ne
ng
dalam masa skorsing tetap melakukan aktifitas dan dukungan terhadap
Termohon Kasasi hingga ke lokasi pabrik di luar kota atas permintaan dan
izin dari Termohon Kasasi seperti di uraikan sebelumnya;
do
gu 3. Bahwa Judex Facti dalam pertimbangannya halaman 40 dalam putusannya
berkesimpulan "...masa kerja Tergugat II dihitung sejak tanggal 1 Februari
In
A
1998 (16 tahun lebih)....". Jika dihitung masa kerja dari Pemohon Kasasi
sampai dengan dikeluarkannya putusan oleh Judex Facti adalah 17 tahun
ah
lik
lebih. Jadi perlu ada koreksi perhitungan masa kerja Pemohon Kasasi yang
perlu diperbaiki disini;
4. Bahwa Judex Facti dalam pertimbangannya halaman 44 dalam putusannya
am
ub
menyatakan "...bahwa alasan Penggugat mengajukan permohonan PHK
terhadap Tergugat dengan alasan efisiensi serta pada halaman 46 baris 24
ep
dalam putusan yang menyatakan" PHK dengan alasan reorganisasi/
k
si
bagian eksepsi pada butir 3;
dalam pokok perkara pada butir 10 dan 13;
ne
ng
do
gu
lik
ub
setelah meneliti secara saksama memori kasasi tanggal 24 Februari 2016 dan
ah
pertimbangan Judex Facti, dalam hal ini Pengadilan Hubungan Industrial pada
es
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
R
si
- Bahwa tindakan yang dilakukan Pemohon Kasasi I/Pengusaha/
Penggugat adalah melakukan perubahan system kerja dengan mengalihkan
ne
ng
pekerjaan pada Divisi IT kepada pihak ke-3, sehingga memPHK Para
Pekerja;
- Bahwa tindakan demikian adalah rasional, patut dan wajar dalam
do
gu pengelolaan usaha agar bisnis berjalan efisien demi kelangsungan
pekerjaan dan kemajuan perusahaan;
In
A
- Bahwa terhadap penyelesaian PHK terhadap peristiwa hukum a quo telah
diatur landasan hukumnya pada Peraturan Perusahaan, Pasal 74 poin 7
ah
lik
huruf (a), sehingga dapat dibenarkan;
- Bahwa hak kompensasi PHK tepat dan benar dengan 2 kali Uang
Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Uang Penggantian Hak
am
ub
sesuai Pasal 156 ayat (2), (3), (4) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003
sebagaimana praktek putusan Mahkamah Agung terhadap PHK karena
ep
efisiensi dan atau terhadap alasan-alasan PHK yang tidak dilarang
k
oleh Undang Undang (vide Pasal 153 Undang Undang Nomor 13 Tahun
ah
2003);
R
si
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata
putusan Judex Facti Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam perkara ini
ne
ng
do
gu
lik
ub
April 2016 dihubungkan dengan pertimbangan Judex Facti, dalam hal ini
ep
berikut:
es
M
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
R
si
- Bahwa putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat tidak terdapat adanya kesalah penerapan hukum atau tidak
ne
ng
juga melanggar hukum yang berlaku sebagaimana yang diajukan dalam
alasan-alasan Pemohon Kasasi II a quo ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka
do
gu permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi II MUHAMMAD
ABDUH tersebut harus ditolak;
In
A
Menimbang, bahwa oleh karena nilai gugatan dalam perkara ini
Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) ke atas, sebagaimana
ah
lik
ditentukan dalam Pasal 58 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004, maka biaya
perkara dalam semua tingkat peradilan dibebankan kepada Tergugat
II/Termohon Kasasi I/Pemohon Kasasi II;
am
ub
Memperhatikan, Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
ep
Perselisihan Hubungan Industrial, Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009
k
si
Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang Undang
Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang
ne
ng
bersangkutan;
MENGADILI:
do
gu
ABDUH tersebut;
Membatalkan Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
ah
lik
ub
MENGADILI SENDIRI
Dalam Konvensi:
ka
Dalam Eksepsi :
ep
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
poin 7 huruf (a) Peraturan Perusahaan PT. Cargill Indonesia periode
si
2012 - 2014 dan perpanjangannya terhitung sejak putusan Judex Facti
diucapkan;
ne
ng
3. Menetapkan kewajiban Penggugat untuk membayar kompensasi PHK
Tergugat I dan Tergugat II sesuai Pasal 164 ayat (3) Undang Undang Nomor
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan berupa uang pesangon sebesar 2
do
gu (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja
sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian
In
A
hak sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (4) dengan perincian
sebagai berikut:
ah
lik
a. Taufik HidayatITergugat I
− Pesangon: 2 x 9 x Rp29.392.668,00 =Rp529.068.024,00
− Penghargaan Masa Kerja: 1 x 7 x Rp29.392.668,00 =Rp205.748,676,00
am
ub
− Penggantian perumahan dan pengobatan:
15% x (Rp529.068.024,00 + Rp205.148.676,00)
ep
=Rp110.222.505,00
k
(delapan ratus empat puluh lima juta tiga puluh sembilan ribu dua
R
si
ratus lima rupiah);
c. Muhammad AbduhITergugat II
ne
ng
do
gu
(enam ratus dua puluh tiga juta tiga ratus sembilan belas ribu tujuh
ratus lima puluh dua rupiah);
ah
lik
Dalam Rekonensi :
- Menolak gugatan Para Penggugat Rekonvensi;
m
ub
Mahkamah Agung pada hari Selasa tanggal 22 November 2016 oleh H. Yulius,
R
S.H.,M.H., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai
es
Ketua Majelis, Dr. Horadin Saragih, S.H.,M.H., dan Dr. Fauzan, S.H.,M.H.,
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua
si
dengan dihadiri oleh Anggota-Anggota tersebut dan Jarno Budiyono, S.H.,
Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh para Pihak.
ne
ng
Hakim-Hakim Anggota, Ketua Majelis,
do
gu Ttd./
H. Yulius, S.H.,M.H.
Ttd./
In
A
Dr. Fauzan, S.H.,M.H.
Panitera Pengganti
ah
lik
Ttd./
Jarno Budiyono, S.H.
am
ub
Biaya-biaya:
1. M e t e r a i…………….. Rp 6.000,00
2. R e d a k s i…………….. Rp 5.000,00
3. Administrasi kasasi……….. Rp489.000,00
ep
k
R
MAHKAMAH AGUNG RI
si
an. Panitera
Panitera Muda Perdata Khusus
ne
ng
do
gu
lik
m
ub
ka
ep
ah
es
M
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34