Different About Sleeping and Dreaming PDF
Different About Sleeping and Dreaming PDF
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas tidur dan kualitas mimpi
antara mahasiswa pria dan mahasiswa wanita. Hipotesis yang diajukan adalah (a) ada
perbedaan kualitas tidur antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan,mahasiswa
wanita memiliki kualitas tidur yang lebih tinggi dibanding mahasiswa laki-laki, dan (b) ada
perbedaan kualitas mimpi antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan, mahasiswa
wanita memiliki kualitas mimpi yang lebih tinggi dibanding mahasiswa laki-laki.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Kualitas Tidur dan
Skala Kualitas Mimpi. Alat ukur Skala Kualitas Tidur dan Skala Kualitas Mimpi
dirumuskan berdasarkan teori kualitas tidur yang disusun oleh penulis. Subjek penelitian ini
adalah 319 mahasiswa Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, yang berasal dari delapan
fakultas (psikologi, kedokteran, matematika dan ilmu pengetahuan, teknologi industri, teksnik
sipil dan perencanaan, ilmu agama islam, hukum, dan ekonomi).
Hasil penelitian menunjukkan (a) ada perbedaan kualitas tidur antara mahasiswa pria
dan wanita; mahasiswa wanita memiliki kualitas tidur yang lebih tinggi dibanding mahasiswa
laki-laki, dan (b) tidak ada perbedaan kualitas mimpi antara mahasiswa pria dan wanita.
Kata kunci: kualitas tidur, kualitas mimpi, jenis kelamin
Abstract
The aim of the research is to knowing the difference sleeping quality and dreaming
quality between male student and female student. The hypothesis which of the offered are (a)
there are any difference of sleeping quality between male student and female student; female
student having higher quality if sleeping compare to the male student, and (b) there are any
difference of dreaming quality between male student and female student; female student having
higher quality of dreaming compared to the male student.
The measurement which is used are sleeping quality scale and dreaming quality scale.
Sleeping quality scale and dreaming quality scale. Sleeping quality scale and dreaming quality
scale measurement are formulated based on the sleeping quality’s theory which is arranged by the
writer. The subject of the research are 319 UII Yogyakarta’s student, which are from eight faculties
(Psychology, Medical, Science and Mathematic, Industry, Islamic Science, Law, and Economic).
The result of the research showing that (a) there are any difference of sleeping quality
between male students and female students, and (b) there are no differences of dreaming quality
between male students and female students.
Keyword : sleeping quality, dreaming quality, sexuality
\ 78[
[ Humanitas : Indonesian Psychological Journal Vol. 2 No. 2 Agustus 2005 : 77 - 88
penyimpanan, penataan, dan pembacaan miring ke kanan dan menghadap kiblat. Aktivitas
informasi yang disimpan dalam otak, serta lain yang dipandang mempengaruhi kualitas
perolehan informasi saat terjaga. tidur adalah poisisi tidur dalam keadaan miring
Sementara yang dimaksud dengan ke kanan dan menghadap kiblat. Yang
kualitas tidur adalah suatu keadaan di mana tidur dimaksud menghadap kiblat adalah
yang dijalani seorang individu menghasilkan mengarahkan tubuh ke baitullah (“rumah Allah
kesegaran dan kebugaran di saat terbangun. ‘Azza wa jalla”), yaitu Ka’bah yang berada di
Kualitas tidur berdasarkan telaah pustaka atas Kota Makkah. Itu artinya sebelum tidur
berbagai macam pendapat yang dihimpun seseorang secara sadar menyerahkan dirinya
penulis (Nashori, 2002; Purwanto, 2003). kepada Allah. Keadaan ini membawa implikasi
Adapun aspek-aspek kualitas tidur bagi seseorang, yaitu dirinya terarah secara fisk
dirumuskan oleh penulis dengan menggunakan dan spiritual kepada Allah. Miring ke kanan
berbagai rujukan (Nashori, 2002; Maas, 2002; adalah simbol yang baik. Kanan dalam
Purwanto, 2003). Aspek-aspek kualitas tidur pandangan Islam, sering diistilahkan ash-habul
terdiri atas tujuh buah. yamin, adalah posisi yang baik (Nashori, 2002).
Tidak kurang dari itu, miring ke kanan
Aspek pertama adalah bersuci, berdoa dan
ternyata memiliki implikasi biologis bagi
berdz ikir sebelum tidur. Menjelang tidur,
seseorang. Dalam posisi demikian, lambung
aktivitas yang dipandang ikut berperan serta
berada dalam posisi yang lebih bebas untuk
mempengaruhi kualitas tidur adalah bersuci,
berdoa dan berdzikir sebelum tidur. Bersuci menjalankan fungsinya (Maas, 2002).
yang dimaksud dalam tulisan ini adalah Aspek ketiga adalah nyaman secara
menyucikan jasad dan ruhani, dengan psikologis. Keadaan lain yang dipandang
berwudhu. Aktivitas berwudhu sebelum tidur mempengar uhi kualitas tidur adalah
adalah aktivitas yang dianjurkan oleh ajaran kenyamanan secara psikologis. Boleh jadi
Islam. Barangsiapa bersuci dan kemudian seseorang dalam keadaan menghadapi beragam
mendatangi tempat tidurnya, maka ia tidur seakan masalah, namun yang terpenting adalah
tempat tidurnya itu masjidnya (Shadiq, 1996). bagaimana ia menanggapi masalah tersebut.
Aktivitas lain yang dianjurkan adalah berdoa Bila seseorang tetap optimis dalam
menjelang tidur. Inti dari doa adalah memandang berbagai macam masalah, yakin
penyerahan diri manusia kepada Allah Azza akan adanya jalan keluar, maka ia dapat
wa jalla, Dzat yang menghidupkan dan menjalani tidurnya dengan baik. Sebaliknya,
mematikan manusia. Islam juga menganjurkan kalau seseorang dibebani oleh berbagai macam
umatnya untuk berdzikir atau mengingat Allah hal menjelang tidurnya, misalnya dipenuhi
‘Azza wa jala sebelum tidur. Sebuah hadis Nabi ketakutan, maka tidurnya kemungkinan lebih
Muhammad menunjukkan bahwa seseorang mudah terganggu (Nashori, 2002).
yang melakukan aktivitas berdzikir sebelum Aspek keempat adalah badan dalam
tidurnya, maka sepanjang tidurnya dinilai keadaan rileks (tidak aktivitas tidur yang berat)
berdzikir. Kalau selama tidur seseorang menjelang tidur. Secara fisik, aktivitas yang
berdzikir, maka tentu saja secara spiritual tidur dianjurkan adalah tidak melakukan aktivitas
seseorang berkualitas atau bermutu tinggi fisik yang berat sesaat menjelang tidur.
(Nashori, 2002). Dikatakan oleh Maas (2002) bahwa menjelang
Aspek kedua adalah tidur dalam keadaan tidur seseorang sebaiknya tidak melakukan
\ 80[
[ Humanitas : Indonesian Psychological Journal Vol. 2 No. 2 Agustus 2005 : 77 - 88
Allah dan mimpi (polusi) datangnya dari setan (HR Dalam berbagai hadits diungkapkan
Bukhari dari Abdullah Ibnu Qatadah). Hadis bahwa perlindungan dari Allah ‘Azza wa jalla
Nabi yang lain juga mengungkapkan: Mimpi dicapai melalui serangkaian aktivitas, di
yang benar adalah salah satu dari empat puluh enam antaranya adalah membaca surat al-fatihah,
cabang kenabian (HR Bukhari dari Anas bin ayat kursi, surat al-ikhlas, surat al-falaq, dan
Malik). surat al-naas (Nashori, 2002).
Berdasarkan berbagai macam Aspek kedua memperoleh mimpi yang
pandangan, penulis membagi kualitas mimpi menyenangkan. Dalam kehidupan sehari-hari,
menjadi tujuh aspek (Mubarok, 2004; Nashori, seseorang mengalami berbagai pengalaman
2002; Shadiq, 1996): hidup. Pengalaman-pengalaman hidup itu
Aspek pertama adalah meminta perlindungan secara garis besar dikelompokkan menjadi
dari Allah ‘Azza wa jalla. Pada malam hari, pengalaman yang menyenangkan, pengalaman
dalam pandangan agama, manusia dalam yang tidak menyenangkan, dan pengalaman
keadaan tak berdaya, terutama saat manusia yang netral-netral saja. Semua pengalaman
tertidur. Kekuatan-kekuatan yang hidup manusia itu terekam dalam alam sadar
mengganggu manusia ternyata bekerja lebih dan tidak sadar seseorang. Ia akan memilih
keras. Hal ini digambarkan oleh Al-Qur’an jalan untuk muncul kembali, salah satunya
melalui Surat al-Falaq. Katakanlah: “Aku adalah melalui mimpi. Bila seseorang melihat
berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, kembali gambaran positif kehidupannya, maka
dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan ia memperoleh mimpi yang menyenangkan.
malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan Contoh-contoh mimpi yang menyenangkan
wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada adalah bertemu dengan orang yang disayangi,
buhul-buhul, dan dari kejahatan orang dengki berjalan-jalan di tempat wisata, berenang atau
apabila ia dengki.” (QS al-Falaq, 113:1-5). Di bermain-main di danau atau di sungai yang
dalamnya dijelaskan bahwa pada malam hari airnya mengalir perlahan, dan seterusnya
makhluk manusia maupun makhluk halus (Nashori, 2004).
menggunakan malam untuk mendzalimi Aspek ketiga adalah memperoleh mimpi yang
orang-orang yang tak mereka sukai. benar, berisi pengetahuan (ide, masa depan,
Dalam kondisi ancaman kejahatan pengetahuan masa lalu), petunjuk, dan peringatan).
berbagai makhluk, manusia dapat Berdasarkan penelitian Nashori (2001),
mempertahankan dirinya untuk tetap diketahui bahwa mimpi-mimpi yang benar
terlindung dan tak terperdaya, yaitu dengan dapat ditemukan oleh seseorang. Mimpi
memohon perlindungan kepada Allah. Intinya, pengetahuan ini bisa berisi pengetahuan
agar dalam tidur tidak hadir gangguan berbagai tentang suatu persoalan yang membutuhkan
makhluk, termasuk melalui mimpi, maka salah pemecahan atau jalan keluar. Sebagai contoh,
satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan dalam kehidupan sehari-hari seseorang
meminta perlindungan kepada Allah. menghadapi masalah studi. Saat tertidur, ia
Seseorang yang ada dalam perlindungan Allah memperoleh mimpi yang relevan dengan
berada dalam keadaan aman. Andaikan persoalan hidupnya, yaitu apa yang harus
makhluk manusia maupun makhluk yang lain dilakukannya agar studinya berjalan sukses
hendak mengganggunya, kekuatan Allah akan (Mubarok, 2004).
mampu menghadang gangguan yang datang. Seseorang juga bisa memperoleh mimpi
\ 82[
[ Humanitas : Indonesian Psychological Journal Vol. 2 No. 2 Agustus 2005 : 77 - 88
menghormati orangtua (Nashori, 2002). melakukannya, maka itu dipandang sebagai
Kualitas Tidur dan Kualitas Mimpi sangat bermasalah. Dampak lanjutannya
Mahasiswa Pria dan Mahasiswa Wanita. Sebelum adalah kualitas tidur laki-laki mungkin lebih
melakukan pengambilan data, penulis telah buruk dibanding kualitas tidur mahasiswa
banyak melakukan pengamatan dan perempuan.
wawancara terhadap berbagai macam Selain tidur, masalah mimpi juga
fenomena kualitas tidur dan kualitas mimpi di berbeda antara laki-laki dan perempuan.
kalangan mahasiswa UII. Berdasarkan berbagai pengamatan dan
Berdasarkan pengamatan dan wawancara, perempuan lebih mungkin
wawancara yang penulis lakukan, dapatlah memiliki mimpi yang lebih berkualitas
diketahui bahwa banyak mahasiswa yang dibanding laki-laki. Dasarnya adalah karena
memulai tidur di waktu sudah sangat larut dan kualtias tidur perempuan lebih baik dibanding
bangun juga terlambat. Mahasiswa laki-laki kualitas tidur laki-laki. Padahal mimpi yang
suka memulai tidur ketika waktu menunjukkan dialami seseorang itu terjadi dalam tidur
pukul 12 malam. Mahasiswa perempuan seseorang. Namun, demikian laki-laki
memiliki kebiasaan tidur yang lebih baik, yaitu dimungkinkan juga untuk memiliki kualitas
tidur lebih awal. Sekalipun demikian ada mimpi yang lebih baik daripada mahasiswa
perempuan. Seperti diketahui bahwa
sejumlah perkecualian, khususnya mereka
(mahasiswa) laki-laki biasanya kurang terlibat
yang suka menghabiskan waktu malamnya
secara emosional dibanding mahasiswa
dengan dugem atau dunia gemerlap. Mereka
perempuan terhadap persoalan-persoalan yang
keluar rumah dan melakukan aktivitas hingga
dihadapi. Keterlibatan yang intens dengan
pukul 3 pagi, namun yang melakukan hal
suasana emosi saat terjaga memungkinkan
seperti ini terbilang sedikit.
mimpi para mahasiswa wanita untuk
Salah satu hal penting adalah toleransi terpengaruh oleh pengalaman emosional.
yang berbasis jender. Sebuah kebiasaan yang Padahal, seperti diketahui bahwa mimpi yang
berkembang dalam masyarakat Indonesia dialami seseorang sangat dipengaruhi oleh
adalah memberi peluang kepada laki-laki pengalaman batin seseorang saat sadar.
untuk pulang hingga larut malam. Laki-laki
diperkenankan untuk menuntaskan berbagai Hipotesis
urusannya hingga larut malam bahkan pagi
hari, sementara perempuan tidak diperkenan- Berdasarkan penjelasan di atas, dapatlah
kan. Kalaupun perempuan diperkenankan, dirumuskan hipotesis penelitian:
biasanya harus ditemani laki-laki. Toleransi 1. Ada perbedaan kualitas tidur antara
terhadap aktivitas di larut malam pada laki- mahasiswa laki-laki dan mahasiswa
laki ini secara keseluruhan akan menyebabkan perempuan.
pengelolaan tidur laki-laki berbeda dengan 2. Ada perbedaan kualitas mimpi antara
pengelolaan tidur perempuan. Laki-laki merasa mahasiswa laki-laki dan mahasiswa
lebih bebas menggunakan waktu malamnya perempuan.
dibanding perempuan. Hal itu pulalah yang Metode Penelitian
terjadi pada mahasiswa. Mahasiswa laki-laki
merasa tidak bermasalah ketika pulang larut Dalam penelitian yang berposisi sebagai
malam sementara kalau perempuan variabel tergantung adalah kualitas tidur dan
\ 84[
[ Humanitas : Indonesian Psychological Journal Vol. 2 No. 2 Agustus 2005 : 77 - 88
adalah blue print skala kualitas mimpi. sangat rendah (2,2%) dam sangat tinggi
Setelah dianalisis, diketahui bahwa alat (0,6%).
ukur skala kualitas mimpi menunjukkan Data dari tabel di atas menunjukkan
koefisien korelasi aitem-total yang bergerak bahwa kualitas mimpi subjek sebagian besar
antara –0,3787 hingga 0,6509. Sementara subjek penelitian tergolong sedang (64,6%)
Tabel 2. Kategorisasi Kualitas Mimpi Subjek Penelitian
aitem-aitem skala yang sahih menunjukkan dan tinggi (30,4%). Sisanya sangat tinggi
koefisien korelasi aitem-total yang bergerak (0,6%), rendah (4,1%), dan sangat rendah
antara 0,2541 hingga 0,6509. Koefisien (0,3%).
alphanya menunjukkan koefisien korelasi Sementara analisis uji beda terhadap
0,9046. Dari 50 aitem yang diuji-coba, yang kualitas tidur dan kualitas mimpi pada
lolos berjumlah 31 aitem. Di antara 31 aitem mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan
yang lolos, sebanyak 29 aitem digunakan menunjukkan hasil sebagai berikut:
peneliti sebagai alat ukur penelitian. a. Ada perbedaan kualitas tidur antara
Data penelitian ini akan menggunakan mahasiswa putra dan mahasiswa putri
analisis t-test. Analisis uji beda dimaksudkan Universitas Islam Indonesia. Mahasiswa
untuk mengetahui (a) perbedaan kualitas tidur putri memiliki kualitas tidur yang lebih
antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa tinggi dibanding mahasiswa putra (F =
perempuan dan (b) perbedaan kualitas mimpi 1.400, t = -3.486, p = 0.001/p < 0.01).
antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa Adapun rata-rata skor kualitas tidur
perempuan. mahasiswa putri (N = 163) adalah 78.15
dan mahasiswa putra (N = 156) adalah
Hasil Penelitian 74.66.
b. Tidak ada perbedaan kualitas mimpi
Data penelitian ini diambil dari delapan antara mahasiswa putra dan mahasiswa
Fakultas di lingkungan Universitas Islam putri Universitas Islam Indonesia. (F =
Indonesia. Jumlahnya adalah 319 orang. 4.115, t = 0.151, p = 0.880/p > 0.05).
Data dari tabel di atas menunjukkan Adapun rata-rata skor kualitas mimpi
bahwa tingkat kesiapan tidur berkualitas mahasiswa putri (N = 163) adalah 78.95
sebagian besar subjek penelitian tergolong dan mahasiswa putra (N = 156) adalah
sedang (69,3%) dan tinggi (27,9%). Sisanya 79.14.
\ 86[
[ Humanitas : Indonesian Psychological Journal Vol. 2 No. 2 Agustus 2005 : 77 - 88
menggunakan kata sifat yang negatif untuk Daftar Pustaka
meng gambarkan emosi mereka, seperti
ketidakberdayaan, paranoid, terluka, shock, Barrett, D. 1993. The “Committee of Sleep”:
merasa bersalah, kecemburuan, menangis, A Study of Dream Incubation for
berteriak, frustrasi, kematian, kelelahan (Ross Problem Solving. Dreaming, Vol. 3,
Levin, 1994). Dalam penelitian-penelitian di No.2.
atas tidak ditemukan perbedaan antara Bergin, A.E. 1987. Religiousness and Mental
kualitas mimpi antara laki-laki dan perempuan. Health Reconsidered. Journal of
Consulting Psychology, 34, 2, 95-105.
Kesimpulan dan Saran
Berry, J.W., Poortinga, Y.H., Segall, M. H., &
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Dasen, P. R. 1994. Cross-Cultural
1. Ada perbedaan kualitas tidur antara Psychology: Reasearch and Application.
mahasiswa putra dan mahasiswa putri New York: Cambridge University Press.
Universitas Islam Indonesia. Mahasiswa Calhoun, J.F. & Acocella, J.R. 1990. Psychology
putri memiliki kualitas tidur yang lebih of Adjustment and Human Relationship.
tinggi dibanding mahasiswa putra. Thrid Edition. New York: McGraw
2. Tidak ada perbedaan kualitas mimpi Hill.
antara mahasiswa putra dan mahasiswa
putri Universitas Islam Indonesia. Chaplin, J.P. 1997. Kamus Lengkap Psikologi.
Cetakan Keempat. Jakarta: Rajawali
Saran untuk subjek penelitian adalah
Press.
agar memperoleh prestasi belajar yang optimal,
mahasiswa putra disarankan untuk Dee, N. 2001. Memahami Mimpi. Yogyakarta:
meningkatkan kualitas tidurnya. Mahasiswa LkiS.
hendaknya mengupayakan agar tidurnya dapat Delorme, M.A., Lortie-Lussier, M., & De
berlangsung secara nyenyak. Disarankan pula Koninck, J. 2002. Stress and Coping in
agar mereka membiasakan diri memulai tidur the Waking and Dreaming States
lebih awal dan bangun lebih awal. During in Examination Period.
Sementara itu saran untuk Lembaga Dreaming, Vol. 12, No. 4.
Perguruan Tinggi adalah pimpinan perguruan Domhoff, G.W. & Schneider, A. 1998. New
tinggi, melalui dosen pembimbing akademik, Rationales and Methods for
hendaknya sejak awal menekankan pentingnya Quantitative Dream Research Outside
kualitas tidur para mahasiswa. Mereka perlu the Laboratory. Sleep, 21, 398-404.
mendorong mahasiswa agar dapat meraih tidur
yang nyenyak serta memulai tidur lebih awal Freud, S. 2002. Tafsir Mimpi. Yogyakarta:
bangun tidur lebih awal. Saran ini sangat Penerbit Jendela.
relevan untuk diberikan pada saat ini, di mana Gustinawati. 1990. Peranan Kontrol Pribadi
salah satu fenomena yang dapat ditemukan terhadap Kesesakan pada Penghuni
pada sebagian mahasiswa adalah kesukaan Perumahan dengan Kepadatan Tinggi.
untuk beraktivitas di dunia gemerlap (dugem), Skripsi (tidak dipublikasikan).
begadang hingga larut malam, dan seterusnya. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
Hall, C. S. dan Lindzey, G. 1998. Teori
\ 88[
[ Humanitas : Indonesian Psychological Journal Vol. 2 No. 2 Agustus 2005 : 77 - 88