Keywords Abstract
Dhikr, Patients with hallucinatory experience inability to distinguish internal and
Auditory external stimuli. The patient produce perception or opinion about the
Hallucinations environment without real existence object or real stimulation. It could be in
form of hearing voices when no one was talking or hearing unreal sound. The
signs and symptoms that can be observed are patient seems like listening
voice or noise which gave orders to the patient to perform activity. Based on
the problem above the researcher try to investigate the influence
of Dhikr towards auditory hallucinations patients. This research applied
descriptive qualitative approach by maximize the nursing process. The
population was patient with hallucinations. The sampling techniques was
non probalility sampling with purposive sampling approach. The sample of the
research were 8 respondents. The results showed that 5 of 8 respondents said
their hallucinations was decreased after performing dhikr, whereas 3 of 8
respondents said that they still hear hallucinations after performing dhikr.
Conclusion: Dhikr is effective to reduce auditory hallucinations.
70
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2017; Volume 15; No 1.
Website: ejournal@stikespku.ac.id
71
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2017; Volume 15; No 1.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
3. HASIL DAN PEMBAHASAN palsu tersebut muncul ketika malam hari, dan
3.1 Karakteristik Subjek Penelitian dalam keadaan emosi ketika suara palsu tersebut
muncul.
Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian Pengkajian dari 8 responden sebanyak 6
responden berusia antara 25-45 tahun, hal itu
No Kode Nama Pendidikan Agama Usia Pekerjaan
menyebabkan masalah yang dialami oleh
1 R1 Tn. Sr SMP Islam 45 Buruh
pabrik
responden akan lebih bervariasi. Penjelasan oleh
Pieter dan Namora (2010) bahwa usia dewasa
2 R2 Tn. S SD Islam 52 Petani
muda berisiko lebih tinggi mengalami gangguan
3 R3 Sdr. WA SMA Islam 35 Pengang-
guran
jiwa terutama halusinasi karena pada tahap ini
4 R4 Tn. AS SMP Islam 41 Buruh
kehidupan penuh dengan stressor, masa dewasa
pabrik muda mengalami masa ketegangan emosi dan itu
5 R5 Tn. WR SMP Islam 47 swasta berlangsung hingga usia 30-an. Dalam usia
6 R6 Sdr. WW SMA Islam 32 Pengang-
tersebut individu akan mudah mengalami
guran ketidakmampuan menghadapi masalah sehingga
7 R7 Sdr. MS SMP Islam 22 Pengang- akan lebih mudah emosi.
guran Pengkajian permasalahan yang dilakukan
8 R8 Tn. SJ SMA Islam 49 Swasta kepada 8 responden, sebanyak 5 responden
mengatakan faktor yang menyebabkan klien
3.2 Pengkajian dibawa kerumah sakit adalah terdapat masalah
Pengkajian dari proses keperawatan dengan keluarga. Seperti pendapat Yosep (2007)
bertujuan mengumpulkan informasi atau data bahwa salah satu peyebab dari masalah halusinasi
tentang klien, untuk mengidentifikasi, mengenali adalah faktor perkembangan yang terganggu
masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan misalnya rendah kontrol dan kehangatan keluarga
keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial, dan yang menyebabkan klien tidak mampu mandiri
lingkungan. Pengambilan data melalui peng- sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri
kajian dengan mengamati (observasi), dan lebih rentan terhadap stress.
wawancara, dan studi dokumentasi. Metode yang
digunakan untuk mengumpulkan data tentang 3.3 Diagnosa Keperawatan
pasien antara lain dengan menggunakan: Diagnosa/perumusan diagnosa adalah
komunikasi (wawancara), pengamatan mengidentifikasi masalah melalui respon klien,
(observation), pemeriksaan fisik dan studi kasus menyelidiki dan menentukan faktor penunjang
(Dermawan, 2012). (penyebab, tanda dan gejala), mengidentifikasi
Peneliti melakukan pengkajian mengenai kemampuan pasien dalam mengatasi masalah.
halusinasi kepada 8 responden dengan melakukan Wahid dan Suprapto (2012)
observasi rata – rata klien mengalami tanda dan Berdasarkan pengkajian yang telah dilaku-
gejala yang sama yaitu mengarahkan telinga ke kan pada 8 responden didapatkan keluhan yang
arah tertentu, gelisah, terlihat terganggu, marah hampir sama antara R1, R2, R3, R4 R5, R6, R7,
tanpa sebab, mencoba berinteraksi dengan R8 yaitu mereka merasa mendengar bisikan yang
lingkungan, tidak berdaya, sering menangis menyuruh untuk melakukan sesuatu sehingga
sendiri, tertawa sendiri. Hal ini sejalan dengan menuruti halusinasinya, memukul seseorang
pendapat yang dikemukakan oleh Direja (2011) ketika emosi, mengarahkan telinga ke arah
tanda dan gejala halusinasi adalah pasien sering tertentu, sering tertawa sendiri, merasa takut
berbicara atau tertawa sendiri, marah-marah ketika halusinasinya muncul, perubahan pola
tanpa sebab, mengarahkan telinga ke arah komunikasi, gelisah. Sehingga dari data tersebut
tertentu, menutup telinga, mendengar suara atau masalah keperawatan gangguan persepsi sensori:
kegaduhan. Mendengar suara yang mengajak pendengaran (auditori).
pasien bercakap-cakap, mendengar suara yang Hal ini sesuai dengan teori yang diung-
menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya. kapkan oleh Kim et all (2012) batasan
Wawancara dari 8 responden mengatakan karakteristik dari gangguan persepsi sensori:
mendengar suara palsu, sebagian besar suara auditori adalah halusinasi, marah, ketakutan,
72
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2017; Volume 15; No 1.
Website: ejournal@stikespku.ac.id
73
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2017; Volume 15; No 1.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
fase yang menjijikan. Hal ini sesuai teori yang responden sebanyak 5 responden mengatakan
dijelaskan oleh Sulahyuningsih (2016) fase halusinasi berkurang setelah melakukan dzikir,
comforting yaitu fase menyenangkan. Klien dan 3 responden lainnya tidak mengalami
mengalami stres, cemas, perasaan perpisahan, perubahan.
rasa bersalah, kesepian yang memuncak, dan
tidak dapat diselesaikan. Klien tersenyum atau 5. REFERENSI
tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan bibir
tanpa suara, pergerakan mata cepat, respons Bulechek, G.M., Butcher, H & Dochterman, J M.
verbal yang lambat jika sedang asyik dengan 2016. Nurshing Intervention Classi-
halusinasinnya dan suka menyendiri. Pada fase fication (NIC) teen edition. United States
condemming atau ansietas berat yaitu halusinasi of America. Elsevier
menjadi menjijikkan. Pengalaman sensori menji-
jikkan dan menakutkan, kecemasan meningkat, Dalami, E. 2009. Asuhan Keperawatan Klien
melamun, dan berpikir sendiri jadi dominan. Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta: Trans
Mulai dirasakan ada bisikan yang tidak jelas. Info Media.
Klien tidak ingin orang lain tahu, dan ia tetap Dermawan, D. 2012. Proses Keperawatan
dapat mengontrolnya. Meningkatnya tanda-tanda Penerapan Konsep dan Kerangka
sistem saraf otonom seperti peningkatan denyut Kerja.Yogyakarta: Gosyen Publishing
jantung dan tekanan darah. Klien asyik dengan
halusinasinya dan tidak bisa membedakan Direja, A.D.S. 2011. Buku Ajar Asuhan Kepe-
realitas. rawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
Fatihuddin. 2010. Tentramkan Hati Dengan
4. SIMPULAN
Dzikir. Delta Prima Press.
Hasil pengkajian yang dilakukan kepada 8
responden mengenai halusinasi adalah yang Kim M.J, Gertrude K. McFarland, Audrey M.
dirasakan oleh responden umumnya memiliki Mclane. 2006. Diagnosa Keperawatan
ciri-ciri yang sama yaitu mengarahkan telinga ke (Poceket Guide to Nursing Diagnosa).
arah tertentu, sering mendengar suara palsu, Jakarta: EGC.
emosi ketika mendengar suara palsu tersebut,
merasa terganggu, tidak berdaya, tertawa sendiri, Pieter Z.H dan Namora. 2010. Pengantar
menangis tanpa sebab. Biasanya penderita halu- Psiokologi Dalam Keperawatan. Jakarta:
sinasi mendengar suara palsu ketika malam hari. Kencana
Diagnosa Keperawatan yang muncul pada 8 Sulahyuningsih, E. 2016. Pengalaman Perawat
responden adalah gangguan persepsi halusinasi: Dalam Mengimplementasikan Strategi
auditori. Perencanaan Keperawatan untuk Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pada
diagnosa keperawatan gangguan persepsi sensori: Pasien Halusinasi Di Rumah Sakit Jiwa
auditori yaitu: melibatkan klien dalam aktifitas Daerah Surakarta. Jurnal Keperawatan
berbasis realitas yang mungkin mengalihkan Jiwa. Http.eprints.ums.ac.id/40858/
perhatian dari halusinasi (dzikir).
Pelaksanaan Keperawatan dilakukan 3-8 Wahid, A dan Suprapto, I. 2012. Dokumentasi
hari sejak 30 Maret – 15 April. Implementasi Proses Keperawatan. Yogyakarta: Nuha
yang dilakukan kepada 8 responden dengan Medika
melakukan dzikir setiap waktu luang, ketika klien
mendengar suara palsu dan ketika setelah sholat. Yosep, I. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT
Responden mengucapkan lafal dzikir: Subh- Refika Aditama.
anallah, Alhamdullilah, Allahuakbar, Lailaha Zelika, A.A dan Dermawan, D. 2015. Kajian
illallah, bismilahirohmanirohim. Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Perkembangan 8 responden setelah diberi- Pendengaran Pada Sdr.R di Ruang
kan tindakan selama 2 minggu sebagai evaluasi Nakula Rsjd Surakarta. Jurnal Kepera-
dalam tindakan keperawatan berdasarkan watan Jiwa. 12 (2). 8-15.
masalah keperawatan sebagai berikut: dari 8 www.ejournal.stikespku.ac.id.
74