Selain menurut ketinggianya dapat diklasifikasi menurut kemiringan tanah dan jenis tanah
sebagaimana telah dijelaskan dibawah ini:
Tingkat kemiringan tanah Persentase
Persentase Derajad
00-02 0-1,8 30,52
03-15 1,8-13,5 32,61
16-40 13,5-36 27,33
41> 36-90 9,54
Jumlah 100
b) Jenis Tanah
Adapun jenis tanah Kabupaten Konawe meliputi tanah Latosol dengan luas 363,380 ha atau
23,35 persen, tanah Padzolik dengan luas 438,110 ha atau 28,15 persen, tanah Organosol
seluas 73,316 ha atau 4,71 persen, tanah Mediteran seluas 52,888 ha atau 3,39 persen, tanah
Aluvial seluas 74,708 ha atau 4,80 persen, dan tanah Campuran seluas 553,838 ha atau 35,59
persen.
c) Iklim
Keadaan iklim seperti daerah – daerah lain di Indonesia di Kabupaten Konawe dikenal dengan
dua musin yaitu Musim Kemarau dan Musim Hujan. Akan tetapi keadaan musim tersebut dapat
dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup diatas wilayah permukaan.
Musim tersebut di Kabupaten Konawe pada biasanya pada bulan November sampai dengan
Maret, angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Benua Asia dan Samudera Pasifik,
setelah melewati beberapa lautan. Pada bulan tersebut terjadi musim hujan. Bulan April
penentuan curah hujan arus angin tidak mengarah pada satu arah kadang kurang, kadang
lebih. Musim tersebut dikenal sebagai musim pancaroba. Sedangkan pada bulan Mei dan
Agustus arah angin bertiup dari arah timur berasal dari Benua Australia dengan kurang
mengandung uap air. Hal ini diakibatkan minimnya curah hujan di daerah Kabupaten Konawe.
Akan tetapi pada Agustus sampai dengan Oktober terjadi perubahan cuacah menjadi musim
kemarau dengan ini sebagai akibat perubahan kondisi alam tidak menentu dan musin tersebut
sering menyimpan dari kebiasaan.
d) Hidrologi
Kabupaten Konawe mempunyai sungai besar yang sangat potensial dalam pengembangan
pertanian, dan irigasi serta pembudidayaan perikanan darat bahkan dengan Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA) seperti: Sungai Konaweeha dan Sungai Lahumbuti. Sedangkan sungai –
sungai besar yang lain seperti: Sungai Lapoa sekarang telah termasuk wilayah Kabupaten
Konawe Selatan. Sungai Lasolo, Kokapi, Toreo, Andumowu dan Sungai Molawe menjadi bagian
wilayah Konawe Utara.
Sungai Konaweeha merupakan sungai yang terbesar di daerah Kabupaten Konawe mempunyai
debit air yang sangat kuat ± 200 m 3 per detik. Pada sungai tersebut telah dibangun bendungan
air wawotobi yang mampu mengairi beberapa persawahan yang ada di kabupaten konawe
dengan luas persawahan ± 18.000 hektar. Selain dari beberapa sungai tersebut di atas masih
terdapat Rawa Aopa yang berpotensial untuk pengembangan usaha perikanan darat.
2. KOTA KENDARI
a) Tinggi Wilayah
Dilihat berdasarkan ketinggian wilayah Kota Kendari di atas permukaan laut, Kecamatan
Mandonga merupakan wilayah tertinggi berada pada ketinggian 30 meter di atas permukaan
laut, selanjutnya wilayah Kecamatan Abeli dan Kecamatan Kendari Barat berada pada
ketinggian 3 meter di atas permukaan laut.
b) Keadaan Iklim
Suhu, Kelembaban, dan Curah Hujan
Sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia, di Kota Kendari hanya dikenal dua musim yakni
musim kemarau dan musim hujan. Keadaan musim sangat dipengaruhi oleh arus angin yang
bertiup diatas wilayahnya. Menurut data yang diperoleh dari Badan Metereologi, Klimatologi dan
Geofisika Stasiun Metereologi Maritim Kendari tahun 2010 terjadi 258 hari hujan dengan curah
hujan 2,859,3 mm.
Suhu udara dipengaruhi oleh berbagai macam factor. Permengabedaan ketinggian dari
permukaan laut, daerah pegunungan dan daerah pesisir mengakibatkan keadaan suhu yang
sedikit beda untuk masing-masing tempat dalam suatu wilayah. Secara keseluruhan, wilayah
Kota Kendari merupakan daerah bersuhu tropis.
Keadaan Iklim
Sekitar bulan April, arus angin selalu tidak menentu dengan curah hujan yang tidak merata.
Musim ini dikenal sebagai musim pancaroba atau peralihan antara musim Hujan dan musim
Kemarau. Pada bulan Mei sampai dengan bulan Agustus, angin bertiup dari arah timur berasal
dari benua Australia yang kurang mengandung uap air. Hal ini mengakibatkan kurangnya curah
hujan di daerah ini, sehingga terjadi Musim Kemarau.
Pada bulan November sampai dengan bulan Maret, angin bertiup banyak mengandung uap air
yang berasal dari benua Asia dan Samudera Pasifik, setelah melewati beberapa lautan. Pada
bulan-bulan tersebut di wilayah Kota Kendari dan sekitarnya biasanya terjadi musim Hujan.
Menurut data yang ada memberikan indikasi bahwa di Kota Kendari tahun 2005 terjadi 205 hh
dengan curah hujan 2.850 mm.
Suhu Udara
Menurut data yang diperoleh dari Pangkalan Udara Wolter Monginsidi Kendari, selama tahun
2005 suhu udara maksimum 32,83 °C dan minimum 19,58 °C atau dengan rata-rata 26,20 °C.
Tekanan Udara rata-rata 1.010,5 millibar dengan kelembaban udara rata-rata 87,67 persen.
Kecepatan angin di Kota Kendari selama tahun 2005 pada umumnya berjalan normal, mencapai
12,75 m/detik.
3. KABUAPTEN KOLAKA
a) Keadaan iklim
Keadaan musim di daerah ini umumnya sama seperti di daerah lainnya di Indonesia,
mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi antara
bulan Nopember dan Maret di mana pada bulan tersebut angin Barat yang bertiup dari Asia dan
samudera pasific mengandung banyak uap air.
Musim kemarau terjadi antara bulan Mei dan Oktober di mana antara bulan tersebut angin
Timur yang bertiup dari Australia sifatnya kering dan kurang mengandung uap air. Khusus pada
bulan April arah angin tidak menentu, demikian pula curah hujan sehingga pada bulan ini
dikenal sebagai musim pancaroba. Curah hujan di wilayah ini umumnya tidak merata, hal ini
menimbulkan adanya wilayah daerah basah dan wilayah derah kering.
Wilayah daerah basah dengan curah hujan lebih dari 2.000 mm per tahun berada pada wilayah
sebelah utara jalur Kolaka meliputi Kecamatan Kolaka, Kecamatan Wolo, dan Kecamatan
Mowewe dengan bulan basah sekitar 5 sampai 9 bulan dalam setahun. Wilayah daerah kering
dengan curah hujan kurang dari 2.000 mm per tahun meliputi wilayah sebelah selatan dan
Timur meliputi Kecamatan Watubangga, Kecamatan Pomalaa, Kecamatan Wundulako,
Kecamatan Ladongi dan Kecamatan Tirawuta yang memiliki bulan basah antara 3 sampai 4
bulan dalam setahun.
Tinggi rendahnya suhu udara pada suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh posisi dan
ketinggian tempat dari permukaan laut. Makin tinggi posisi suatu tempat dari permukaan laut
akan semakin rendah suhu udaranya dan sebaliknya.
Oleh karena itu wilayah daratan Kabupaten Kolaka mempunyai ketinggian umumnya dibawah
1.000 Meter dari permukaan laut dan berada di sekitar daerah khatulistiwa maka daerah ini
beriklim tropis. Suhu udara minimum sekitar 10ºC dan maksimum 31ºC atau rata-rata antara
24ºC – 28ºC.
b) Topografi
Keadaan permukaan wilayah Kabupaten Kolaka padaumumnya tediri dari gunung dan bukit
yang memanjang dari utara ke selatan. Diantara gunung dan bukit terbentang datarandataran
yang merupakan daerah potensial untuk pengembangan sektor pertanian dengan tingkat
kemiringan sebagai berikut:
Antara 0 - 2 % seluas 646 Km2 (9,94% dari luas daratan).
Antara 2 - 15 % seluas 575 Km2 (8,84% dari luas daratan).
Antara 15 - 40 % seluas 1.300 Km2 (19,99% dari luas wilayah daratan).
Antara 40% keatas seluas 3.980 Km2 (61,23% dari luas daratan).
c) Geologi
Dari luas wilayah tersebut menurut jenis tanah terdiri dari 7 (tujuh) jenis tanah yaitu; tanah
podzolik merah kuning seluas 1.728 Km2 (26,59%) dari luas wilayah daratan kemudian tanah
podzolik coklat kelabu seluas 1.268 Km2 (19,51%), lithosol seluas 1.225 Km2 (18,85%) dan
selebihnya terdiri dari tanahregosol, Aluvial, rezina dan mediteran merah kuning.