Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

KIMIA FISIK DAN KOLOID


“Alat Viskometer”

Dosen pengampu :

Ir. Nur Hapsari, MT

Disusun oleh :

Setiarini Merdekawati / 1633010071

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
ANGKATAN 2016/2017
VISKOMETER
Viskometer adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur viskositas suatu larutan.
Viskositas disini adalah kekentalan atau mengukur konsentrasi suatu cairan secara kualitatif.
Viskometer dibagi menjadi 4 jenis yaitu :

1. Viskometer ostwald.

Yaitu dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan dalam melewati 2 tanda ketika
mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald.
Untuk mengkalibrasi viskometer Ostwald adalah dengan air yang sudah diketahui tingkat
viskositasnya.

Cara penggunaannya adalah :


1.1 pergunakan viskometer yang sudah bersih.
1.2 Pipetkan cairan ke dalam viskometer dengan menggunakan pipet.
1.3 Lalu hisap cairan dengan menggunakan pushball sampai melewati 2 batas.
1.4 Siapkan stopwatch , kendurkan cairan sampai batas pertama lalu mulai penghitungan.
1.5 Catat hasil, Dan lakukan penghitungan dengan rumus.
1.6 Usahakan saat melakukan penghitungan kita menggenggam di lengan yang tidak berisi cairan.

2. Viskometer Hoppler
Pada viscometer hoppler yang diukur waktu yang dibutuhkan oleh sebuah bola untuk melewati
cairan pada jarak atau tinggi tertentu. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola yang terbuat
dari kaca. Karena gaya gravitasi benda yang jatuh melalui medium yang berviskositas dengan
kecepatan yang besar sampai pada kecepatan yang maksimum. Kecepatan jatuhnya bola
merupakan fungsi dari harga respirok sampel.
Prosedur Kerja

Dengan Viskosimeter Hoppler


1. Ukur diameter bola
2. Timbang massa bola
3. Ukur panjang tabung viscometer dari batas atas - batas bawah
4. Tentukan massa jenis masing- masing cairan
5. Ukur temperature alat viskositas Hoppler
6. Isi tabung dengan aquades dan dimasukkan bola

7. Pada saat bola diatas, stopwatch dihidupkan


8. Pada saat bola dibawah, stopwatch dimatikan
9. Catat waktu bola jatuh dari batas atas sampai batas bawah
10. Tabung dibalik
11. Ulangi prosedur 3 – 6 sebanyak 3 kali berturut- turut, pada temperature lain dan cairan yang lain
3. Viskometer Cup and Bob

Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan dinding dalam
dari cup dimana bob masuk persis ditengah tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya
aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi disepanjangkeliling bagian tube sehingga
menyebabkan penurunan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkan bagian tengah zat
yang ditekan keluar memadat. Hal inidisebut aliran sumbat( Martin, 1993).

4. Viskometer Cone and Plate


Viscometer Cone/ Plate adalah alat ukur kekentalan yang memberikan peneliti suatu instrumen
yang canggih untuk menentukan secara rutin viskositas absolut cairan dalam volume sampel
kecil. Cone dan plate memberikan presisi yang diperlukan untuk pengembangan data rheologi
lengkap.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi akurasi dari alat ini, misalnya:

1. Dipakai pada cone dan plate


2. ukuran sample
3. waktu yang dibutuhkan untuk memungkinkan sampel untuk menstabilkan pada pelat
sebelum terbaca
4. kebersihan kerucut dan plat
5. jenis bahan, tinggi atau rendah viskositas, ukuran partikel
6. tipe cone, cone rentang yang lebih rendah memberikan akurasi yang lebih tinggi

Prosedur Kalibrasi untuk Cone/Plate Viscometer:

1. Atur jarak antara cone spindle dengan plate sesuai dengan Instruction Manual
2. Pilih viscosity standard yang akan memberikan nilai pembacaan antara 10% hingga 100%
dari Full Scale Range (FSR). Sebaiknya pilih standard dengan nilai mendekati 100% FSR.
3. Masukkan sample ke dalam cup dan biarkan selama 15 menit untuk mencapai suhu setting
4. Lakukan pengukuran dan catat hasilnya baik % Torque dan cP. Catatan :
1. Spindle harus berputar minimum 5 putaran sebelum pengukuran diambil.

2. Penggunaan standard pada rentang 5 cP s.d 5.000 cP dianjurkan untuk instrument


cone/plate. Jangan gunakan viscsity standard diatas 5.000 cP.
TUGAS
KIMIA FISIK DAN KOLOID
“Sifat-Sifat Koloid”

Dosen pengampu :

Ir. Nur Hapsari, MT

Disusun oleh :

Setiarini Merdekawati / 1633010071

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
ANGKATAN 2016/2017
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaanya antara larutan dan suspensi. Berdasarkan
ukuran zat yang didispersikan, maka sistem dispersi dibedakan menjadi tiga kelompok sebagai
berikut

Larutan, Koloid dan Suspensi

1. Dispersi kasar (suspensi), bila partikel-partikel zat yang terdispersi berukuran lebih
besar dari 100 milimikron (100 nm).
2. Dispersi halus (koloid), bila partikel-partikel zat yang terdispersi berukuran 1 sampai
100 milimikron.
3. Dispersi molekuler (larutan sejati), bila partikel-partikel zat yang terdispersi lebih kecil
dari 1 nm.

Berikut ini adalah perbedaan antara larutan, koloid dan suspensi:

Perbedaan Larutan, Koloid dan Suspensi

Sifat-sifat Koloid
Sistem koloid mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan ataupun suspensi.
Berikut penjelasan sifat-sifat koloid (Retnowati, 2008:142):

a. Efek Tyndall

Pada dispersi koloid, partikel-partikel koloid cukup besar sehingga dapat memantulkan dan
menghamburkan sinar ke sekelilingnya, yang dikenal dengan Efek Tyndall. Sedangkan, larutan
sejati tidak menunjukkan efek Tyndall.

Efek Tyndall

b. Gerak Brown

Bila seberkas sinar dipusatkan pada suatu dispersi koloid yang diamati dengan alat
ultramikroskop, maka akan tampak partikel koloid sebagai partikel yang kecil yang
memantulkan sinar dan bergerak acak. Hal ini dikarenakan molekul-molekul medium dispersi
yang lebih kecil bergerak dengan kecepatan yang relatif tinggi, mengakibatkan tumbukan dengan
partikel yang lebih besar (berukuran koloid) dengan tidak henti-hentinya dari semua sisi pada
saat yang sama. Maka, terjadilah gerak zig-zag secara acak, yang dikenal sebagai gerak Brown.

Gerak Brown

c. Elektroforesis

Bila arus listrik dengan tegangan rendah dialirkan ke dalam dispersi koloid, maka partikel-
partikel koloid bergerak menuju elektrode positif atau elektrode negatifnya. Ini membuktikan
bahwa partikel-partikel koloid dalam medium pendispersinya bermuatan listrik. Gerak partikel
koloid dalam medan listrik disebut elektroforesis.

d. Adsorpsi

Mengapa partikel koloid bermuatan listrik? Hal ini terjadi karena permukaan partikel-partikel
koloid dapat menarik partikel-partikel bermuatan listrik di sekitarnya. Proses ini disebut
adsorpsi. Beberapa proses yang menggunakan sifat adsorpsi adalah pemutihan gula tebu,
pembuatan obat norit, dan penjernihan air.

Adapun beberapa hal yang terkait dengan sifat-sifat koloid adalah (Retnowati, 2008:145):

1. Muatan koloid, dapat terjadi sebagai akibat dari penyerapan partikel- partikel bermuatan
padapermukaan partikel koloid.
2. Koagulasi (penggumpalan) adalah proses pengendapan koloid.
3. Koloid pelindung yaitu koloid yang dicampurkan kedalam koloid lain, sehingga sistem
koloid yang ditambahkan tersebut menjadi stabil.
4. Dialisis adalah pemurnian sistem koloid dari ion-ion pengganggu dengan menggunakan
selaput semi parmeabel.

e.Koagulasi
Koagulasi atau penggumpalan adalah peristiwa pengendapan partikel-partikel koloid sehingga
fase terdispersi terpisah dari medium pendispersinya. Koagulasi disebabkan hilangnya kestabilan
untuk mempertahankan partikel-partikel agar tetap tersebar di dalam medium pendispersinya.
Koagulasi dapat dilakukan secara mekanis, fisis dan kimia

1) Mekanik, menggumpalkan koloid dengan pemanasan, pengadukan, dan pendinginan.


Proses ini akan mengurangi air atau ion di sekeliling koloid sehingga koloid akan
mengendap.Contohnya : protein, agar-agar dalam air akan menggumpal bila didinginka.
2) Fisis
Contoh : penggunakan alat cottrel. Alat Cottrel biasanya dipakai pada cerobong asap di
industri-industri besar, untuk menggumpalkan asap dan debu. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi pencemaran asap dan debu yang berbahaya. Caranya dengan melewatkan
asap atau debu pada Cottrel sebelum keluar dari cerobong pabrik. Alat ini terdiri dari dua
pelat elektrode listrik bertegangan tinggi. Bila sudah jenuh elektrode tersebut dibersihkan.
3) Kimia
Cara ini dilakukan dengan penambahan zat elektrolit ke dalam koloid.
Contoh :
– Proses pengolahan karet dari bahan mentah (lateks) dengan menambahkan asam
formiat atau cuka.
– Pembentukan delta di muara sungai
– Proses penjernihan air dengan menambahkan tawas. Tawas digunakan untuk
menggumpalkan partikel koloid dalam air.

f.Dialysis
Dialisis merupakan salah satu sifat dari sistem koloid. Dialisi adalah suatu proses permunian
partikel koloid dari ion-ion penganggu kestabilan koloid dengan penyaringan mengunakan
membran atau selaput semipermeabel. Selaput semipermeabel adalah sejenis alat saring yang
dibuat khusus untuk keperluan dialisis koloid yang memiliki daya saring sangat tinggi. Selaput
semipermeabel ini hanya melewatkan molekul air dan ion-ion saja, sedangkan partikel koloid
tetap tinggal
g.Koloid pelindung
Sifat pelindung pada koloid merupakan suatu sistem koloid yang ditambahkan
pada koloid lain, sehingga dihasilkan koloid yang stabil.

Hal ini contohnya seperti pada penambahan gelatin pada es krim, agar
dihasilkan es krim yang lembut.

TUGAS
KIMIA FISIK DAN KOLOID
“Pengertian Difusi, Osmosis, dan Reverse osmosis”

Dosen pengampu :

Ir. Nur Hapsari, MT

Disusun oleh :

Setiarini Merdekawati / 1633010071


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
ANGKATAN 2016/2017

Pengertian Difusi

Difusi adalah proses bergeraknya molekul dari daerah dengan konsentrasi lebih tinggi ke daerah
dengan konsentrasi lebih rendah yang terjadi secara spontan. Difusi jauh lebih sederhana
dibandingkan dengan osmosis. Terdapat perpindahan energi kinetik terjadi pada molekul-
molekul karena tabrakan antar molekul satu sama lain, karena molekul-molekul bergerak secara
acak. Energi kinetik ini menyebabkan gerakan konstan antar molekul-molekul, karena itu
molekul-molekul ini disebut terdifusi satu sama lain. Dengan demikian, proses ini bergantung
pada energi kinetik yang membuat molekul-molekul bergerak secara konstan sampai kondisi
kesetimbangan tercapai.

Contoh Difusi :
1. Ketika menaburkan garam pada makanan, maka proses difusi yang terjadi pada garam dan
makanan yaitu ketika garam lebur dan merata .
2. Ketika menyemprotkan parfum pada salah satu ruangan, maka aromanya akan langsung
menyebar pada seluruh ruangan, karena parfum memiliki partikel yang berdifusi pada udara.
3. Ketika memberikan tambahan gula pada cairan teh tawar, lambat laun cairan teh tersebut
akan menjadi manis, hal ini merupakan proses difusi yang terjadi ketika gula melebur dan merata
dengan cairan teh.
4. Konduksi panas, energi suatu benda yang panas bergerak dari suhu yang tinggi ke suhu yang
rendah, sehingga membuat benda lain yang akan menyentuhnya menjadi panas.

Osmosis adalah perpindahan molekul pelarut/air dari wilayah dengan konsentrasi tinggi ke
wilayah dengan konsentrasi rendah melewati membran semi-permeable sampai kondisi
kesetimbangan telah tercapai. Larutan yang memiliki konsentrasi molekul terlarut lebih tinggi
disebut hipertonik. Larutan dengan konsentrasi molekul terlarut lebih rendah disebut hipotonik.
Larutan dengan konsentrasi molekul yang sama disebut isotonik. Osmosis terjadi ketika molekul
pelarut berpindah dari larutan hipotonik ke larutan hipertonik.

Dari fenomena ini dibuat istilah tekanan osmotik, yakni tekanan yang perlu diberikan pada suatu
larutan untuk mencegah masuknya air melalui membran semi-permeable. Selain itu terdapat
istilah lain yakni gradien osmotik, yakni perbedaan konsentrasi antar dua larutan yang terpisah
oleh membran semi-permeable.

Aplikasi Osmosis
 Pemurnian Air Kotor
Di seluruh dunia, rumah tangga air minum pemurnian sistem, termasuk langkah reverse
osmosis, biasanya digunakan untuk meningkatkan air untuk minum dan memasak.
 Air Dan Air Limbah Pemurnian
Air hujan yang dikumpulkan dari badai mengalir dimurnikan dengan prosesor reverse
osmosis air dan digunakan untuk irigasi dan industri lanskap pendinginan di Los Angeles
dan kota-kota lain, sebagai solusi untuk masalah kekurangan air.
 Industri Makanan
Penelitian telah dilakukan pada konsentrasi jus jeruk dan jus tomat. Keuntungan termasuk
biaya operasi yang rendah dan kemampuan untuk menghindari proses perlakuan panas,
yang membuatnya cocok untuk panas yang sensitif terhadap zat seperti protein dan enzim
yang ditemukan di sebagian besar produk makanan. Reverse osmosis secara luas
digunakan dalam industri susu untuk produksi protein whey bubuk dan untuk konsentrasi
susu untuk mengurangi biaya pengiriman.
 Mobil Cuci
Karena kandungan mineral lebih rendah, Reverse Osmosis air yang sering digunakan
dalam mencuci mobil selama kendaraan bilasan akhir untuk mencegah bercak air pada
kendaraan. Reverse osmosis air mineral-menggusur reklamasi berat air (kota air). Reverse
Osmosis air juga cuci mobil memungkinkan operator untuk mengurangi tuntutan pada
kendaraan pengeringan udara peralatan seperti blower.
 Maple Sirup Produksi
Pada tahun 1946, beberapa sirup maple, produsen mulai menggunakan reverse osmosis
untuk menghilangkan air dari getah sebelum direbus lebih lanjut ke sirup.
 Produksi Hidrogen
Untuk skala kecil produksi hidrogen, reverse osmosis kadang-kadang digunakan untuk
mencegah pembentukan mineral pada permukaan elektroda dan untuk menghilangkan
organik dari air minum.

Perbandingan Difusi dan Osmosis

 Osmosis terjadi ketika terdapat membran semi-permeable, membran ini tidak dibutuhkan
untuk terjadinya difusi.
 Pada osmosis yang berpindah adalah molekul-molekul pelarut, biasanya air. Sedangkan
pada difusi yang berpindah adalah molekul-molekul terlarut.
 Pada proses difusi, molekul-molekul terlarut bergerak dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah, sedangkan pada osmosis molekul-molekul pelarut mengalir secara
kebalikannya.
 Difusi biasa terjadi pada molekul-molekul gas, meski difusi juga dapat terjadi pada
molekul padat-cair atau cair-gas.
 Osmosis hanya terjadi di antara dua larutan.
 Osmosis terjadi relatif lebih lambat dibandingkan dengan difusi.
 Difusi dapat menyebar sampai jarak yang jauh, sedangkan osmosis terbatas pad a jarak
yang lebih dekat.
 Keduanya termasuk transpor pasif sehingga tidak membutuhkan energi eksternal agar
kedua proses ini dapat terjadi.
 Keduanya dapat terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi.

Reverse Osmosis adalah suatu proses untuk memurnikan air dengan menggunakan tekanan
tinggi untuk mendorong air melalui semi-permeable membran. Tekanan digunakan untuk
melalui Air ke membran tertentu untuk memisahkan sebagian besar kontaminasi yang ada.
Proses ini termasuk dalam proses separasi kimia.

Osmosis sendiri adalah fenomena alami dan salah satu proses terpenting yang ada di alam ini.
Proses osmosis adalah dimana larutan garam yang berkadar rendah akan cenderung bermigrasi
ke larutan garam yang berkadar tinggi. Beberapa contoh adalah dimana akar dari pohon
menyerap air dari tanah.

Reverse Osmosis adalah proses Osmosis yang terbalik. Dimana proses Osmosis yang terjadi
secara alami ini tidak perlu mengunakan energi untuk bekerja, namun agar proses Reverse
Osmosis dapat bekerja, diperlukan energi, yakni tekanan / pressure. Diperlukan pompa
bertekanan tinggi untuk dapat menyaring air yang terkontaminasi untuk melalui membran, dan
95 – 99% dari kontaminan tersebut tersaring. Air sudah disaring biasa disebut Permeate Water,
dan yang tersaring biasa disebut Reject Stream.

Penggunaan
Sebagian besar kontaminan yang tersaring oleh membran adalah garam terlarut (ions), partikel
kecil, koloid, organik, bakteri dan pirogens. Proses ini sering digunakan untuk menyaring air
payau, air permukaan dan air tanah. Beberapa proses yang menggunakan Reverse Osmosis
yakni:

 setelah Chemical Doser, Storage Tank, Settling Pond


 sebelum Media Filter, UF, NF, Cartridge Filter, Heat Exchanger, Cooling Tower, Vent Condenser
Beberapa parameter yang dapat menilai kinerja Reverse Osmosis adalah Recovery (%) dan Salt
Rejection (%). Recovery (%) adalah persentase jumlah air yang sudah disaring (permeate)
berbanding dengan jumlah awal air. Lebih tinggi Recovery, lebih baik karena air yang terbuang
lebih sedikit, namun terlalu tinggi dapat mengakibatkan berbagai masalah dalam kerak / scaling
dan kotor / fouling. Salt Rejection memberikan informasi seberapa effektif membran bekerja
menyaring kontaminan secara keseluruhan.

Proses
Adapun perbedaan antara Stage dan Pass dalam proses Reverse Osmosis. 1st stage dan 2nd stage
berbeda dengan 1 pass dan 2 pass. 1st stage adalah dimana stream air yang masuk akan keluar di
permeate atau di reject stream. 2nd stage adalah dimana air reject stream yang keluar dari
Reverse Osmosis pertama akan menjadi stream air masuk untuk Reverse Osmosis kedua. Air
permeate stream yang keluar dari yang pertama dan kedua akan digabung. Proses ini biasa
digunakan untuk meningkatkan Recovery. Sebaliknya, proses dari 2 pass adalah dimana air
permeate stream yang keluar dari Reverse Osmosis pertama akan menjadi stream air masuk
untuk Reverse Osmosis kedua. Proses ini adalah untuk meningkatkan kualitas air yang akan
keluar dari keseluruhan.

Pre-treatment
Proses Reverse Osmosis biasanya mengunakan pre-treatement sebagai pendahulu agar membran
yang digunakan akan lebih tahan lama, meminimalisasi premature membrane failure, dan
mengurangi jangka waktu untuk membersihkan membran yang ada. Pre-treatment yang ada
biasanya untuk mengurangi fouling dan scaling yang akan terjadi seiring waktu, kerusakan
mekanik, dan kerusakan kimia. Beberapa proses pretreatment yang biasa digunakan adalah
menggunakan Multi-media Filtration (MMF), Microfiltration (MF), Antiscalant and Scale
inhibitor, Ion Exchange, Sodium Bisulfite Inhibitor, Granular Activated Carbon.

Anda mungkin juga menyukai