Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN POST SECTIO CASSAREA (SC)

STASE KEPERAWATAN MATERNITAS

OLEH;

MUCHLIS ALATAS
I4052171017

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Pokok Bahasan : Perawatan Post Sectio Caesarea (SC)


2. Hari dan tanggal : Selasa, 06 Februari 2018
3. Waktu : 30 menit
4. Tempat kegiatan : Ruang nifas RSUD Abdul Aziz Singkawang
5. Sasaran : Pasien Rawat Inap Ruang Nifas
6. Edutor : Mahasiswa Profesi Ners Universitas Tanjungpura
7. Tujuan :
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan dapat menambah pengetahuan
peserta penyuluhan mengenai perawatan setelah SC
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu:
 Menjelaskan Pengertian perawatan nifas
 Menjelaskan Perawatan diri ibu nifas selama masa nifas
 Menjelaskan Perawatan Ibu Post SC
8. Materi
Adapun materi ini adalah:
1. Pengertian perawatan nifas
2. Perawatan diri ibu nifas selama masa nifas
3. Perawatan Ibu Post SC
9. Metode : Ceramah dan tanya jawab
10. Media : Leaflet
Strategi pelaksanaan
Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu
Pembukaan - Membuka kegiatan dengan - Menjawab salam 5 menit
mengucapkan salam - Mendengar dan
- Memperkenalkan diri memperhatikan
- Menjelaskan maksud dan
tujuan penyuluhan
- Kontrak waktu
- Mengali pengetahuan
peserta sebelum
memberikan materi
penyuluhan
- Pre test
Penyajian Menjelaskan tentang: - Mendengarkan dan 15 menit
- Pengertian perawatan nifas. memperhatikan.
- Perawatan diri ibu nifas - Memberikan tanggapan
selama masa nifas. dan pertanyaan
- Perawatan Ibu Post SC. mengenai hal yang
kurang dimengerti.
Penutup - Menggali pengetahuan - Menjawab pertanyaan 10 menit
peserta setelah dilakukan yang diberikan oleh
penyuluhan (post test). penyuluh terkait materi
- Menyimpulkan hasil yang disampaikan.
kegiatan penyuluhan.
- Menutup dengan salam.

11. Pengorganisasian Tempat


P Keterangan:
P: Peserta
PY PY: Penyaji
12. Materi Penyuluhan
Terlampir
13. Rencana Evaluasi
1. Evaluasi Proses
Peserta aktif pada penyuluhan dengan tanya jawab kegiatan.
2. Evaluasi Hasil
1. Mengerti perawatan nifas
2. Mengerti perawatan diri selama masa nifas
3. Mengerti perawatan post SC
Materi Penyuluhan
1. Menjelaskan Pengertian perawatan nifas
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6
minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke
keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2010).
Masa nifas (puerparium) dimulai setelah kelahiran plasenta selama 1-2
jam pertama pasca partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan
menjadi tidak teratur dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 (enam) minggu
(Saeffudin, 2009).
2. Perawatan diri ibu nifas selama masa nifas
Perawatan diri adalah aktivitas yang dilakukan oleh individu untuk
memelihara kesehatan. Perawatan diri menjadi sulit, diakibatkan oleh kondisi
fisik atau keadaan emosional klien.
Tujuan perawatan diri adalah untuk mempertahankan perawatan diri baik
secara sendiri maupun dengan menggunakan bantuan, dapat melatih hidup
sehat/bersih dengan cara memperbaiki gambaran atau persepsi terhadap
kesehatan dan kebersihan serta menciptakan penampilan yang sesuai dengan
kebutuhan kesehatan. Membuat rasa nyaman dan relaksasi dapat dilakukan
untuk menghilangkan kelelahan serta mencegah infeksi, mencegah gangguan
sirkulasi darah dan mempertahankan integritas pada jaringan.
a. Perawatan Vulva atau Perineum.
Perineum yang dilalui seorang bayi umumnya mengalami peregangan,
lebam, dan trauma. Akibat normalnya bisa terasa ringan, bisa juga tidak. Rasa
sakit pada perineum akan semakin parah jika perineum robek atau disayat pisau
bedah. Seperti semua luka baru, area episiotomi atau luka sayatan
membutuhkan waktu untuk sembuh selama 7 hingga 10 hari. Rasa nyeri saja
selama masa ini tidak menunjukkan adanya infeksi, kecuali jika nyeri sangat
parah.
Tujuan perawatan vulva atau perineum adalah untuk menjaga kebersihan
dan mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum maupun dalam
uterus serta penyembuhan luka perineum.
Rasa nyeri dan tidak nyaman di area perineum dapat diatasi dengan
menggunakan kompres dingin pada area perineum setiap 2 jam sekali selama
24 jam pertama sesudah melahirkan. Kompres hangat, duduk di dalam air
hangat atau menggunakan lampu pemanas selama 20 menit, 3 kali sehari juga
dapat digunakan untuk meredakan ketidaknyamanan. Menghindari tekanan di
area perineum dengan berbaring miring dan menghindari posisi duduk atau
berdiri yang lama juga bisa membantu mengatasi ketidaknyamanan perineum.
Sering melakukan latihan Kegel sesudah melahirkan akan merangsang
peredaran darah di daerah perineum, mempercepat penyembuhan dan
meningkatkan kebugaran otot.
Infeksi di area perineum juga bisa terjadi jika perineum tidak dirawat
dengan baik. Cara melakukan perawatan perineum atau vulva yaitu dengan
mengganti pembalut yang bersih setiap 4-6 jam dan meletakkannya dengan baik
sehingga tidak bergeser. Pada saat memasang pembalut haruslah dari muka ke
belakang agar tidak terjadi penyebaran bakteri dari anus ke vagina. Setelah ibu
selesai BAK atau BAB, ibu dapat mengalirkan atau membilas area perineum
dengan air hangat atau cairan antiseptik, kemudian mengeringkannya dengan
kain pembalut atau handuk dengan cara ditepuk-tepuk tetap dari arah muka ke
belakang.
b. Mobilisasi
Sebagian besar wanita dapat melakukan ambulasi dini setelah efek obat-
obatan yang diberikan saat melahirkan telah hilang. Aktivitas tersebut amat
berguna bagi semua sistem tubuh, terutama fungsi usus, kandung kemih,
sirkulasi, dan paru-paru. Hal tersebut juga membantu mencegah pembentukan
bekuan (trombosis) pada pembuluh tungkai dan membantu kemajuan ibu dari
ketergantungan peran sakit menjadi sehat dan tidak tergantung.
Selain itu, ibu juga membutuhkan penyembuhan tubuhnya dari persalinan
mereka. Oleh karenanya, ibu dianjurkan untuk melakukan aktivitas secara
bertahap, memberikan jarak antara aktivitas mereka, dan untuk istirahat
sebelum mereka menjadi keletihan.
Mobilisasi yang dilakukan sangat bervariasi tergantung pada komplikasi
persalinan, nifas atau sembuhnya luka. Jika tidak ada kelainan, mobilisasi dapat
dilakukan sedini mungkin, yaitu dua jam setelah persalinan normal. Ini berguna
untuk memperlancar sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan vagina (lochea).
Mobilisasi haruslah dilakukan bertahap, yaitu dimulai dengan gerakan miring
ke kanan dan ke kiri, lalu menggerakkan kaki. Selanjutnya ibu dapat mencoba
untuk duduk di tepi tempat tidur. Kemudian, ibu bisa turun dari ranjang dan
berdiri.
c. Diet
Diet harus mendapat perhatian dalam nifas karena makanan yang baik
mempercepat penyembuhan ibu, makanan ibu juga sangat mempengaruhi air
susu ibu. Makanan harus bermutu dan bergizi, cukup kalori, serta banyak
mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.
Ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan sehat seperti saat hamil.
Pedoman umum yang baik adalah empat porsi setiap hari dari empat kelompok
makanan dasar yaitu makanan harian, daging dan makanan yang mengandung
protein, buah dan sayuran, roti dan biji-bijian. Ibu yang menyusui perlu
mengkonsumsi protein, mineral dan cairan ekstra. Makanan ini juga bisa
diperoleh dengan susu rendah lemak dalam dietnya setiap hari. Ibu juga
dianjurkan untuk mengkonsumsi multivitamin dan suplemen zat besi.
Kebutuhan nutrisi pada masa menyusui meningkat 25 % yaitu untuk
produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali dari
biasanya. Penambahan kalori pada ibu menyusui sebanyak 500 kkal tiap hari.
Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan aktivitas,
metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI serta sebagai ASI itu
sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Makanan yang dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat, seperti susunannya
harus seimbang, porsinya cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau
berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin serta bahan pengawet dan
pewarna. Menu makanan yang seimbang mengandung unsur-unsur, seperti
sumber tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung.
d. Eliminasi Urin
Kebanyakan wanita mengalami sulit buang air kecil selama 24 jam
pertama setelah melahirkan. Hal ini terjadi karena kandung kemih mengalami
trauma atau lebam selama melahirkan akibat tertekan oleh janin sehingga ketika
sudah penuh tidak mampu untuk mengirim pesan agar mengosongkan isinya.
Nyeri pada area perineum bisa menyebabkan refleks kejang pada uretra
sehingga buang air kecil menjadi sulit. Edema perineum juga bisa mengganggu
buang air kecil. Sejumlah faktor psikologis juga dapat menghambat buang air
kecil seperti takut nyeri, kurangnya privasi, malu atau tidak nyaman
menggunakan pispot rumah sakit atau membutuhkan bantuan ke toilet. Hal ini
dapat diatasi dengan memperbanyak minum, bangun dari tempat tidur dan
berjalan segera setelah melahirkan akan membantu mengosongkan kandung
kemih.
Tetapi sebaliknya, setelah seminggu persalinan, umumnya wanita sering
buang air kecil dalam jumlah banyak. Ini terjadi karena cairan tubuh yang
berlebih akibat kehamilan mulai dikeluarkan. Hal ini dapat diatasi dengan
latihan Kegel yang dapat membantu mengembalikan kebugaran otot dan
kendali terhadap aliran air kemih. Adapun cara melakukan tehnik Kegel yaitu
dengan posisi berbaring, otot-otot sekitar kemaluan dikencangkan sambil
menguncupkan anus seperti menahan buang air kecil. Ini ditahan selama 2-3
detik , kemudian dilepaskan. Latihan kegel sebaiknya dilakukan sebanyak 10
kali dan dilakukan 2-3 kali sehari.
e. Defekasi
Pola defekasi atau buang air besar harus dilakukan 3-4 hari setelah
melahirkan. Tapi hal ini terkadang masih sulit dilakukan karena kebanyakan
penderita mengalami obstipasi setelah melahirkan.
Hal ini disebabkan karena sewaktu melahirkan alat pencernaan mendapat
tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, selain itu mempengaruhi
pristaltik usus. Pengeluaran cairan yang lebih banyak pada waktu persalinan
juga mempengaruhi terjadinya konstipasi.
Fungsi defekasi dapat diatasi dengan mengembalikan fungsi usus besar
yaitu dengan memakan makanan yang dapat merangsang gerakan usus besar
seperti buah dan sayur-sayuran. Meminum sari buah dapat membantu
melunakkan feces. Gerakan usus juga akan aktif dengan melakukan mobilisasi
dini seperti bangun dari tempat tidur ataupun jalan-jalan. Biasanya bila
penderita tidak buang air besar sampai dua hari sesudah bersalin dapat ditolong
dengan pemberian obat-obatan laxatif per oral atau per rektal.
f. Perawatan Payudara
Payudara secara natural akan mengeluarkan ASI ketika ibu melahirkan.
Untuk 24-72 jam pertama sesudah melahirkan, payudara akan mengeluarkan
kolostrum, yaitu suatu cairan kuning jernih yang merupakan susu pertama untuk
bayi. Air susu yang lebih matang akan muncul antara hari kedua sampai kelima.
Pada saat ini payudara akan membesar (penuh, keras, panas, dan nyeri), yang
dapat menimbulkan kesulitan dalam menyusui. Menyusui dengan interval
waktu yang sering akan dapat mencegah pembengkakan payudara atau
membantu meredakannya.
Bagi ibu yang menyusui bayinya, perawatan puting susu merupakan suatu
hal amat penting. Payudara harus dibersihkan dengan teliti setiap hari selama
mandi dan sekali lagi ketika hendak menyusui. Hal ini akan mengangkat
kolostrum yang kering atau sisa susu dan membantu mencegah akumulasi dan
masuknya bakteri baik ke puting maupun ke mulut bayi. Salep atau krim khusus
dapat digunakan untuk mencegah pecah-pecah pada puting.
Bila puting menjadi pecah-pecah proses menyusui ditangguhkan sampai
puting tersebut sembuh. ASI dikeluarkan secara manual atau menggunakan
pompa ASI elektrik, disimpan dan kemudian diberikan pada bayi, terus
menyusui dengan puting pecah-pecah dan perdarahan dapat mengarah pada
matitis.
g. Pemeriksaan Setelah Persalinan
Di Indonesia ada kebiasaan atau kepercayaan bahwa wanita bersalin baru
boleh keluar rumah setelah habis nifas yaitu 40 hari. Bagi wanita dengan
persalinan normal hal ini baik dan dilakukan pemeriksaan kembali 6 minggu
setelah persalinan. Namun, bagi wanita dengan persalinan luar biasa harus
kembali untuk kontrol seminggu kemudian.
Pemeriksaan fisik yang umum mencakup pemeriksaa panggul yang
dilakukan untuk menilai pemulihan. Pada kunjungan ini juga dilakukan
pemeriksaan umum (TD, nadi, keluhan, dan sebagainya). Keadaan umum (suhu
badan, selera makan, dan sebagainya). Payudara (ASI, puting susu), dinding
perut, perineum, kandung kemih, rektum, serta sekret yang keluar, seperti lokia,
fluor albus dan keadaan alat-alat kandungan.
3. Perawatan Ibu Post SC
Banyak wanita hamil yang mendambakan melahirkan dengan proses
normal. Tetapi karena beberapa kasus, proses normal tidak memungkinkan
sehingga persalinan harus dilakukan dengan operasi caesar. Sekarang ini
banyak sekali wanita yang lebih memilih untuk melakukan persalinan secara
operasi caesar jika dibandingkan dengan melakukan persalinan secara normal.
Namun yang perlu anda ketahui terdapat bahaya besar yang dapat mengancam
Anda jika Anda tidak mengetahui cara yang baik dan benar untuk merawat luka
bekas proses operasi caesar. Meskipun melakukan persalinan dengan cara
operasi caesar ini lebih cepat namun tidak dengan rasa sakit yang dirasakan
ketika melahirkan secara normal. Proses penyembuhan pasca melakukan
operasi caesar ini sangat lama dibandingkan persalinan normal. Waktu normal
untuk menyembuhkan luka bekas operasi caesar ini kurang lebih 3 minggu
sampai 4 minggu, namun hal ini masih bisa saja lebih. Yang perlu Anda
pikirkan ialah bagaimana cara yang baik dan juga benar ketika merawat luka
bekas operasi ini, karena jika tidak hal ini dapat mengakibatkan infeksi yang
dapat memperpanjang masa penyembuhan.
Ada beberapa tips dan cara untuk merawat luka bekas operasi yang dapat
Anda lakukan di rumah sebagai berikut :
a. Jagalah kebersihan pada luka bekas operasi.
Luka bekas operasi caesar ini pada dasarnya tidak berbeda dengan luka
bekas operasi yang lainnya. Yang paling penting pada proses penyembukan
luka bekas operasi yang cepat ialah tetap menjaga luka tersebut dari bakteri
yang dapat menyebabkan infeksi.
Menjaga kebersihan pada luka bekas operasi ini merupakan cara yang sangat
penting. Seperti ketika selesai mandi Anda dapat membersihkan luka bekas operasi
tersebut menggunakan cairan antiseptik serta antibiotic yang telah dianjurkan oleh
dokter.
Ketika Anda membersihkan luka bekas operasi tersebut, sebaiknya Anda
menggunakan cotton bud atau kapas. Sebelumnya pastikan juga kedua tangan Anda
tetap bersih. Sebaiknya tidak membungkus luka bekas operasi dengan terlalu ketat,
sebab hal ini dapat menyebabkan iritasi.
b. Gunakan pakaian yang longgar dan juga nyaman.
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, Anda diharuskan menggunakan
perban yang tidak terlalu ketat supaya luka bekas operasi tersebut tidak terkena
iritasi. Hal ini juga sangat berlaku ketika Anda memilih pakaian.
Jika Anda telah terbiasa menggunakan pakaian yang ketat, sebaiknya anda
menggantinya dengan pakaian yang sedikit longgar untuk beberapa waktu. Jenis
pakaian yang sedikit longgar yang harus Anda gunakan diantaranya ialah pakaian
dalam, kaos, piyama, celana ataupun rok. Baby doll dan juga daster merupakan
pakaian yang cukup longgar yang paling di sarankan.
c. Lakukan kegiatan olahraga yang ringan.
Olahraga yang ringan seperti halnya jalan santai dapat membantu dalam
proses penyembuhan. Olahraga yang ringan juga dapat mencegah konstipasi serta
penggumpalan darah. Selain dari itu, hal ini juga dapat membuat sirkulasi darah
pada tubuh meningkat.
Olahraga juga bisa membuat sistem imun menjadi meningkat dan membantu
untuk mencegah terjadinya pneumonia atau terjadinya gangguan pada kesehatan
umun yang di akibatkan operasi caesar. Biasakan untuk berjalan santai mengelilingi
kompleks pada pagi hari selama kurang lebih 15 menit.
d. Perawatan rutin dari dalam menggunakan makanan.
Selain melakukan perawatan luka dari luar sebaiknya Anda juga
memperhatikan perawatan luka bekas operasi langsung dari dalam. Seringlah
mengkonsumsi makanan sehat yang mengandung banyak gizi serta nutrisi yang
seimbang.
Konsumsilah makanan dengan kandungan vitamin A, vitamin C serta
gandum utuh yang ada pada sereal maupun roti gandum bagi sarapan pagi.
Untuk menu makan siang Anda dapat mengkonsumsi makanan yang
mengandung banyak protein serta beta karoten. Selain itu makanan wajib untuk di
konsumsi oleh wanita yang menjalani penyembuhan ialah protein, mineral, zinc,
dan juga vitamin.

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, 2010, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas /
Maternity Nursing (Edisi 4), Alih Bahasa Maria A. Wijayati, Peter I. Anugerah.
Jakarta: Egc

Cuningham. 2006. Obsietri Williams. Edisi 21.Volume 1. Jakarta: EGC.

Depkes RI. 2010. Survei Kesehatan Rumah Tangga Tahun 2010. Jakarta: Departement
Kesehatan RI.

Dewi, Y. 2007. Operasi Caesar. Pengantar Dari A Sampai Z. Jakarta : Edsa Mahkota

Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka
Rihanna.

Hartanto Hanafi, 2004, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta.

Edmonds, Dk. 2007. Dewhurst’s Textbook Of Obstetrics And Gynaecology, Seventh


Edition. Blackwell Publishing.

Impey, Child, 2008. Disorderof Early Pregnancy. In: Obstetric And Gynaecology. 3 rd Edit
Ion.Uk : Wiley-Blackwell

Bobak, 2010, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai