REDAKSI
PENGARAH
Fithra Faisal Hastiadi
PEMIMPIN REDAKSI
Jimmy Hadi Susanto
Assalamualaikum Wr.Wb
KONTRIBUTOR BERITA
Herpin Dwijayanti Salam Sejahtera Rekan-rekan PPI Jepang
Muhammad Akbar Sihotang
Ki Suki Usai sudah 1 tahun masa kepengurusan PPI
Riski A. Wirawan jepang 2009/2010, terhitung sejak 30 Oktober 2010 PPI
Yudi Azis Jepang resmi dinakhodai oleh Sdr. Fithra Faisal Hastiadi.
Nirmala Hailinawati Di kepengurusan baru ini, kami kembali hadir di hadapan
rekan-rekan PPI Jepang sekalian, tentunya dengan
EDITOR
artikel-artikel yang lebih beragam, menarik, dan sayang
Adam Badra Cahaya
untuk dilewatkan.
DESIGNER
Jimmy Hadi Susanto Masih dengan semangat INTERAKSI (Integrity,
Rodiyan Gibran Sentanu Teamwork, Action, Solidarity), kami berharap buletin ini
Isa Ansharullah bisa menjadi media untuk saling merasakan keberadaan
Hamdika Muflih satu sama lain. Sehingga rasa kepemilikan terhadap PPI
Jepang bisa membawa pada perbaikan pada organisasi
Email : [buletin@ppijepang.org] kita ini serta memberikan kontribusi nyata kepada
negara kita, Indonesia tercinta.
Redaksi menerima pertanyaan, saran,
dan kritik dari pembaca. Untuk setiap
Seperti kata pepatah, "Tiada gading yang tak
email yang masuk mohon
retak", kami pun sadar buletin ini masih jauh dari
mencantumkan nama, instansi
(sekolah/tempat bekerja) dan kota
sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan
tempat tinggal. saran dari pembaca sekalian untuk Buletin PPI Jepang
yang lebih baik ke depannya.
Hormat Kami,
Tim Redaksi
DAFTAR ISI
Indonesia-Jepang:
D
i bulan Oktober setiap tahunnya, di dalam kepengurusan PPIJ diadakan pergantian
kepengurusan. Untuk membentuk kepengurusan yang baru, maka dibutuhkan ketua PPIJ yang
baru. Pemilihan ketua ini disebut dengan istilah PEMIRA yang merupakan kepanjangan dari
Pemilihan Raya.
PEMIRA PPIJ diatur dan dilaksanakan oleh Komite PEMIRA, dengan tetap mengikuti AD/ART
PPIJ. Sedangkan pembentukan Komite PEMIRA ini diserahkan sepenuhnya kepada kepengurusan
sebelumnya.
Sesuai dengan AD/ART PPIJ, pemilihan calon ketua PPIJ dilakukan dengan melakukan
pemungutan suara dari seluruh anggota biasa PPIJ. Mengenai definisi dari anggota biasa PPIJ, bisa
dilihat di AD/ART PPIJ. Dimana, salah satu persyaratan calon ketua adalah
anggota biasa PPIJ
tidak ada rencana menghentikan studi selama masa jabatan 2010-11
didukung sekurang-kurangnya oleh 3 komsat atau 1 korda
memiliki Tim Kampanye
memiliki Tim Kerja meliputi bidang INFOKOM, redaksi Buletin PPIJ, redaksi Majalah Inovasi Online,
Komite Beasiswa PPIJ, Komite Kajian Strategis, Delegasi PPI Dunia, Delegasi AYNJ (ASEAN Youth
Network in Japan), dan Delegasi PPI Asia-Timur.
Pada pelaksanaannya, calon ketua yang mendaftarkan diri ke Komite PEMIRA hanya satu orang.
Pada awalnya, hal ini sempat menimbulkan kebingungan karena selama ini calon ketua selalu lebih dari
1 orang. Kemudian, pendaftaran tahap kedua pun dilakukan dengan harapan calon ketua bisa
bertambah.
Namun, setelah diperpanjang pun, jumlah calon ketua yang terdaftar tidak bertambah. Akhirnya
diputuskan calon tersebut sebagai calon ketua yang akan diajukan oleh Komite PEMIRA PPIJ 2010 ke
Kongres PPIJ ke-30. Dan posisi ketua disahkan pada kongres 30 oktober lalu. Calon ketua tersebut
adalah ketua PPIJ yang baru, yaitu Sdr. Fithra Faisal Hastiadi.
Permasalahan
Indonesia merupakan Negara bermacam potensi, namun sayangnya segala potensi itu tidak dapat
digali dengan optimal mengingat belum berfungsinya kebijakan publik. Celakanya, hal itu memiliki imbas
luas yang juga menjangkiti masyarakat Indonesia yang tinggal dan menetap di luar negeri. Mereka
cenderung apatis dan terus menerus dihinggapi kegundahan akan keberlangsungan bangsa ini ke
depan.
Dari permasalahan makroskopik tersebut, pelajar di Jepang tentu sangat diharapkan
kontribusinya.Dengan optimalnya kinerja Organisasi PPIJ, maka akan banyak kontribusi yang bisa
diberikan PPIJ pada anggota, masyarakat, dan bangsa. Dari sinilah Visi PPIJ kemudian berkembang.
VISI
Bersama, Bekerja, Berkarya
Penjabaran visi
Jelas, visi tersebut harus dijabarkan dalam program kerja nantinya dalam bentuk sebuah "Konsep
Program Kerja". Konsep program kerja ini akan menjadi jiwa dan semangat dari setiap acara yang
dilakukan oleh PPIJ.
Konsep program kerja kami jabarkan dalam 3 poin:
1. PPIJ dari kita, oleh kita dan untuk kita. Semangat PPIJ kedepan adalah kebersamaan dan keterikatan
antara masing-masing Korda dan komsat
MISI
Secara umum, PPI-Jepang memiliki tiga stakeholders: Pelajar, Masyarakat, dan Bangsa.
Sejatinya PPIJ merupakan pelayan dari ketiga komponen penting tersebut, sehingga misi dari PPIJ akan
sangat terkait dengan kepentingan para stakeholders
1. Meningkatkan manfaat dan ekistensi PPI Jepang untuk pelajar Indonesia di Jepang
2. Menyediakan bantuan advokasi terhadap para Pelajar Indonesia di Jepang
3. Menjadikan PPI Jepang sebagai sarana membangun integritas moral, kredibilitas kepemimpinan dan
kapabilitas intelektual-profesional para pelajar Indonesia di Jepang yang dapat berguna bagi nusa
dan bangsa
4. Menjadikan PPI Jepang sebagai salah satu jembatan penting dalam mensinergikan segala potensi
terbaik warga negara Indonesia di Jepang dan mensintesiskannya sebagai kontribusi terbaik untuk
bangsa dan negara.
5. Menjadikan pelajar Indonesia di Jepang menjadi agen perubah dan generasi penerus bangsa
A
ssalaamu alaikum Wr.Wb. Teman-Teman sekalian dari
Hokkaido sampai Kyuushu, dari utara sampai selatan
jepang. Pertama, saya ingin memberikan gambaran
tentang bagaimana PPI Jepang itu.
!Beberapa waktu lalu saya pernah melakukan perjalanan ke
kagoshima, dan bertemu dengan pelajar-pelajar disana yang
aktif dalam forum PPI Kagoshima. Lalu saya ingin menarik salah
satu dari mereka untuk aktif dalam ppi jepang. Orang itu terlihat
aktif dan gesit dalam suatu kegiatan. Namun, saya terkejut ketika
melihat respon beliau yang mengira bahwa beliau sudah di ppi
jepang. Beliau menganggap bahwa partisipasi aktifnya di PPI
Komsat Kagoshima adalah partisipasinya kepada PPI Jepang.
Pada satu sisi saya melihat bahwa ppi jepang tidak merata informasinya sampai wilayah-wilayah
terpencil. Tetapi pada sisi lain saya merasa bahwa inilah bentuk PPI Jepang sebenarnya. Karena memang
itulah ide dari PPI Jepang. Bukan hanya di PPI pusat tetapi keaktifan di tingkat komsat juga merupakan
keaktifan kita di PPI Jepang. Karena berdasarkan AD-ART, PPI Jepang hanya dibagi menjadi PPI Pusat,
PPI Korda, dan PPI Komsat.
Untuk itu saya menawarkan suatu kerja sama dalam bentuk visi, misi, dan program kerja. Namun, itu
semua hanyalah sampah jika Teman-Teman tidak turut berkontribusi untuk menjalankan hal ini secara
bersama-sama. Tentu saja saya tidak bisa memberikan imbalan apa-apa, imbalannya adalah pahala. Jika
saya menamakan ini sebagai jihad, ya Teman-Teman harus berjihad bersama saya. Itulah konsekuensi
Teman-Teman yang sudah menunjuk saya sebagai ketua PPI Jepang.
PPI Jepang tanpa kontribusi Teman-Teman adalah
sebuah dandanan mahal yang menutupi tubuh yang ringkih.
Ini seperti seorang nenek yang menggunakan dandanan
secara berlebihan untuk menutupi tubuhnya yang ringkih.
Padahal itu semua tidak berguna. Begitulah PPI Jepang ini
jika Teman-Teman tidak membantu saya dalam setahun ke
depan, yang hanya mempunyai dandanan mahal tetapi
tubuhnya sakit.
Secara terus terang saya sampaikan bahwa visi, misi,
ataupun program kerja yang akan saya jalankan ini
membutuhkan peran aktif teman-teman sekalian.
Sebagaimana layaknya sebuah negara ada presiden,
gubernur, dan walikota maka kita juga seperti itu. Kita
berkoordinasi dalam rangka bekerja bersama-sama.
Dalam hal ini saya membangun semangat otonomi
daerah. Teman-Teman baik di level korda maupun komsat
bebas melaksanakan kegiatan masing-masing. Akan tetapi
ada juga programprogram dari PPI Jepang yang juga
membutuhkan partisipasi aktif Teman-Teman sekalian.
Tentunya program apapun yang ada di level korda maupun
komsat juga akan kita bantu baik berupa dana, ataupun
proses pencarian dana dari pihak luar. Akan tetapi tentu kita
juga mengharapkan konsekuensi dari itu, yaitu bentuk kerja
Lidi yang bekerja sama akan mempunyai sama dari Teman-Teman sekalian. Jika kita bekerja secara
suatu fungsi yang cukup berarti
(sumber: http://filsafat.kompasiana.com)
terpisah kita tidak akan mendapatkan hasil optimal dari satu
kegiatan.
Karena itulah sejatinya kita. Ilmu kita tidak akan berguna sebelum digunakan di masyarakat.
Bolehlah Anda seorang ilmuan di bidang nuklir, atau bolehlah Anda seorang ekonom terkenal. Tetapi
Anda bukan apa-apa jika tidak bisa menggunakan ilmu Anda di masyarakat. Akhir kata saya ingin
mengucapkan apresiasi yang teramat sangat kepada kepengurusan tahun lalu. Kepengurusan tahun
lalu saya nilai sebagai kepengurusan yang terbaik sepanjang sejarah karena program-program bisa
berjalan dengan efektif. Semoga kita dapat terus bekerja sama ke depan dalam kerangka PPI Jepang,
pelajar indonesia di Jepang. Kita saling membutuhkan. Saya adalah anda dan anda adalah saya. Kita
semua adalah satu.
Terima kasih. Assalaamu alaikum Wr. Wb.
Ketua Umum
Fithra Faisal Hastiadi
K
ongres ke-30 PPIJ yang diselenggarakan di Tokyo pada tanggal 30-31 Oktober lalu merupakan momentum
istimewa bagi organisasi pelajar yang sudah terbilang tua ini. Walau berlangsung di tengah terjangan badai
taifun yang melanda bagian timur Jepang, rangkaian kegiatan yang berupa studium generale dan serah
terima jabatan kepada ketua terpilih periode 2010-11, Fithra Faisal Hastiadi, berjalan dengan lancar dan penuh
kejutan.
Salah satu kejutan adalah ketika Dubes Indonesia untuk Jepang yang baru saja dilantik Agustus lalu, M.
Lutfi, dalam pembukaan lekturnya di studium generale seketika mengundang dan menyatakan kesiapan Tokyo
untuk menjadi tuan rumah kongres Persatuan Pelajar Indonesia di seluruh dunia (PPI Dunia), yang kontan
disambut dengan tepuk tangan meriah seluruh peserta studium. Terobosan kontemporer seorang Dubes, yang
mungkin hanya terjadi di Jepang, yang menunjukkan komitmennya terhadap kemajuan organisasi pelajar.
Berjalan sesuai agenda, hari pertama kongres dimulai dengan laporan pertanggungjawaban pengurus PPIJ
periode 2009-10, yang diterima dengan baik oleh peserta kongres, termasuk diantaranya Prof. Edison Munaf,
Atase Pendidikan KBRI Tokyo. Kepengurusan yang dipimpin oleh Farid Triawan tersebut dinilai telah berhasil
mengembalikan dinamika organisasi yang sempat kehilangan warnanya. Pengurus periode lalu telah sukses,
diantaranya, menghidupkan kembali media komunikasi elektronik yang sangat vital, setelah cukup lama
mengalami reses.
Pada hari tersebut juga diselenggarakan studium generale bertemakan Inovasi Peningkatan Hubungan
Bilateral Indonesia-Jepang untuk Peningkatan Daya Saing Bangsa, dengan pembicara utama Dubes M. Lutfi
dengan panelis Yudi Azis, Dewan Penasehat Ketua PPIJ yang juga dosen Unpad, dan Achmad Husni Thamrin dari
Inst of Science and Tech Studies (ISTECS) yang kini aktif mengajar di Keio Univ. Sedangkan sebagai moderator
adalah dosen UI, M. Suryanegara. Sesi ini menghasilkan poin penting yaitu daya saing bangsa di dunia
internasional adalah fungsi dari peningkatan kapasitas nilai tambah individu dan sistem. Untuk itu diusulkan
beberapa strategi inovatif guna merealisasikan hal tersebut dengan PPIJ sebagai poros. Satu usulan nyata yaitu
diadakannya Indonesia Innovation Days oleh KBRI Tokyo dan PPIJ sebagai momentum untuk mengakselerasi
perubahan. Respon positif Dubes beserta KBRI atas gagasan ini menjadi sebuah semangat awal bagi
kepengurusan baru PPIJ untuk menjalankan organisasi selama setahun kedepan. Kongres hari pertama ditutup
dengan serah terima jabatan Ketua PPIJ dengan penyematan pin oleh Sdr Farid kepada Sdr Fithra, dilanjutkan
dengan pemberian hadiah kompetisi esai PPIJ.
Kongres hari kedua lebih metitikberatkan
pada pembahasan dan penyesuaian AD/ART,
serta penentuan Garis Besar Haluan Organisasi
bagi kepengurusan baru PPIJ. Kongres berjalan
dengan sangat aktif dan penuh dinamika,
membahas isu-isu strategis, baik internal
maupun eksternal organisasi. Dari salah satu
hasil pentingnya adalah pembagian PPI tingkat
Koordinator Daerah (Korda) Chugoku dan
Shikoku menjadi dua Korda didasarkan alasan
geografis yang terpisah laut. Sehingga saat ini,
terdapat 9 Korda yang dibawah koordinasi PPIJ.
Babak demi babak organisasi pelajar di Jepang berperan pada masanya. Sejarah panjang PPIJ yang
tumbuh sejak jaman pra-kemerdekaan, yaitu tepatnya tahun 1933 dengan nama Serikat Indonesia yang
kemudian diubah menjadi Perhimpunan Pelajar Indonesia pada tahun 1953, turut berpartisipasi nyata dalam
proses pembangunan negeri. Kini PPIJ pun masih memegang komitmen kuat kepada bumi pertiwi, dengan
mengusung semangat dalam motto ‘Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia’.
Dalam kongres yang disiarkan secara langsung melalui jaringan televisi PPI Dunia tersebut pula, sekali lagi
Dubes M. Lutfi memberi kejutan berupa tantangan kepada pelajar Indonesia di Jepang dan seluruh dunia untuk
kembali ke Indonesia dan berkontribusi aktif setelah menyelesaikan studinya. “It is good to be here, but better to
be at home”, katanya.
S
aga, 10 November 2010, Di sela dan mahasiswa sedang makan di sebuah
hiruk-pikuk penyelenggaraan kantin di dekat kampus, sinyal-sinyal untuk
suksesi Kepengurusan PPI Jepang kembali membuka diskusi tentang
dalam Kongres Hari Pertama PPI Jepang, pembentukan kembali kepengurusan PPI
nun jauh di bagian selatan kepulauan Saga dilontarkan. Kegiatan monitoring
Jepang, tepatnya di kota Saga yang terletak menjadi sebuah diskusi panjang yang
di Kyushuu ternyata juga menyelenggarakan menumbuhkan bibit-bibit kebersamaan
sebuah suksesi yaitu suksesi Kepengurusan dalam perbedaan.
“
Tidak mudah menyambung kebersamaan di saat
terjadi keretakan, namun bukan tak mungkin. Acara suksesi sendiri dimulai dari
Dengan niat, tekad dan semangat yang tulus dan kesepakatan aturan main. Satu aturan main
yang menarik adalah: siapapun yang tinggal
”
penuh harap, tak ada yang tidak bisa dilakukan
di Saga lebih dari dua tahun tidak berhak
untuk dipilih menjadi pengurus PPI Jepang
Kemudian beberapa mahasiswa bersama Komsat Saga. Aturan unik yang mungkin
pengurus yang lama mencoba baru ada di dunia. Tetapi dasarnya adalah
mengumpulkan kembali semua mahasiswa meminimalkan gesekan dengan masa lalu
melalui berbagai cara dan media. Dengan yang mungkin akan menumbuhkan retakan-
satu tujuan, yaitu mengaktifkan kembali retakan baru. Bukankah dari awal sudah
kegiatan PPI Jepang Komsat Saga dengan sepakat bahwa kita ingin membuka lembaran
sebuah suksesi. Dan usaha itu tidak sia-sia, baru yang tidak lagi tercampuri oleh
hingga akhirnya hampir semua mahasiswa lembaran-lembaran lama. Tentu aturan ini
Indonesia di Saga berkumpul di Kaikan membuat orang-orang baru deg-degan,
dalam suasa penuh kegembiraan. karena kemungkinan terpilihnya akan
menjadi lebih besar.
P
ada tanggal 30-31 Oktober 2010 Setelah mempertimbangkan hasil
telah diselenggarakan kongres ke 30 rekomendasi dari tim investigasi dan
PPI Jepang di Tokyo Jepang. mencermati suara dari perwakilan komsat di
Kongres hari pertama dihadiri oleh Atase korda tersebut, diputuskan pembagian korda
Pendidikan Prof. Edison Munaf, ketua PPI ini menjadi dua korda yaitu korda Shikoku
Jepang 2009-2010 Sdr. Farid Triawan, ketua meliputi Ehime dan Kochi sedangkan korda
PPI Kanto Sdr. Fitra Faisal, Dewan Chugoku meliputi wilayah Hiroshima,
Perwakilan Korda (DPK) Tohoku Sdr. Shimane, dan Yamaguchi. Nama dari korda
Aunuddin SV, DPK Hokuriku Sdr. Ali baru di Shikoku ini akan ditetapkan kemudian
Khumaeni, DPK Kanto Sdr. Suryanegara, dan setelah menerima masukan dari korda yang
anggota PPI Jepang lainnya. Kongres hari bersangkutan. Selain itu seperti tertulis dalam
pertama yang di ketuai oleh Sdr Pandji ketetapan kongres, agar pengurus pusat
Prawisuda memutuskan menerima laporan berkoordinasi dengan pengurus komsat
pertanggungjawaban Ketua PPIJ 2009-2010 Kagawa dan komsat Tokushima di korda
Sdr. Farid Triawan dengan baik. Selanjutnya Kansai terkait pemekaran korda Shikoku ini.
dilakukan pengesahan hasil Pemira 2010 dan Semoga dengan pemekaran ini, dapat
melantik Sdr. Fitra Faisal Hastiadi sebagai mempermudah koordinasi dan dinamisasi
Ketua Umum PPI Jepang periode 2010-2011. aktivitas pelajar Indonesia di pulau Shikoku.
P
ada tanggal 14 november 2010 yang
lalu, PPI Fukuoka (PPIF) berhasil
mengadakan Indonesia Culture Day
2010 bertempat di Fukuoka Shimin Kaikan.
Acara tahunan ini merupakan kolaborasi
penampilan seni tradisional Indonesia- Jepang
yang hasil penjualan tiketnya sepenuhnya
disumbangkan untuk pendidikan anak-anak
Indonesia yang kurang mampu serta para
korban bencana alam. Tampil pada acara ini
Tari Saman dari Aceh dan Tari Lenggang Nyai
dari Jakarta yang dipersembahkan oleh para Disusul dengan penampilan Taiko dari Nishijin
mahasiswa Indonesia dan Jepang dari Asia Daiko yang sangat menarik, pengumuman
Pacific University. lomba pidato bahasa Indonesia dan ditutup
dengan Tari Kecak yang mengisahkan cerita
Ramayana yang memukau. Tidak kurang dari
50 performer yang datang dari Fukuoka,
Kurume, Beppu, Oita turut berpartisipasi
memeriahkan acara tersebut. Tak kurang dari
300 penonton hadir memenuhi Event Hall yang
berasal dari berbagai area, sebagian besar
merupakan masyarakat Jepang dan Indonesia.
Pada hari itu juga diadakan Lomba Pidato Berikut daftar pemenang lomba Pidato
Bahasa Indonesia se-Kyushu-Okinawa bekerja tersebut:
sama dengan KBRI Tokyo. Tidak kurang dari 15 Juara 1 : BAE Hyun Ho (Korea)
orang peserta warga negara Korea & Jepang dari Juara 2 : KAWAKAMI Tomoki (Jepang)
seluruh wilayah Kyushu turut ambil bagian Juara 3 : UEDA Keiko (Jepang)
mengikuti lomba tersebut. Event yang sangat dimana peraih juara pertama akan maju untuk
menarik ini diharapkan dapat semakin bersaing dalam lomba pidato se-Jepang di
mengeratkan hubungan masyarakat Indonesia Tokyo.
dengan Jepang khususnya di wilayah Fukuoka
dan sekitarnya.
Dentsuudai -Choufusai-
Dalam bunkasai yang diadakan pada 19 – 21
November 2010 ini, mahasiswa asing UEC juga
turut berpartisipasi dengan membuka stan
makanan khas negara masing-masing. Foreign
Student International Culture Exchange Society
membuka toko yang menjual makanan Indonesia.
Choufu-sai ini menjadi pengalaman yang berharga
j u ga b a g i m a h a s i s w a a s i n g ya n g t u r u t
berpartisipasi di dalamnya. Bersamaan dengan
Choufu-sai ini, acara open campus juga diadakan.
Tiap lab mengadakan openhouse. Dan moment ini
dijadikan oleh mahasiswa tingkat 3 untuk
menentukan lab mana yang akan dimasuki.
“
Meski jumlah pelajar Indonesia di Saga tidak terlalu
banyak bila dibandingkan dengan negara lain seperti
China dan Korea, namun itu tak berarti bahwa nama
Indonesia tenggelam dalam keriuhan. Tekat tinggi untuk
mengibarkan sang merah putih membuat nama Indonesia
perlu diperhitungkan. Dan munculnya talenta-talenta
baru di antara pelajar Indonesia membuatnya lebih
”
berasa. Salah satunya adalah Mega Marsela Marsal.
Dia tiba di Saga Oktober tahun ini sebagai bagian dari SPACE (Saga Univ Program for
Exchange Student).Nama Mega mengingatkan kita pada seorang presiden Indonesia wanita satu-
satunya. Mungkin ini ada pengaruhnya, mungkin juga tidak. Yang pasti Mega yang satu ini sangat
berbeda. Walau gadis manis kelahiran 14 Maret 1988 ini tergolong baru di Saga, gebrakannya
membuat namanya tak berhenti jadi bahan perbincangan. Talenta uniknya membuatnya menjadi
bagian penting dalam kegiatan pelajar Saga. Tingkahnya yang menggemaskan pun menambah
keceriaan suasana.
Gebrakan pertama Mega adalah saat Saga Univ Open Campus 2010. Di acara ini ada
panggung yang membuka peluang bagi siapa saja yang ingin menampilkan atraksi panggung.
Banyak mahasiswa yang memanfaatkannya, karena nilai tertinggi akan mendapatkan hadiah.
Mega sebenarnya datang terlambat, saat diberitahu ada peluang tampil, dia langsung mendaftar.
Hebat. Kenekatan Mega layak diacungi jempol. Dan ternyata kenekatan itu beralasan. Saat
penampilan Mega bersama temannya, pelajar Korea, menyanyikan sebuah lagu berbahasa
Jepang, tepuk tangan dan sorak teriakan kagum membahana. Semua penonton seolah tak ingin
melewatkan tiap detil aksi dan suara Mega yang memukau. Lagu Taiyou no Uta-nya Yui
dibawakan sangat apik dan membuat para penonton begitu histeris. Acara ini membuat nama
Mega menjadi buah bibir.
Tidak hanya sampai di situ, saat pertandingan sepak bola Saga Univ 2010, secara mengejutkan
mahasiswi kedokteran hewan UGM ini ikut bemain dalam tim SPACE. Kontan para pelajar
Indonesia yang tampil dalam tim Merapi, menjadi terkejut melihat kehadirannya. Terlebih saat
melihat penampilannya, meski awalnya canggung tapi lama-kelamaan tidak takut untuk
menggiring dan merebut bola dari pemain lawan. Penampilan Mega yang penuh semangat
membuat timnya ikut terpacu dan termotivasi. Meskipun gagal meraih kemenangan, tetapi
penampilan Mega yang penuh semangat, berani dan tidak kenal lelah menjadi catatan khusus.
Aksi lainnya adalah saat melihat Momiji di Daikozenji, spot Momiji terkenal di daerah Saga.
Waktu itu beberapa teman beraksi, berpose dengan latar belakang Momiji. Saat Mega beraksi,
beberapa orang photographer menghampiri dan menyatakan keinginannya untuk memotret
Mega. Wow! Mungkin ini karena wajah Mega yang manis dan imut, Mungkin juga karena
penampilannya yang berjilbab sehingga memang terlihat berbeda. Dan memang Mega ini
termasuk super photogenik. Pantas saja para photographer memburunya.
Mega Marsela Marsal, multi-talenta telah lahir di tengah kesunyian kota Saga. Menyanyi,
olahraga dan sesekali menjadi model bukan hal yang mudah dilakukan oleh kebanyakan orang.
Semangatnya membuat suasana musim gugur di Saga tahun ini menjadi spesial.
M enurut Lutfiana, pem erintah Itoshim a-shi mem buat suatu program sem acam itu karena daerah
itoshim a (k hususnya nagaito) m erupakan daerah yang pertum buhan penduduknya menurun. S D Nagaito
sendiri m em punyai jumlah m urid hanya 99 siswa (dari kelas 1-6). Oleh karena itu, walaupun daerahnya
m ungkin berpenduduk sedikit, dengan program ini diharapkan daerahnya tetap mem punyai wawasan yang
baik khus usnya untuk m elihat dunia.
Inti kegiatan ini adalah saling tukar budaya dengan masyarakat itoshima. Sehingga ini kesempatan
yang baik bagi kita untuk bisa memperkenalkan budaya Indonesia. S elain itu, kita bisa belajar banyak juga
mengenai Jepang khus usnya dari masyarakat Nagaito tentang budayanya.
Selamat mengemban tugas menjadi duta budaya, Lutfi. Semoga hubungan Indonesia dengan
masyarakat Jepang akan semakin erat di masa depan dan menjadi hubungan yang penuh manfaat
bagi persaudaraan kedua negara.
Pada bulan November ini telah diadakan serangkaian acara APEC Japan 2010 bertemakan "Change and
Action" yang berpuncak pada “The 18th APEC Economic Leaders’ Meeting (KTT APEC), 13-14 November”.
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Ibu Negara, Ani Bambang Yudhoyono, tiba di Bandara
Haneda, Jumat, 12 November pukul 21.30 JST, untuk menghadiri KTT APEC ke 18 ini. Setiba di Tokyo
Presiden RI, langsung menuju hotel The Prince Park Tower, yang disambut dengan iringan lagu “Selamat
Datang Bapak Presiden” oleh siswa-siswi Sekolah RI Tokyo (SRIT). Seusai penyambutan, Presiden RI
mengadakan briefing terbatas dengan para Menteri dan Delegasi RI untuk persiapan KTT APEC keesokan
harinya.
Berbicara pada Retreat Session 1 yang bertema “Sustaining Growth and Prosperity in the Region”,
Presiden RI menegaskan nilai signifikan Bogor Goals dalam hal pengurangan tarif. Langkah ini sukses
meningkatkan nilai perdagangan kawasan hingga mencapai USD 6.2 Triliun, lima kali lipat dari figur
sebelumnya. Nilai perdagangan jasa tercatat meningkat tiga kali lipat, dan arus masuk Foreign Direct
Investment meningkat hingga USD 791 Miliar dalam rentang waktu 1994-2008. Hasil yang baik ini dicapai
melalui kombinasi antara: komitmen WTO, perjanjian perdagangan kawasan, dan reformasi unilateral. Untuk
merespons perubahan konteks ekonomi, antara lain dengan banyaknya 'emerging economies', Presiden RI
m enyatakan bahwa integrasi ekonomi kawasan patut
diterusk an dalam prinsip keterbukaan dan kem itraan. Hal ini
sejalan dengan vis i Bogor Goals 1994, dan sangat relevan
untuk m enjawab tantangan dinam ika global. Presiden RI pun
m enegaskan bahwa perundingan Putaran Doha harus
diselesaikan. Seusai m enghadiri hari pertam a K TT , Presiden
RI dan Ibu Negara langsung bertolak m enuju Tanah Air pada
m alam hari. Sedangkan acara Closing Lunch dan Leader’s
Declaration pada hari kedua pelaksanaan K TT APE C ke 18
dihadiri oleh W akil Presiden kita, Boediono, yang baru saja tiba
bers am a Ibu Herawati Boediono di bandara Narita, pada pukul
09.10 pagi harinya.
Keesokan harinya, pada hari Senin 15 November, bapak wapres menerima kunjungan dengan beberapa
pimpinan asosiasi dan pengusaha di Jepang antara lain dari Ketua Nippon Keidanren (asosiasi pengusaha)
Hiromasa Yonekura, Presiden Japan International Cooperation Agency (JICA) Sadako Ogata, dan Presiden
Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Hirose Watanabe.
Pembicaraan dengan Keidanren antara lain mengenai himbauan Wapres agar perusahaan Jepang
melakukan relokasi industri ke indonesia. Indonesia merupakan wilayah yang cocok untuk bagi lokasi
untuk pembangunan proyek yang awalnya harus melalui berbagai instansi. Pembangunan infrastruktur
setempat seperti rel kereta, jalan bebas hambatan dan pelabuhan untuk menunjang pembangunan koridor
pertumbuhan. Disampaikan pula bahwa pada situasi sekarang perusahaan jepang juga ingin bantuan
pemerintah indonesia untuk bersama dengan JBIC dan JICA mengenai masalah pendanaan investasi.
Sementara itu dalam pertemuan dengan Presiden JICA, Sadako Ogata, Wapres menyampaikan terima kasih atas
respon cepat JICA yang mengirimkan 3 ahli gunung berapi dan seorang dokter saat terjadinya bencana gunung merapi.
Diungkapkan pula bahwa prioritas selanjutnya adalah pemulihan korban dan roda perekonomian area bencana. JICA
akan susun program untuk pemulihan bisnis kecil dan menengah. Selain bantuan permodalan juga asistensi untuk
memelihara akses pasar.
Dan dalam pembicaraan dengan Hirose Watabane, Presiden JBIC, terungkap minat yang lebih konkret. Lembaga
pembiayaan ini menyebutkan proyek pembangkit listrik di Jawa Tengah sebagai salah satu minat mereka. Bukan hanya
pembangunan pembangkit, JBIC juga memikirkan pula pasokan batubara berkualitas tinggi untuk pembangkit tersebut
dari Kalimantan. “Kami ingin membangun rel kereta api di Kalimantan untuk menjamin pasokan batubara bagi
pembangkit ini,” ujar Presiden JBIC Hirose Watanabe.
JBIC juga berminat membantu proyek panas bumi di Sarulla, Sumatera Utara. Pemilik proyek ini adalah
PT Pertamina Gheotermal Energy. “Kami juga menawarkan konsep transportasi massal dalam Metropolitan
Priority Area,” ujar Watanabe. Proyek-proyek lain yang menjadi perhatian JBIC adalah pembangunan
pelabuhan baru di Jawa Barat beserta pembangunan sentra industri baru yang terhubung dengan rel kereta
api menuju pelabuhan. Selain itu JBIC juga mengusulkan pembangunan fasilitas pemroses gas berukuran
medium dan kecil. Ini untuk mengolah gas dari ladang yang berkapasitas kecil di berbagai pelosok
Nusantara.
Selain pembiayaan proyek, diskusi juga menyinggung pula dana untuk pembiayaan anggaran
Pemerintah. Salah satunya adalah melalui penerbitan obligasi Pemerintah dalam mata uang yen atau
Samurai Bond. “Kami mengharapkan dukungan JBIC, terutama dalam memberikan garansi,” ujar
Menkeu. dengan jaminan JBIC, Pemerintah RI memang bisa melepas obligasi ke pasar dengan
kupon yang lebih rendah. Sebagai ilustrasi, kupon Samurai Bond sudah menurun dari 2,6% per tahun
menjadi 1,6% per tahun dengan adanya jaminan JBIC.
Setelah melakukan beberapa pertemuan tersebut, pada siang harinya Wapres mengunjungi
underground metropolitan expressway, Tokyo untuk mempelajari sistem dan manajemen jalan bawah
tanah serta mengunjungi Trafic Management Center yang merupakan tempat pengendalian arus lalu
lintas di Tokyo.
“
Ujian yang menguji sebuah bangsa semata adalah bentuk kasih sayangNya
”
Serta semakin dicintaiNya karena semakin mengingat kebesaranNya
I
ndonesia kembali berada dalam kedukaan yang
semakin menguji kedewasaan kita sebagai bangsa.
Dua bencana alam besar menimpa bumi pertiwi
secara beruntun. Gempa bumi diikuti tsunami di
kepulauan Mentawai dan Erupsi gunung Merapi.
Tsunami Mentawai (sumber: Vivanews) Kerusakan Pasca Tsunami (sumber : Fakta Pos)
Jumlah korban meninggal mencapai 445 orang (hingga 5 November 2010) menurut Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Barat. Korban meninggal terbanyak berada di
Kecamatan Pagai Utara yang mencapai lebih dari 200 orang. Sedangkan Kecamatan Pagai
Selatan melampaui 100 orang. Dari jumlah korban tewas itu masih ada lagi sekitar 58 warga
belum ditemukan. Selain korban hilang dan tewas, sebanyak 173 orang mengalami luka berat.
Sedangkan 325 lainnya luka ringan. Hingga 5 November 2010, warga yang mengungsi
mencapai 15.353 orang (sumber: vivanews).
Sehari setelah peristiwa memilukan yang terjadi di Mentawai, pada 26 Oktober lalu, pukul
17.02 WIB, Gunung Merapi meletus, ditandai dengan turunnya lava beserta awan panas dari
puncak Gunung Merapi. Letusan Gunung Merapi ini memakan korban yang lebih banyak
dibanding dengan letusan pada tahun 2006 lalu. Puncak dari letusan Gunung Merapi tersebut
terjadi pada tanggal 5 November dini hari. Letusan ini lebih dahsyat dari hari-hari sebelumnya.
Bahkan disertai dengan gemuruh yang menakutkan. Erupsi Merapi yang terjadi dini hari tersebut
membuat warga di barak pengungsian yang berjarak 15 km dari puncak Merapi diungsikan ke
tempat yang lebih aman. Wilayah rawan pun diperluas hingga 20 km dari puncak Merapi. Sejak
26 Oktober sampai sekarang Merapi masih saja melakukan erupsi berupa awan panas.
Sementara itu, pengungsi korban bencana erupsi Merapi mencapai 198.000 orang, meliputi
Sleman sebanyak 56.000 orang, Kab. Magelang (62.000), Kota Magelang (2.000), Klaten
(40.000), dan Boyolali (30.000). Tempat pengungsian selama ini selalu berubah karena
menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada. Penempatan pengungsi di Stadion Maguwoharjo
Sleman cukup memadai, karena bisa menampung sekitar 30.000 orang, dan kebutuhan mereka
dapat terpenuhi secara layak.
Masyarakat diminta tetap berada di lokasi pengungsian karena hingga 13 November 2010,
status Merapi masih awas, Aktivitas vulkanik Merapi masih tinggi. Anggota TNI dan Polri dan
lebih dari 380 relawan membantu para pengungsi. Kondisi para pengungsi cukup
memprihatinkan, khususnya kondisi psikologis. Kondisi fisik juga tak jauh berbeda. Disebabkan
belum bisa memperkirakan kapan merapi berhenti, Pemerintah daerah pun kewalahan untuk
menangani kondisi ini.
Wedhus Gembel
Awan Panas muntahan gunung merapi sering juga disebut Wedhus Gembel karena awan panas
tersebut menyerupai wedhus gembel yang berterbangan. Wedhus gembel sendiri adalah kambing
berbulu gimbal atau biri-biri yang sering di pelihara sebagi ternak warga. Namun keberadaan wedhus
gembel di sekitar warga gunung merapi merupakan sosok yang menakutkan. Wedhus gembel sendiri
adalah sebutan halus yang biasa dipakai masyarakat Jawa untuk merujuk pada wujud yang diyakini
punya kekuatan luar biasa atau mematikan atau dengan kata lain merupakan kedikdayaan yang sakti
mandraguna. Untuk wedhus gembel di gunung merapi, benda yang terkena awan panas tersebut akan
gosong atau meleleh seperti tersetrum listrik. Dan bentuk awan panas wedhus gembel ini bergulung-
gulung seperti bulu gimbal.
Kegiatan yang didukung penuh oleh Kementrian Riset dan Teknologi RI ini adalah salah satu bentuk
komitmen nyata mahasiswa Indonesia Tokyo Tech Jepang yang berhimpun dalam organisasi PPI
Tokodai. Penyerahan hadiah TIC Award ini dilakukan di ITB Bandung, dipandu oleh Ketua PPI Jepang
2009-10 Farid Triawan dan alumni program student exchange Tokyo Tech (YSEP) Akhmad Syaiful
Hidayat serta disaksikan oleh beberapa Profesor Tokyo Tech serta alumni yang berada di Indonesia.
para pemenang
Tim juri independen yang diketuai oleh Yudi Azis, Dewan Penasehat PPI Jepang 2009-10, menetapkan
bahwa ketiga peraih TIC Award adalah pemenang bersama. Mereka dipilih melalui seleksi dan penilaian juri
selama bulan Oktober. Disamping ketiga pemenang TIC Gold Award, 7 orang finalis lainnya juga
mendapatkan plakat dan sertifikat, serta hadiah masing-masing Rp. 1.000.000. Proposal berasal dari
berbagai kota dan kampus di Indonesia antara lain ITB, Unpad, UGM, UI, ITS, IPB, Univ Brawijaya, Univ
Pendidikan Indonesia Bandung, Univ. Tanjung Pura, Univ. Hasanudin, Univ. Diponegoro, STAIN
Pekalongan, STT Telkom, Univ. Jend Soedirman, Purwokerto, Univ. Pendidikan Ganesha Bali, Inst.
Teknologi Indonesia, Univ. Negeri Yogyakarta, dan Univ. Widya Mandala Katolik Surabaya. Tim juri yang
berasal dari berbagai disiplin ilmu dan berbagai kampus di Tokyo serta dibantu organisasi profesi IASA,
menetapkan sepuluh finalis berdasarkan lima kriteria utama yaitu: ide inovatif, kerangka penelitian yang
jelas, ketepatan metodologi, manfaat penelitian, serta kesesuaian format penulisan.
“Penelitian dari para finalis sangat inovatif dan kreatif, masing-masing memiliki keunikan dan
keunggulan tersendiri dalam berbagai disiplin ilmu”, kata Pandji Prawirasudha salah satu juri yang
tak lama lagi akan menjadi assistant professor di Tokyo Tech. Informasi kesepuluh peraih TIC
Award 2010 dan kegiatan TIC Award tersedia di situs: http://commitment.ppitokodai.org/
PPI Tokodai merupakan organisasi pelajar Indonesia yang sedang melakukan studi di Tokyo
Kogyou Daigaku atau yang biasa dikenal dengan Tokyo Institute of Technology dan Tokyo City
University (dulu bernama Musashi Institute of Technology). Di antara para pelajar asing, jumlah
pelajar Indonesia termasuk yang terbesar setelah Cina dan Korea. Saat ini anggota PPI Tokodai
mencapai kurang lebih 80 orang yang tercatat sebagai Research Student, Mahasiswa Bachelor,
Master, Doktor, hingga Assistant Profesor. PPI Tokodai dibentuk sebagai wadah pemersatu dan
komunikasi para pelajar Indonesia di Tokodai dan Tokyo City University dari berbagai latar
belakang budaya dan keahlian ilmu yang berbeda. Kegiatan TIC Award diinisiasi pada masa
kepemimpinan Baharuddin Maghfuri, Ketua PPI Tokodai periode 2009-10. Pada bulan oktober yang
lalu terpilih Bayu Prabowo sebagai ketua PPI Tokodai yang baru, untuk periode 2010-11. Informasi
lengkap tentang PPI Tokyo Tech tersedia di situs: http://www.ppitokodai.org/
Dapat kita bayangkan bersama, berapa banyak beasiswa dalam/luar negeri yang bisa dibiayai dari
freeport ini, berapa rumah sakit, sekolah, jalan raya, dan segala prasarana bisa dibangun
menggunakan uang ini. Dari besarnya emas yang didapatkan setiap hari yaitu 300 kg emas atau
setara Rp. 100 Miliar, belum dari perak dan bahan tambang lainnya. Dapat dibayangkan berapa
besar asset negara yang disia-siakan dan akhirnya dinikmati oleh pihak asing. Lalu, mengapa kita
mengontrakkan pada pihak asing? apakah sarjana Indonesia kita tidak punya keahlian untuk
menambang sendiri, sehingga butuh bantuan mereka untuk menambang? Saatnya perjanjian yang
merugikan bangsa kita, kita tinjau ulang dan perbaiki. Dan masih banyak contoh kasus lainnya,
seperti industri otomatif yang seharusnya bisa meniru proton (Malaysia) dan Mitsubishi, dan kasus
lainnya.
Pertanyaan dan permintaan kedua yaitu adalah pembangunan mesjid dan Indonesian culture
center di Tokyo. Hal ini mengingat Indonesia sebagai bangsa muslim terbesar, dimana terdapat
hampir 20.000 orang Indonesia di Tokyo. sudah sepantasnya masyarakat Indonesia di Tokyo ini
memiliki masjid, yang dapat menampung lebih banyak lagi. Saat ini sarana yang ada sangatlah minim,
yaitu memakai aula yang kebetulan saat itu juga dipakai sebagai ruang pertemuan. Kondisi ini lebih
parah lagi khususnya pada saat sholat idul fitri yang sudah tidak bisa menampung lagi, sehingga
diperlukan dua sesi untuk melaksanakan sholat idul fitri. Bapak Wapres, menyambut baik usulan dan
permintaan ini. Beliau lebih lanjut menyarankan agar segera dapat ditindaklanjuti, sehingga hal ini
dapat segera direalisasikan. Semoga.
Kami sebagai Tim Redaksi Buletin PPI-Jepang sangat mengharapkan saran ataupun kritik
dari para pembaca untuk memperbaiki kualitas buletin ini. Silahkan kirimkan langsung
melalui email ke buletin@ppijepang.org.
Selain itu, kami juga menerima berbagai berita tentang kegiatan anggota PPI-Jepang di
mana pun berada. Kami berharap dengan saling menginformasikan kegiatan masing-masing,
bisa menjadi bahan masukan untuk rekan-rekan yang lainnya. Selain itu, media ini juga
bermanfaat untuk mempererat tali silaturahmi di antara anggota PPI-Jepang dari ujung utara,
Hokkaido, sampai ujung selatan, Okinawa.