PENDAHULUAN
kontagiosum, Bateman pertama kali menjelaskan cairan seperti susu yang bisa
seperti susu berasal dari jaringan selular. Baru kemudian kedua peneliti ini
Sampai dengan awal abad ke-20, komunitas medis tetap tidak yakin
Molluscipoxvirus. Virus ini dapat masuk melalui abrasi kecil pada kulit. Penyakit
ini terjadi di seluruh dunia dalam bentuk sporadis maupun endemik dan lebih
kontak langsung dan tidak langsung (misal, melalui tukang cukur, penggunaan
bulan dan menetap sampai 2 tahun tetapi akhirnya akan menghilang spontan.
1
Diagnosis moluskum kontagiosum biasanya dapat ditegakkan secara klinis.
Namun bahan kaseosa semipadat dapat ditunjukkan dari lesi dan digunakan untuk
diagnosis laboratorium.1
Virus ini berbentuk batu bata, memiliki inti Dna berbentuk lonceng, dan
patogenik terbesar pada manusia dan salah satu virus terbesar di alam.4
menghilangkan semua lesi yang ada, penyakit ini tidak atau jarang residif. 2
stranded DNA, berbentuk lonjong dengan ukuran 230 x 330 nm. Terdapat 4
subtipe utama Molluscum Contagiosum Virus (MCV), yaitu MCV I, MCV II,
MCV III, dan MCV IV. Keempat subtipe tersebut menimbulkan gejala klinis
serupa berupa lesi papul miliar yang terbatas pada kulit dan membran mukosa.1,2
lain. Sekitar 96,6% infeksi moluskum kontagiosum disebabkan oleh MCV I. Akan
tetapi pada pasien dengan penurunan status imun didapatkan prevalensi MCV II
2
berwarna putih seperti lilin, bentuk kubah yang tengahnya terdapat lekukan
(delle), jika ditekan akan keluar massa yang putih seperti nasi. Lokasi penyakit
pada anak adalah muka, badan, dan ekstremitas. Kadang dapat terjadi infeksi
berwarna putih yang dikira pustul, sehingga diagnosis menjadi salah. Pada
B. DEFINISI
manusia dank era, disebabkan oleh virus DNA yang tergolong pox virus.3
asimptomatis, diskret, appul licin. Biasanya penyakit ini berkembang dari lesi
C. ETIOLOGI
3
Etiologi dari penyakit ini adalah virus (genus Molluscipoxvirus) yang
330 nm. Terdapat 4 subtipe utama Molluscum Contagiosum Virus (MCV), yaitu
MCV I, MCV II, MCV III dan MCV IV.Keempat subtipe tersebut menimbulkan
gejala klinis serupa berupa lesi papul milier yang terbatas pada kulit dan membran
subtipe lain. Sekitar 96,6% infeksi moluskum kontagiosum disebabkan oleh MCV
I. Akan tetapi pada pasien dengan penurunan status imun didapatkan prevalensi
dari MCV telah diidentifikasi, semuanya memiliki presentasi klinis yang mirip
dan tidak terlokalisir pada bagian tubuh tertentu (misalnya genital). Molluscum
contagiosum virus tipe-1 (MCV-1) adalah subtipe yang paling ditemukan pada
pasien, sedangkan MCV-3 jarang ditemukan. Sebagai contoh, analisis dari 106
Virus ini telah dipelajari pada manusia dengan mikroskop elektron. Virus
murni berbentuk lonjong atau berbentuk bentuk bata dan berukuran 230 x 330 nm,
virus ini menyerupai vaksinia. Antibodi terhadap virus ini tidak bereaksi silang
4
Meskipun virus moluskum kontangiosum belum dapat dibiakkan secara
berturut-turut dalam biakan sel, virus ini dapat menginfeksi sel manusia dan
Terjadi pelepasan selubung dan dihasilkan inti, yang diikuti efek sitopatik
sementara yang khas. Perubahan seluler yang terjadi dapat disangka ditimbulkan
oleh HSV (herpes simpleks virus), karena itu bahan isolat yang dicurigai
Pada tahun 1985, pada penelitian terhadap 137 bahan yang dibiakkan untuk HSV
menunjukkan efek sitopatik tetapi negatif untuk antigen HSV. Mikroskop elektron
memastikan adanya virus moluskum kontangiosum pada bahan yang bersifat HSV
5
Pox virus penyebab penyakit pada manusia2
penyakit umum
lesi terlokalisasi
terlokalisasi
6
c. Genom : DNA untai ganda, linear dengan BM 85-150 juta, mempunyai
d. Protein : virion mengandung lebih dari 100 polipeptida pada inti terdapat
menginfeksi)
D. EPIDEMIOLOGI
Pada pasien anak, lesi biasanya ditemukan di wajah, badan, dan ekstremitas, pada
pasti tentang berapa prevalensi dari penyakit ini belum diketahui. Ini disebabkan
penelitian tentang penyakit ini hanya pada kasus-kasus yang lebih serius. Faktor
7
utama dalam penyebarannya adalah kontak kulit langsung. Faktor lain yang yang
dari semua diagnosis dermatologi. Informasi yang pasti tentang berapa prevalensi
dari penyakit ini belum diketahui. Ini disebabkan penelitian tentang penyakit ini
dimana, insidensi terbesar yaitu pada anak-anak yang berusia antara 0 hingga 14
tahun, di mana insidensi berkisar antara 12 hingga 14 episode per 1000 anak per
tahun. Angka terbesar di Amerika yaitu pada anak berusia 1-4 tahun. Penelitian
meta analisis menyebutkan bahwa prevalensi pada anak 0-16 tahun berkisar antara
5,1% dan 11,5%. Di Amerika Serikat, angka kejadian hanya 1% dari seluruh
penyakit kulit yang lain. Meningkat menjadi 5- 18% pada pasien HIV dan 33%
Mortalitas / Morbiditas
Moluskum kontagiosum adalah penyakit yang dapat sembuh sendiri pada orang yang
mengakibatkan deformitas kosmetik yang mencolok dan memiliki efek merugikan yang
signifikan pada psikologis. Meskipun superinfeksi dan selulitis telah dilaporkan terjadi
pada penderita HIV yang terinfeksi moluskum kontagiosum, tetap tidak ada
8
Ras
Jenis kelamin
Insiden pada pria dilaporkan lebih besar dibandingkan dengan wanita, ini mungkin dikaitkan
Umur
Moluskum kontagiosum dapat terjadi pada semua kelompok umur tapi paling
umum terjadi pada anak-anak dan orang dewasa yang aktif secara seksual.
Moluskum kontagiosum bisa terjadi pada setiap usia pada pasien dengan
immunocompromised
D. Patogenesis
Masa inkubasi antara 2-8. Berberapa toll like receptors (TLRs) mampu mengenali
adalah infeksi virus kulit yang umumdisebabkan oleh virus DNA Pox yang
anak yang sedang sekolah(1-5 tahun) dan kadang-kadang orang dewasa dan
9
Kejadiannya meningkat pada individu dengan immunocompromised seperti yang
tahun 1817 dan etiologi virusnya ditemukan oleh Juliusberg. Virus ini diketahui
dari family poxviridae. Virus ini berbentuk bulat atau persegi panjang dengan
rantai dna ganda. Virus ini menginfeksi keratinosit epidermis. Virus ini
MC (MCV) [1-3]. MCV 1 adalah yang paling umum di seluruh dunia dan juga
menjelaskan 4 subtipe virus: virus moluskum kontagiosum subtipe I, II, III, dan
IV. Semua subtipe diklasifikasikan sebagai anggota dari genus Orthopoxvirus atau
sebagai poxvirus yang tidak spesifik.2 Ketika infeksi pada manusia terjadi,
keratinosit epidermis yang diserang. Replikasi virus terjadi dalam sitoplasma sel
badan-badan inklusi yang paling nyata terlihat dalam stratum granulosum dan
karena terjadi peningkatan dua kali lipat dalam devisi seluler lapisan basal
epidermis.4,6
dalam 3 populasi pasien yang berbeda yaitu anak-anak, orang dewasa yang
10
imunokompeten, dan pasien dengan imunokompremais (anak-anak atau orang
langsung kulit dengan kulit atau kontak tidak langsung kulit dengan benda yang
terjadi di dada, lengan, badan, kaki, dan wajah. Pada orang dewasa, moluskum
semua kasus yang mengenai orang dewasa sehat, pasien menunjukan beberapa
lesi, yang terbatas pada perineum, genital, perut bagian bawah, atau pantat.
pemeriksaan fisik. Lesi yang ditimbulkan oleh MCV biasanya berwarna putih,
pink, atau warna daging, umbilikasi, papul yang meninggi (diameter 1 – 5 mm)
timbul sebagai lesi multipel atau single (biasanya <30 papul). Walaupun pada
pasien biasanya asimtomatis, mungkin muncul ekzema di sekitar lesi dan pasien
bisa mengeluhkan gatal atau nyeri. Lesi moluskum kontagiosum pada pasien HIV
tidak sembuh secara cepat, dan mudah menyebar ke lokasi lain (seperti wajah) dan
5 Lesi jarang didapatkan pada daerah telapak tangan dan telapak kaki. Pada orang
Hal ini berkaitan dengan penularan virus melalui hubungan seksual. Lesi
11
kondiloma akuminata, varisela, herpes simpleks, papiloma, syringoma
secara pasti dapat ditegakkan dengan pemeriksaan fisik lesi yang cermat.
cellular dan viral debris. Lobulus intraepidermal dipisahkan oleh septa jaringan
ikat dan didapatkan badan moluskum di dalam lobulus berupa sel berbentuk bulat
dijumpai gambaran mitosis sel dengan pembesaran nukleus basofilik. Pada fase
lanjut dapat ditemui sel yang mengalami proses vakuolisasi sitoplasmik dan
pasien yang kekebalannya menurun perjalanan penyakitnya lebih lama dengan lesi
lebih luas dan atipikal. Pada pasien terinfeksi HIV, lesi umumnya terdistribusi
secara lebih luas, sering terjadi pada wajah, dan mungkin timbul dalam jumlah
ratusan. 3,6
12
E. Gejala klinis
mungkin lunak atau pruritus. Secara umum, pasien tidak mengalami gejala
sistemik, seperti demam, mual, atau malaise.Lokasi penyakit ini yaitu di daerah
wajah, leher, ketiak, badan,dan ekstremitas (jarang ditelapak tangan atau telapak
kaki), sedangkan pada orang dewasa di daerah pubis dan genitalia eksterna.5,6
anggota keluarga, atau orang lain. Pasien yang dilaporkan memiliki banyak
pasangan seksual atau seks tanpa kondom dapat meningkatkan risiko infeksi.
Kontak dapat dilaporkan pada anak-anak yang berbagi bak mandi atau pada atlet
Kelainan kulit berupa papul berbentuk bulat mirip kubah, berkuran miliar
sampai lentikular dan berwarna putih dan berkilat seperti lilin.Papul tersebut
Jika dipijat akan tampak ke luar massa yang berwarna putih mirip butiran
nasi. Kadang- kadang dapat timbul infeksi sekunder sehingga timbul supurasi.
Sebagian papul dapat berukuran besar hingga 10-15 mm disbut giant molloscum.
13
14
F. Diagnosis
Anamnesis
menentukan derajat akne vulgaris, yaitu ringan, sedang, dan berat, adalah
klasifikasi mnurut Lehmann dkk (2002). Klasifikasi tersebut diadopsi dari 2nd
Acne Round Table Meeting (South East Asia), Regional Consensus on Acne
Pemeriksaan fisik
15
Gambar.1.Ditemukan pada gambar adalah papul-papul klasik dari lesi
moluskum kontagiosum di pipi anak kecil. Lesi wajah sering terjadi pada
kurang dari 20 lesi. Lesi yang lebih besar mungkin memiliki beberapa badan
moluskum yang berbeda.Lesi dengan inti putih yang berisi tubuh moluskum.
16
Gambar.2. Lesi yang lebih besar merupakan gabungan dari beberapa badan
moluskum. Hal ini mungkin membuat lesi ini sulit dikenali sebagai
moluskum kontagiosum.7
pada orang dewasa. Lesi jarang ditemukan di telapak tangan dan jarang
dikenakan, dan iklim. Pada individu yang aktif secara seksual, lesi mungkin
terbatas pada penis, pubis, dan paha bagian dalam moluskum kontagiosum
yang luas dan terus-menerus dapat terjadi pada pasien AIDS dan mungkin
meliputi:
17
Dermatitis atopik: Pasien dengan dermatitis atopik terkadang
didapatkan lesi dalam jumlaah besar, yang terbatas pada area kulit
antibiotik.7
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Manusia adalah satu-satunya host yang rentan dan virus tidak bisa
tumbuh di telur, kultur jaringan atau binatang. Titer antibodi tidak membantu
diagnosis. Sebagian besar dilakukan secara klinis. Pseudokimia dan lesi giant
molloscum lebih sulit didiagnosis secara klinis. Infeksi virus terbatas pada
berdinding halus yangterutama terdiri dari virion dewasa, belum matang dan
18
berukuran 20-30μm, yang menggantikan nukleus kepinggiran sel. Pada badan
kawah pusat. Biasanya, tidak ada reaksi inflamasi yang terlihat di dermis.
Reaksi inflamasi terlihat saat lesi pecah, dan isi lesi habis ke dalam dermis.
lesi, yang juga menyusup di antara sel epidermis yang terinfeksi. Sebenarnya
moluskum biasanya sembuh dalam waktu 6-9 bulan tapi bisa bertahan selama
tubuh seperti virus herpes, saat lesi kulit sembuh, lesi tidak akan muncul pada
bekas luka. Tapi tidak ada kekebalan permanen terhadap MCV dan individu
19
menggunakan Giemsa untuk diagnosis moluskum. Dalam persiapan Squash,
Pada tahun 2011 Lydia dkk telah menjelaskan bahwa setelah sayatan
delle yang di jepit atau dengan menekan antara 2 slide mikroskop kaca.
Cairan diwarnai dengan 5-7 tetes cairan giemsa dan diamati di bawah
lainnya dengan teknik misalnya Wright, KOH 10%, gram dan papanicolaou
telah dijelaskan.6
G. DIAGNOSIS BANDING
1. Intradermal nevus
berpigmen ada kulit. Nevus terdiri dari bermacam-macam jenis, antara lain yang
disebut nevus melanositik dan giant hairy nevus. Nevus jenis ini merupakan
kelainan yang jinak. Nevus melanositik oleh orang awam dikenal sebagai istilah
berkembang menjadi ganas. Insiden keganasan Hairy nevus adalah 1: 100 (Shear,
2006). Pada dasarnya nevus tidak memberikan gejala apa – apa jika memang
20
nevus jinak. Namun tanda – tanda nevus menjadi ganas antara lain Ulserasi (luka)
dan perdarahan spontan, Membesar dan warna lebih gelap, Pigmen menyebar dari
Inflamasi tanpa didahului trauma, Nyeri dan gatal. Nevus yang mengalami
perubahan mempunyai risiko 400 kali lebih tinggi untuk menjadi ganas (putra,
2008).
Sejalan dengan meningkatnya risiko dari hairy nevus maka peran perawat
dalam membantu perawatan menjadi sangat penting. Para perawat ini dituntut
untuk berperan aktif dalam asuhan keperawatan, mulai dari penyebaran informasi,
penyuluhan tentang penyebab, factor resiko dan cara perawatan baik di rumah
sakit maupun di rumah. Perawat merupakan faktor yang berperan sangat penting
koping pasien yang konstruktif agar pasien dapat beradaptasi dengan sakitnya.
Selain itu perawat juga berperan dalam pemberian dukungan sosial berupa
dermis.1-3 Nevus intradermal bisa menyerang segala usia, terutama usia anak
ukurannya kecil (5mm – 1cm), peninggian dari permukaan kulit (berbentuk bulat,
21
domeshaped, bertangkai atau permukaan kasar (wart)). Terkadang ditumbuhi
2. Granuloma pyogeni
Granuloma merupakan lesi vaskular jinak yang paling sering terjadi pada
kulit acral anak-anak. Sebenarnya, lesi tersebut diduga disebabkan oleh infeksi
karakteristik agak baik, lesi ini pada kenyataannya adalah hemangioma kapiler
lobular.
polypoid atau exophytic merupakan hal penting bagi dokter dan ahli patologi
karena hal ini membedakan granuloma dari sebagian besar tumor ganas pembuluh
darah. Meskipun granuloma mungkin multipel (terutama pada kulit) dan nekrosis
adalah hal yang umum terjadi, invasi struktur yang berdekatan tidak diamati.
Lesi tumbuh dengan cepat dan sangat vaskular, perdarahan sering terjadi
baik secara spontan atau setelah trauma ringan. Mereka biasanya mudah diobati
granuloma erupsi. Lesi satelit dari granuloma yang lebih kecil mungkin
berkembang di waktu yang sama sebagai lesi primer atau mungkin terjadi setelah
22
Granuloma biasanya lesi soliter. Jari-jari dan tangan adalah lokasi umum
sedikit atau tidak ada. Pasien ini menunjukkan tanda positif perban. Karena lesi
menutupi tempat luka. Granuloma biasanya memiliki tepi yang berbeda yang
terdiri dari tepi keratin (kulit kering). Perhatikan daerah kulit yang lembab yang
dihasilkan oleh perban, yang telah dihapus tak lama sebelum foto itu diambil.
Granuloma dapat pedunkulata dan cukup besar. Daerah nekrosis pada lesi juga
umum terjadi. Granuloma dapat terjadi di berbagai tempat. Lebih dari 60% dari
Merupakan bagian dari hemangioma kapiler. Lesi ini terjadi akibat proliferasi
kapiler yang sering terjadi sesudah trauma, tidak disebabkan oleh proses
peradangan. Sering mengenai anak – anak dan terutama bagian tubuh distal yang
rentan terhadap trauma. Lesi berupa papul eritematosa, berkembang cepat hingga
mencapai ukuran 1 cm, bertangkai dan mudah berdarah. Lesi biasanya bersifat
soliter.8
setempat, serta sangat jarang metastasis. Gejala klinik pada KSB dini ditemukan
23
papul, nodus, permukaan mengkilap, seperti lilin, berpigmen atau kemerahan dan
banyak terpajan sinar matahari, parut luka bakar, dan kontak dengan arsen.
Pengaruh sinar matahari ini dapat terjadi karena rekreasi terutama masa kanak-
kanak dan remaja. Bila dihubungkan dengan riwayat kanker kulit dalam keluarga
menunjukkan adanya pengaruh genetic. Tumor ini diduga berasal dari sel
pluripotensial di epidermis.9,10
Karsinoma sel basal terdiri atas sel tumor epithelial dan elemen stroma.
Komponen epithelial berasal dari sel primitive selubung akar rambut, sedangkan
komponen stroma menyerupai lapisan papilaris dermis dan terdiri dari kolagen,
fibroblast, dan substansia dasar yang sebagian besar berupa berbagai jenis glukosa
ini sifatnya unik, sehingga dapat menjelaskan alasan karsinoma sel basal sangat
jarang bermetastasis dan pertumbuhannya pada kultur sel dan jaringan sulit
terjadi. Hal tersebut disebabkan oleh bolus metastase yang besar dengan
komponen sel dan stroma didalamnya sulit memasuki sistem limfatik ataupun
sistem vaskuler. Hal ini membedakan karsinoma sel basal dengan melanoma
metastasis
yang dapat berubah menjadi sel-sel lain) yang ada pada stratum basalis epidermis
atau lapisan folikuler. Sel ini diproduksi sepanjang hidup dan membentuk kelenjar
24
sebasea dan kelenjar apokrin. Tumo rtumbuh dari epidermis dan muncul di bagian
luar selubung akar rambut dan sel stem folikel rambut tepat dibawah duktus
glandula sebasea. Sinar ultraviolet menginduksi mutasi pada gen supresor tumor
p53 yang terletak pada kromosom 17p. Mutasi gen supresor tumor pada lokus
dominan ditandai dengan timbulnya karsinoma sel basal secara dini. 3,6,9
Pada hampir semua tipe karsinoma sel basal terjadi mutasi gen
yang mengkode molekul reseptor Hedgehog (Hh), jalur signal yang berperan
dalam diferensiasi sel. Ada tiga jenis yang diketahui yaitu sonic HH (SHH),
Indian HH (IHH), dan desert HH (DHH). Terjadi aktivasi yang tidak sesuai pada
jalur signal hedgehog (HH) yang ditemukan secara sporadik pada kasus
karsinoma sel basal familial. Awalnya dikenali sebagai penentu pada segmen
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
25
Diagnosis biasanya dapat langsung ditegakkan. Evaluasi dengan konten
akan ditemukan epidermis hipertropi dan hiperplastik. Di atas lapisan basal, dapat
Paterson bodies). Hal ini dapat meningkatkan ukuran sel sehingga dapat
I. PENATALAKSANAAN
pasien dengan keluarga pada fase jinak karena moluskum kontagiosum sendiri
Bedah Beku (Cryosurgery) merupakan salah satu terapi yang umum dan
26
meliputi rasa nyeri saat pemberian terapi, erosi, ulserasi serta terbentuknya
suntik. Penggunaan metode ini kebanyakan tidak dapat ditoleransi oleh anak-
anak.
akibat penggunaan bahan ini meliputi erosi pada permukaan kulit normal serta
timbulnya jaringan parut. Efek samping sistemik akibat penggunaan secara luas
pada permukaan mukosa berupa neuropati saraf perifer, gangguan ginjal, ileus,
diaplikasikan pada lesi 2 kali sehari selama 3 hari. Kontraindikasi absolut kedua
bahan ini terbatas pada puncak lesi serta didiamkan selama kurang lebih 4 jam
27
sebelum lesi dicuci. Cantharidin menginduksi lepuhan pada kulit sehingga perlu
dilakukan tes terlebih dahulu pada lesi sebelum digunakan.Bila pasien mampu
menoleransi bahan ini, terapi dapat diulang sekali seminggu sampai lesi
hilang.Efek samping pemberian terapi meliputi eritema, pruritus serta rasa nyeri
cimetidine dosis 40 mg / kgBB / oral / hari dosis terbagi dua pada pengobatan
Dapat dipakai alat seperti ekstraktor komedo, jarum suntik atau kuret. Cara
lain dapat digunakan elektrokauterisasi atau bedah beku dengan CO2, N2 dan
sebagainya.
seksualnya. Pada individu yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang normal,
beberapa bulan sampai tahun. Setiap satu lesi muncul sampai 2 bulan tetapi untuk
28
diberikan adalah anti virus, tretinoin krim 0,1% untuk menghambat pembentukan
keratin dan jaringan lainnya. Terapi sistemik dapat berupa pemberian antagonis
J. PROGNOSIS
Pasien akan sembuh spontan, tapi biasanya setelah waktu yang lama,
berbulan – bulan sampai tahunan. Dengan menghilangkan semua lesi, penyakit ini
K. EDUKASI
Menerangkan kepada pasien tentang sifat infeksi dan penularan penyakit untuk
mengurangi transmisi moluskum kontagiosum kepada orang lain, serta untuk menghindari
29
DAFTAR PUSTAKA
Jawarlal Nehru Medical College, Wardha ( M.S), India. Juli 2017. p 276-78.
13:20 WITA}.
Denpasar.
30
9. Linuwih Sri Menaldi SW, Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin; Fakultas
10. Siregar SR, Wijaya C, Anugrah P (editors). Atlas Berwarna Saripati Penyakit
31