MAKALAH
FAKULTAS EKONOMI
OKTOBER 2013
KATA PENGANTAR
Kami Panjatkan Puji dan Syukur kepada Allah SWT, karena dengan RidhoNyalah Kami
bisa menyelesaikan makalah ini, dalam kesempatan kali ini kami akan membahas tentang “
Kebijakan Fiskal ”. Makalah diberikan oleh Dosen Pengantar Ekonomi Makro.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat
bantuan , dorongan , bimbingan orang tua , rekan kerja, dan kelompok kami. Setra Dosen
Ekonomi Makro , Bapak Januar Kustiandi yang telah memberikan tugas , petunjuk, kepada kami
sehingga kami termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki . Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semoga makalah materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak yang membutuhkan. Khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai , Amien .
Penulis
DAFTAR ISI
Kesimpulan …………………………………… 12
Saran …………………………………… 12
1.3. TUJUAN
PENERIMAAN PENGELUARAN
o Pajak (berbagai macam) o Pengeluaran pemerintah
o Pinjaman dari Bank Sentral untuk pembelian barang/jasa
o pinjaman dari masyarakat o Pengeluaran pemerintah
dalam negeri untuk gaji pegawai
o Pinjaman dari luar negeri o Pengeluaran pemerintah
untuk transfer payment
Menurut UU No. 45 Tahun 2007 tentang APBN 2008, subsidi adalah alokasi anggaran yang di
berikan kepada perusahaan/lembaga yang memproduksi, menjual, mengekspor, atau mengimpor
barang dan jasa yang memenuhi hajat hidup orang banyak sedemikian rupa, sehingga harga
jualnya dapat dijangkau oleh masyarakat.
Dalam kasus subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 2001
Tentang Minyak dan Gas Bumi di sebutkan apabila subsidi adalah aliran dana dari pemerintah ke
PT Pertamina (Persero) yang diberikan kewenangan tunggal (monopoli) untuk menyediakan
BBM di dalam negeri. Besarnya subsidi BBM yang di bayarkan oleh pemerintahke PT Pertamina
(Persero) adalah sebesar nilai penjualan produk-produk BBM di kurangi besarnya biaya-biaya
untuk menghasilkan BBM. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka besarnya subsidi BBM adalah
sebesar nilai keuntungan dalam memproduksi produk-produk BBM.
Dari data tersebut jelas bahwa pengeluaran subsidi APBN yang paling besar adalah untuk subsidi
energi. Oleh karena itu, pemerintah menaikkan harga BBM dan membatasi subsidi BBM di
kalangan tertentu. Akan tetapi kebijakan pemerintah ini menuai pro dan kontra. Di satu sisi
pembatasan subsidi dan kenaikan harga BBM dapat menghemat APBN. Sehingga dana
penghematan APBN dapat dialihkan pada pembangunan infrastruktur. Namun, disisi lain dapat
berdampak negative terhadap pertumbuhan dan produktivitas UMKM.
Dampak Kenaikan Harga BBM Terhadap Biaya Produksi dan Nilai Jual Produk UMKM
Kenaikan biaya produksi yaitu biaya variabel dan biaya tetap menyebabkan pengusaha harus
mengeluarkan modal lebih besar. Pengusaha UMKM harus menyediakan bahan mentah dan
bahan penolong untuk menjamin kelangsungan usaha, oleh karena itu kenaikan harga BBM agar
berdampak pada kenaikan nilai jual suatu produk.
Berikut ini adalah kebijakan alternatif yang bisa diterapkan pemerintah untuk menghemat APBN
dan tetap memihak UMKM:
Pemberlakuan “Kuningisasi”
Kuningisasi adalah program kebijakan perubahan warna plat mobil untuk angkutan barang dari
warna hitam menjadi warna kuning bagi pengusaha UMKM yang diperuntukan bagi mobil box,
truk, dan pick-up. Dengan adanya kuningisasi ini maka kendaraan operasional UMKM akan
mendapatkan BBM bersubsidi. Program ini sudah direalisasikan diprovinsi Jawa Barat dan
diharapkan program ini bisa terus menyebar ke provinsi lain di Indonesia.
Memberikan bantuan modal dan pelatihan terhadap UMKM
Pemerintah melalui dinas terkait diharapkan mampu mendata UMKM yang benar-benar
membutuhkan BBM bersubsidi. Setelah itu, UMKM yang sekiranya membutuhkan dapat
diberikan bantuan berupa badan usaha dan latihan manajemen maupun leadership. Dampak dari
pengalihan subsidi BBM untuk program-program penguatan UMKM juga tidak hanya sekedar
untuk mencukupi kebutuhan konsumsi bagi UMKM karena kegiatan usaha UMKM dan koperasi
sebagai kelompok produktif, dapat berdampak luas kepada pertumbuhan ekonomi, peningkatan
kesejahteraan, penyerapan tenaga kerja dan lain-lain.
4.2. SARAN