PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan makanan Rumah Sakit adalah suatu rangkaian
kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian
makanan kepada pasien. Kegiatan penyelenggaraan makanan merupakan
bagian dari kegiatan di Instalasi Gizi Rumah Sakit sebagai unit pelayanan
gizi rumah sakit untuk memenuhi asupan zat gizi pasien. Penyelenggaraan
makanan rumah sakit dilaksanakan dengan tujuan untuk menyediakan
makanan yang kualitasnya baik jumlah yang sesuai dengan kebutuhan serta
pelayanan yang layak dan memadai bagi pasien yang membutuhkan
(Kemenkes, 2013).
Keberhasilan suatu penyelenggaraan makanan pada institusi atau
individu dengan suatu managemen institusi dapat dicapai bila
penyelenggaraan makanan dipandang sebagai suatu program yang utuh
dan dikelola secara profesional. Perencanaan menu merupakan penentu
keberhasilan pengolahan makanan sebagai langkah awal dalam fungsi
penyelenggaraan makanan, disusun jauh sebelum waktu pelaksanaan yaitu
sebelum penyusunan perencanaan kebutuhan bahan makanan dan
minuman. Perencanaan menu yang baik adalah bila disusun oleh suatu tim
yang terdiri dari mereka yang banyak kaitannya dalam penyelenggaraan
makanan Tujuan perencanaan menu adalah tersedianya beberapa buah
susunan menu yang dilengkapi dengan pedoman menurut klasifikasi
pelayanan yang ada atas dasar kebijakan dan ketetapan yang ada.
Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan (PKBM) adalah kegiatan yang
menetapkan jumlah, macam/jenis dan kualitas bahan makanan yang
dibutuhkan untuk kurun waktu tertentu (Dewi, 2012)
Sasaran penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit adalah pasien
maupun karyawan (pegawai). Sesuai dengan kondisi Rumah Sakit dapat
juga dilakukan penyelenggaraan bagi pengunjung (pasien rawat jalan atau
keluarga pasien). Pemberian makanan yang memenuhi gizi seimbang serta
habis termakan merupakan salah satu cara untuk mempercepat
penyembuhan dan memperpendek hari rawat inap (Harvie, 2011).
Dalam penyelenggaraan makanan Rumah Sakit, standar masukan
(input) meliputi biaya, tenaga, sarana dan prasarana, metode, peralatan
1
sedangkan standar proses meliputi penyusunan anggaran belanja bahan
makanan, perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan,
pembelian bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan bahan makanan,
persiapan bahan makanan, serta pengolahan bahan makanan dan
pendistribusian bahan makanan. Sedangkan standar keluaran (output)
adalah mutu makanan dan kepuasan konsumen (Fransina, 2012).
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
pembaharuan menu yang ada di rumah sakit RSUD Deli Serdang dimana
penulis membuat menu siklus 10 hari guna memberi inovasi menu baru bagi
RSUD Deli Serdang untuk meningkatkan variasi dan rancangan menu yang
bervariasi.
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan umum
Mengetahui bagaimana cara menyusun menu dalam siklus menu untuk
10 hari .
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui cara menyusun siklus menu selama 10 harui.
b. Memberikan contoh siklus menu sehat 10 hari.
C. Manfaat Kegiatan
1. Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam pelayanan gizi
di rumah sakit.
2. Sebagai bahan informasi bagi pembaca.
3. Sebagai masukan dan evaluasi guna meningkatkan penyajian makanan.
4. Mendiskripsikan tujuan dibuatnya siklus menu 10 hari
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2. Faktor yang Mempengaruhi Menu
4
4. Langkah-langkah Perencanaan Menu (Jusniati, 2012) :
7. Pelaksanaan menu
Variasikan berbagai ragam bahan makanan untuk siklus
menu yang akan dibuat. pada prinsipnya semua bahan
makanan yang ada baik dan bergizi. Hanya pada saat
menggunakan bahan makanan, pilihlah bahan makanan
dengan kondisi yang baik, segar, tidak busuk/rusak. Gunakan
juga sumber vitamin dan mineral yang menjaga ke stabilan
kadar glukosa di dalam darah. Penggunaan karbohidrat di
batasi sebaiknya gunakan karbohidrat yang kadar glukosa
rendah untuk mencegah terjadinya Hiperglikemia sehingga
responden dapat memiliki pola hidup dengan sehat. Selain itu
perhatikan frekuensi pemakaian bahan makanan dalam siklus
menu 3 hari.
Variasikan cara pengolahan makanan, misalnya dipanggang,
dibakar, direbus, dikukus, atau digoreng. Sehingga tidak ada
kebosanan dalam hal mengkonsumsi makanan dalam siklus
menu yang disediakan. Sajikan menu dengan penyajian yang
menarik sehingga menggugah selera makan, agar kebutuhan
nutrisinya terpenuhi dan tidak membosankan.
5
d. Disusul dengan lauk hewani, lauk nabati, sayuran, buah dan akhirnya
makanan selingan
e. Siapkan formulir penilaian menu (terutama terhadap menu yang baru)
f. Nilailah menu dengan beberapa penilai yang objekstif
g. Buat kembali perbaikan menu dan selanjutnya menu siap untuk
dipakai
6
BAB III
SUSUNAN MENU
7
HARI 2
8
HARI 3
9
HARI 4
10
HARI 5
11
HARI 6
12
HARI 7
13
HARI 8
14
HARI 9
15
HARI 10
16
BAB IV
A. Hasil
Penyusunan menu memperhatikan nilai gizi, seperti energi, karbohidrat
yang dibatasi dalam asupan. Akan tetapi diperlukannya konsumsi Serat
agar tubuh mendapatkan glukosa alami dalam buah yang mudah dicerna
pada penderita Diabetes . nilai gizi yang terdapat dalam makanan akan
mempengaruhi kebutuhan setiap individu, kebutuhan gizi individu
dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, aktivitas atau pekerjaan, dan
keadaan fisiologis (kondisi kehamilan, sakit, dan anak-anak pada masa
pertumbuhan)
B. Pembahasan
Pengolahan Makanan yang baik
Pengolahan makanan merupakan salah satu proses penerapan
panas dari bahan mentah menjadi matang dengan cara sesuai, untuk
setiap bahan dasar dengan tujuan tertentu. Oleh karena itu proses
memasak hanya berlangsung selama panas mengenai bahan
makanan. Teknik Pengolahan untuk siklus menu penyakit diet hati
dibagi menjadi 2 jenis, yaitu Panas basah (most heat) dan panas
kering atau dry heat cooking (Alam,2010)
Panas basah adalah teknik makanan dengan air/minyak banyak
Teknik pengolahan menggunakan panas basah :
KETERANGAN PENGERTIAN
Boiling (Merebus) Melunakkan atau mematangkan bahan makanan
dalam cairan (air,kaldu,santan atau susu) dengan
temperatur besar
Poaching Teknik memasak makanan dengan merebus bahan
makanan tetapi menggunakan temperatur kecil
Braising Merebus bahan dengan cairan lebih sedikit dari bahan
tersebut dan menggunakan api kecil.
Stewing Merebus makanan dengan santan dan temperatur
besar (menggulai)
17
Steaming Mengukus bahan makanan dengan bantuan air mendidih
Au Bain Marie Mengetim bahan makanan. Mengetim : teknik mengolah
makanan dengan bantuan 2 panci,dimana panci bagian
bawah terdapat air mendidih,sedangkan panci atas
adalah bahan makanan.
Simmering Merebus makanan dengan api kecil dengan bahan
makanan yang sedikit
Blamsing Merebus buah/sayuran dengan cepat yang bertujuan
untuk membunuh kuman yang ada di bahan makanan
tersebut.
18
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penyusunan menu merupakan kombinasi yang serasi dari berbagai
masakan yang merupakan sumber energi, sumber protein dan mineral
serta sumber berbagai vitamin. Perencanaan menu tersebut haruslah
mernperhatikan 3 faktor, yaitu perencanaan pola menu, master menu
dan siklus menu
2. Penyusunan menu menggunakan dasar standar diet dan
berdasarkan Standar Menu dari RSUD Deli Serdang.
19
DAFTAR PUSTAKA
Alam, N et al. (2010). Nutritional Status, Dietary Intake, and Relevant Knowledge
of Adolescent Girls in Rural Bangladesh. J health popul nutr 2010
feb;28(1):86- 94 Issn 1606-0997.
Amod, et al, 2012, Guideline for The Management of Type 1 Diabetes (Revised),
JEMDSA vol.37, Number 2 : Sup 1, page : S43
Bintanah.S, & Erma H. (2012), Asupan Serat Dengan Kadar Gula Darah, Kadar
Kolesterol Total Dan Status Gizi Pada Pasien Diabetus Mellitus Tipe 2 Di
Rumah Sakit Roemani Semarang. Lppm Unimus.
Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
20
Dewi, Sri. 2012. Efektifitas Pendidikan Kesehatan Tentang Nutrisi dan Perawatan
Luka dengan Video Terhadap Penyembuhan Luka Sesar.Universitas
Indonesia. Tesis Ilmu Keperawatan
E.Beck, M. 2011. Ilmu Gizi dan Diet Hubungannya dengan Penyakit- penyakit
untuk Perawat dan Dokter.kerjasama ANDI Yogyakarta dengan Yayasan
Essentia Medica (YEM). Yogyakarta
Iwaningsih, Sri. 2010. Konsep Better Hospital Food, dalam Materi Short Course
Food Service.Asosiasi Dietisien Indonesia, Garden Permata Hotel, 23-26
Juni. Bandung.
21
Maliya, A & Wibawati, R. 2011. Pasien Diabetes Melitus Tipe Ii Di Wilayah
Puskesmas Masaran, 4(1), 68–79.
Ngaisyah. Dewi Rr. 2015. Hubungan Pola Makan Dengan Tingkat Gula Darah
Anggota DPRD Propinsi Kalimantan Timur. Medika Respati., Vol X.
No.2(April).
Silviani, Fatma. 2012. Konsumsi Zat Gizi dan Daya Terima Pasien Rawat Inap
Penyakit Ginjal Kronik Terhadap Makanan yang Disajikan RSUP
Fatmawati.Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut
Pertanian Bogor. 2012.
Soenardi, Titu. 2014. Mengangkat Gizi & Makanan Kuliner Rumah Sakit.
22
Sukarti.2010. Hubungan Variasi Menu dan Makanan dengan Sisa Makanan
Pasien Rawat Inap di Paviliun Wijaya Kusuma BPRSUD Kota
Salatiga.Universitas Muhammadiyah Semarang 2010.
Umagapi, aryatuti, dkk. 2012. Laporan Praktik Kerja Lapangan Di Rumah Sakit Di
RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate. Politeknik Kesehatan Ternate.
Utomo, O. M., Azam, M., & Ningrum, D. N. A. 2012. Pengaruh Senam Terhadap
Kadar Gula Darah Penderita Diabetes. UJPH Unnes Journal of Public
Health, 1(1), 37–40
Williams P, Walton K. 2011. Plate Waste in Hospital and Strategies For Change.
e- SPEN,The European e Journal of Clinical Nutrition and Metabolism, 6 (6),
e 235-e 241.
Yatim, F. Kendalikan Obesitas dan Diabetes : Mengatur Pola Hidup dan Pola
Makan. Jakarta : Indocamp; 2010.
23