Anda di halaman 1dari 6

REFLEKSI KASUS

Identitas Pasien
Nama : Tn.H
Umur : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Desa Babalo Kec. Palasa
Pekerjaan : Petani dan Berkebun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Tidak Kawin
Suku/Warga Negara : Lauje/Indonesia
Pendidikan : SD
Tanggal Pemeriksaan : 15 Desember 2015
Tempat Pemeriksaan : Bangsal Salak Rumah Sakit Daerah Madani
Tanggal Masuk RS : 08 Desember 2015 (Pertama kali)

I. Deskripsi Kasus
Seorang laki-laki berusia 19 tahun MRS dengan keluhan pasien
berbicara sendiri, gelisah, dan berjalan kesana-kemari. Perasaan seperti ini
telah dirasakan kurang lebih 2 minggu SMRS. Sekitar 2 minggu SMRS pasien
juga merasa ada Tuhan dan 3 malaikat yang memasuki tubuhnya, serta merasa
dapat mendengar semua apa yang orang katakan walaupun dari jarak jauh.
Selain itu, dapat mendengar bisikan seperti dituduh mencuri.
Awalnya pasien merasa mengalami kerasukan oleh 3 roh, yaitu 1 roh
dari teman pasien yang sudah meninggal dan 2 roh berasal kakaknya yang
telah meninggal. Pasein merasa roh tersebut masuk ke tubuhnya didahului
dengan kaki yang keram sampai ke leher pasien. Pasien mendengar bisikan
dari roh kakaknya yang menyuruh pasien untuk kawin terlebih dahulu, baru
kemudian roh tersebut pergi. Pasien mengaku roh ini ada dalam tubuh pasien
sudah sekitar 1 bulan. Namun, menurut pasien, saat ini ketiga roh tersebut
telah pergi tanpa alasan yang diketahui pasien. Tn. D (wali pasien) mengaku

1
kakak pasien, sebelumnya sempat hilang selama kurang lebih 1 minggu,
namun saat ditemukan kakak pasien telah meninggal dunia.
Pasien juga merasa Tuhan merasuki perasaan pasien dengan alasan
bahwa Tuhan merasa kasihan terhadap diri pasien. Pasien mengaku dapat
mengetahui orang-orang yang berbohong. Selain itu, pasien hingga saat ini
masih mendengar bisikan dari Tuhan yang menyuruh pasien untuk beribadah
dan mengikuti perintah dari bisikan tersebut.
Selain itu, pasien juga mengaku bahwa pasien sering dituduh mencuri,
terutama di tempatnya kerjanya, meski bukan ia pelakunya. Menurut kerabat
dekat pasien (Tn. D wali pasien), pasien memang pernah sekali dituduh
mencuri cengkeh oleh sang pemilik, yang sebenarnya dilakukan oleh keluarga
pemilik cengkeh. Pasien juga mengaku bahwa pasien pernah berkelahi
dengan kakak pasien dan pasien pernah dipukul oleh kakaknya karena bodoh
dalam hal pelajaran di sekolah. Namun, hal ini disangkal oleh kerabat pasien.

II. Emosi yang Terlibat


Kasus ini menarik untuk dibahas karena pasien kooperatif dapat
menjelaskan keluhannya sehingga informasi yang dibutuhkan terkait dengan
masalah pasien dapat diketahui. Selain itu, pasien merupakan pasien yang
baru pertama kali dirawat dan masih menunjukkan gejala yang khas.

III. Evaluasi
a. Pengalaman Baik
Pasien mengatakan bahwa pada saat pemeriksaan tersebut, pasien
merasa senang, selain itu pasien masih dengan gejala psikotik yang khas
tapi kooperatif selama dilakukannya anamnesis. Sehingga data yang
dharapkan dapat tergali dengan cukup baik.
b. Pengalaman Buruk
Pada saat dilakukan heteroanamnesis, data yang diperlukan tidak
lengkap. Hal ini disebabkan karena heteroanamnesis dilakukan via
telepon (alamat keluarga pasien cukup jauh dari RS). Selain itu, no.

2
telepon yang tertera di status pasien bukan dari keluarga langsung
pasien.

IV. Analisis
Seorang laki-laki berusia 19 tahun MRS dengan keluhan pasien
berbicara sendiri, gelisah, dan berjalan kesana-kemari. Perasaan seperti ini
telah dirasakan sejak kurang lebih 2 minggu SMRS. Pasien juga merasa ada
Tuhan dan 3 roh (2 roh berasal kakaknya yang telah meninggal roh) yang
memasuki tubuhnya, serta merasa dapat mendengar semua apa yang orang
katakan walaupun dari jarak jauh dan dapat mengetahui orang-orang yang
berbohong. Pasien hingga saat ini masih mendengar bisikan dari Tuhan yang
menyuruh pasien untuk beribadah dan mengikuti perintah dari bisikan
tersebut. Selain itu, pasein dapat mendengar bisikan seperti tuduhan mencuri.
Terdapat stressor psikososial berupa masalah keluarga, yaitu kakak pasien
meninggal dengan tidak wajar dan masalah pekerjaan, yaitu dituduh sebagai
pencuri. Terdapat pula riwayat menderita penyakit gangguan jiwa dalam
keluarga ibu pasien. Sedangkan keluhan seperti ini, baru pertama kali
dirasakan pasien.
Pada pemeriksaan status mental ditemukan halusinasi auditorik,
preokupasi berupa membaca doa (kompulsi), dan adanya waham paranoid
(waham kebesaran, waham dikendalikan [thought insertion]), serta tilikan
pada derajat II: ambivalensi terhadap penyakitnya.
Berdasarkan deskripsi kasus di atas, pasien termasuk dalam kategori
gangguan jiwa, ditandai dengan adanya gejala klinis yang bermakna berupa
berbicara sendiri, gelisah, dan berjalan kesana-kemari. Pasien juga merasa
ada Tuhan dan 3 roh memasuki tubuhnya. Keadaaan tersebut menimbulkan
disstress bagi pasien dan menimbulkan disabilitas dalam sosial
dan pekerjaan. Termasuk gangguan jiwa psikotik non organik, ditandai
dengan adanya halusinasi auditorik dan waham paranoid dan tidak ditemukan
adanya kelainan yang mengindikasi gangguan medis umum yang
menimbulkan gangguan fungsi otak serta dapat mengakibatkan gangguan

3
jiwa yang diderita pasien ini. Pasien ini, tergolong ke dalam gangguan
psikotik akut dan sementara, yang memenuhi kriteri onset yang akut
(dalam masa 2 minggu), adanya sindrom yang khas (schizophrenia-like),
adanya stress akut yang berkaitan, tanpa diketahui berapa lama
gangguan akan berlangsung, tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang
memenuhi kriteria episode manik atau episode depresif, tidak ada
penyebab organik, seperti trauma kapitis, delirium atau demensia. Tidak
merupakan intoksikasi akibat penggunaan alkohol atau obat-obatan.[1]
Pada dasarnya, gejala psikotik ini berlangsung sekurangnya satu hari
tetapi kurang dari satu bulan. Diagnosis dapat dibuat sebelum periode waktu
satu bulan, tetapi harus diterima sebagai diagnosis sementara. Jika gejala
menetap lebih dari satu bulan, diagnosis berubah menjadi gangguan psikotik
lainnya, seperti gangguan skizofreniform.[1]
Selanjutnya, pasien ini digolongkan lagi ke dalam gangguan psikotik
lir-skizofrenia (Schizophrenia-Like) akut dengan memenuhi kriteria onset
gejala psikotik harus akut (2 minggu atau kurang, dari nonpsikosis psikosis);
Memenuhi kriteria skizofrenia, tetapi lamanya kurang dari 1 bulan; Tidak
memenuhi kriteria psikosis polimorfik akut.[1]
Psikosis adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan
individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham
atau perilaku kacau atau aneh.[2]

V. KESIMPULAN
1. Psikotis akut adalah sekelompok gangguan jiwa yang berlangsung
kurang dari satu bulan dan tidak disertai gangguan mood, gangguan
berhubungan dengan zat, atau suatu suatu gangguan psikotik karena
kondisi medis umum.
2. Gangguan psikotik lir-skizofrenia (Schizophrenia-Like) akut di
diagnosis dengan memenuhi kriteria onset gejala psikotik harus akut (2
minggu atau kurang, dari nonpsikosis psikosis); Memenuhi kriteria

4
skizofrenia, tetapi lamanya kurang dari 1 bulan; Tidak memenuhi
kriteria psikosis polimorfik akut.

5
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika
Atmajaya; 2013.
2. Kaplan & Sadock. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Ed.2. Jakarta: EGC; 2010.

Anda mungkin juga menyukai