Anda di halaman 1dari 3

1.

PES Colitis Ulcerative


a. Patofisilogi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kolitis ulseratif merupakan salah
satu bentuk dari penyakit inflamasi pada usus. Dalam penyakit inflamasi usus atau inflammatory
bowel disease, lamina propria diinfiltrasi oleh limfosit, makrofag, dan sel-sel lain dari sistem
imunitas.
Antibodi anti-kolon telah jelasteridentifikasi dalam serum pasien kolitis ulseratif. Penyakit inflamasi
usus mungkinn
juga berkaitan dengan kegagalan supresi (atau "downregulasi") dari peradangan kronis levelrenda
h pada lamina propria sebagai respon paparan kronis terhadap antigen luminal,khususnya bakteri
komensal. Apapun pemicu antigeniknya, sel T lamina propria yang teraktivasi terlibat
dalam patogenesis penyakit inflamasi usus. Pada penyakit inflamasi usus, yaitu penyakit colitis
,limfosit yang teraktivasi menjadi limfosit TH1 yang menghasilkan interferon-γ (IFN-γ). Sitokin
pro-inflamasi, termasuk interleukin-1 (IL-1) dan tumor nekrosis faktor-α (TNF-α),dapat
memperkuat respon imun. Cedera epitel pada penyakit inflamasi usustampaknya disebabkan jenis
oksigen reaktif dari neutrofil dan makrofag, serta sitokinseperti TNF-α dan IFN-γ.

b. Etiologi
- Infeksi
Infeksi M. paratuber culosis, Pseudomonas sp., dan Listeria sp. diduga sebagai penyebab
terjadinya PC. Bacillus sp., E. coli adhesif, dan Fusobacterium varium diduga berperan terhadap
terjadinya colitis ulcerative
- Reaksi imun
Reaksi imun yang membahayakan integritas barier epitel usus dapat menyebabkankolitis
ulseratif. Autoantibodi serum dan mukosa yang sifatnya melawan sel epitelusus mungkin
terlibat. Adanya antibodi antineutrofil sitoplasma/antineutrophilcytoplasmic antibodies
(ANCA) dan anti-Saccharomyces cerevisiae antibodi(ASCA) adalah ciri-ciri utama dari
penyakit inflamasi usus.
- Faktor lingkungan
Lingkungan Sejumlah penelitian membuktikan bahwa lingkungan memegang peranan penting
dalam perkembangan dan pertumbuhan penyakit colitis ulcerativ. Perubahan lingkungan akan
menyebabkan perkembangan system kekebalan mukosa atau melibatkan flora enteral
termasuk perubahan higienis, mengkomsumsi makananan yang tidak terkontaminasi bakteri,
vaksinasi pada anak-anak serta peningkatan usia pada anak-anak saat pertama sekali terpapar
bakteri pathogen intestinal.
- Faktor keturunan. Risiko seseorang untuk mengalami kolitis ulseratif akan meningkat jika ada
anggota keluarganya yang menderita penyakit sama.
- Usia. Usia bisa mempengaruhi tingkat keparahan gejala. Makin muda usia penderita saat
mengalami penyakit ini, maka tingkat keparahan gejala yang dialaminya juga akan makin
meningkat.
- Ras atau etnis. Kulit pitih memiliki resiko lebih tinggi. Naum penyakit ini bisa terjadi pada semua
jenis kulit. Ras ashkenazi keturunan yahudi memiliki resiko lebih tinggi.
c. Tanda gejala
- Diare kronik
- Nyeri dan kram perut
- Hematoschezia : adalah perdarahan yang keluar dari anus dengan warna merah segar. Ditandai dengan
keluarnya darah berwarna merah terang dari anus, dapat berbentuk gumpalan atau telah bercampur dengan tinja
- Defekasi pada malam hari
- Abses perinal : kondisi dimna rongga rektum terisi nanah dan nanah tersebut muncul disekitar usus
- Tenesmus : Tenesmus adalah perasaan konstan kebutuhan untuk mengosongkan usus, disertai
rasa sakit, kram, dan spontan upaya tegang. Tenesmus berkaitan dengan masalah buang air
besar
- Deman
- Mual dan muntah
- Anoreksia
d. Faktor resiko
e. Hubungan colitis ulcerative dengan diare
f. Hubungan colitis ulcerative degan status gizi

2. Colonoscpy
a. Pre colonoscopy
- Persiapan yang dilakkanntuk tindakan kolonoskopi adalah koln hars bersih dari feses sehingga
visualisasi mukosa kln dapat dilakukan dengan baik dan menjadi hal yang harus diperhatikan
karena dengan persiapan yangbaik dan menjadi ha yag harus diperhatikan karena
denganpersiapan yang baik akan menentukan kualitas klonoskopi yang dilakukan
- Secara umum pasien diminta untuk diet rendah serat selama 1-2 hari sebelum pemeriksaan,
- Sebelum menjalani pemeriksaan colonosxopy tidak dianjurkan mengkonsumsi makanan padat.
Sebagai gantinnya dianjurkan mengkonsumsi seperti kaldu ayam atau kaldu yang lain, jus jenih
anpa ampas (apel, anggur), air putih
- Malamnya sebelum pemeriksan pasien diberi oba laksan dan diberian enema 1-2 jam sebelum
tindakan kolonoskop

Anda mungkin juga menyukai