Anda di halaman 1dari 7

Nama : Roma Dhona Indra Putra

NIM : 03031181520102
Shift : Kamis,13.00-15.00 WIB
Kelompok : 2

PRINSIP KERJA SALTER

Fluid mixing apparatus merupakan sebuah rangkaian peralatan yang


terdiri dari vessel, agitator, impeller, dan buffle yang merupakan contoh alat yang
menggunakan prinsip pencampuran dan pengadukan pda proses kerjanya. Cara
kerja alat ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain viskositas dan
densitas bahan yang akan dicampur, jenis impeller, dan kecepatan pengadukan.
Alat fluid mixing apparatus yang bertujuan untuk mengetahui pola aliran dari
proses pencampuran dengan menggunakan air, pasir dan garam. Pasir dan garam
merupakan solute sedangkan air sebagai solvent. Adapun bagian-bagian dari alat
fluid mixing apparatus ini berupa control panel yang berfungsi untuk mengalirkan
listrik ke alat dan mengatur kecepatan impeller, vessel yang berfungsi sebagai
bejana tempat pengadukan terjadi, kemudian motor yang terdiri atas rotor dan
stator, dimana stator merupakan agitator dan rotor merupakan impeller.
Massa jenis suatu zat atau densitas adalah pengukuran massa setiap satuan
volume benda. Massa jenis suatu zat dapat ditentukan dengan membagi massa zat
dengan volume zat. Massa jenis menunjukkan tingkat kerapatan suatu zat.
Semakin tinggi massa jenis suatu benda, artinya semakin besar pula massa pada
setiap volumenya. Masa jenis rata-rata suatu benda dihitung dari total massa
dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda dengan massa jenis yang lebih
tinggi memiliki volume yang lebih rendah dibanding benda bermassa sama
dengan massa jenis lebih rendah. Satuan SI (Standar Internasional) massa jenis
adalah kilogram per meter kubik (kg/ m3), Massa jenis dilambangkan ρ (rho).
Salter adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis
suatu zat cair yang merupakan hasil pencampuran dua zat atau lebih. Secara
umum salter sering juga disebut aerometer atau hidrometer. Nilai massa jenis
suatu zat cair yang telah homogen dapat diketahui dengan membaca skala pada
salter yang ditempatkan mengapung pada zat cair. Salter sendiri biasanya terbuat
dari sebuah tabung kaca berskala, dimana pada bagian bawah atau atas tabung
dibebani katup dan diberi beban raksa, supaya dapat mengapung tegak lurus
dalam zat cair yang akan diukur berat jenisnya . Diameter bagian bawah tabung
kaca dibuat lebih besar supaya volume zat cair yang dipindahkan oleh salter lebih
besar. Demikian, dihasilkan gaya ke bawah yang lebih besar sehingga salter dapat
mengapung di dalam zat cair yang homogen yang massa jenisnya akan diukur.

Gambar 1. Fluid Mixing Apparatus


(Sumber: Mark, 2016)

Salter merupakan bagian dari fluid mixing apparatus yang di tunjukkan


oleh lingkaran pada gambar 1. Alat digunakan sebelum dan setelah pengadukan
dilakukan. Shelter digunakan untuk menghitung perbedaan massa jenis larutan
sebelum pengadukan dan larutan setelah pengadukan bertujuan untuk menghitung
berapa solute yang terlarut dalam solvent setelah pengadukan dilakukan.
Pada salter atau aerometer yang mempunyai skala yang dapat langsung
menunjukkan berat jenis zat cair yang telah tercampur disebut densimeter. Ada
pula salter yang tidak dipakai untuk menentukan berat jenis zat cair yang
homogen, tetapi untuk menentukan kadar larutan asam, susu, gula pasir, dan
alkohol. Jenis salter yang khusus digunakan untuk mengukur kadar larutan gula
pasir dan larutan asam lain disebut dengan sakarimeter. Salter yang digunakan
untuk mengukur kadar suatu zat prinsipnya sama dengan hidrometer biasa, tapi
skala berat jenis zat yang telah dikonversikan langsung menjadi skala kadar zat.
Jadi salter tersebut adalah jenis salter yang khusus digunakan untuk zat tertentu.
Pengoperasian salter sendiri didasarkan pada prinsip Archimedes bahwa
suspensi pada fluida akan didorong oleh kekuatan yang sama dengan berat fluida
yang dipindahkan. Dengan demikian, semakin rendah kerapatan zat tersebut, lebih
jauh katup pada salter akan tenggelam. Dalam cairan dengan berat jenis rendah
seperti minyak tanah, bensin, dan alkohol, katup salter akan tenggelam lebih
dalam dan dalam cairan dengan berat jenis tinggi seperti air garam, susu, dan
asam katup salter tidak akan tenggelam teralu jauh. Biasanya salter memiliki dua
instrumen yang terpisah, satu untuk cairan berat, di mana tanda 1.000 untuk air
sudah dekat bagian atas batang, dan satunya lagi untuk cairan ringan, dimana
tanda 1.000 sudah dekat dengan bagian bawah batang. Dalam banyak industri satu
set salter digunakan karena dapat mencakup rentang berat jenis 1,0 sampai 0,95
dan 0,95 sampai 0,9 untuk memberikan pengukuran yang lebih tepat dan akurat..
Gambar 2. Salter sederhana

(Sumber:Mark, 2016)

Untuk prinsip kerja salter, secara umum salter merupakan salah satu dari
aplikasi hukum Archimedes yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi prinsip kerjanya menggunakan Hukum Archimedes, yang menyatakan bahwa
benda yang tercelup ke dalam fluida mengalami gaya ke atas seberat fluida yang
dipindahkan. Ketika katup salter dicelupkan ke dalam fluida, maka fluida akan
memberikan gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat salter. Gaya ini
terkonversikan menjadi massa jenis zat cair yang diukur, karena di dalam salter
terdapat zat cair yang massa jenisnya sudah diketahui dan tertuang dalam skala
yang tertera pada alat ukur salter. Sebuah benda dalam fluida (zat cair atau gas)
mengalami gaya dari semua arah yang dikerjakan oleh fluida di sekitarnya.
Pada elemen ini, bekerja gaya berat dan gaya-gaya oleh bagian fluida yang
bersifat menekan permukaan. Kedua gaya tersebut saling meniadakan, karena
elemen dalam keadaan setimbang, maka gaya ke atas akan sama dengan gaya
kebawah. Oleh karena volume fluida yang dipindahkan oleh salter sama dengan
luas tangkai salter dikalikan dengan tinggi yang tercelup maka dapat dituliskan.
Prinsip Archimedes dinyatakan bahwa suatu benda yang seluruhnya atau sebagian
tercelup dalam satu fluida maka benda tersebut akan mendapat gaya apung ke atas
sebesar berat fluida dipindahkan oleh benda. Secara umum salter tersusun atas
bagian yang memiliki fungsinya masing-masing. Bagian-bagian tersebut antara
lain, batang salter yang berfungsi sebagai pegangan awal sebelum salter
dicelupkan pada cairan, serta sebagai tempat skala salter. Skala salter merupakan
ukuran massa jenis cairan yang akan diukur. Katup yang terbuat dari timbal
berfungsi untuk memposisikan salter agar tegak lurus dengan permukaan air. Cara
menggunakan salter untuk mengukur massa jenis zat cair yaitu diawali dengan
menyiapkan salter dan zat cair yang akan diukur massa jenisnya dalam tabung..
Selanjutnya pastikan salter bersih dan telah terkalibrasi terlebih dahulu,
kemudian masukkan katup salter ke dalam tabung yang berisi zat cair yang akan
diukur massa jenisnya dengan hati-hati untuk menghindari pembentukan
gelembung udara dalam tabung ketika dimasukan salter dan usahakan posisi
salter dalam keadaan tegak lurus karena akan mempermudah dalam pembacaan
skala terukur. Kemudian baca hasil pengukuran yang tertera pada skala dengan
teliti. Cara membaca hasil pengukuran pada alat salter adalah dengan membaca
skala yang ditunjukkan oleh data yang terdapat pada zat cair yang naik dalam

katup salter. Satuan yang digunakan dalam pengukuran ini adalah . Dimana

skala yang terbaca dalam alat salter merupakan massa jenis fluida yang akan
diukur..
Selain mengetahui prinsip kerja dan cara penggunaannya, kita juga harus
mengetahui cara perawatan dan kalibrasi dari salter itu sendiri. Tujuannya adalah
untuk menjaga agar alat dalam kondisi yang baik dan tidak mudah rusak . Ada
beberapa hal yang juga harus diperhatikan di dalam proses kalibrasi salter,
dimana kalibrasi dilakukan dengan menggunakan aquades yang telah diketahui
bahwa massa jenisnya adalah 1.000 g/cm3, lalu proses kalibrasi dilakukan dengan
memasukkan katup salter ke dalam wadah yang berisi aquades dan melihat berapa
skala massa jenis yang ditunjukkan pada pengukuran. Gaya apung atau Buoyancy
adalah gaya ke atas yang dikerjakan oleh fluida yang melawan berat dari benda
yang direndam. Benda yang tenggelam ke dalam fluida akan mengalami tekanan
yang besar di dasar kolom fluida dibandingkan dengan ketika berada di dekat
permukaan. Perbedaan tekanan ini merupakan gaya resultan yang cenderung
mempercepat pergerakan benda ke atas atau menjadikan percepatan ke bawah dari
suatu benda berkurang hingga nol dan mencapai kelajuan terminal. Besarnya gaya
apung sebanding dengan besarnya beda tekanan antara permukaan dan dasar
kolom, dan setara dengan berat fluida yang terpindahkan (displacement) yang
mengisi ruang yang ditempati oleh benda. Sehingga benda yang memiliki massa
jenis lebih besar dari fluida akan tenggelam, dan benda memiliki massa jenis lebih
rendah dari pada fluida akan mengapung.

Gambar 3. Salter sederhana skala laboratorium


(Sumber:Widya, 2012)

Hubungan berat benda dengan berat air yang dipindahkan adalah apa yang
menentukan jika benda akan mengapung, meskipun ukuran dan bentuk benda
akan memiliki efek, mereka bukan alasan utama mengapa benda mengapung atau
tenggelam. Jika suatu benda memindahkan air lebih berat, itu akan mengapung.
Stabilitas dalam cairan tergantung pada lokasi pusat benda apung dalam kaitannya
dengan pusat gravitasinya. Pusat benda gravitasi adalah titik di mana semua berat
benda tampaknya terkonsentrasi, itu juga dapat dianggap sebagai lokasi rata-rata
berat benda. Pusat apung adalah pusat gravitasi dari air yang benda telah
berpindah. Hal ini tidak di dalam air, tetapi benda yang mengambang di atasnya.
Ketika pusat apung langsung di atas pusat gravitasi, maka benda akan
stabil. Namun, jika pusat gravitasi berada di atas pusat apung maka benda menjadi
tidak stabil. Jika barang mengalami pergeseran ke satu sisi karena alasan apapun,
pusat gravitasi dan pusat apung tidak akan lagi segaris. Benda tidak akan stabil
ketika pusat apung mencoba untuk naik di atas pusat gravitasi lagi. Gaya apung
memiliki sifat berkebalikan dengan gaya gravitasi, Gaya gravitasi menarik benda
ke arah pusat bumi, dalam hal ini ke bawah tabung atau wadah fluida, sedangkan
gaya apung mendorong benda keluar dari fluida atau ke atas tabung. Gaya
gravitasi akan menimbulkan gaya berat yang akan membantu benda tenggelam ke
dasar tabung yang berisi fluida. Gaya berat inilah yang akan di lawan oleh gaya
apung, sehingga akan terjadi tiga kemungkinan yang bisa terjadi dengan posisi
benda terhadap fluida, yaitu tenggelam, melayang dan terapung. Posisi benda
tengelam akan terjadi apabila densitas benda lebih besar dari pada densitas fluida.
Posisi benda melayang akan terjadi apabila densitas benda sama atau hampir sama
dengan densitas fluida, dan posisi benda terapung akan terjadi apabila benda
memiliki densitas lebih kecil dari pada fluida.
Apabila benda yang dimasukkan ke dalam fluida dalam posisi terapung, di
mana bagian benda yang tercelup hanya sebagian, maka volume fluida yang
dipindahkan sama dengan volume bagian benda yang tercelup dalam fluida
tersebut. Tidak peduli apapun benda dan bagaimana bentuk benda tersebut
(simetris atau asimetris), semuanya akan mengalami hal yang sama.
Prinsip dasar salter pada fluid mixing apparatus adalah gaya apung dan
hukum archimedes, yang mana ketika bandul pada salter semakin kebawah
(semakin tenggelam) maka dapat di pastikan masa jenis atau densitas yang di ukur
akan semakin kecil. Sebaliknya apabila bandul pada salter semakin ke atas
(semakin mengapung) maka dapat di pastikan massa jenis atau densitas zat yang
di ukur akan semakin besar. Hal ini di gunakan untuk mengamati kelarutan solute
dalam solvent, apabila semakin banyak solute yang terlarut, akan semakin besar
densitas pada larutan yang telah di lakukan pencampuran dan pengadukan.
DAFTAR PUSTAKA
Kandel, A.2016.Pengertian Gaya Apung dan Prinsip Archimedes.(online) :
http://ilmualam09.net/pengertian-gaya-apung-dan-prinsip-archimedes.html
(Diakses pada tanggal 1 Oktober 2016).
Mark.2016.Fluid Mixing Apparatus.(online):http://chemical.engineering.kku.ed
u.sa/en/content/567 (Diakses pada tanggal 1 Oktober 2016).
Rusfandi, M. 2015. Bunyi Hukum Archimedes. (online) : http://seputarpendidikan
003.blogspot.co.id/2015/03/bunyi-hukum-archimedes.html (Diakses pada
tanggal 1 Oktober 2016).
Wardhana, W.2014.Memahami Massa Jenis Zat.(online) :http://www.porosilmu.
com/2014/12/memahami-massa-jenis-zat.html (Diakses pada tanggal 1
Oktober 2016).
Widya.2012.Perhitungan Fluid Mixing.
(online):http://documents.tips/documents /bab-iv-dan-bab-v-5665dcbed
30f7.html (Diakses pada tanggal 1 Oktober 2016)
Zaini, M.2011.Hukum Archimedes.(online):http://fisikazone.com/hukum-archim
edes/ (Diakses pada tanggal 26 September 2016).

Anda mungkin juga menyukai