Solusi Tutorial Bab 11 Analisa Frekuensi dan Bode (a) Cari response impuls untuk Lowpass CT Ideal fase

e impuls untuk Lowpass CT Ideal fase linier

Plot ˆ ωc
1 sin ωc (t − α)
h(t) = e− jαω e jωt dω =
1. Jawab: 2π −ωc π (t − α)

h(t)
y(t) = 0.65 cos(0.75πt − 0.9 ∗ 0.75π)
ωc
+0.5 cos(1.5πt − 0.9 ∗ 1.5π) π
= 0.65 cos(0.75π(t − 0.9)) + 0.5 cos(1.5π(t − 0.9))
= x(t − 0.9)
t
yang tetap menyerupai x(t) namun tertunda sejauh 0.9. 0 α

2. Jawab: Untuk Fase Linier, lowpass ideal memiliki spektrum (b) Cari step respons dari filter ideal CT .
( ˆ t
1, |ω| ≤ ωc
|H (ω)| = (1) s(t) = h (τ) dτ
0, lainnya −∞
(
−αω, |ω| ≤ ωc 3. Jawab: Dari persamaan ini diperoleh respons frekuensi
∠H (ω) = (2)
0, lainnya
1
1 τ
|H (ω)| H (ω) = = 1
(3)
jωτ + 1 τ + jω
1
1
ω |H (ω)| = q (4)
−π −ωc
0
ωc π (ωτ)2 + 1

∠H (ω) ∠H (ω) = − arctan (ωτ) (5)

1
(a) Maka kita bisa melihat kemampuan filter ini menembuskan impuls
ω
−π −ωc ωc π
1 t
h (t) = e− τ u (t) (6)
τ

1
 h(t)
1
1 |H (ω)| = √
τ 2
1
eτ
t sehingga
τ
(b) Dan menembuskan pulsa step 20 log10 |H (ω)| ' 3dB
h t
i Titik cut-off ini disebut juga titik 3dB. Berbekal ketiga informasi ini,
s(t) = h(t) ⊗ u (t) = 1 − e τ u (t) (7) maka kita dapat mengsketsa Bode plot ini dengan akurasi cukup me-
madai.
s(t)
Maka kurva magnituda Bode plot memiliki garis asimtotik
1
1 − e−1

1
0,
 ω< τ
t 20 log10 |H (ω)| ≈ −3 1
ω= τ
τ
1

−20 log10 (ω) − 20 log10 (τ) , ω >

τ
(c) Bode plot dari magnituda dapat diestimasi dengan melihat bahwa
  20 log10 |H1 (ω)|
2
20 log10 |H (ω)| = −10 log10 (ωτ) + 1 (8)
20 dB
1 2
Untuk kasus ω  τ maka (ωτ) ≈ 0, dan (dalam dB)
0 dB
20 log10 |H (ω)| ≈ 0
−20 dB
Dalam Bode-plot persamaan ini adalah garis lurus mendatar yang me-
motong sumbu y pada 0dB. −40 dB
Untuk kasus ω  τ1 , maka term (ωτ)2 menjadi lebih dominan dari 1,
dan (dalam dB) ω
10−1 100 101 102 103 104
τ τ τ τ τ τ

20 log10 |H (ω)| ≈ −20 log10 (ωτ) (d) Fasa filter ini juga dapat diestimasi menurut
= −20 log10 (ω) − 20 log10 (τ)

Dalam Bode plot persamaan ini adalah sebuah garis lurus yang menu- ∠H (ω) = − arctan (ωτ)
run dengan kemiringan -20dB tiap dekade (garis log10 (ω)).
Kedua garis Bode Plot ini bertemu pada titik ω = τ1 . Di titik cutoff ini Untuk kasus ω  1
τ , kita peroleh

2
 Di sini kita melihat hubungan waktu dengan frekuensi. Semakin kecil
∠H (ω) ≈ − arctan (0) = 0 τ, semakin cepat h(t) mencapai nilai nol, semakin cepat s(t) mencapai
titik steady state, tapi titik cutoff di domain frekuensi menjadi semakin
1
Untuk kasus ω  τ , kita peroleh jauh.

π 4. Jawab: Dari transformasi Fourier, diketahui sistem ini memiliki respons fre-
∠H (ω) ≈ − arctan (∞) = − kuensi
2
1
Khusus untuk titik cutof ω = τ , kita peroleh
ωn2
π H (ω) =
∠H (ω) = − arctan (1) = − ( jω)2 + 2ζ ωn ( jω) + ωn2
4
Perhatikan bahwa untuk rentang sekitar titik cutoff ini [0.1 τ1 , 10 τ1 ], kita Sekarang kita cari respons impulsnya melalui inverse transform
bisa mengestimasi respons fasa dengan sebuah garis lurus yang melalui
titik cutof ini, serta bernilai 0 dan − π2 pada masing-masing tepi dengan
persamaan garis ωn2
H (ω) =
π ( jω − c1 ) ( jω − c2 )
∠H (ω) = − [ωτ + 1]
4
dimana dengan memecahkan persamaan kuadrat diperoleh
Maka kurva fasa Bode plot adalah
 q
0,
 ω ≤ 0.1 τ1 c1 = −ζ ωn + ωn ζ 2 − 1
∠H (ω) ≈ − π4 [ωτ + 1] 0.1 τ1 < ω < 10 τ1
ω ≥ 10 τ1

 π q
−2, c2 = −ζ ωn − ωn ζ2 −1
∠H1 (ω)
(a) Bila ζ 6= 1, maka kita peroleh
π
4

M M
0 H (ω) = −
( jω − c1 ) ( jω − c2 )
− π4
ωn
M= p
− π2 2 ζ2 −1
Sehingga respons impuls adalah
ω
10−1 100 101 102 103 104
h(t) = M ec1t − ec2t u(t)
τ τ τ τ τ τ
 

3
 Bila ζ = 1, maka impuls respons menjadi lebih sederhana Jadi dalam kasus ini, magnituda sistem turun 40 dB per dekade.
Pada titik cutoff, ω = ωn ,
h(t) = ωn2te−ωnt u(t)
(b) Unit step: 20 log |H (ω)| = −20 log (2ζ )

(c) Bode plot dari magnituda diperoleh dari Sehingga magnituda dari Bode plot adalah

1 
H (ω) =  2   0,
 ω  ωn
ω ω
1− ωn + j2ζ ωn 20 log |H (ω)| ≈ −20 log (2ζ ) , ω = ωn

−40 log ω + 40 log ωn , ω  ωn

dengan kuadrat magnituda

1 20 log10 |H (ω)|
|H (ω)|2 =   2 2  2
40 dB
1 − ωωn + 4ζ 2 ωωn
0 dB
Sehingga kita dapatkan
"
 2 #2  2
 −40 dB
ω ω
20 log |H (ω)| = −10 log  1 − + 4ζ 2 
−80 dB
ωn ωn
 2 ω
Dalam kasus ω  ωn , semua term ω
ωn → 0, sehingga 100 ωn 102 ωn 104 ωn
−1
10 ωn 1
10 ωn 3
10 ωn
20 log |H (ω)| = −10 log (1) = 0
 4 Pengaruh ζ muncul secara maksimal saat
Sebaliknya dalam kasus ω  ωn , term ωωn menjadi paling dominan
q
sehingga ωmax = ωn 1 − 2ς 2

 2 ! pada saat itu magnituda memiliki nilai

ω 2
  4

ω ω
20 log |H (ω)| = −10 log 1 − 2 + + 4ζ 2
ωn ωn ωn 1
|H (ωmax )| = p
 4 2ς 1 − 2ς 2
ω
≈ −10 log
ωn Puncak ini terkait dengan kualitas filter, yang sebut quality Q, yang
= −40 log ω + 40 log ωn untuk sistem orde dua didefinisikan sebagai

4
 ∠H (ω)
1 π
Q= 2
2ς
0
(d) Sedangkan fasanya diperoleh
− π2
 
ω
2ζ ωn −π
∠H (ω) = − arctan  2 (9)
ω
1− ωn ω
100 ωn 102 ωn 104 ωn
10−1 ωn 101 ωn 103 ωn
Dalam kasus ω  ωn , kita peroleh

5. Jawab: Secara umum LCCDE orde tinggi memiliki bentuk respons frekuensi
∠H (ω) ≈ − arctan 0 = 0 yang rasional. Oleh sebab itu Respons frekeunsi tersebut dapat direpresenta-
sikan pecahan, di mana pembilang maupun penyebut adalah sebagai kaskade
Sebaliknya bila ω  ωn , kita lihat bahwa penyebut cenderung dominan dari bentuk standar orde satu dan orde dua, masing-masing
menuju −∞, sehingga seluruh pecahan cenderung −0, dan
H1 (ω) = 1 + jωτ
∠H (ω) ≈ − arctan −0 = −π
dan
Untuk daerah cutoff, ω = ωn    2
jω jω
H2 (ω) = 1 + 2ς +
π ωn ωn
∠H (ω) = − arctan −∞ = −
2
2
(a) Dari observasi langsung di amati bahwa H (ω) = H2 (ω) , dimana ωn =
Dengan cara estimasi garis mirip dengan kasus orde satu, kita dapatkan 100 dan ς = 0.5. Maka disimpulkan bahwa
kurva fasa Bode plot
20 log |H (ω)| = 20 log10 2 − 20 log |H2 (ω)|

0, h i ω ≤ 0.1ωn


π ω
(
∠H (ω) ≈ − 2 log10 ωn + 1 , 0.1ωn < ω < 10ωn 6, ω  100


−π, 20 log |H (ω)| ≈
ω ≥ 10ωn −40 log ω + 86, ω  100

5
 20 log10 |H (ω)|
40 dB 1 1 1
H (ω) = 1 1
(1 + jω)
10 (1 + 10 jω) (1 + 100 jω)
0 dB
= H1 (ω) × H2 (ω) × H3 (ω) × H4 (ω)
−40 dB

−80 dB 1 1 1
di mana H1 (ω) = 10 , H2 (ω) = 1
(1+ 10 jω)
, H3 (ω) = 1
(1+ 100 jω)
, dan
H4 (ω) = (1 + jω).
ω
101 102 103 104 105 106
1
• Maka untuk H1 (ω) = 10 kita peroleh
(b) Kemudian fasa nya adalah sama dengan ∠H2 (ω), yakni
20 log10 |H (ω)| = 20 log10 10−1 = −20

0, h i ω ≤ 10


∠H (ω) ≈ − π2 log10 ωωn + 1 , 10 < ω < 1000 dan


−π, ω ≥ 1000
∠H (ω) = 0
∠H (ω)
π 20 log10 |H1 (ω)|
2
10 dB
0
0 dB
− π2
−10 dB
−π
−20 dB
ω
101 102 103 104 105 106
ω
0.1 1 10 100 1000 10000

6. Jawab: Kita dapat melihat kasus ini sebagai kaskade dari empat system orde
satu Fasa:

6
 ∠H1 (ω) Fasa:
π ∠H2 (ω)
4
π
4
0
0
− π4
− π4
− π2
− π2
ω
0.1 1 10 100 1000 10000
ω
1 1
0.1 1 10 100 1000 10000
• Untuk H2 (ω) = 1
(1+ 10 jω)
kita peroleh τ = 10
1 1
 • Untuk H3 (ω) = 1
(1+ 100 jω)
kita peroleh τ = 100
0,
 ω < 10 
20 log10 |H (ω)| ≈ −3 ω = 10 0,
 ω < 100


−20 log10 (ω) + 20, ω > 10 20 log10 |H (ω)| ≈ −3 ω = 100

−20 log10 (ω) + 40, ω > 100

dan
dan

0,  ω ≤1 
0,  ω ≤1


1

∠H (ω) ≈ − 4 ω 10 + 1 , 1 < ω < 100
π
1


 π ∠H (ω) ≈ − 4 ω 100 + 1 , 1 < ω < 100
π
−2, ω ≥ 100 
 π
−2, ω ≥ 100

20 log10 |H2 (ω)| 20 log10 |H3 (ω)|

10 dB 10 dB

0 dB 0 dB

−10 dB −10 dB

−20 dB −20 dB

ω ω
0.1 1 10 100 1000 10000 0.1 1 10 100 1000 10000

7
 Fasa: Fasa:
∠H3 (ω)
π
4 ∠H4 (ω)
3π
0 4

π
− π4 2

π
− π2 4

ω 0
0.1 1 10 100 1000 10000
1
ω
• Untuk H4 (ω) = (1 + jω) kita peroleh τ =1 0.1 1 10 100 1000 10000

0,
 ω <1
20 log10 |H (ω)| ≈ +3 ω =1 • Maka Bode plot magnituda adalah:

+20 log10 (ω) − 20, ω > 1


dan
 20 log10 |H (ω)|
0,
 ω ≤1
10 dB
∠H (ω) ≈ π4 [ω1 + 1] , 1 < ω < 100

π
2, ω ≥ 100 0 dB
20 log10 |H4 (ω)| −10 dB
30 dB
−20 dB
20 dB
−30 dB
10 dB
ω
0.1 1 10 100 1000 10000
0 dB

ω
0.1 1 10 100 1000 10000 Sedangkan sudutnya:

8
 ∠H (ω) – Dari Bode Plot fasa diperoleh ∠ |H(ω1 )| = π4 .


π – Maka y1 (t) = 0.236 cos 0.75πt + π4
4
• Mencari y2 (t): pada ω2 = 1.5π = 4.712, sehingga log10 ω2 = 0.6732:
0
– Dari Bode plot magnituda diperoleh ∆ = 0.6732 × 20dB =
13.465dB, maka 20 log10 |H(ω2 )| = −20dB + 13.465dB =
− π4
−6.353dB. Jadi |H(ω2 )| = 10{−6.353/20} = 0.471
− π2 – Dari Bode Plot fasa diperoleh ∠ |H(ω2 )| = π4 .


– Maka y2 (t) = 0.471 cos 1.5πt + π4
ω • Jadi disimpulkan
y(t) = 0.65y1 (t) + 0.5y2 (t)
= 0.65 ×
0.1 1 10 100 1000 10000
0.236 cos 0.75πt + π4 + 0.5
× 0.471 cos 1.5πt +
π4 . Jadi
π π
7. Jawab: Dari plot magnituda kita lihat bahwa H(ω) memiliki 3 buah titik y(t) = 0.153 cos 0.75πt + 4 + 0.236 cos 1.5πt + 4 .
infleksi, dengan bentuk

1 1 1
H (ω) = 1 1
(1 + jω)
10 (1 + 10 jω) (1 + 100 jω)

yang bisa dikonfirmasi dari gambar fasa. Maka bentuk H(ω) adalah

100(1 + jω)
H (ω) =
(10 + jω)(100 + jω)

dan bentuk H(s) adalah

100(1 + s)
H (s) =
(10 + s)(100 + s)

8. Jawab: Sinyal x(t) = 0.65x1 (t) + 0.5x2 (t), di mana x1 (t) = cos (0.75πt) dan
x2 (t) = cos (1.5πt). Maka outputnya adalah y(t) = 0.65y1 (t) + 0.5y2 (t), di-
mana y1 (t) = H (0.75π) x1 (t) dan a y2 (t) = H (1.5π) x2 (t).

• Mencari y1 (t): pada ω1 = 0.75π = 2.356, sehingga log10 ω1 = 0.3722:

– Dari Bode plot magnituda diperoleh ∆ = 0.3722 × 20dB =
7.444dB, maka 20 log10 |H(ω1 )| = −20dB + 7.444dB =
−12.556dB. Jadi |H(ω1 )| = 10{−12.556/20} = 0.236