Kepribadian Muhammadiyaha ialah sebuah rumusan yang menguraikan tentang jati diri apa dan
siapa Muhammadiyah.
LATAR BELAKANG
Menilik judul ceramah yang disampaikan oleh KH. Faqih Usman tersebut tentang apakah
Muhammadiyah itu?, bermaksud untuk memberikan pemahaman mendalam tentang
Muhammadiyah kepada kader Muhammadiyah. Mengetahui dan memahami Muhammadiyah
bukan hanya sebatas kulitnya saja, tetapi Mengetahui dan memahami Muhammadiyah harus
sampai ke akar-akarnya. Dalam susunan kalimat tanya kata “apakah” merupakan pertanyaan
dasar/awal dalam menggali sebuah informasi.
Gagasan KH. Faqih Usman tersebut direspon oleh PP Muhammadiyah yang pada saat itu
dipimpin oleh KH. M. Yunus Anies, dengan membentuk tim perumus dan penyempurna.
Adapun personil tim perumus dan penyempurna Kepribadian Muhammadiyah sebagai berikut:
1. Faqih Usman
2. Farid Ma’ruf
3. Djarnawi Hadikusumo
4. Djindar Tamimy
5. Dr. KH. Hamka
6. Mohammad Wardan Diponingrat
7. KH. M. Saleh Ibrahim
1
Setelah menyelesaikan rumusannya, tim tersebut menyerahkan hasilnya kepada PP
Muhammadiyah dan dibahas pada sidang tanwir muhammadiyah pada tanggal 25-28 Agustus
1962, para peserta sidang tanwir menerima rumusan tersebut untuk disahkan pada Muktamar.
Akhirnya pada Muktamar ke 35 di jakarta rumusan kepribadian Muhammadiyah resmi di sahkan
pada tanggal 29 April 1963 dan dapat dijadikan sebagai pedoman dan pegangan bagi seluruh
warga persyarikatan. Pada Muktamar ke 35 juga terpilih ketua PP Muhammadiyah bart
menggantikan HM Yunus Anies yaitu KH. Ahmad Badawi periode 1963 – 1968.
FUNGSI
Fungsi kepribadian Muhammadiyah berfungsi sebagai landasan, pedoman dan pegangan setiap
gerak Muhammadiyah menuju cita-cita terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
HAKIKAT
Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan Gerakan Islam. Maksud gerakanya ialah
Dakwah Islam dan Amar Ma’ruf nahi Munkar yang ditujukan kepada dua bidang: perseorangan
dan masyarakat . Dakwah dan Amar Ma’ruf nahi Munkar pada bidang pertama terbagi kepada
dua golongan: Kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan
kepada ajaran Islam yang asli dan murni; dan yang kedua kepada yang belum Islam, bersifat
seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam.
2
Adapun da’wah Islam dan Amar Ma’ruf nahi Munkar bidang kedua, ialah kepada masyarakat,
bersifat kebaikan dan bimbingan serta peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan dengan dasar
taqwa dan mengharap keridlaan Allah semata-mata.
Dengan melaksanakan dakwah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar dengan caranya masing-
masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah
“Terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.
Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya, dimana kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas-merata,
Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang
tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar, yaitu:
1. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah.
2. Hidup manusia bermasyarakat.
3. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan berkeyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-
satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat.
4. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban
sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan.
5. Ittiba’ kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW.
6. Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban organisasi.
Menilik dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang diusahakan dan bagaimanapun cara
perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya, harus berpedoman: “Berpegang
teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan
dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridlai Allah”.
sifat Muhammadiyah
3
Menilik: (a) Apakah Muhammadiyah itu, (b) Dasar amal usaha Muhammadiyah dan (c)
Pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah, maka Muhammadiyah memiliki dan
wajib memelihara sifat-sifatnya, terutama yang terjalin di bawah ini:
Muhammadiyah itu gerakan islam, gerakan Islam yang dimaksud Muhammadiyah ialah dakwah
islam, amar ma’ruf nahi munkar. Dakwah Islam Muhammadiyah ditujukan kepada dua bidang:
4
orang yang belum Islam dakwahnya bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk islam
A. LANDASAN IDIIL
K.H. Ahmad Dahlan mendirikan sebuah persyarikan gerakan dakwah dengan nama
“Muhammadiyah” mempunyai makna yang amat positif dan mendalam bagi setiap muslim di
Indonesia. Secara etimologis Muhammadiyah berasal dari kata “Muhammad” ditambah dengan
“yah”. Kata ‘Muhammad” diambil dari nama Rasulullah Muhammad SAW dan kata “yah” disini
bermakna “ya nisbiyyah” yang berarti “yang kepada sesuatu atau dinisbahkan untuk diikuti”.
Dengan demikian Muhammadiyah bermakna pengikut-pengikut Muhammad Rasulullah SAW.
Dari pengertian tersebut maka pada hakikatnya setiap orang Islam pasti “Muhammadiyah”
karena ia harus mengikuti jejak dan langkah Muhammad SAW. Secara terminologis menurut
K.H.Ahmad Dahlan, Muhammadiyah merupakan persyarikatan dan gerakan dakwah yang
bersumber pada Al-Quran dan Al-Hadits. Berdasarkan pengetahuan dan wawasan keislaman
yang dimiliki, K.H. Ahmad Dahlan memandang bahwa ajaran Islam sangat mendorong umatnya
untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Usaha untuk mewujudkan keselamatan,
kebahagiaan, dan kesejahteraan yang hakiki di dunia dan akhirat tidak dapat dilakukan secara
perorangan melainkan harus dilakukan bersama dalam bentuk “jamaah”. Al Quran menjelaskan
hal tersebut dalam Surat Ali Imran ayat 104
artinya
“Adakanlah diantara kamu segolongan umat yang menyeru manusia kepada Islam,
memerintahkan kebaikan, dan mencegah kemunkaran, karena mereka itulah orang-orang yang
berbahagia”
5
Dalam kaitannya sebagai gerakan dakwah, Muhammadiyah memandang bahwa Islam adalah
agama dakwah yang mewajibkan umatnya untuk selalu mendakwahkan ajaran Islam. Sekecil
apapun dan sepahit apapun setiap muslim wajib menyampaikan kebenaran seperti hadits
Rasulullah yang artinya “ Sampaikanlah ajaran dariku (Muhammad) walaupun satu ayat”.
Muhammadiyah memiliki modal sosial yang cukup besar sebagai gerakan Islam yang termasuk
besar di negeri ini. Organisasi lain boleh lebih besar dari segi kuantitas anggotanya, namun dari
segi kualitas dalam amal usaha, sumber daya manusia, infrastruktur dan sistem organisasi, serta
kepercayaan publik sesungguhnya Muhammadiyah terbilang unggul. Sebagai organisasi Islam
modern Muhammadiyah termasuk terbesar di dunia Islam. Kondisi ini harus disyukuri sebagai
nikmat dan karunia Allah yang sangat berharga, karena itu potensi yang besar tersebut tidak
boleh dibiarkan laksana genangan danau yang diam, apalagi seperti ”gajah bengkak” yang sulit
bergerak.
Organisasi besar seperti Muhammadiyah kadang memiliki kelemahan karena kebesarannya.
Semangat dan kinerja para aktivisnya melemah atau cenderung mengalami penyakit kemalasan
dan kemanjaan. Militansi pun kecil atau mengalami kemunduran dengan kecenderungan
hilangnya sikap gigih, kerja keras, dan tidak jarang muncul sikap cengeng, mudah patah arang.
Muncul sikap elitis dan kehilangan sikap populis. Ukhuwah atau solidaritas sosial pun lemah
atau longgar akibat sikap individualistik dan formalitas yang tinggi. Kepemimpinan berjalan
instrumental sehingga kehilangan daya penggerak. Amal usaha berjalan sendiri, kadang menjadi
kerajaan-kerajaan sendiri, para pengelola dan mereka yang berada di dalamnya sekadar sibuk
dengan mobilitas sendiri atau sekadar cari penghidupan, yang lepas atau tidak begitu bertautan
dengan misi dan kepentingan Persyarikatan. Karena kebesarannya, tidak jarang Muhammadiyah
sekadar jadi lahan subur bagi banyak pihak yang ”mencangkuli ladang Persyarikatan” untuk
kepentingan mereka sendiri baik kepentingan paham, politik, maupun hal-hal yang pragmatis,
sehingga Persyarikatan seperti ladang komoditi yang subur. Bagaimana potensi Muhammadiyah
yang besar itu digerakan kembali untuk menjadi kekuatan aktual yang lebih besar? Kuncinya
terletak pada optimalisasi ikhtiar sesuai dengan Firman Allah: man jahada fínâ lanahdiyannahum
subulanâ, barang siapa yang bersungguh-sungguh maka Allah akan menunjukan jalan-jalan-Nya.
Gerakan Muhammadiyah memiliki nilai-nilai ideal yang meliputi misi, landasan ideal, dan
tujuan gerakan. Misi Muhammadiyah meliputi:
1. penegakkan tauhid yang murni;
6
2. peyebarluasan Islam yang bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah; dan
3. mewujudkan amal Islami dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat.
Landasan ideal Muhammadiyah meliputi Al-Quran dan As-Sunnah, paham agama (Muqaddimah
Anggaran Dasar dan Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah), Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga, Kepribadian, Khittah, Pedoman Hidup Islami Warga
Muhammadiyah, dan pemikiran formal lainnya. Sedangkan tujuan gerakan Muhammadiyah ialah
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Nilai-nilai ideal tersebut haruslah ditanamkan dan disosialisasikan, yang intinya
diinternalisasikan sehingga menjadi darah-daging setiap orang Muhammadiuyah dalam berpikir
dan bertindak. Setelah nilai-nilai ideal itu terinternalisasi maka secara kolektif kemudian
membentuk kesadaran untuk bertindak bersama yang menunjukan watak, ciri, dan sosok orang
Muhammadiyah sebagaimana yang semestinya. Inilah yang disebut dengan internalisasi nilai-
nilai Ke-Muhammadiyahan.
Internaslisasi nilai-nilai ideal harus dilakukan simultan ke dalam seluruh anggota di berbagai
stuktur Persyarikatan, termasuk di amal usaha yang selama ini mungkin cenderung asing,
berjalan sendiri, dan lepas dari nilai-nilai fundamental Muhammadiyah. Tuntutan internalisasi
nilai semacam itu bukan merupakan beban tetapi melekat dalam seluruh bagian struktural di
Muhammadiyah sebagai keniscayaan. Termasuk bagi perorangan yang mengaku anggota
Muhammadiyah yang tersebar di berbagai lingkup kehidupan seperti politisi, pengusaha,
birokrat, dan lain-lain. Lebih-lebih bagi pimpinan Muhammadiyah, yang harus menunjukkan
uswah hasanah.
Muhammadiyah lahir, tumbuh, dan berkembang sebagai sebuah sistem yang disebut organisasi
(jam’iyyah, persyarikatan). Kekuatan Muhammadiyh justeru terletak pada organisasinya, yang
membuat dirinya tidak tergantung pada figur atau orang. Sebagaimana layaknya sebuah
organisasi, Muhammadiyah dibangun di atas berbagai komponen yang saling menyangga
menjadi satu kesatuan. Komponen personal menyangkut manusia dengan berbagai latarbelakang
dan potensi. Komponen struktural terdiri atas berbagai organ kelembagaan seperti struktur
kepemimpinan persyarikatan (Pusat hingga Ranting), Majelis, Lembaga, Organisasi Otonom,
Amal Usaha, dan berbagai komponen lainnya.
Agar Muhammadiyah dapat menjalankan usaha, program, dan kegiatannya secara lebih mudah
7
maka diperlukan sinergi seluruh komponen itu. Sinergi dalam gerkan bertumpu di atas kesamaan
nilai-nilai ideal yang membentuk kesatuan langkah, bukan di atas dasar kepentingan. Sinergi
dibangun di atas semangat ukhuwah sedangkan landasan ukhuwah yang paling kokoh ialah
iman. Dengan ukhuwh yang kokoh maka akan terbentuk kekuatan sebagai gerakan. Dengan
sinergi yang bebasis semangat ukhuwah maka gerak Muhammadiyah selain akan kokoh juga
akan lebih mudah dalam mewujudkan usaha dan tujuannya. Jangan ada yang merasa bisa
bergerak sendiri dalam Muhammadiyah, apalagi merasa berhasil atau sukses sendiran.
B. LANDASAN NORMATIF
Selain landasan idiil, Muhammadiyah juga memiliki landasan normatif yang memberikan aturan
dan panduan dasar dalam melaksanakan kiprahnya. Landasan normatif tersebut terdiri atas
Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah, Matan Keyakinan
dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, Pedoman Hidup Islami Muhammadiyah.
8
• Hidup bermasyarakat merupakan sunnatullah.
• Hanya dengan hukum Allah tata kehidupan sosial dapat berjalan dan berkembang secara
positif.
• Penempatan Islam sebagai sumber hukum tertinggi merupakan kewajiban manusia.
• Agama Islam adalah agama seluruh utusan Allah yang mana pengamalannya dengan
ittiba’Rasul.
• Organisasi merupakan alat realisasi ajaran Islam dalam hidup sosial
• Tujuan dan cita-cita hidup Muhammadiyah adalah terwujudnya masyarakat utama, adil,
makmur yang diridhai Allah SWT.
2. Kepribadian Muhammadiyah
Kepribadian adalah ciri dan sifat-sifat khas Muhammadiyah yang merupakan manifestasi dari
jiwa dan semangat Muhammadiyah, yang mewarnai setiap gerak dan langkah perjuangan
Muhammadiyah harus dimiliki dan dipelihara oleh setiap warga Muhammadiyah. Mengacu pada
Keputusan Muktamar ke 35, Kepribadian Muhammadiyah memuat 4 hal yaitu pemahaman
tentang Muhammadiyah, Dasar Amal Usaha Muhammadiyah, Pedoman Amal Usaha dan
Perjuangan Muhammadiyah, dan Sifat Muhammadiyah.
9
mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam
Muqaddimah Anggaran Dasar. Prinsip-prinsip tersebut antar lain:
(1) Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah.
(2) Hidup manusia bermasyarakat.
(3) Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan berkeyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-
satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat.
(4) Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban
sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan.
(5) Ittiba’ kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW.
(6) Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban organisasi.
d. Sifat Muhammadiyah
Selain dari beberapa hal yang telah diuraikan tentang kepribadian Muhammadiyah tersebut, ada
beberapa sifat yang menjadi cirri gerakan Muhammadiyah. Diantaranya adalah:
• Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.
• Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah.
• Lapang dada, luas pandangan, dengan memegang teguh ajaran Islam.
• Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
• Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah negara yang
sah.
• Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik.
• Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan, sesuai
dengan ajaran Islam.
• Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan
agama Islam serta membela kepentingannya.
• Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan
10
membangun Negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah SWT.
• Bersifat adil serta kolektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana.
a. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar, beraqidah
Islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya
masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah SWT, untuk malaksanakan fungsi dan misi
manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
b. Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada
Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi
penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang
masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spritual, duniawi dan ukhrawi.
11
• Muamalah Duniawiyah. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu’amalat duniawiyah
(pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadi
semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.
e. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia
Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan
Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,
untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhoi
Allah SWT “BALDATUN THAYYIBATUB WA ROBBUN GHOFUR”
Catatan:
Rumusan Matan tersebut telah mendapat perubahan dan perbaikan oleh Pimpinan Pusat
Muhammadiyah:
1. Atas kuasa Tanwir tahun 1970 di Yogyakarta;
2. Disesuaikan dengan Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 41 di Surakarta.
12
• Bersifat pengayaan dalam arti memberi banyak khazanah untuk membentuk keluhuran dan
kemulian ruhani dan tindakan.
• Aktual, yakni memiliki keterkaitan dengan tuntutan dan kepentingan kehidupan sehari-hari.
• Memberikan arah bagi tindakan individu maupun kolektif yang bersifat keteladanan.
• Ideal, yakni dapat menjadi panduan umum untuk kehidupan sehari-hari yang bersifat pokok
dan utama.
• Rabbani, artinya mengandung ajaran-ajaran dan pesan-pesan yang bersifat akhlaqi yang
membuahkan kesalihan.
• Taisir, yakni panduan yang mudah difahami dan diamalkan oleh setiap muslim khususnya
warga Muhammadiyah.
Dari beberapa uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari Pedoman Hidup
Islami Warga Muhammadiyah adalah terbentuknya perilaku individu dan kolektif seluruh
anggota Muhammadiyah yang menunjukkan keteladanan yang baik (uswah hasanah) menuju
terwujudnya Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
C. LANDASAN OPERASIONAL
Landasan Operasional yang merupakan pijakan bagi persyarikatan Muhammadiyah dalam
menjalankan aktivitas-aktivitas untuk mencapai maksud dan tujuannya meliputi beberapa hal,
antara lain Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), Khittah Perjuangan, dan
Keputusan-keputusan Muhammadiyah.
1. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)
Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi secara formal memiliki identitas dan tata organisasi
yang jelas berupa Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Berikut ini adalah susunan
Anggaran Dasar Muhammadiyah yang dihasilkan pada Muktamar ke-45 yang berlangsung pada
tanggal 26 Jumadil Awal s.d. 1 Jumadil Akhir 1426 H bertepatan dengan tanggal 3 s.d. 8 Juli
2005 M. di Malang:
• Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
• BAB I tentang NAMA, PENDIRI, DAN TEMPAT KEDUDUKAN, terdiri dari pasal 1,2, dan
pasal 3.
• BAB II tentang IDENTITAS, ASAS, DAN LAMBANG, terdiri dari pasal 4 dan pasal 5.
• BAB III tentang MAKSUD DAN TUJUAN SERTA USAHA, terdiri dari pasal 6 dan pasal 7.
13
• BAB IV tentang KEANGGOTAAN, terdiri dari pasal 8.
• BAB V tentang SUSUNAN DAN PENETAPAN ORGANISASI, terdiri dari pasal 9 dan pasal
10.
• BAB VI tentang PIMPINAN, terdiri dari pasal 11,12,13,14,15,16,17,18,dan pasal 19.
• BAB VII tentang UNSUR PEMBANTU PIMPINAN, terdiri dari pasal 20.
• BAB VIII tentang ORGANISASI OTONOM, terdiri dari pasal 21.
• BAB IX tentang PERMUSYAWARATAN, terdiri dari pasal 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30,
dan pasal 31.
• BAB X tentang RAPAT, terdiri dari pasal 32, 33, dan pasal 34.
• BAB XI tentang KEUANGAN DAN KEKAYAAN, terdiri dari pasal 35, 36, dan pasal 37.
• BAB XII tentang LAPORAN, terdiri dari pasal 38.
• BAB XIII tentang ANGGARAN RUMAH TANGGA, terdiri dari pasal 39.
• BAB XIV tentang PEMBUBARAN, terdiri dari pasal 40.
• BAB XV tentang PERUBAHAN, terdiri dari pasal 41.
• BAB XVI tentang PENUTUP, terdiri dari pasal 42.
Sedangkan Anggaran Dasar yang dihasilkan pada Muktamar tersebut terdiri dari 38 pasal yang
mengatur secara jelas tentang hal-hal yang berkaitan dengan Muhammadiyah sebagai sebuah
organisasi.
14
gerakannya, seperti yang dimaksud di dalam Matan Keyakinan Cita-cita Hidup Muhammadiyah.
Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah itu senantiasa menjadi landasan gerakan
Muhammadiyah, juga bagi gerakan dan amal usaha dan hubungannya dengan kehidupan
masyarakat dan ketatanegaraan, serta dalam bekerjasama dengan golongan Islam lainnya.
Muhammadiyah dan Masyarakat
Sesuai dengan khittahnya, Muhammadiyah sebagai Persyarikatan memilih dan menempatkan diri
sebagai Gerakan Islam amar-ma’ruf nahi mungkar dalam masyarakat, dengan maksud yang
terutama ialah membentuk keluarga dan masyarakat sejahtera sesuai dengan Dakwah Jamaah.
Di samping itu Muhammadiyah menyelenggarakan amal-usaha seperti tersebut pada Anggaran
Dasar Pasal 4, dan senantiasa berikhtiar untuk meningkatkan mutunya
Penyelenggaraan amal-usaha, tersebut merupakan sebagian ikhtiar Muhammadiyah untuk
mencapai Keyakinan dan Cita-Cita Hidup yang bersumberkan ajaran Islam dan bagi usaha untuk
terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT.
Muhammadiyah dan Politik
Dalam bidang politik Muhammadiyah berusaha sesuai dengan khittahnya: dengan dakwah amar
ma ma’ruf nahi mungkar dalam arti dan proporsi yang sebenar-benarnya, Muhammadiyah harus
dapat membuktikan secara teoritis konsepsionil, secara operasionil dan secara kongkrit riil,
bahwa ajaran Islam mampu mengatur masyarakat dalam Negara Republik Indonesia yang
berdasar Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 menjadi masyarakat yang adil dan makmur
serta sejahtera, bahagia, materiil dan spirituil yang diridlai Allah SWT. Dalam melaksanakan
usaha itu, Muhammadiyah tetap berpegang teguh pada kepribadiannya
Usaha Muhammadiyah dalam bidang politik tersebut merupakan bagian gerakannya dalam
masyarakat, dan dilaksanakan berdasarkan landasan dan peraturan yang berlaku dalam
Muhammadiyah. Dalam hubungan ini Muktamar Muhammadiyah ke-38 telah menegaskan
bahwa:
• Muhammadiyah adalah Gerakan Dakwah Islam yang beramal dalam segala bidang kehidupan
manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan dan tidak merupakan
afiliasi dari sesuatu Partai Politik atau Organisasi apapun.
• Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak memasuki atau
memasuki organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Persyarikatan Muhammadiyah.
15
Muhammadiyah dan Ukhuwah Islamiyah
16
sebagaimana telah menjadi panggilan sejarahnya sejak zaman pergerakan hingga masa awal dan
setelah kemerdekaan Indonesia. Peran dalam kehidupan bangsa dan negara tersebut diwujudkan
dalam langkah-langkah strategis dan taktis sesuai kepribadian, keyakinan dan cita-cita hidup,
serta khittah perjuangannya sebagai acuan gerakan sebagai wujud komitmen dan tanggungjawab
dalam mewujudkan “Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghafur”.
Bahwa peran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat dilakukan melalui dua strategi dan
lapangan perjuangan. Pertama, melalui kegiatan-kegiatan politik yang berorientasi pada
perjuangan kekuasaan/kenegaraan (real politics, politik praktis) sebagaimana dilakukan oleh
partai-partai politik atau kekuatan-kekuatan politik formal di tingkat kelembagaan negara.
Kedua, melalui kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang bersifat pembinaan atau pemberdayaan
masyarakat maupun kegiatan-kegiatan politik tidak langsung (high politics) yang bersifat
mempengaruhi kebijakan negara dengan perjuangan moral (moral force) untuk mewujudkan
kehidupan yang lebih baik di tingkat masyarakat dan negara sebagaimana dilakukan oleh
kelompok-kelompok kepentingan.
Muhammadiyah secara khusus mengambil peran dalam lapangan kemasyarakatan dengan
pandangan bahwa aspek kemasyarakatan yang mengarah kepada pemberdayaan masyarakat
tidak kalah penting dan strategis daripada aspek perjuangan politik kekuasaan. Perjuangan di
lapangan kemasyarakatan diarahkan untuk terbentuknya masyarakat utama atau masyarakat
madani (civil society) sebagai pilar utama terbentuknya negara yang berkedaulatan rakyat.
Peran kemasyarakatan tersebut dilakukan oleh organisasi-organisasi kemasyarakatan seperti
halnya Muhammadiyah. Sedangkan perjuangan untuk meraih kekuasaaan (power struggle)
ditujukan untuk membentuk pemerintahan dalam mewujudkan tujuan negara, yang peranannya
secara formal dan langsung dilakukan oleh partai politik dan institusi-institusi politik negara
melalui sistem politik yang berlaku. Kedua peranan tersebut dapat dijalankan secara objektif dan
saling terkait melalui bekerjanya sistem politik yang sehat oleh seluruh kekuatan nasional
menuju terwujudnya tujuan negara.
Muhammadiyah sebagai organisasi sosial-keagamaan (organisasi kemasyarakatan) yang
mengemban misi da’wah amar ma’ruf nahi munkar senantiasa bersikap aktif dan konstruktif
dalam usaha-usaha pembangunan dan reformasi nasional sesuai dengan khittah (garis)
perjuangannya serta tidak akan tinggal diam dalam menghadapi kondisi-kondisi kritis yang
dialami oleh bangsa dan negara.
17
Karena itu, Muhammadiyah senantiasa terpanggil untuk berkiprah dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara dengan berdasarkan pada khittah perjuangan sebagai berikut:
• Muhammadiyah meyakini bahwa politik dalam kehidupan bangsa dan negara merupakan salah
satu aspek dari ajaran Islam dalam urusan keduniawian (al-umur ad-dunyawiyat) yang harus
selalu dimotivasi, dijiwai, dan dibingkai oleh nilai-nilai luhur agama dan moral yang utama.
Karena itu diperlukan sikap dan moral yang positif dari seluruh warga Muhammadiyah dalam
menjalani kehidupan politik untuk tegaknya kehidupan berbangsa dan bernegara.
• Muhammadiyah meyakini bahwa negara dan usaha-usaha membangun kehidupan berbangsa
dan bernegara, baik melalui perjuangan politik maupun melalui pengembangan masyarakat, pada
dasarnya merupakan wahana yang mutlak diperlukan untuk membangun kehidupan di mana
nilai-nilai Ilahiah melandasi dan tumbuh subur bersamaan dengan tegaknya nilai-nilai
kemanusiaan, keadilan, perdamaian, ketertiban, kebersamaan, dan keadaban untuk terwujudnya
“Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur”.
• Muhammadiyah memilih perjuangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui usaha-
usaha pembinaan atau pemberdayaan masyarakat guna terwujudnya masyarakat madani (civil
society) yang kuat sebagaimana tujuan Muhammadiyah untuk mewujudkan masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya. Sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan
kenegaraan sebagai proses dan hasil dari fungsi politik pemerintahan akan ditempuh melalui
pendekatan-pendekatan secara tepat dan bijaksana sesuai prinsip-prinsip perjuangan kelompok
kepentingan yang efektif dalam kehidupan negara yang demokratis.
• Muhammadiyah mendorong secara kritis atas perjuangan politik yang bersifat praktis atau
berorientasi pada kekuasaan (real politics) untuk dijalankan oleh partai-partai politik dan
lembaga-lembaga formal kenegaraan dengan sebaik-baiknya menuju terciptanya sistem politik
yang demokratis dan berkeadaban sesuai dengan cita-cita luhur bangsa dan negara. Dalam hal ini
perjuangan politik yang dilakukan oleh kekuatan-kekuatan politik hendaknya benar-benar
mengedepankan kepentingan rakyat dan tegaknya nilai-nilai utama sebagaimana yang menjadi
semangat dasar dan tujuan didirikannya negara Republik Indonesia yang diproklamasikan tahun
1945.
• Muhammadiyah senantiasa memainkan peranan politiknya sebagai wujud dari dakwah amar
ma’ruf nahi munkar dengan jalan mempengaruhi proses dan kebijakan negara agar tetap berjalan
sesuai dengan konstitusi dan cita-cita luhur bangsa. Muhammadiyah secara aktif menjadi
18
kekuatan perekat bangsa dan berfungsi sebagai wahana pendidikan politik yang sehat menuju
kehidupan nasional yang damai dan berkeadaban.
• Muhammadiyah tidak berafiliasi dan tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan
kekuatan-kekuatan politik atau organisasi manapun. Muhammadiyah senantiasa
mengembangkan sikap positif dalam memandang perjuangan politik dan menjalankan fungsi
kritik sesuai dengan prinsip amar ma’ruf nahi munkar demi tegaknya sistem politik kenegaraan
yang demokratis dan berkeadaban.
• Muhammadiyah memberikan kebebasan kepada setiap anggota Persyarikatan untuk
menggunakan hak pilihnya dalam kehidupan politik sesuai hati nurani masing-masing.
Penggunaan hak pilih tersebut harus merupakan tanggungjawab sebagai warga negara yang
dilaksanakan secara rasional dan kritis, sejalan dengan misi dan kepentingan Muhammadiyah,
demi kemaslahatan bangsa dan negara.
• Muhammadiyah meminta kepada segenap anggotanya yang aktif dalam politik untuk benar-
benar melaksanakan tugas dan kegiatan politik secara sungguh-sungguh dengan mengedepankan
tanggung jawab (amanah), akhlak mulia (akhlaq al-karimah), keteladanan (uswah hasanah), dan
perdamaian (ishlah). Aktifitas politik tersebut harus sejalan dengan upaya memperjuangkan misi
Persyarikatan dalam melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi munkar.
• Muhammadiyah senantiasa bekerjasama dengan pihak atau golongan mana pun berdasarkan
prinsip kebajikan dan kemaslahatan, menjauhi kemudharatan, dan bertujuan untuk membangun
kehidupan berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih baik, maju, demokratis dan berkeadaban.
19
membentuk organisasi memiliki ciri yang khas, yang membedakannya dari organisasi lainnya
yang sejenis.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan
watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqomah dan aktif dalam melaksanakan dakwah Islam
amar ma’ruf nahi munkar di semua bidang dalam upaya mewujudkan Islam sebagai rahmatan
lil’alamin menuju terciptanya/terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi munkar memiliki misi :
a. Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah SWT yang dibawa oleh
para Rasul sejak Nabi Adam as. hingga Nabi Muhammad saw.
b. Memahami agama dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam untuk
menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan.
c. Menyebar luaskan ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur’an sebagai kitab Allah terakhir
dan Sunnah Rasul untuk pedoman hidup umat manusia.
d. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
20