Anda di halaman 1dari 21

PAKET PENYULUHAN

MANFAAT MINUM OBAT TERATUR DALAM MENCEGAH


KEKAMBUHAN DAN PERAN SERTA KELUARGA

Diajukan untuk Memenuhi Kompetensi Praktek Profesi Departemen Jiwa

Disusun Oleh :
Kelompok 10
Program Profesi Ners PSIK UB

Nur Anisa 115070201111031


Anita Nur Mayasari 115070200111050
Ni Wayan Asma Nira Yustika 115070201111011
Arini Nur Hidayati 115070201111004

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
HALAMAN PERSETUJUAN
PAKET PENYULUHAN MANFAAT MINUM OBAT TERATUR DALAM MENCEGAH
KEKAMBUHAN DAN PERAN SERTA KELUARGA
RUANG 23 PSIKIATRI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Diajukan untuk Memenuhi Kompetensi Praktek Profesi Departemen Jiwa

Oleh:
Kelompok 10
Program Profesi Ners PSIK UB

Nur Anisa 115070201111031


Anita Nur Mayasari 115070200111050
Ni Wayan Asma Nira Yustika 115070201111011
Arini Nur Hidayati 115070201111004

Telah diperiksa kelengkapannya pada:


Hari :
Tanggal :
Dan dinyatakan memenuhi kompetensi

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ns. Ridhoyanti H, S.Kep, M.Kep R. Saifullah F, S.Kep, Ns


NIP. 2010038509202001 NIP. 198609111989011003

Mengetahui
Kepala Ruangan

Rus Yuliati, S.Kep, Ns


NIP. 196207281986032005
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Manfaat Minum Obat Teratur Dalam Mencegah Kekambuhan Dan
Peran Serta Keluarga
Sasaran : Pasien dan Keluarga
Tempat : Ruang 23 Psikiatri RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Hari, Tanggal : Rabu, 18 November 2015
Jam : Pukul 10.00-10.45 WIB
Alokasi Waktu : 45 Menit
Pemateri : Mahasiswa PSIK UB

A. Latar Belakang
Kekambuhan adalah munculnya kembali gangguan pada diri pasien yang
menimbulkan ketidaknyamanan dan dapat membahayakan bagi diri orang lain dan
lingkungan . Untuk mencegah kekambuhan, pasien harus patuh minum obat dan
kepatuhan minum obat dapat disebabkan karena pemahaman yang baik tentang jenis,
dosis, manfaat, efek samping obat yang diminum.
Keperawatan jiwa merupakan bentuk pelayanan profesional yang didasarkan
pada ilmu keperawatan jiwa bentuk pelayanan Bio-Psiko-Sosio-Spritual yang
komperhensif. Klien dapat berupa individu, keluarga dan komunitas baik dalam
keadaan sakit maupun sehat. Bentuk Asuhan keperawatan jiwa meluputi pencegahan
primer adalah pendidikan kesehatan, pengubahan lingkungan dan dukungan sistem
sosial.
Keluarga sebagai orang terdekat dengan klien merupakan sistem pendukung
utama dalam memberikan pelayanan langsung pada saat klien berada dirumah. Oleh
karena itu keluarga memiliki peran penting didalam upaya pencegahan kekambuhan
penyakit pada klien jiwa. Melihat fenomena diatas, maka keluarga perlu mempunyai
pemahaman mengenai cara perawatan anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa. Salah satu upaya yang dilakukan adalah perawat dapat melaksanakan
penyuluhan guna memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga.

B. Tujuan Intruksional Umum


Setelah mendapatkan penjelasan mengenai manfaat minum obat teratur dalam
mencegah kekambuhan dan peran serta keluarga selama 45 menit, pasien dan
keluarga ruang 23 psikiatri mengerti dan memahami tentang materi yang disampaikan.
C. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penjelasan mengenai manfaat minum obat teratur dalam
mencegah kekambuhan dan peran serta keluarga diharapkan pasien dan keluarga
mampu :
a. Mengetahui obat dan dosis yang diminum oleh klien gangguan jiwa.
b. Mengetahui manfaat obat yang diminum klien gangguan jiwa.
c. Mengetahui efek samping obat yang diminum klien gangguan jiwa.
d. Mengetahui dampak jika tidak patuh minum obat pada klien gangguan jiwa.
e. Mengetahui peran keluarga dalam mencegah kekambuhan
f. Mengetahui perawatan klien dengan gangguan jiwa dalam keluarga

D. Sub Pokok Bahasan


a. Jenis dan dosis obat yang diminum pasien gangguan jiwa
b. Manfaat obat yang diminum pasien gangguan jiwa
c. Efek samping obat yang diminum pasien gangguan jiwa
d. Dampak jika tidak minum obat dengan teratur
e. Peran serta keluarga
f. Perawatan klien dengan gangguan jiwa dalam keluarga

E. Media
Leaflet, Power Point, LCD
F. Metode
Ceramah dan tanya jawab
G. Materi
Terlampir
H. Kegiatan Penyuluhan
No. Tahap Kegiatan Penyuluhan Respon Pasien dan Waktu
Keluarga
1 Pembukaan 1. Salam pembuka Menjawab salam 5 Menit
2. Perkenalan Memperhatikan
3. Menyampaikan Memperhatikan
maksud dan tujuan
4. Kontrak waktu Memperhatikan
2 Penyajian Materi 1. Membagikan soal pre- Menyimak dan 30 Menit
test mengerjakan soal
2. Menjelaskan materi Mendengarkan dan
yang akan diberikan : memperhatikan
a. Jenis dan dosis
obat yang diminum
pasien gangguan
jiwa
b. Manfaat obat yang
diminum pasien
gangguan jiwa
c. Efek samping obat
yang diminum
pasien gangguan
jiwa
d. Dampak jika tidak
minum obat
dengan teratur
e. Peran serta
keluarga
f. Perawatan klien
dengan gangguan
jiwa dalam
keluarga
3. Membuka sesi tanya
jawab
3 Penutup 1. Evaluasi dengan Menjawab pertanyaan 10 Menit
memberikan soal Bertanya
post-test.
2. Memberikan leaflet Menerima
3. Menyimpulkan materi Memperhatikan
4. Salam penutup Menjawab salam

I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Materi dan media yang akan dibawakan pada saat penyuluhan telah
dikonsultasikan terlebih dahulu oleh pembimbing klinik dan telah mendapat
persetujuan.
b. Media yang diperlukan untuk penyuluhan sudah tersedia sebelum hari H.
c. Penyuluh telah membuat janji dan menginformasikan waktu pelaksanaan
penyuluhan kepada setiap pihak yang terlibat.
d. Pasien dan keluarga pasien yang di rawat inap di ruang 23 psikiatri RSSA
mengikuti kegiatan penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
Penyuluh :
a. Diharapkan penyuluh mampu menjelaskan materi secara komunikatif dan jelas
b. Diharapkan penyuluh mampu mengajak sasaran untuk memperhatikan dan
mendengarkan penyuluh saat menjelaskan
c. Diharapkan penyuluh mampu menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh
sasaran
Sasaran :
a. Diharapkan sasaran memperhatikan dengan cermat pada saat
berlangsungnya penyuluhan,
b. Diharapkan sasaran aktif bertanya jika ada hal yang tidak dimengerti saat
dijelaskan
c. Diharapkan sasaran mampu menjawab pertanyaan dari penyuluh.
3. Evaluasi Hasil
a. Pengetahuan sasaran tentang pokok bahasan meningkat dibuktikan dengan
kemampuan sasaran dalam menjawab pertanyaan sebesar 70%.
b. Tingkat partisipasi dan keaktifan sasaran dalam kegiatan tinggi mencapai 70%.
MATERI PENYULUHAN

MANFAAT MINUM OBAT TERATUR DALAM MENCEGAH KEKAMBUHAN DAN


PERAN SERTA KELUARGA

A. Jenis Dan Dosis Obat Yang Diminum Pasien Gangguan Jiwa


1. Obat Anti-Psikosis
Anti-psikosis disebut juga neuroleptic, dahulu dinamakan major
transquilizer. Obat anti-psikosis merupakan pilihan pertama dalam menangani
skizofreni, untuk memgurangi delusi, halusinasi, gangguan proses dan isi pikiran
dan juga efektif dalam mencegah kekambuhan. Major transquilizer juga efektif
dalam menangani mania, Tourette’s syndrome, perilaku kekerasan dan agitasi
akibat bingung dan demensia. Juga dapat dikombinasikan dengan anti-depresan
dalam penanganan depresi delusional.
No Golongan Obat Sediaan Dosis Anjuran
1 Fenotiazin Chlorpromazin Tablet 25 dan 100 mg, 150-600
Injeksi 25 mg/ml mg/hari
Thioridazin Tablet 50 dan 100 mg 150-600
mg/hari
Trifluoperazin Tablet 1 mg dan 5 mg 10-15 mg/hari
Perfenazin Tablet 2, 4, 8 mg 12-24 mg/hari
Flufenazin Tablet 2,5 mg, 5 mg 10-15 mg/hari
2 Butirofenon Halloperidol Tablet 0,5 mg, 1,5 mg, 5 5-15 mg/hari
mg Injeksi 5 mg/ml
Droperidol Amp 2.5 mg/ ml 7,5 – 15
mg/hari
3 Difenilbutil Pimozide Tablet 1 dan 4 mg 1-4 mg/hari
piperidin
Atypical Risperidon Tablet 1, 2, 3 mg 2-6 mg/hari

2. Obat Antidepresan
Obat antidepresan ditujukan kepada penderita depresi dan kadang
berguna juga pada penderita ansietas fobia, obsesif-kompulsif, dan mencegah
kekambuhan depresi.
3. Obat Antimania
Obat-obat ini berguna untuk menghilangkan gejala manik seperti
logorhoe,hiperaktive euphoria
4. Obat Anti-Ansietas
Obat ini memberi kasiat menghilangkan rasa cemas melalui penguatan
inhibitor GABA (gama acid amino biturat). Sehingga obat ini akan memberi terapi
pada kasus- kasus:
- Gangguan cemas umum
- Cemas karena stress
- Gangguan tidur
- Phobia
- Cemas karena PTS
- Cemas dengan kondisi medik
- Cemas karena tindakan medis
- Gangguan kejang
- Histeria
5. Obat Anti-Insomnia
Obat anti-insomnia bekerja pada reseptor BZ1 di susunan saraf pusat yang
berperan dalam memperantarai proses tidur.

6. Obat Anti Obsesif-Kompulsif


Gangguan obsesif kompulsif (OCD) adalah gangguan kecemasan yang ditandai
dengan pikiran-pikiran yang tidak masuk akal dan rasa takut (obsesi) yang
menuntut seseorang melakukan perilaku repetitif (dorongan). Obat-obatan yang
dapat meringankan gejala obsesif kompulsif antara lain :

7. Obat Anti Panik


Obat anti panik dapat digunakan untuk sementara mengontrol atau
mengurangi sebagian dari gejala gangguan panik. Namun, tidak mengobati atau
mengatasi masalah. Obat berguna pada kasus yang berat, tetapi tidak harus
menjadi satu-satunya pengobatan dikejar. Obat ini paling efektif bila
dikombinasikan dengan perawatan lain, seperti terapi dan perubahan gaya hidup,
yang mengatasi penyebab yang mendasari gangguan panik.
B. Manfaat Obat Yang Diminum Pasien Gangguan Jiwa
Manfaat obat yang diminum tergantung dari jenisnya. Manfaat obat-obatan yang
diminum pasien gangguan jiwa antara lain :
a. Mempermudah tidur, membuat hati lebih tenang tidak binggung dan gelisah.
b. Membantu mengontrol atau menghilangkan halusinasi (mendengarkan suara-
suara atau melihat bayangan), mengendalikan emosi sehingga tidak cepat marah
dan menghilangkan keinginan untuk bunuh diri.
c. Membantu istirahat
d. Membantu mengendalikan emosi
e. Membantu mengendalikan perilaku
f. Membantu proses pikir atau konsentrasi

C. Efek Samping Obat Yang Diminum Pasien Gangguan Jiwa


Keluarga pasien perlu mengetahui, bahwa obat yang diberikan dokter bisa
menimbulkan efek samping, dimana efek samping tersebut sering membuat keluarga
kawatir. Efek samping yang sering terjadi ialah :
 Pasien menjadi gemetaran, terutama tangannya, kalau sedang diam.
 Gerakan menjadi kaku, sehingga pasien kelihatan seperti robot.
 Bola mata selalu ingin melirik ke atas, tanpa bisa ditahan oleh pasien.
 Kepala ingin selalu menoleh ke kiri atau ke kanan, tanpa bisa ditahan oleh pasien.
 Badan selalu ingin memutar ke kanan atau ke kiri, tanpa bisa ditahan oleh pasien.
 Badan menjadi panas, banyak keringkat, dan otot-otot menjadi kaku.
 Pasien menjadi sukar duduk lama, selalu ingin berjalan-jalan.
 Mulut komat-kamit, kadang-kadang lidah menjulur keluar, air liur keluar banyak.
 Rasa mengantuk yang hebat.
 Bisa muncul tekanan darah yang rendah sehingga pasien sering pusing setelah
bangun tidur.
Apabila keluarga menjumpai efek samping di atas, disarankan tidak perlu
khawatir, karena efek samping tersebut tidak berbahaya. Segeralah kontrol ke
poliklinik kesehatan jiwa, dan dokter akan segera bias mengatasinya.

D. Dampak Jika Tidak Minum Obat Dengan Teratur


Jika pasien berhenti minum obat maka akan menimbulkan dampak yang merugikan
bagi pasien yaitu
a. Tidak bisa diatur
b. Binggung
c. Mudah tersinggung/mudah marah
d. Mendengarkan suara-suara lagi atau melihat bayang-bayang lagi
e. Sulit mengambil keputusan
f. Tidak merawat diri
g. Mengamuk.
h. Kekambuhan

Tanda-tanda kekambuhan :
Tahap I :
Penderita memperlihatkan ketegangan yang berlebihan (overextension), sering
mengeluh cemas terus – menerus, tak dapat konsentrasi, lupa kata – kata dalam
pertengahan kalimat, adanya hambatan mental dalam aktivitas dan penampilan diri
yang menurun.
Tahap II :
Memperlihatkan keterbatasan tingkat kesadaran (retriction conciusness), depresi,
mudah bosan, apatis, obsesional dan fobia, mengeluh sakit di seluruh tubuh
(somatisasi), menarik diri dari aktivitas sehari – hari dan membatasi stimulus
eksternal.
Tahap III :
Kadang – kadang menunjukan penampilan psikotik, hipomania, gangguan persepsi,
gangguan isi pikir dan gagal memakai mekanisme pembelaan yang matang
Tahap IV :
Memperlihatkan gejala psikotik yang jelas, adanya halusinasi dan waham secara terus
menerus
Tahap V :
Penderita tidak lagi mengenal keluarga dan menganggap keluarga sebagai
penipu. Dapat pula penderita mengamuk.
Tahap VI :
Penderita nampak seperti robot dan bingung serta gelisah.

E. Peran Serta Keluarga


Salah satu fungsi keluarga adalah fungsi proteksi yaitu keluarga memberikan
perlindungan dan perawatan baik fisik maupun sosial kepada para anggota, namun
sekarang banyak fungsi perlindungan dan perawatan diambil alih oleh badan sosial.
Keluarga merupakan suatu jaringan interaksi antar pribadi. Keluarga berperan
menciptakan persahabatan kecintaan, rasa aman hubungan antar pribadi yang
bersifat kontinyu yang keseluruhanya merupakan dasar-dasar bagi perkembangan
kepribadian anak. Salah satu perlindungan yang dilakukan oleh keluarga dalam
kehidupan anggota-anggotanya adalah kesehatan, baik kesehatan jasmani maupun
kesehatan rohani (Fitrishia, 2008).

• Keluarga merupakan lingkup yang paling banyak berhubungan dengan pasien


• Pasien yang mengalami gangguan jiwa nantinya akan kembali kedalam
masyarakat; khususnya dalam lingkungan keluarga
• Keluarga merupakan pemberi perawatan utama dalam mencapai pemenuhan
kebutuhan dasar dan mengoptimalkan ketenangan jiwa bagi pasien.
• Gangguan jiwa mungkin memerlukan terapi yang cukup lama, sehingga
pengertian dan kerjasama keluarga sangat penting artinya dalam pengobatan
• Pasien yang mengalami gangguan jiwa adalah manusia yang sama dengan orang
lainnya; mempunyai martabat dan memerlukan perlakuan manusiawi
• Pasien yang mengalami gangguan jiwa mungkin dapat kembali ke masyarakat
dan berperan dengan optimal apabila mendapatkan dukungan yang memadai dari
seluruh unsur masyarakat.
• Pasien gangguan jiwa bukan berarti tidak dapat “sembuh”
• Pasien dengan gangguan jiwa tidak dapat dikatakan “sembuh” secara utuh, tetapi
memerlukan bimbingan dan dukungan penuh dari orang lain (dan keluarga)
Salah satu faktor yang menyebabkan kekambuhan klien dengan gangguan jiwa
diantaranya adalah keluarga. Ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga seperti
bermusuhan, mengkrtik, tidak ramah, banyak menekan dan menyalahkan dapat
menimbulkan kekambuhan pada klien tersebut mendukung bagi perbaikan atau
peningkatan kesehatan jiwa klien melainkan menjadi stressor bagi klien yang
merupakan stimulus munculnya kekambuhan klien.
Keluarga berperan dalam menentukan cara atau asuhan yang diperlukan
klien di rumah. Keberhasilan perawat di rumah sakit dapat sia-sia jika tidak diteruskan
di rumah yang kemudian mengakibatkan klien harus dirawat kembali karena kambuh.
Peran serta keluarga sejak awal asuhan di rumah sakit akan meningkatkan
kemampuan keluarga merawat klien di rumah sehingga kemungkinan kekambuhan
dapat dicegah.

F. Perawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa Dalam Keluarga


1. Memenuhi kebutuhan sehari-hari, yaitu:
Bantu & perhatikan pemenuhan kebutuhan makan dan minum, kebersihan diri &
penampilan
2. Menjadi pengawas minum obat pada pasien, mengingatkan pasien untuk minum
obat dengan memperhatikan waktu, dosis dan jenis obat yang harus diminum
3. Latih kegiatan sehari-hari, misalnya makan sendiri, cuci pakaian sendiri,
membersihkan rumah.
4. Bantu komuniksai yang teratur
a) Bicara yang jelas & singkat.
b) Kontak/bicara yang teratur.
c) Pertahankan tatap mata saat bicara.
d) Sabar, lembut dan tidak terburu-buru.
e) Lakukan sentuhan & belaian yang akrab.
f) Berikan pujian bila melakukan hal yang benar atau baik.
5. Libatkan dalam kelompok
a) Beri kesempatan nonton TV, baca koran, dengar musik.
b) Sediakan peralatan pribadi, misalnya tempat tidur, lemari pakaian
c) Ikut sertakan dalam pertemuan keluarga secara teratur.
d) Ikut sertakan dalam kegiatan pengobatan kelompok, misalnya permainan.
6. Beri pujian jika pasien berhasil
a) Minum obat teratur dan sesuai aturan
b) Perhatikan dosis, cara, dan waktu minum obat
c) Dorong pasien untuk meminum obat secara mandiri
d) Beri pujian jika pasien bisa minum obat secara mandiri
7. Kontrol teratur
Lakukan kontrol secara teratur ke RS sebelum obat habis
8. Dukungan keluarga
a) Dukung pasien dalam segala aktivitas yang positif
b) Tetap memberi semangat kepada pasien
c) Dukung pasien untuk kontrol teratur
SOAL PRE-TEST

Jawablah pertanyaan dibawah ini !


1. Apa yang dimaksud dengan restraint atau fiksasi fisik?
a. Terapi dengan menggunakan alat-alat mekanik atau manual untuk membatasi
mobilitas fisik klien.
b. Terganggunya fungsi organ tubuh (jantung, paru-paru)
c. Gangguan gerak tubuh
2. Kondisi seperti apa yang dapat diterapkan restrain atau fiksasi fisik?
a. Pasien yang tenang
b. Pasien yang membutuhkan diagnosa atau perawatan dan tidak bisa kooperatif
karena suatu keterbatasan misalnya pasien dibawah umur, pasien agresif atau
aktif dan pasien dengan retardasi mental
c. Pasien yang memiliki komplikasi fisik atau mental
3. Pasien di bawah ini tidak bisa dilakukan restrain atau fiksasi fisik
a. Tidak mendapat izin dari keluarga
b. Pasien di bawah umur
c. A dan B benar semua
4. Alat restrain harus diperiksa secara berkala setiap berapa jam untuk memastikan
pemasangannya tetap sesuai tujuan?
a. 1 jam
b. 4 jam
c. A dan B salah
5. Apakah peran keluarga ketika pasien terpasang restraint?
a. Membantu pasien memenuhi kebutuhan sehari-harinya seperti makan/minum,
mandi, ganti pakaian; mengawasi ikatan/fiksasi;
b. Melepaskan restrain
c. Membiarkan pasien
SOAL POST-TEST

Jawablah pertanyaan dibawah ini !


1. Apa yang dimaksud dengan restraint atau fiksasi fisik?
a. Terapi dengan menggunakan alat-alat mekanik atau manual untuk membatasi
mobilitas fisik klien.
b. Terganggunya fungsi organ tubuh (jantung, paru-paru)
c. Gangguan gerak tubuh
2. Kondisi seperti apa yang dapat diterapkan restrain atau fiksasi fisik?
a. Pasien yang tenang
b. Pasien yang membutuhkan diagnosa atau perawatan dan tidak bisa kooperatif
karena suatu keterbatasan misalnya pasien dibawah umur, pasien agresif atau
aktif dan pasien dengan retardasi mental
c. Pasien yang memiliki komplikasi fisik atau mental
3. Pasien di bawah ini tidak bisa dilakukan restrain atau fiksasi fisik
a. Tidak mendapat izin dari keluarga
b. Pasien di bawah umur
c. A dan B benar semua
4. Alat restrain harus diperiksa secara berkala setiap berapa jam untuk memastikan
pemasangannya tetap sesuai tujuan?
a. 1 jam
b. 4 jam
c. A dan B salah
5. Apakah peran keluarga ketika pasien terpasang restraint?
a. Membantu pasien memenuhi kebutuhan sehari-harinya seperti makan/minum,
mandi, ganti pakaian; mengawasi ikatan/fiksasi;
b. Melepaskan restrain
c. Membiarkan pasien
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
TOPIK PENYULUHAN
RESTRAIN, PERAN SERTA KELUARGA DAN PENATALAKSANAANYA

1. Fase Orientasi
Salam Terapeutik :
- ”Assalamu’alaikum, Selamat Pagi bapak/ibu. Perkenalkan kami dari
mahasiswa Universitas Brawijaya Malang, nama saya Affrida dan disini saya
sebagai moderator, dan teman saya mbak Meti sebagai pemateri, dan teman
saya yang dua lagi yaitu mbak Risda dan Windi sebagai fasilitator.”
- “Bapak/ibu sebelum melakukan kegiatan pagi hari ini, marilah kita berdo’a
menurut agama dan kepercayaan kita masing-masing, berdo’a dipersilahkan.”
Evaluasi/Validasi :
- ”Sebelumnya apakah ada yang sudah tahu tujuan kita berkumpul disini untuk
apa?”
- ”Bagaimana kabarnya hari ini? (Menanyakan kabar satu per satu peserta)”
Kontrak :
- “Hari ini kita akan melakukan kegiatan penyuluhan, tentang restraint atau
fiksasi dan peran keluarga dan penatalaksanaanya”
- ”Kegiatan ini nanti dilaksanakan sekitar 30 menit, di tempat ini, bagaimana
apakah bapak/ibu bersedia?”
2. Fase Kerja
Langkah-langkah kegiatan:
- “Bapak/ibu sebelum materinya diberikan saya dan teman saya akan
memberikan soal tentang penyuluhan hari ini dan dikerjakan ya?”
- “Baiklah langsung saja kita mulai penyuluhan hari ini, untuk pemateri
dipersilakan.”
(Pemateri menyampaikan materi)
3. Fase Terminasi
Evaluasi :
 Subjektif:
”Bagaimana perasaanya setelah ikut kegiatan penyuluhan hari ini?”
 Objektif :
- ”Tadi kan kita sudah membahas tentang restrain atau fiksasi dan peran
keluarga dan penatalaksanaanya,sekarang saya tanyakan lagi yaapa yang
dimaksud dengan restraint atau fiksasi ?”
- “Selanjutnya,apa saja sih jenis- jenis fiksasi?”
- “Apa-apa saja yang harus diperhatikan ketika pasien difiksasi?”
- “Bagaimana Peran keluarga pada pasien yang terpasang restrain?”
Rencana tindak lanjut :
”Kami mengharapkan apa yang telah kita pelajari siang ini dapat dimengerti,
mengerti tentang restrain dan fiksassi fisik dan juga peran keluarga dalam
merawat pasien. Kami harap, para keluarga terus memotivasi keluarganya untuk
sembuh dan menjadi sistem pendukung yang baik di rumah nanti.”
Kontrak yang akan datang :
- ”Baiklah cukup sekian penyuluhan kami hari ini.”
- ”Minggu depan akan diadakan kegiatan seperti ini lagi, dengan topik yang
berbeda. Kami harap bapak/ibu dapat mengikutinya. Untuk waktu dan
tempatnya menyusul, bagaimana apakah semuanya bersedia?”
- ”Terimakasih sudah bersedia mengikuti kegiatan ini, semoga bermanfaat.”
- ”Wassalamu’alaikum, selamat pagi.”
- ”Silahkan kembali keruangannya masing-masing.”
DAFTAR PUSTAKA

1. Nadeed, M., Akter, K. A., Tabassum, F., Malwa, R., & Rahman, M. (2012). Factors
contributing the outcome of Schizophrenia in developing and developed countries:
A brief review. International Current Pharmateutical Journal
2. Intansari Nurjanah, Pedoman Gangguan Jiwa, Mocomedia, Yogyakarta, 2004
3. Keliat, Budi A. (2009). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta :
EGC
Stuart, Gail W. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa . Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai