Industri KLP 1B-2
Industri KLP 1B-2
(Hana Pratiwi/066)
- menurut PP no. 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian pasal 9
ayat 1 penggung jawab pengawasan mutu (Qualiti control) harus seorang
apoteker
- pedoman cpob 2012 menyebutkan bahwa kepala bagian pengawasan
mutu (kualiti control) hendaklah seorang apoteker terkualifikasi &
memperoleh pelatihan yang sesuai, memiliki pengalaman praktis yang
memadai & keterampilan menejerial sehingga memungkinkan untuk
melaksnank tugasnya secara profesional.
- kepala bagian manajemen mutu (kualiti assurance) hendaklah seorang
apoteker terkualifikasi & memperoleh pelatihan yang sesuai, memiliki
pengalaman praktis yang memadai & keterampilan menejerial sehingga
memungkinkan untuk melaksanakan tugasnya secara profesional.
Bagaimana syarat tentang obat yang baik menurut CPOB
Jawab :
Syarattentangobat yang baikmenurut CPOB
Dimanamenurutcpobharusdilakukanpemilihanbahanbakuhingga proses
produksi yang memenuhistandarisasidalamhaliniterjaminmutu, agar obat
yang nantinyaakan di berikankepadapasienterjaminatausesuai yang
diinginkan.
Bagaimana memastikan system manajemen mutu efektif & hal apa yang bisa
menjamin produk itu layak untuk dipasarkan atau tidak
a. Jumlah semua bets yang dibuat;
b. Bahan awal dan bahan pengemas yang akan digunakan untuk
produk,terutama yang dipasok dari sumber baru.
c. Jumlah bets yang ditolak / diproses ulang dan bila ada bets bermasalah;
d. Hasil dari: pengujian analisis dan mikrobiologi dari produk akhir dan /
atau pemeriksaan selama-proses; dan
e. pemantauan lingkungan (terutama dalam hal produk steril).
f. Status validasi dari proses terutama dari tahap-tahap yang kritis.
g. Perubahan dibandingkan dengan pengkajian yang dibuat sebelumnya
pada aspek:
peralatan;
formulasi dan proses;
laboratorium termasuk validasi mikrobiologis (yaitu otoklaf; sterilisator
panas kering, media fill, Sistem Pengolahan Air).
h. Kajian terhadap semua perubahan;
i. Penyimpangan (termasuk HULS) dan hasil dari investigasinya dan evaluasi
efektivitas tindakan perbaikan;
j. Keluhan produk yang diterima;
k. Produk kembalian dan penarikan kembali produk jadi;
l. Data stabilitas terdiri dari pascapemasaran, produk dengan pengolahan
ulang, stabilitas sesudah perubahan;
m. Variasi yang diajukan, disetujui, ditolak dari dokumen registrasi yang
telah disetujui;
n. Kajian kelayakan terhadap tindakan perbaikan proses produk atau
peralatan sebelumnya;
o. Kajian komitmen pascapemasaran dilakukan pada obat yang baru
mendapatkan persetujuan pendaftaran dan variasi persetujuan
pendaftaran;
p. Status kualifikasi peralatan dan sarana yang relevan misal Sistem Tata
Udara (HVAC), Sistem Pengolahan Air, Sistem Udara Bertekanan; dan
q. Kajian terhadap kesepakatan teknis untuk memastikannya selalu
mutakhir, bila ada
Semua SDM dalam lingkup industry farmasi untuk manejemen mutu apakah
mendapatkan pelatihan atau tidak (khadijah kadir 053)
Jawab :
CPOB;hal 15
Program dan materi pelatihan bagi personil hendaklah disiapkan oleh
masingmasingKepala Bagian yang dikoordinasi oleh Kepala Bagian
Manajemen Mutu(Pemastian Mutu). Program pelatihan hendaklah disetujui
bersama oleh masingmasingkepala bagian dan Kepala Bagian Manajemen
Mutu (Pemastian Mutu)
Program pelatihan hendaklah mencakup antara lain:
materi umum yang harus diberikan kepada semua personil pada hari
pertama kerjanya,
CPOB dasar (termasuk mikrobiologi dan higiene perorangan) kepada
semua personil,
CPOB spesifik kepada personil berkaitan, misal bagi mereka yang
menangani pembuatan produk steril, menangani pembuatan produk
toksis atau berpotensi tinggi dan / atau bersifat sensitisasi,
pemahaman semua Protap, metode analisis dan prosedur lain bagi
personil berkaitan, dan
pengetahuan mengenai sifat bahan / produk, cara pengolahan dan
pengemasan
Resiko yang bisa terjadi dalam manejemen mutu dan usaha untuk
menguranginya
Menurut CPOB : HAL 137
a. Kesehatan personil:
Personil bekerja dalam kondisi tidak sehat seperti mengidap penyakit
infeksipada saluran pernafasan bagian atas, influenza (batuk pilek),
terkena alergi.Juga dalam keadaan mempunyai luka terbuka, bercak-
bercak, gatal, bisul ataupenyakit kulit lain. Bila baru sembuh dari suatu
penyakit menular atau barukembali dari daerah wabah penyakit menular
hendaklah dinyatakan layakbekerja oleh dokter sebelum bekerja di area
pembuatan atau area lain yangdapat berdampak merugikan terhadap
mutu produk.
b. Higiene perorangan:
Melakukan praktik kebiasaan nonhigienis / buruk seperti :
membersihkan hidung atau telinga dengan jari tangan;
menggaruk kepala;
tidak mematuhi prosedur mencuci tangan sebelum memasuki
areapembuatan;
tidak mematuhi prosedur mencuci tangan sesudah dari toilet;
tidak mematuhi prosedur pemakaian tutup kepala sebelum
memasukiruangan produksi;
bersin tanpa ditutup dengan masker atau tidak keluar dari
ruanganpengolahan; dan
mengunyah, makan, minum atau merokok.
c. CPOB
tidak mengenakan pakaian pelindung yang disediakan perusahaan
sesuaidengan prosedur pada waktu menangani produk terbuka;
dan
tidak mengenakan pakaian kerja sesuai prosedur
Adapun usaha untuk menguranginya:
CPOB;hal 15
Program dan materi pelatihan bagi personil hendaklah disiapkan oleh
masingmasingKepala Bagian yang dikoordinasi oleh Kepala Bagian
Manajemen Mutu(Pemastian Mutu). Program pelatihan hendaklah disetujui
bersama oleh masingmasingkepala bagian dan Kepala Bagian Manajemen
Mutu (Pemastian Mutu)
Program pelatihan hendaklah mencakup antara lain:
materi umum yang harus diberikan kepada semua personil pada hari
pertama kerjanya,
CPOB dasar (termasuk mikrobiologi dan higiene perorangan) kepada
semua personil,
CPOB spesifik kepada personil berkaitan, misal bagi mereka yang
menangani pembuatan produk steril, menangani pembuatan produk
toksis atau berpotensi tinggi dan / atau bersifat sensitisasi,
pemahaman semua Protap, metode analisis dan prosedur lain bagi
personil berkaitan, danpengetahuan mengenai sifat bahan / produk, cara
pengolahan dan pengemasan