Anda di halaman 1dari 2

Sikap suatu individu identik dengan karakter yang terbentuk semasa hidupnya.

Boleh jadi ia tumbuh di lingkungan yang agamis, atau kritis sekalipun. Semua
bukan kehendak kita, tapi kita dapat mengendalikan sesuai kodratnya.

Lingkungan adalah atmosfer terdekat yang menyapa di pagi hari, merangkul di


kala sunyi. Semua membentuk wujud kedamaian yang disebut manusia. Nalurinya
sebagai bentuk ciptaan, tak dapat dibantah ataupun diubah sekalipun. Walaupun
terkadang, sering terdengar “aku ingin seperti itu, dan besok akan begitu”.

Waktu sore tiba, kemudian petang dan kembali hening menyambut mentari dan
hiruk pikuk keharmonisan dunia. Dapat tergambar sebagai pentas yang terkadang
ramai pengunjung, atau bahkan satupun tak terlihat. Ya, ini kehidupan dengan
sejuta bentuk keunikannya. Kalaupun nanti tak sesuai, tenanglah ada dia Sang
Pencipta.

Ada sebuah kalimat yang dapat mengantarkan pada sebuah keputusan, baik itu
sesuai harapan atau tidak, yaitu Doa. Itulah alur yang harus dilalui. Sombong
memang kalau 10 menit pun tak dapat menetap medekat kepada-Nya, hanya
dengan menengadahkan tangan untuk menyertai ikhtiar yang mungkin cukup
melelahkan.

Berdoa, memohon, dan memintalah segara kepadanya Allah SWT. Ia Al-


Mutakabbir: yang maha memiliki kebesaran, Ia Al-Bari: yang maha mengadakan,
ia al- Mujib: yang maha memperkenankan dan ia Ar-Rohman dan Ar-rohim.

Dalam Al- quran allah berfirman ; Dan Tuhanmu berfirman, “berdoalah kepada-
ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang- orang yang
sombong tidak mau menyembah-ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan
hina dina.”(Qs Gafir; 60).

Maka, sertai selurunnya dengan kehadirannya.

Maka ada beberapa waktu yang tepat untuk berdoa;

1. Saat sahur, atau sepertiga malam terakhir

“mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam (17)dan pada akhir malam mereka
memohon (ampunan) (18)” (Az-zariyat 17,18)
2. Ketika berbuka Puasa

Anda mungkin juga menyukai