Anda di halaman 1dari 17

IMPLEMENTASI TEORI ANDRAGOGI DALAM PEMBELAJARAN

PELATIHAN DI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN (LKP)


FENNYKE SIDOKARTO, GODEAN, SLEMAN

JURNAL SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
Elsa Irmawan
NIM. 11102241034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH


JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
Implementasi Teori Andragogi… (Elsa Irmawan)

IMPLEMENTASI TEORI ANDRAGOGI DALAM PEMBELAJARAN PELATIHAN DI LEMBAGA


KURSUS DAN PELATIHAN (LKP) FENNYKE

IMPLEMENTATION ANDRAGOGY THEORY OF LEARNING TRAINING AT THE INSTITUTE FOR


TRAINING COURSE (LKP) FENNYKE
Oleh: Elsa Irmawan, Pendidikan Luar Sekolah, asleirawan@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi tentang : 1) implementasi teori andragogi dalam
pembelajaran pelatihan di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Fennyke Sidokarto, Godean, Sleman, 2) faktor
pendukung dan penghambat yang mempengaruhi implementasi teori andragogi dalam pembelajaran pelatihan di
LKP Fennyke, dan 3) manfaat dari implementasi teori andragogi dalam pembelajaran pelatihan bagi pengelola,
lembaga, tutor, dan warga belajar di LKP Fennyke. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif. Setting penelitian di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Fennyke, Sidokarto, Godean, Sleman.
Subyek penelitian ini adalah tutor, pengelola dan warga belajar kursus. Obyek penelitianya ialah implementasi
teori andragogi dalam pembelajaran pelatihan di LKP Fennyke. Metode yang digunakan dalam pengumpulan
data ialah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan reduksi data dan penarikan
kesimpulan. Keabsahan data diperoleh dengan teknik triangulasi. Hasil dari penelitian ini mendeskripsikan
bahwa tutor belum menguasai teknik pembelajaran andragogi secara teoritis, sehingga dalam pelaksanaan
pembelajaran ada tahap pembelajaran yang sesuai dan ada juga yang tidak sesuai dengan tahapan pembelajaran
dalam teori andragogi dari David Kolb. Faktor pendukung implementasi teori andragogi dalam pembelajaran
pelatihan di LKP Fennyke adalah : 1) sarana prasarana memadai, 2) masyarakat mendukung, 3) tutor
bersahabat, 4) warga belajar bebas menentukan jam belajar, 5) pembelajaran dilakukan dengan penyampaian
teori sambil praktik, dan 6) warga belajar bebas menggunakan ide-ide kreatifnya. Sedangkan faktor
penghambatnya, ialah : 1) tutor tidak menguasai andragogi secara teoritis, 2) warga belajar pendiam, 3)
perbedaan motivasi belajar, dan 3) kebisingan kendaraan bermotor. Manfaat implementasi teori andragogi bagi
lembaga yakni memperbagus citra lembaga. Manfaat implementasi teori andragogi dalam pembelajaran
pelatihan di LKP Fennyke bagi pengelola dan tutor yakni : 1) menambah pengetahuan, 2) memancing ide-ide
kreatif, dan 3) mendapat kepuasan batin. Sedangkan manfaat bagi warga belajar, yakni: 1) menambah ilmu, 2)
warga belajar mudah menguasai kursus, dan 3) kedekatan antara warga belajar dengan tutor menjadi lebih erat.

Kata Kunci : Teori Andragogi, Pembelajaran Pelatihan, Lembaga Kursus dan Pelatihan

Abstract
This research aims to collect information on: 1) implementation andragogy theory of learning training
at the Institute for Training Course (LKP) Fennyke Sidokarto, Godean, Sleman, 2) supporting and inhibiting
factors affecting the implementation andragogy theory of learning training at LKP Fennyke, and 3) benefit from
the implementation of learning theories andragogy in training for managers, institutions, tutors, and learners at
LKP Fennyke. This study used a qualitative descriptive approach. This setting research at Courses and Training
Institute (LKP) Fennyke, Sidokarto, Godean, Sleman. The subjects of this research are tutors, managers and
learners. The research object is implementation andragogy theory of learning training at the Institute for
Training Course (LKP) Fennyke. The method used in data collection are observation, interviews, and
documentation. Data analysis was performed with data reduction and conclusion. Validity of the data obtained
by triangulation techniques. Results from this research describes that the tutor has not mastered the learning
techniques andragogy theoretically, so that there are stages in the implementation of learning appropriate
learning and some are not in accordance with the stages of learning in andragogy theory of David Kolb.
Factors supporting the implementation andragogy theory of learning training at LKP Fennyke are: 1) adequate
infrastructure, 2) community support, 3) friendly tutor, 4) the learners are free to determine hours of study, 5)
learning is done by practice while theory delivery, and 6 ) the learners are free to use their creative ideas.
Whereas the inhibiting factors, are: 1) the tutor did not control andragogy theoretically, 2) learners study
taciturn, 3) differences in motivation to learn, and 3) the noise of the motor vehicle. Benefits for the institution
implementation andragogy theory that would enhance the institution's image. Benefits implementation
andragogy in learning theory in LKP Fennyke training for managers and tutors namely: 1) to increase
knowledge, 2) fishing creative ideas, and 3) get inner satisfaction. While the benefits for residents to learn,
namely: 1) increase knowledge, 2) people learn easily master courses, and 3) the closeness between citizens
studying with tutors become more tightly

Keywords: Theory of Andragogy, Education Training, Courses and Training Institute

1
Implementasi Teori Andragogi... (Elsa Irmawan)

PENDAHULUAN terencana untuk mewujudkan suasana


Belajar merupakan kebutuhan dasar belajar dan proses pembelajaran agar
setiap manusia. Manusia melakukan peserta didik secara aktif mengembangkan
kegiatan belajar untuk mempertahankan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
hidup dan mengembangkan dirinya dalam spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
bernegara. Kemajuan ilmu pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
dan teknologi juga menuntut manusia untuk masyarakat, bangsa dan negara”.
belajar. Tanpa belajar, manusia akan Pada umumnya, masyarakat
mengalami kesulitan dalam menyesuaikan Indonesia mengenyam pendidikan melalui
diri dengan lingkungan yang selalu jalur pendidikan formal dari TK, SD, SMP,
berubah. dan SMA, Perguruan tinggi. Namun, proses
Menurut Hilgrad dan Bower dalam pendidikan tidak hanya berhenti di
Baharuddin (2010: 13), belajar memiliki pendidikan formal atau sekolah saja karena
pengertian memperoleh pengetahuan atau proses pendidikan berlangsung sampai
menguasai pengetahuan, melalui akhir hayat manusia.
pengalaman, mengingat, atau menguasai. Setelah lulus sekolah, seseorang
Aktifitas sehari-hari yang dilakukan dikatakan telah menginjak usia dewasa.
manusia merupakan bagian dari proses Usia dewasa yakni menjelang usia 16
belajar. Pengalaman yang dimiliki manusia tahun. Pada usia ini pertumbuhan genetis
saat menjalani hidupnya di masa lalu akan utama seseorang lambat laun mengalami
menjadi bahan pelajaran untuk menjalani proses penurunan. Perubahan terlihat pada
kehidupan di masa sekarang dan masa penampilan dan tingkah laku. Perubahan
depan. tersebut diakui oleh masyarakat, sehingga
Kegiatan belajar erat kaitannya melibatkannya dalam kegiatan dan
dengan pendidikan, Di dalam pendidikan tanggung jawab sebagai mana orang
terdapat proses belajar mengajar yang dewasa. (Anisah dan Syamsu, 2013: 17)
bertujuan memberi arahan, ilmu Perkembangan kedewasaan
pengetahuan dan materi – materi pelajaran seseorang membuat cara belajar mereka
dari pendidik kepada peserta didik. juga berbeda dengan anak-anak. Pada
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang dasarnya anak-anak dan orang dewasa
Sistem Pendidikan Nasional, bahwa memiliki perbedaan, walaupun terkadang
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terdapat ciri-ciri yang ada pada anak

2
Implementasi Teori Andragogi... (Elsa Irmawan)

terdapat pada orang dewasa begitu atau tidak, yang melanjutkan


maupun meggantikan pendidikan
sebaliknya. Perbedaan antara keduanya
semula di sekolah, akademi dan
yaitu perbedaan keluasan pengalaman, universitas serta latihan kerja, yang
membuat orang yang dianggap
perbedaan pusat perhatian dalam belajar,
dewasa oleh masyarakat
perbedaan sumber hambatan-hambatan mengembangkan kemampuannya,
memperkaya pengetahuannya,
dalam belajar, perbedaan orientasi
meningkatkan kualifikasi teknis
pemanfaatan hasil belajar, perbedaan cara atau profesionalnya, dan
mengakibatkan perubahan pada
berfikir, perbedaaan kemampuan dalam
sikap dan perilakunya dalam
mengemukakan kebutuhan belajarnya, dan perspektif rangkap perkembangan
pribadi secara utuh dan partisipasi
perbedaan konsep diri serta tanggung jawab
dalam pengembangan sosial,
hidupnya (Saleh Marzuki, 2010: 187). ekonomi, dan budaya yang
seimbang dan bebas.”
Perbedaan-perbedaan tersebut
menyebabkan cara belajar orang dewasa Di dalam teori andragogi,

dan anak-anak juga berbeda. Orang dewasa pembelajaran mengikuti prinsip-prinsip

menggunakan metode pembelajaran orang tertentu sesuai dengan ciri-ciri psikologis

dewasa (andragogi), dan anak-anak orang dewasa. Apabila pembelajaran orang

menggunakan metode pembelajaran anak- dewasa tidak menggunakan prinsip-prinsip

anak (pedagogi). Pendidikan anak-anak pendidikan orang dewasa, bisa jadi materi

yang berumur kurang dari 16 tahun belajar kurang bisa diterima oleh warga

berlangsung dalam bentuk identifikasi dan belajar dan hasil belajar juga tidak

peniruan, sedangkan pendidikan orang menyentuh pada kebutuhan warga belajar.

dewasa yang berumur 16 tahun ke atas Belajar dan membelajarkan orang

berlangsung dalam bentuk pengarahan diri dewasa tidaklah mudah. Saat belajar terjadi

sendiri untuk memecahkan masalah interaksi antara warga belajar dengan

(Suprijanto, 2007: 11). sumber belajar. Sumber belajar bisa berupa

Andragogi dirumuskan sebagai manusia yakni pamong atau tutor sebagai

suatu ilmu dan seni dalam membantu orang fasilitator dan bahan belajar seperti buku,

dewasa belajar (Zainudin, 1990: 2). siaran radio dan televisi, rekaman suara dan

Menambahkan menurut UNESCO yang video, alam, serta masalah kehidupan

dikutip oleh Lanundi dalam Suprijanto nyata. Di dalam pembelajaran orang

(2007: 12) mengatakan : dewasa, tutor atau pamong harus memiliki

“Keseluruhan proses pendidikan pengetahuan tentang teori belajar orang


yang diorganisasikan, apapun itu, dewasa, agar tutor atau pamong dapat
tingkatan, metodenya, baik formal
memilih strategi belajar dengan tepat.
3
Implementasi Teori Andragogi... (Elsa Irmawan)

Merujuk dari permasalahan di atas dan pelatihan diselenggarakan bagi


Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) masyarakat dalam rangka untuk
terpanggil untuk membelajarkan orang mengembangkan kepribadian profesional
dewasa melalui jalur pendidikan dan untuk meningkatkan kompetensi
nonformal. Menurut UU RI No. 20 Tahun vokasional dari peserta didik kursus.
2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional Lembaga Kursus dan Pelatihan
Pasal 26 ayat 1 dan 2, menjelaskan bahwa : (LKP) Fennyke adalah salah satu lembaga
“Pendidikan nonformal kursus yang ada di Yogyakarta. LKP
diselenggarakan bagi warga
Fennyke membantu masyarakat
masyarakat yang memerlukan
layanan pendidikan yang berfungsi mengembangkan ketrampilan untuk
sebgai pengganti, penambah, dan
memenuhi kebutuhannya. LKP Fennyke
atau pelengkap pendidikan formal
dalam rangka mendukung menyelenggarakan program pelatihan jahit,
pendidikan sepanjang hayat, dan
bordir, dan membatik dengan tiga kelas,
berfungsi mengembangkan potensi
peserta didik dengan penekanan yakni : privat kilat, profesi, dan mandiri.
pada penguasaan pengetahuan dan
LKP Fennyke berada di bawah naungan
ketrampilan fungsional serta
pengembangan sikap dan Dinas Dikpora dan Disnakertrans D.I.
kepribadian professional”.
Yogyakarta dan telah terakreditasi.
Pendidikan nonformal yang Warga belajar yang dimiliki LKP
diberikan oleh Lembaga Kursus dan Fennyke seluruhnya adalah orang dewasa
Pelatihan (LKP) yakni berupa kursus dan dan mayoritas perempuan. Jumlah warga
pelatihan. Undang-undang No. 20 tahun belajar tiap bulannya tidak menentu
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berkisar antara 18-15 orang, kecuali pada
pasal 26 ayat (5) menjelaskan bahwa kursus bulan Agustus sampai September warga
dan pelatihan diselenggarakan bagi belajar bisa mencapai 60 orang. Hal
masyarakat yang memerlukan bekal tersebut dikarenakan pada bulan Agustus
pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan September terdapat program khusus
hidup, dan sikap untuk mengembangkan yang diberikan oleh Dinas Ketenagakerjaan
diri, mengembangkan profesi, bekerja, Yogyakarta pada masyarakat untuk
usaha mandiri, dan/atau melanjutkan mengikuti kursus secara gratis.
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Warga belajar merupakan lulusan
Menambahkan, dalam Peraturan dari sekolah menengah atas yang tidak
Pemerintah No. 17 tahun 2010 pasal 103 meneruskan ke perguruan tinggi. Warga
ayat (1) tentang pengelolaan dan belajar berasal dari bebagai latar belakang
penyelenggaraan pendidikan bahwa kursus
4
Implementasi Teori Andragogi... (Elsa Irmawan)

yang berbeda-beda. Meskipun mereka pembelajaran sekolah. Seharusnya


sama-sama tergolong dalam usia dewasa, pembembelajaran menggunakan tahap
namun perbedaan pendidikan, pekerjaan pembelajaran andragogi. Hal tersebut
dan keluarga menyebabkan karakteristik karena tutor di LKP Fennyke kurang
belajar mereka juga berbeda. menguasai teori andragogi.
Perekrutan tutor melalui kelurahan Dari uraian di atas, maka penulis
yang diumumkan pada masyarakat oleh tertarik untuk mengadakan penelitian
aparat pemerintah setempat. Semua tutor di mengenai “Implementasi Teori Andragogi
LKP Fennyke telah memiliki sertifikat Pada Pembelajaran Pelatihan di Lembaga
kompetensi yang artinya semua tutor telah Kursus dan Pelatihan (LKP) Fennyke
mengikuti kursus menjahit dan telah Sidokarto, Godean, Sleman”.
dinyatakan lulus. Sertifikat mengajar
sebagai tutor baru diperoleh dua orang, hal METODE PENELITIAN
tersebut dikarenakan program baru Jenis Penelitian
diadakan tahun lalu oleh pemerintah. Penelitian ini merupakan penelitian
Sistem freelance diterapkan pada beberapa deskriptif dengan pendekatan kualitatif
tutor karena jumlah warga belajar tiap yang dapat memberikan deskripsi lengkap
bulan tidak menentu sehingga tidak setiap mengenai hasil dari penelitian.
bulan semua tutor diikutsertakan dalam Waktu dan Tempat Penelitian
pembelajaran. Dari keadaan tersebut, kecil Penelitian ini dilakukan di Lembaga
kemungkinan tutor menguasai teknik Kursus dan Pelatihan (LKP) Fennyke
mengajar andragogi, padahal warga belajar Sidokarto, Godean, Sleman, D. I.
merupakan orang dewasa yang Yogyakarta dari April 2015 sampai Mei
membutuhkan perlakuan khusus dalam 2015.
belajar. Subjek dan Objek Penelitian
Pembelajaran di LKP Fennyke Subjek penelitian ini adalah tutor
mengacu pada rencana pelaksanaan yang berjumlah 2 orang, pengelola yang
pembelajaran yang disusun berdasarkan berjumlah satu 1 orang, dan warga belajar
kurikulum SKKNI. Dalam rencana yang berjumlah 2 orang. Sedangkan objek
pelaksanaan pembelajaran yang disusun penelitian ini adalah implementasi teori
terdapat kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan andragogi pada pembelajaran pelatihan di
konfirmasi yang artinya bahwa di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP)
pembelajaran masih menggunakan model Fennyke Sidokarto, Godean, Sleman.

5
Implementasi Teori Andragogi... (Elsa Irmawan)

Prosedur Penelitian identifikasi LKP Fennyke, sumber daya


Penelitian dilakukan dengan manusia, persiapan, pelaksanaan, serta
observasi awal mengenai LKP Fennyke dan evaluasi pembelajaran pelatihan, faktor
pelaksanaan pembelajaran pelatihan untuk pendukung dan penghambat, serta danpak
penyusunan proposal penelitian. Pembuatan atau manfaat teori andragogi. Dokumentasi
proposal juga dibersamai dengan akan memperjelas data mengenai
mempersiapkan pedoman penelitian. identifikasi LKP Fennyke, sumber daya
Setelah melakukan observasi dan manusia, dan persiapan, pelaksanaan, serta
pembuatan proposal penelitian kemudian evaluasi pembelajaran pelatihan.
mengambil data atau informasi ke Teknik Analisis Data
lapangan, dan mulai melakukan Teknik analisis data dalam
pengumpulan data. Pengumpulan data penelitian kualitatif dijelaskan melalui
dilakukan dengan wawancara, observasi, beberapa langkah, yaitu pengumpula data,
dan dokumentasi. Data penelitian diperoleh reduksi data, display data, dan penarikan
melalui teknik pengumpulan data yang kesimpulan.
digunakan disertai dengan pedoman 1. Pengumpulan Data
penelitian. Pengolahan data dilakukan sejak Data yang diperoleh dari hasil
awal pengambilan data hingga akhir wawancara, observasi, dan dokumentasi
pengumpulan data. Penelitian ini akan dicatat dalam catatan lapangan. Data
mendeskripsikan hasil penelitian secara tersebut terdiri dari dua aspek, yaitu
mendalam. deksripsi dan refleksi.
Instrumen dan Teknik Pengumpulan 2. Reduksi Data
Data Menurut Sugiyono (2010: 338) reduksi
Instrumen utama dalam penelitian data berarti merangkum, memilih hal
ini adalah peneliti sendiri di mana dalam yang pokok, memfokuskan pada hal –
melakukan penelitian, peneliti dibantu hal yang penting, dicari tema dan
dengan pedoman observasi, pedoman polanya dan membuang yang tidak
dokumentasi dan pedoman wawancara. perlu. Data yang telah direduksi akan
Teknik pengumpulan data observasi memberikan gambaran lebih jelas dan
akan mengamati mengenai identifikasi LKP mempermudah peneliti melakukan
Fennyke dan persiapan, pelaksanaan, serta pengumpulan data selanjutnya, serta
evaluasi pembelajaran pelatihan. Teknik mencarinya bila diperlukan.
wawancara akan menggali data mengenai

6
Implementasi Teori Andragogi... (Elsa Irmawan)

3. Display Data HASIL PENELITIAN DAN


Setelah data direduksi, langkah PEMBAHASAN
selanjutnya yakni menyajikan data Hasil penelitian dan pembahasan
(display data). Miles dan Huberman dari data penelitian yang peneliti dapatkan
dalam Sugiyono (2012: 341) dengan metode wawancara, observasi, dan
menyatakan bahwa yang paling sering dokumentasi mengenai implementasi teori
digunakan untuk menyajikan data dalam andragogi dalam pembelajaran pelatihan di
penelitian kualitatif adalah dengan teks LKP Fennyke:
yang bersifat naratif. Selain teks dan Implementasi Teori Andragogi dalam
naratif, penyajian data dalam penelitian Pembelajaran Pelatihan di Lembaga
kualitatif juga bisa dilakukan dalam Kursus dan Pelatihan (LKP) Fennyke
bentuk tabel, grafik, pie chart, pictogram LKP fennyke adalah lembaga
dan sejenisnya. pelatihan yang seluruh warga belajarnya
4. Penarikan Kesimpulan adalah orang dewasa. Oleh karena itu,
Langkah selanjutnya setelah display data pengelola dan tutor perlu menerapkan teori
menurut Miles and Huberman dalam andragogi dalam pembelajaran agar
Sugiyono (2012: 345) adalah penarikan pembelajaran dapat berjalan lancar dan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan kebutuhan warga belajar dapat terpenuhi.
awal yang dikemukakan masih bersifat Untuk mencapai hal tersebut sudah
sementara, dan akan berubah bila tidak seharusnya tutor sebagai pemimpin
ditemukan bukti–bukti yang kuat yang pembelajaran menguasai teknik
mendukung pada tahap pengumpulan pembelajaran andragogi.
data berikutnya. Tetapi apabila Berdasarkan hasil penelitian, tutor
kesimpulan yang dikemukakan pada di LKP Fennyke belum menguasai teori
tahap awal, didukung oleh bukti – bukti andragogi secara teoritis. Hal tersebut
yang valid dan konsisten saat peneliti menyebabkan rencana pelaksanaan
kembali ke lapangan mengumpulkan pembelajaran yang disusun belum sesuai
data, maka kesimpulan yang dengan tahap pembelajaran andragogi.
dikemukakan merupakan kesimpulan Meskipun demikian, kehalian tutor di
yang kredibel. bidang tata busana tidak diragukan lagi,
karena tutor merupakan tenaga ahli yang
telah lulus uji kompetensi di bidang tata
busana.

7
Implementasi Teori Andragogi... (Elsa Irmawan)

Berdasarkan penelitian yang Semakin lama usia seseorang, maka


dilakukan dan tahap-tahap pembelajaran semakin banyak pula pengalaman yang
experietal learning menurut David Kolb, dimiliki, maka semakin besar pula sumber
pelaksanaan implementasi teori andragogi daya yang digunakan untuk belajar.
dalam pembelajaran pelatihan di Lembaga b. Tahap Berbagi
Kursus dan Pelatihan (LKP) Fennyke, Pada tahap ini, orang dewasa
meliputi : berbagi atau menceritakan pengalaman
a. Tahap Pengalaman belajar barunya pada orang lain dan saling
Pada tahap ini, warga belajar bertukar pengalaman (David A. Kolb,
mendapat pengalaman belajar baru yang 1984). Pelaksanaan tahap berbagi di
spesifik dari kegiatan belajarnya (David A. Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP)
Kolb, 1984). Pelaksanaan tahap Fennyke dilakukan dengan tanya jawab dan
pengalaman di Lembaga kursus dan diskusi dengan sesama warga belajar atau
Pelatihan (LKP) Fennyke dilakukan dengan tutor. Tanya jawab dan diskusi tersebut
penyampaian teori sekaligus bertujuan agar warga belajar saling
mempraktikannya. Kegiatan tersebut bertukar pengalaman mengenai materi
diprakarsai oleh pengelola dan tutor untuk kursus yang baru saja disampaikan oleh
memberikan pengalaman belajar baru untuk tutor. Tutor terlibat dalam hal tersebut dan
warga belajar mengenai tata busana. Hal ikut menghargai pengalaman warga belajar
tersebut sesuai dengan prinsip andragogi dan saling memberi masukan.
yang diungkapkan oleh Zainudin Arif Hal tersebut sesuai dengan pendapat
(1990: 8) bahwa, fasilitator membantu Malcolm Knowles dalam Mathias Finger
peserta menggunakan pengalaman mereka dan Jose Manuel Asun (2004: 78) bahwa
sendiri sebagai sumber belajar melalui pengalaman warga belajar sangat dihargai
penggunaan teknik seperti diskusi, sebagai sumber belajar utama. Oleh sebab
permainan peran, kasus, dan sejenisnya. itu, semua pihak yang terlibat dalam
Pengalaman merupakan sumber kegiatan belajar orang dewasa harus
belajar utama dalam pembelajaran menghargai pengalaman warga belajar
andragogi. Sesuai dengan asumsi andragogi sebagai sumber belajar utama.
menurut Knowles dalam Sudarwan (2010: Menambahkan, prinsip andragogi menurut
124) bahwa, pengalaman yang banyak Saleh Marzuki (2010: 189) bahwa,
dimiliki orang dewasa menjadi sumber lingkungan/interaksi belajar orang dewasa
daya untuk meningkatkan kegiatan belajar. menimbulkan kesan saling percaya dan

8
Implementasi Teori Andragogi... (Elsa Irmawan)

saling menghargai antara sesama warga Pelaksanaan tahap proses dalam


belajar dan tutor. pembelajaran pelatihan di Lembaga Kursus
Menurut Marzuki Ismail (2010: 4), dan pelatihan (LKP) Fennyke yakni
diskusi merupakan metode dalam menggunakan tanya jawab dan diskusi.
pembelajaran pelatihan yang bertujuan Hasil dari tanya jawab dan diskusi
untuk meningkatkan ketrampilan warga dimanfaatkan oleh warga belajar untuk
belajar dalam hal mengeluarkan pendapat, memperjelas pemahaman mereka mengenai
menerima pendapat orang lain dan materi kursus. Dengan demikian, warga
berkoordinasi dengan pihak lain. Dari belajar mendapatkan sebuah makna yakni
uraian tersebut maka, kegiatan diskusi dan pengetahuan dan ketrampilan yang optimal
tanya jawab sangat cocok diterapkan di dari kegiatan belajarnya.
pembelajaran pelatihan di LKP Fennyke Knowles dalam Sudarwan (2010:
Pembelajaran di LKP Fennyke yang 124) juga berpendapat orang dewasa
bersifat fleksibel menyebabkan kegiatan mempunyai konsep diri (self-concept).
tanya jawab dan diskusi bisa dilakukan Orang dewasa dipandang telah memiliki
sepanjang pembelajaran. Hal tersebut kematangan dalam menjalani hidup.
menjadikan tahap ini berbagi dalam Konsep diri pada orang dewasa bergerak
pembelajaran di LKP Fennyke tidak sesuai dari yang semula kepribadian lebih banyak
dengan tahap pembelajaran andragogi dipengaruhi oleh orang lain, menuju ke
David Kolb. Dalam teori andragogi David sosok manusia yang bisa mengarahkan
Kolb, urutan tahap pembelajaran dimulai dirinya sendiri.
dari tahap pembelajaran setelah lalu tahap Dari pendapat tersebut berimplikasi
berbagi dilanjut dengan tahap proses, tahap pada pembelajaran orang dewasa, yakni
menarik kesimpulan, dan tahap orang dewasa melakukan refleksi sendiri
menerapkan, namun yang terjadi di LKP mengenai pengalaman belajarnya dan
Fennyke tahap berbagi terjadi di sepanjang memperoleh sebuah makna dari hal
pembelajaran. tersebut. Dalam pelaksanaan pembelajaran
c. Tahap Proses di LKP Fennyke kegiatan refleksi tidak
Pada tahap ini warga belajar dilakukan sendiri oleh warga belajar.
merefleksikan pengalamannya dari Refleksi dilakukan bersama dengan tutor
berbagai aspek hingga warga belajar dan warga belajar lain dalam kegiatan tanya
memperoleh suatu makna dari jawab dan diskusi. Hal tersebut yang
pengalamannya (David A. Kolb, 1984).

9
Implementasi Teori Andragogi... (Elsa Irmawan)

menjadikan pembelajaran tidak sesuai digunakan untuk mengevaluasi warga


dengan prinsip andragogi. belajar. Praktik digunakan untuk
d. Tahap Menarik Kesimpulan mengevaluasi warga belajar seperti dalam
Pada tahap menarik kesimpulan ini, ujian kenaikan tingkat trampil ke tingkat
warga belajar berfikir logis dan mahir dan untuk ujian kelulusan.
mengkonsep sebuah teori (pengetahuan) Hal tersebut sesuai dengan prinsip
yang berasal dari pemaknaan pengalaman andragogi yang dikemukakan oleh
belajar barunya (David A. Kolb, 1984). Zainudin Arif (1990: 9) bahwa, fasilitator
Dari penelitian yang dilakukan dapat membantu peserta untuk mengaplikasikan
diketahui pelaksanaan tahap menarik belajar baru terhadap pengalaman mereka,
kesimpulan di LKP Fennyke yakni, warga dan ini berarti membuat belajar lebih
belajar mengembangkan ide-ide kreatif bermakna dan terpadu. Pada tahap
mereka sendiri setelah mendapat menerapkan ini, kegiatan praktik
pengetahuan dan ketrampilan dari kegiatan merupakan usaha untuk mengaplikasikan
belajarnya. Pengetahuan dan ketrampilan belajar baru yang warga belajar dapat dari
yang mereka dapat merupakan hasil dari pemaknaan pengalaman belajarnya.
proses pemaknaan pengalaman belajar Menambahkan, Knowles dalam
mereka pada tahap proses. Dari pemaknaan Sudarwan (2010: 124) mengatakan, sebagai
tersebut, lalu mereka berfikir logis dan orang dewasa, manusia tumbuh laksana
mengembangkan sebuah konsep yang reservoir akumulasi pengalaman
berupa ide-ide kreatif tentang mode-model (experience). Pengalaman yang dimiliki
pakaian. orang dewasa menjadi sumber daya untuk
e. Tahap Menerapkan meningkatkan kegiatan belajar. Semakin
Pada tahap menerapkan ini, warga lama usia seseorang, maka semakin banyak
belajar menerapkan teori (pengetahuannya) pula penglaman yang dimiliki, maka
ke dalam sebuah percobaan atau praktek semakin besar pula sumber daya yang
(David A. Kolb, 1984). Pelaksanaan tahap digunakan untuk belajar. Pendapat tersebut
menerapkan di LKP Fennyke dilakukan berimplikasi pada penekanan dalam proses
dengan praktik. Model pembelajaran di pembelajaran andragogi pada aplikasi
LKP Fennyke penyampaian materi praktis. Kegiatan praktik merupakan
dilakukan sekaligus dipraktikan oleh warga aktifitas yang dilakukan untuk menerapkan
belajar. Selain untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapat warga
yang telah dipelajari, praktik juga belajar dari pengalaman belajarnya.

10
Implementasi Teori Andragogi... (Elsa Irmawan)

Dari pembahasan di atas dapat


disimpulkan tutor sebagai tenaga pendidik
dalam pembelajaran pelatihan di LKP
Fennyke belum menguasai teknik
pembelajaran andragogi secara teoritis,
sehingga berdampak pada pelaksanaan
pembelajaran yang terjadi. Ada tahapan
pembelajaran yang sesuai dan tidak sesuai
dengan tahapan pembelajaran andragogi
dari David Kolb. Tahapan yang sesuai
Gambar 1.
dengan David Kolb yakni : 1) tahap
Bagan Tahap Pelaksanaan
pertama dilakukan dengan pengalaman,
Pembelajaran di LKP Fennyke
kegiatannya yakni penyampaian teori oleh
tutor sekaligus dipraktikan oleh warga
Faktor Pendukung dan Penghambat
belajar. 2) tahap menraik kesimpulan
dalam Implementasi Teori Andragogi
terjadi setelah tahap proses dan sebelum
pada Pembelajaran Pelatihan di
tahap menerapkan, pada tahap ini warga
Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP)
belajar mengkonsep ide-ide kreatif mereka
Fennyke
dalam merancang model pakaian, 3) tahap
Faktor pendukung dalam
terakhir dilakukan dengan menerapkan,
implementasi teori andragogi pada
kegiatannya yakni praktik membuat baju.
pembelajaran pelatihan di Lembaga Kursus
Adapun tahapan yang tidak sesuai dengan
dan pelatihan (LKP) Fennyke yakni :
teori andragogi dari David Kolb yakni : 1)
a. Sarana dan prasarana yang memadai dan
tahap berbagi terjadi disepanjang
dalam kondisi baik.
pembelajaran, dilakukan dengan tanya
b. Lingkungan masyarakat mendukung
jawab dan diskusi, 2) tahap proses/refleksi
kegiatan kursus dan pelatihan di LKP
dilakukan dengan tanya jawab dan diskusi,
Fennyke.
seharusnya warga belajar merefleksikan
c. Tutor yang bersahabat sehingga
kegiatan belajarnya sendiri. Tahap
kedekatan warga belajar dengan tutor
pelaksanaan pembelajaran di LKP Fennyke
seperti teman.
digambarkan sebagai berikut:
d. Selain program yang dari pemerintah,
warga belajar bebas menentukan jam

11
Implementasi Teori Andragogi... (Elsa Irmawan)

belajarnya sendiri dengan memilih kelas dirinya sendiri untuk memenuhi


privat. kebutuhannya dan ada yang karena
e. Pembelajaran dilakukan dengan paksaan dari orang lain, orang tua atau
penyampaian teori sambil praktek atasan kerja sehingga tutor harus
sehingga materi benar-benar langsung berusaha keras untuk menerima,
dikuasai oleh warga belajar dan materi menghargai dan mengatasi agar
mudah diingat. perbedaan individu tersebut tidak
f. Warga belajar dibebaskan intuk memunculkan perselisihan.
mengembangkan dan menggunakan ide- d. Kebisingan kendaraan bermotor karena
ide kreatifnya untuk merancang model letak LKP Fennyke di pinggir jalan
pakaian. sehingga saat tutor menyampaikan
Faktor penghambat dalam materi dan memberi arahan terkadang
implementasi teori andragogi pada tidak terdengar oleh warga belajar.
pembelajaran pelatihan di Lembaga Kursus Manfaat Implementasi Teori Andragogi
dan pelatihan (LKP) Fennyke. Faktor dalam Pembelajaran Pelatihan di
penghambat tersebut, yaitu: Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP)
a. Tutor belum menguasai teori andragogi Fennyke
secara mendalam sehingga tahapan Manfaat bagi lembaga yakni:
pembelajaran dalam rencana a. Menambah nilai plus untuk keperluan
pelaksanaan pembelajaran yang disusun akreditasi lembaga.
masih model sekolah bukan tahapan b. Memperbagus citra LKP Fennyke di
pembelajaran andragogi dan refleksi mata masyarakat.
yang dilakukan belum sesuai dengan Manfaat bagi pengelola dan tutor
prinsip andragogi. yakni:
b. Terdapat warga belajar yang pendiam a. Menambah pengetahuan tentang tata
sehingga tutor harus menggunakan busana
pendekatan khusus pada warga belajar b. Memancing ide-ide kreatif dalam
tersebut agar bisa mengikuti merancang model pakaian.
pembelajaran seperti warga belajar c. Mendapat kepuasan batin atau merasa
lainnya. senang karena tambah teman dan bisa
c. Perbedaan motivasi belajar antar warga berbagi ilmu dengan warga belajar.
belajar, ada warga belajar yang memiliki Manfaat bagi warga belajar, yakni:
motivasi mengikuti kursus berasal dari

12
Implementasi Teori Andragogi... (Elsa Irmawan)

a. Menambah ilmu dan wawasan tentang proses dan sebelum tahap menerapkan,
tata busana. pada tahap ini warga belajar
b. Pembelajaran dengan penyampaian mengkonsep ide-ide kreatif mereka
materi sambil praktek membuat warga dalam merancang model pakaian, 3)
belajar mudah mengingat dan menguasai tahap terakhir dilakukan dengan
materi kursus. menerapkan, kegiatannya yakni praktik
c. Kedekatan antara warga belajar dengan membuat baju. Adapun tahapan yang
tutor menjadi lebih erat sehingga warga tidak sesuai dengan teori andragogi dari
belajar tidak canggung untuk David Kolb yakni : 1) tahap berbagi
berinteraksi dengan tutor begitu juga terjadi disepanjang pembelajaran,
sebaliknya. dilakukan dengan tanya jawab dan
diskusi, 2) tahap proses/refleksi
KESIMPULAN DAN SARAN dilakukan dengan tanya jawab dan
Kesimpulan diskusi, seharusnya warga belajar
Berdasarkan uraian dari hasil merefleksikan kegiatan belajarnya
penelitian dan pembahasan yang telah sendiri. Tahap pelaksanaan
dilakukan, maka peneliti dapat menarik pembelajaran di LKP Fennyke bisa
kesimpulan sebagai berikut: dilihat pada gambar 1.
1. Tutor sebagai tenaga pendidik dalam 2. Faktor pendukung implementasi teori
pembelajaran pelatihan di LKP Fennyke andragogi dalam pembelajaran pelatihan
belum menguasai teknik pembelajaran di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP)
andragogi secara teoritis, sehingga Fennyke, antara lain: (a) sarana dan
berdampak pada pelaksanaan prasarana yang memadai dan dalam
pembelajaran yang terjadi. Ada tahapan kondisi baik, (b) lingkungan masyarakat
pembelajaran yang sesuai dan tidak mendukung kegiatan kursus dan
sesuai dengan tahapan pembelajaran pelatihan di LKP Fennyke, (c) tutor
andragogi dari David Kolb. Tahapan yang bersahabat, (d) selain program
yang sesuai dengan David Kolb yakni : yang dari pemerintah, warga belajar
1) tahap pertama dilakukan dengan bebas menentukan jam belajarnya
pengalaman, kegiatannya yakni sendiri dengan memilih kelas privat, (e)
penyampaian teori oleh tutor sekaligus pembelajaran dilakukan dengan
dipraktikan oleh warga belajar, 2) tahap penyampaian teori sambil praktik, dan
menarik kesimpulan terjadi setelah tahap (f) warga belajar dibebaskan untuk

13
Implementasi Teori Andragogi... (Elsa Irmawan)

mengembangkan dan menggunakan ide- warga belajar tidak canggung untuk


ide kreatifnya untuk merancang model berinteraksi dengan tutor begitu juga
pakaian. Sedangkan faktor penghambat sebaliknya.
implementasi teori andragogi dalam Saran
pembelajaran pelatihan di LKP Fennyke, Setelah melakukan penelitian
antara lain adalah (a) tutor belum terhadap implementasi teori andragogi
menguasai teori andragogi secara dalam pembelajaran pelatihan di Lembaga
teoritis, (b) terdapat warga belajar yang Kursus dan Pelatihan (LKP) Fennyke,
pendiam, (c) perbedaan motivasi belajar Sidokarto, Godean, Sleman, maka dapat
antar warga belajar, dan (d) kebisingan diajukan beberapa saran sebagai berikut:
kendaraan bermotor. 1. Seharusnya pemerintah
3. Manfaat implementasi teori andragogi menyelenggarakan pelatihan micro
dalam pembelajaran pelatihan di teaching pembelajaran andragogi bagi
Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) para pendidik maupun pengelola
Fennyke bagi lembaga yakni menambah lembaga pendidikan orang dewasa agar
nilai plus untuk keperluan akreditasi pembelajaran pelatihan yang dilakukan
lembaga dan memperbagus citra LKP tidak hanya secara kebetulan
Fennyke di mata masyarakat. Manfaat menyerupai teori andragogi, namun tutor
bagi pengelola dan tutor yakni: (a) dan pengelola juga mengetahui dan
menambah pengetahuan tentang tata menyadari serta memprakarsai
busana, (b) memancing ide-ide kreatif sepenuhnya pembelajaran pelatihan
dalam merancang model pakaian, dan yang sesuai dengan teori andragogi.
(c) mendapat kepuasan batin atau 2. Sebaiknya tutor sering menggunakan
merasa senang karena tambah teman dan metode belajar diskusi dan lebih sering
bisa berbagi ilmu dengan warga belajar. melibatkan warga belajar yang pendiam
Sedangkan manfaat bagi warga belajar, agar mereka dapat terlatih untuk lebih
yakni: (a) menambah ilmu dan wawasan percaya diri mengemukakan pendapat
tentang tata busana, (b) pembelajaran ataupun bertanya.
dengan penyampaian materi sambil 3. Sebaiknya tutor bersama warga belajar
praktik membuat warga belajar mudah membuat kontrak belajar dan
mengingat dan menguasai materi kursus, merumuskan tujuan bersama. Karena
dan (c) kedekatan antara warga belajar ketika ada target untuk bertujuan, maka
dengan tutor menjadi lebih erat sehingga

14
Implementasi Teori Andragogi... (Elsa Irmawan)

warga belajar akan lebih termotivasi Sugiyono. (2012). Metode Penelitian


Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
untuk mengikuti kursus.
4. Perlunya penanganan atau solusi dari Suprijanto. (2007). Pendidikan Orang
Dewasa Dari teori hingga Aplikasi.
pengelola mengenai kebisingan lalu-
Jakarta : PT Bumi Aksara.
lalang jalan godean, karena meskipus hal
Undang – Undang No. 20 Tahun 2003
tersebut sudah biasa, namun cukup
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
mengganggu pembelajaran saat tutor
Yusnadi. (2002). Andragogi, Pendidikan
menyampaikan materi kursus.
Orang Dewasa. Medan : Program
Pascasarjana Universitas Sumatera
Negeri Medan.
DAFTAR PUSTAKA
Zainudin Arif. (1990). Andragogi. Bandung
Anisah Basleman dan Syamsu Mappa.
: Angkasa.
(2011). Teori Belajar Orang Dewasa.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Djuju Sudjana. (2004). Pendidikan


Nonformal. Bandung : Falah
Production.

Finger, Matthias dan Asun, Jose Manuel.


(2004). Quo Vadis Pendidikan Orang
Dewasa. Yogyakarta : Pustaka Kendi.

Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi


Penelitian Kualitaitif. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.

Mustofa Kamil. (2010). Model Pendidikan


dan Pelatihan (Model Konsep dan
Aplikasi). Bandung : Alfabeta.

Peraturan Pemerintah No 17 Tahun 2010


tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan.

Saleh Marzuki. (2010). Pendidikan


Nonformal Dimensi dalam
Keaksaraan Fungsional, Pelatihan,
dan Andragogi. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.

Sudarwan Danim. (2010). Pedagogi,


Andragogi, dan Heutagogi. Bandung
: Alfabeta.

15

Anda mungkin juga menyukai