: SOP/HSE/16
STANDARD OPERATING
PROCEDURES Rev. : 01
I. TUJUAN
Prosedur bertujuan untuk:
1. Menetapkan proses komunikasi internal dan eksternal yang dibutuhkan dan relevan
dengan SMK3 dan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) dengan memperhitungkan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain terkait K3L
dan memastikan informasi lingkungan yang dikomunikasikan konsisten dengan
informasi yang dihasilkan SMK3 dan SML, dan dapat diandalkan.
2. Untuk memastikan Perusahaan menanggapi komunikasi yang relevan dengan SMK3 dan
SML Perusahaan menyimpan informasi terdokumentasi sebagai bukti komunikasi
3. Untuk memastikan proses sistem manajemen K3 dan SML yang melibatkan penyedia
eksternal (pemasok dan kontraktor) dikendalikan melalui proses komunikasi persyaratan
sistem manajemen kepada penyedia eksternal secara efektif.
4. Menetapkan proses untuk partisipasi pekerja dalam penerapan SMK3, dan konsultasi
dengan kontraktor terkait perubahan-perubahan SMK3
III. REFERENSI
1. PP No. 50 Tahun 2012, Sub Elemen 1.1 dan 1.4
2. Permenaker PER.04/MEN/1987 Tentang P2K3 serta tata cara Penunjukkan Ahli
Keselamatan Kerja
3. ISO 9001:2015, klausul 7.1.4
4. ISO 14001:2015, klausul 7.4, 8.1, 9.1.1
IV. ISTILAH
1. Komunikasi: penyampaian atau pertukaran informasi.
No. Dok. : SOP/HSE/16
STANDARD OPERATING
PROCEDURES Rev. : 01
2. Komunikasi dua arah: bentuk penyampaian informasi yang interaktif dari dua penyampai
informasi atau lebih seperti rapat, pelatihan, pengarahan, sosialisasi, surat-menyurat, surel,
dsb.
3. Komunikasi satu arah: bentuk penyampaian informasi non interaktif seperti poster, banner,
pamflet, booklet, buletin, rambu peringatan, gambar, dsb.
4. Komukasi lisan: metode komunikasi dalam bentuk lisan seperti percakapan dengan temu
muka, rapat, percakapan telepon, percakapan video, dll
5. Komunikasi tulisan: metode komunikasi tertulis seperti melalui surat, surat elektronik
(surel), SMS, faksimili, dan aplikasi percakapan lain yang tertulis sesuai perkembangan
teknologi
6. Pihak Berkepentingan: orang atau organisasi yang dapat mempengaruhi / dipengaruhi
oleh, atau merasa akan terpengaruh oleh keputusan atau kegiatan Perusahaan. Ini
termasuk pemerintah setempat, masyarakat lokal, dan organisasi non pemerinta setempat,
dsb.
7. Wakil Pekerja: Supervisor dari masing-masing Bagian / Departemen yang merupakan
anggota dari P2K3 di PT. Medan Sugar Industry
8. P2K3: Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang terdiri atas perwakilan
manajemen dan pekerja perusahaan yang bertugas untuk membina penerapan sistem
manajemen K3 di PT. Medan Sugar Industry
V. PROSEDUR
A. Komunikasi Internal
1. HSE Manager mengidentifikasi komunikasi internal Perusahaan di seluruh tingkatan yang
diperlukan untuk mendukung penerapan sistem manajemen K3 (SMK3) dan SML yang
efektif. Identifikasi dengan mempertimbangkan media komunikasi, waktu komunikasi,
siapa yang akan disampaikan informasi, dan cara komunikasi.
3. Karyawan, staff, dan manajemen dapat melakukan komunikasi internal yang berjenis
keluhan, pengaduan, dan saran secara:
- formal atau di ruang publik seperti dalam rapat antar departemen, sosialisasi,
pelatihan, surat / surel terbuka, dsb, ataupun
No. Dok. : SOP/HSE/16
STANDARD OPERATING
PROCEDURES Rev. : 01
- informal atau yang bersifat personal, yaitu yang diterima secara langsung oleh yang
bersangkutan melalui telepon, temu muka, email dsb.
Informasi keluhan, pengaduan, dan saran tersebut bila terkait dengan ketidaksesuaian
dapat ditindaklanjuti sesuai dengan SOP Ketidaksesuaian dan Tindakan Perbaikan.
Semua karyawan harus mengambil bagian dalam pertemuan ini. Pertemuan ini mungkin
diselenggarkan oleh Leader / Manager dengan segera
Setiap Manager diharapkan memberikan dorongan agar tiap karyawan dapat memimpin
pertemuan yang lamanya pertemuan antara 20 menit sampai 60 menit. Satu atau
beberapa topic yang ditawarkan dapat diusulkan untuk dibahas. Hasil pertemuan dicatat
dalam dokumen.
Mempelajari kasus dari kecelakaan kerja yang bersumber dari surat kabar atau
sumber yang lain
Menyoroti resiko yang saat ini ada dalam pekerjaan dan cara-cara
pencegahannya
Aktivitas/Penyelidikan atau Pemeriksaan Keselamatan Kerja atau program
Keselamatan Kerja yang diselenggarakan pada minggu sebelumnya
Topik yang didiskusikan meliputi namun tidak terbatas pada hasil dari penyelidikan insiden,
data hasil pemantauan dan pengukuran K3, dan masukan gagasan untuk peningkatan
SMK3 di tempat kerja. Setiap peserta pertemuan (temasuk supervisor yang merupakan
anggota P2K3 sebagai wakil pekerja) dapat memeberikan masukan terkait K3 di
Perusahaan
- Konsultasi terkait isu K3 melalui komunikasi dua arah yang melibatkan Wakil-Wakil
pekerja yang terdapat pertemuan P2K3 Bulanan
B. Komunikasi Eksternal
1. Semua staf dan karyawan yang menerima komunikasi bersifat dua arah dari eksternal
terkait K3 dan Lingkungan, baik lisan maupun tulisan harus melaporkan kepada
Departemen HSE.
2. Departemen HSE mencatat komunikasi atau isu dari pihak eksternal dan menganalisa
isu-isu tersebut dan bekerjasama dengan Departemen Terkait untuk menanggapi
komunikasi eksternal yang diterima.
b. Konsultasi dilakukan oleh Bagian HSE sesuai dengan fungsinya, yaitu untuk
konsultasi terkait isu lingkungan, kesehatan, dan keselamatan kerja;
No. Dok. : SOP/HSE/16
STANDARD OPERATING
PROCEDURES Rev. : 01
CATATAN REVISI
Tanda Tangan