Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TENTANG KEBIJAKAN
HEALTH SAFETY ENVIRONMENT (HSE)
DI RUMAH SAKIT G.L TOBING
Menimbang : 1. Bahwa manajemen Rumah Sakit Umum dr.G. L Tobing konsisten untuk
selalu meningkatkan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta
Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit.
2. Bahwa dalam rangka memberikan pelayanan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja serta Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit perlu
disusun suatu Kebijakan Health Safety Environment (HSE) serta
Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit;
3. Bahwa Kebijakan Health Safety Environment di Rumah Sakit G.L
Tobing dan fasilitas kesehatan lainnya ditetapkan dengan Surat
Keputusan Kepala Rumah Sakit..
Menetapkan :
Pertama : Memberlakukan Kebijakan Health Safety Environment (HSE) Rumah
Sakit G.L Tobing, sebagaimana terlampir dalam Surat Keputusan ini.
Kedua : Agar seluruh pekerja dan mitra kerja Rumah Sakit Umum dr.G.L Tobing
melaksanakan prosedur kerja sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
Ketiga : Dengan berlakunya Peraturan ini maka Surat Keputusan Kepala Rumah
Sakit No/ / /….tentang Kebijakan Lindungan Lingkungan, Keselamatan
dan Kesehatan Kerja dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
Surat Keputusan ini berlaku mulai sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Surat Keputusan ini, maka akan ditinjau
kembali untuk diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di :
Pada tanggal :
PT.TEMBAKAU DELI MEDICA
Rumah Sakit Umum dr.G.L Tobing
dr.Novi Fitriani
Kepala
Lampiran SK Rumah Sakit dr.G.L Tobing
TDM.RSG/ / / / /2017
Tanggal :
KEBIJAKAN
HEALTH SAFETY ENVIRONMENT (HSE)
RUMAH SAKIT G.L TOBING
1. HEALTH
2. SAFETY
a. DISASTER PROGRAM
Dengan adanya bahaya potensial di rumah sakit dan akibat dari suatu Bencana, maka
dipandang perlu diterapkan langkah – langkah penanggulangan yang meliputi tiga aspek
yaitu :
- Aspek Pencegahan yaitu suatu upaya yang dilakukan untuk mencegah/ menghindari/
mengantisipasi hal – hal yang dapat menimbulkan terjadinya suatu bencana.
- Aspek Penanggulangan yaitu suatu upaya penanggulangan bencana yang terjadi
baik internal maupun ekternal dan usaha/ tindakan evakuasi/ penyelamatan jiwa dan
harta benda.
- Aspek Pengamanan yaitu suatu upaya tindakan pengamanan terhadap area/ lokasi
selama dan sesudah terjadinya bencana.
b. KEBAKARAN
a. Pencegahan dan pengendalian kebakaran.
b. Penyusunan buku pedoman Alur Komunikasi bila terjadi Kebakaran untuk lingkup
Rumah Sakit G.L Tobing.
c. Membuat jadwal / schedule Penyuluhan dan Pelatihan terutama pelatihan
penanggulangan kebakaran dan memonitor serta mengevakuasi pelaksanaannya.
d. Melakukan pemeriksaan sarana penanggulangan kebakaran secara berkala.
2. MELAKSANAKAN PENJAGAAN
Melaksanakan penjagaan dengan maksud untuk mengurangi dan berusaha mencegah
bertemunya faktor-faktor korelatif niat jahat dengan kesempatan dengan cara
mengawasi masuk dan keluarnya orang atau barang dan mengawasi keadaan-keadaan
atau hal-hal yang mencurigakan disekitar tempat tugas.
4. MELAKUKAN PENGAWALAN
Pengawalan atau tugas pengawalan adalah satu bentuk kegiatan fisik untuk
mengamankan orang maupun barang yang bergerak (dalam perjalanan) maupun yang
tidak bergerak (tersimpan).
Maksud dari pemeriksaan dan penelitian kasus intern adalah suatu tugas yang
dilakukan apabila terjadi suatu kasus dilingkungan kerja yang manyangkut kepada
pasien, pengunjung dan petugas sebelum proses tindak lanjut kepada pihak
kepolisian.
3. ENVIRONMENT
A. PENYEHATAN RUANGAN & BANGUNAN TERMASUK PENCAHAYAAN,
SISTEM TATA UDARA DAN KEBISINGAN
a. Mengurangi terjadinya kegagalan operasional / break down sistem dibawah
10%.
b. Menjaga agar kondisi udara ruangan selalu memenuhi persyaratan kesehatan
(Permenkes 1204 / 2004).
c. Kandungan kuman per meter kubik udara antara 200 – 500 kuman untuk
ruangan rawat dan yang lainnya. Lantai per cm2 = 5 – 10 CFU/cm2.
d. Kandungan kuman per meter kubik udara dibawah 10 untuk ruangan operasi.
Lantai per cm2 = 0 – 5 CFU/cm2.
e. Mengupayakan kondisi ruang – ruang tertentu memenuhi persyaratan khusus
yang telah ditentukan.
f. Memastikan agar emisi yang dikeluarkan oleh mesin – mesin yang
beroperasional di RS dalam Batas Normal / Sesuai Dengan Baku Mutu yang
ditetapkan.
Bahan makanan/ makanan jadi yang berasal dari instalasi gizi harus diperiksa
secara fisik dan secara periodik minimal satu bulan sekali, diambil sample untuk
konfirmasi dengan laboratorium agar tidak membahayakan kesehatan.
Apabila menggunakan bahan tambahan seperti bahan pengawet, pewarna,
pemanis buatan dll, harus sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Memeriksa tanggal kadaluarsa / expired date makanan.
- Penyimpanan Bahan Makanan Dan Makanan Jadi
- Penyajian Makanan
- Penjamah Makanan
Sebelum melakukan kegiatan, pekerja di area gizi & cathering harus diberikan
safety & health talk.
Penjamah makanan harus sehat dan diperiksa kesehatannya pada awal bekerja
dan secara berkala minimal 2 kali setahun. Pemeriksaan yang dilakukan adalah
General Check Up dan rectal swab (usap dubur)
catatan : harus ada bukti MCU nya.
Jenis kuman yang diperiksa adalah Salmonella typhus, virus kolera, E Coli
pathogen dan Shigella. Bila didapatkan positif untuk kuman – kuman tersebut,
maka harus diobati, dan sementara tidak diperbolehkan bekerja. Setiap karyawan
harus mempunyai buku kesehatan.
Penjamah makanan tidak boleh menderita atau menjadi sumber penular
penyakit.
Penjamah makanan harus memakai perlengkapan pelindung pengolahan
makanan (celemek, penutup rambut, penutup mulut dll).
Selama melakukan pengolahan makanan harus terlindung dari kontak langsung
dengan tubuh (memakai sarung tangan, penjepit makanan, sendok, garpu, dll).
Penjamah makanan selama bekerja dilarang merokok, makan dan mengunyah,
memakai perhiasan menggunakan peralatan yang bukan untuk keperluannya.
Penjamah makanan di haruskan: selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan
setelah keluar dari kamar kecil, selalu memakai pakaian kerja yang bersih.
Usap tangan, kuku, kulit dan rambut setiap 6 bulan.
Dalam upaya memantau cemaran makanan, jasa boga wajib menyimpan paling
sedikit 1 unit contoh makanan lengkap yang disimpan di lemari es pada suhu 4 0C
selama paling sedikit 1x24 jam. Setelah itu makanan boleh dimusnahkan.
Penyimpanan contoh menu harus dilengkapi dengan label.
Pengujian bahan baru
Setiap makanan yang akan disajikan harus diuji secara organoleptik dan biologis
untuk mengetahui cita rasa dan keamanannya. Catatan : Harus ada bukti secara
tertulis.
- Peralatan
Peralatan dicuci segera setelah dipergunakan didisinfeksi dan dikeringkan.
Peralatan yanng sudah bersih di simpan di tempat yang tidak lembab, tertutup/
terlindung dari pencemaran.
Usap alat, harus diperiksa secara periodik di laboratorium.
D. PENYEHATAN AIR
- Melakukan Pengawasan Distribusi
Air bersih dari sumber PAM / sumur bor ditampung ke dalam reservoir / ground
tank dan didistribusikan lewat pompa ke roof tank kemudian secara vertikal
didistribusikan ke setiap lantai.
Ground tank berfungsi saat pemakaian rendah dan dapat melayani / mencukupi
saat pemakaian puncak dalam penggunaan selama 24 jam.
Desinfektan untuk membasmi mikroorganisme selama pendistribusian
digunakan kaporit (CaCl2).
- Inspeksi Sanitasi
Membuat peta / maping mulai dari ground tank sampai ke jaringan distribusi air
yang terdapat dalam bangunan rumah sakit.
Melakukan pengawasan dan menentukan titik – titik rawan pada jaringan
distribusi yang diperkirakan air.
Menentukan frekuensi sanitasi.
Menentukan keran – keran terpilih dari setiap unit bangunan yang ada di rumah
sakit untuk pengambilan sample seperti di setiap pantry ruang perawatan, IGD,
ICU, OK, dapur, dll.
Tempat pencucian harus mudah dijangkau oleh unit kegiatan lain yang memerlukannya
dan pelayanan pencucian umum harus jauh letaknya dari ruang perawatan pasien.
- Kondisi Fisik Ruangan
Lantai ruang pencucian umum harus terbuat dari beton/ plester yang kuat. Lantainya
harus rata, tidak licin, dengan kemiringan yang cukup.
- Kebersihan Ruangan
Keadaan ruang linen kotor dan ruang linen bersih harus selalu dalam keadaan bersih dan
rapi.
a. Setiap 3 bulan dilakukan pemeriksaan air limbah yang diambil dari Inlet dan Outlet
dan dibandingkan dengan standar baku mutu sesuai Pergub No. 122 Tahun 2005
tentang Baku Mutu Limbah Cair Domestik.
b. Setiap 1 bulan dilakukan pemeriksaan air limbah yang diambil dari Outlet dan
dibandingkan dengan standar baku mutu sesuai Kepmen LH No.
58/MENLH/12/1995. Pemeriksaan dilakukan oleh badan resmi dari pemerintah
(BPLHD) DKI Jakarta.
- Limbah Gas
Untuk pembuangan limbah gas dari OK, pihak Rumah Sakit menggunakan sistem
perpipaan yang dialirkan kelantai paling atas guna menghindari pemajanan
terhadap penghuni gedung.
Standar limbah gas (emisi) dari pengolahan pemusnah limbah padat medis dengan
incenerator mengacu pada Kepmen LH N0. 13/MENLH/3/1995 tentang Baku
Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak & Kep 03/BAPEDAL/09/1995 tentang Baku
Mutu Emisi Udara Untuk Incenerator.
Standar untuk emisi genset mengacu pada Permen LH No. 21 Tahun 2008 tentang
baku mutu Emisi sumber tidak bergerak bagi PLTD yang menggunakan Bahan
bakar minyak
Standar untuk emisi boiler mengacu pada Permen LH No. 07 Tahun 2007 tentang
baku mutu Emisi sumber tidak bergerak bagi ketel Uap yang menggunakan Bahan
bakar minyak
H. STERILISASI / DESINFEKSI
Pemantauan/ Pengawasan di CSSD meliputi :
a. Pengawasan dan pemantauan kebersihan ruangan, dinding lantai dan permukan
lainnya di CSSD. Dilakukan pembersihan ruangan 2 kali sehari.
b. Pengawasan dan Pemantauan kebersihan udara di CSSD, bekerja sama dengan PIN
dan HSE. Dilakukan pemeriksaan mikrobiologi udara setiap 3 bulan sekali atau sesuai
permintaan.
c. Pengawasan dan Pemantauan kebersihan air di CSSD, bekerja sama dengan HSE.
Dilakukan pemeriksaan mikrobiologi air setiap 6 bulan sekali.
I. PERLINDUNGAN RADIASI
Pemakaian zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya tersebut disamping
mengandung segi – segi positif bagi kehidupan juga dapat menimbulkan bahaya radiasi,
baik terhadap manusia maupun terhadap harta dan benda. Untuk mencapai suasana kerja
yang aman dan sehat serta untuk menghindarkan akibat – akibat buruk yang mungkin
terjadi terhadap para pekerja, penduduk dan lingkungan sekitarnya sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1217/Menkes/SK/XI/2001
Tentang Pedoman Pengamanan Dampak Radiasi.
Dosis Pajanan Yang Direkomendasikan Pada Pekerja Dan Masyarakat
N NILAI DOSIS
APLIKASI
O PEKERJA MASYARAKAT