Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SOP/HSE/19
Rev. 01
ISOLASI ENERGI Tgl. Efektif 01 Sept 2017
(LOCK OUT TAG OUT/LOTO) Hlm. 1 dari 14
I. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang timbul dari energi kinetik,
energi listrik, kimia, thermal, hidrolik dan pneumatik dari tindakan menyalakan (start-up) ataupun
pengoperasian mesin dan peralatan selama proses pemeliharaan dan perbaikan.
III. REFERENSI
a. PP No. 50 Tahun 2012 sub elemen 6.5
b. OSHA Standard 29 CFR Part 1910.147
c. ISO 9001:2015, klausul 7.1.4
IV. ISTILAH
Lock Out - Tag Out : Prosedur keselamatan yang digunakan untuk menjamin
(LOTO) bahwa proses perbaikan dan pemeliharaan pada mesin/
peralatan yang memiliki potensi bahaya tidak akan
dioperasikan oleh pihak-pihak terkait, hingga selesai proses
perbaikan dan pemeliharaan, dengan memasang tanda
atau mengunci sistem, sehingga mesin / peralatan tidak
digunakan / dihidupkan.
Personil Repair & : Personil yang bertugas untuk melakukan perbaikan dan
Maintenance pemeliharaan mesin dan peralatan
Personil Berwewenang : Personil yang memiliki wewenang untuk melakukan
(Authorized Personnel) pemasangan/penguncian dan pelepasan sertifikat/tag LOTO
pada mesin dan peralatan saat aktivitas pemeliharaan dan
perbaikan dilaksanakan.
Personil Terdampak : Personil yang berdasarkan uraian tugas yang ditetapkan,
(Affected Personnel) mengharuskannya mengoperasikan atau menggunakan
mesin atau peralatan yang berada di area pemeliharaan
STANDARD OPERATING PROCEDURES No. Dok. SOP/HSE/19
Rev. 01
ISOLASI ENERGI Tgl. Efektif 01 Sept 2017
(LOCK OUT TAG OUT/LOTO) Hlm. 2 dari 14
Sumber Energi : Sumber energi dalam prosedur ini, bukan hanya pada
mesin dan peralatan yang menggunakan listrik. Empat (4)
jenis sumber energi yang termasuk dalam prosedur ini
adalah:
i. Listrik
ii. Hidrolik dan pneumatik
iii. Cairan dan Gas
iv. Mekanikal
(Energy sources)
Area Owner : Orang yang menyetujui penerbitan ijin sebagai pemegang
otoritas dan tanggung jawab area
Performing Authority : Orang yang bertindak sebagai penanggung jawab pekerjaan yang
harus dilakukan dan sebagai penerima ijin
VI. PROSEDUR
AKTIVITAS DOKUMEN KETERANGAN
Mulai
A/1
Pengajuan Penarikan/Pembatalan
Isolasi
Personil Berwewenang
Selesai
Tiap - tiap pelaksanaan isolasi atas suatu bentuk energy; mekanikal, elektrikal, proses, hidrolik dan
sebagainya harus memenuhi ketentuan berikut :
1. Metode isolasi dan pelepasan energi yang tersimpan harus disusun, dikaji, disepakati dan dilakukan
oleh personel yang berkompeten
2. Energi yang tersimpan sudah dilepaskan (discharged)
3. Aplikasi dari penggunaan pengunci (locks) dan penanda (tag) pada titik pengisolasian
4. Pengujian dilakukan untuk isolasi yang dilakukan dan terbukti efektif
5. Dilakukan monitoring berkala atas isolasi yang dilakukan.
Apabila sebuah ijin kerja yang diterbitkan mensyaratkan adanya isolasi energi dan LOTO, maka tindakan
isolasi yang sudah dilakukan harus dituliskan dalam sebuah sertifikat isolasi.
Isolasi Personal
Isolasi personal adalah proses dilakukannya isolasi oleh satu orang yang sama dalam melakukan
suatu pekerjaan tertentu. Untuk pekerjaan yang dinilai bersifat rutin dan beresiko rendah, isolasi
personal dapat dianggap sesuai dan diaplikasikan dengan pemenuhan prosedur kerja aman dan
instruksi kerja tertulis. Kriteria harus diatur secara ketat untuk menghindari terjadinya
penggunaan yang salah. Kriteria yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Orang yang melakukan isolasi dan melakukan pekerjaan adalah personel yang sama
2. Orang tersebut telah memiliki kompetensi setelah mendapatkan pelatihan dan teruji untuk
melakukan isolasi
3. Isolasi berada hanya dalam kendali orang tersebut selama pekerjaan berlangsung
4. Pekerjaan tidak melebihi shift kerja orang tersebut
5. Titik isolasi dan metodenya mengikuti prosedur dan petunjuk kerja yang relevan
STANDARD OPERATING PROCEDURES No. Dok. SOP/HSE/19
Rev. 01
ISOLASI ENERGI Tgl. Efektif 01 Sept 2017
(LOCK OUT TAG OUT/LOTO) Hlm. 6 dari 14
Catatan:
Isolasi yang dilakukan hanya dengan memberikan tagging pada suatu peralatan dianggap tidak cukup
memberikan perlindungan dan hanya dapat dilakukan pada kondisi mendesak. Metode ini tidak dapat
dilakukan apabila ada potensi terganggunya sistem proteksi keamanan dan keselamatan fasilitas.
Dalam keadaan mendesak dan apabila harus dilakukan, maka aplikasinya harus mendapatkan otorisasi
minimal oleh manager departemen lini yang melakukan isolasi dan area owner tempat pekerjaan
tersebut dilakukan.
A. Isolasi Mekanikal
Dalam melakukan isolasi mekanikal, metode isolasi positif (positive isolation) yang memberikan jaminan
terbaik harus diupayakan. Apabila tidak dapat dilakukan sehingga dipilih metode lain yang tingkat
jaminannya lebih rendah maka harus dilakukan kajian resiko (risk assessment) lanjut atas pekerjaan yang
terkait dilakukannya isolasi tersebut.
isolasi. Metode ini mensyaratkan sumber energi harus secara fisik dikunci dan diberikan penanda oleh
tiap-tiap orang yang terlibat. Isolasi positif adalah persyaratan mutlak apabila suatu sistem di isolasi
dalam durasi lebih dari satu minggu.
Dalam melakukan isolasi ini, mutlak harus memperhatikan rating dari blind yang digunakan sesuai
dengan tekanan dan temperatur dari sistem.
ditinggalkan.
Penting untuk diingat bahwa seluruh peralatan elektronik harus dianggap dalam kondisi
“hidup” (live) hingga dapat dibuktikan bahwa arus llistrik di dalamnya sudah tidak ada.
1. Identifikasi
2. Isolasi
3. Pengujian
4. Penandaan (tagging)
5. Penguncian (lock off)
B.1.1. Identifikasi
Lakukan identifikasi secara jelas pada peralatan dan titik suplai energinya. Peralatan tersebut harus di-
isolasi dari segala bentuk suplai energi dengan cara merubah posisi switch, melepas pengaman (fuse)
atau mengubah posisi switch pada circuit breaker.
B.1.2. Isolasi
Peralatan elektrikal yang di-isolasi harus dipastikan terpisahkan segala bentuk suplai energi dengan cara
merubah posisi switch, melepas pengaman (fuse) atau mengubah posisi switch pada circuit breaker.
Apabila isolasi dilakukan dengan melepas pengaman (fuse) maka harus dilakukan :
a. Fuse yang dilepas harus disimpan diluar jangkauan area panel dan disimpan ditempat yang
aman dengan diberikan tagging
b. Fuse blank harus dipasangkan ; ditandai dengan warna kuning dan bertuliskan “for isolation
purpose” untuk menghindari terjadinya kontak yang tidak diinginkan selama isolasi diaktifkan
dan sebagai identitas atas peralatan yang berada dalam status isolasi
c. Apabila isolasi dilakukan pada removable / rack-out circuit breaker; combined fuse switch atau
pada sebuah removable fuse, maka bagian tersebut harus dilepas dari panel untuk memberikan
panduan visual dalam melakukan verifikasi terisolasinya sistem
B.1.3. Pengujian
Penting untuk diingat bahwa seluruh peralatan elektronik harus dianggap dalam kondisi “hidup” (live)
STANDARD OPERATING PROCEDURES No. Dok. SOP/HSE/19
Rev. 01
ISOLASI ENERGI Tgl. Efektif 01 Sept 2017
(LOCK OUT TAG OUT/LOTO) Hlm. 10 dari 14
hingga dapat dibuktikan bahwa arus llistrik di dalamnya sudah tidak ada.
Uji tegangan harus dilakukan antara seluruh phasa konduktor dan antara seluruh phasa konduktor
dengan “earth”.
Alat uji yang digunakan harus dipastikan adalah alat yang sesuai dan layak untuk memberikan kepastian
hasil pengecekan berdasar ketentuan yang berlaku. Persyaratan kalibrasi dan verifikasi harus memenuhi
ketentuan perundangan.
B.1.4.Penandaan (tagging)
Tanda peringatan yang sesuai (tag) harus dipasang pada seluruh titik switching, isolasi atau pemutusan
(disconnection). Informasi dalam tag harus mudah untuk dipahami dan mencantumkan informasi
berupa :
1) No. Tag
2) No. Sertifikat Isolasi
3) Tanggal isolasi dilakukan
4) Identitas dan No. ID peralatan
5) Nama dan tanda tangan petugas yang melakukan isolasi
6) Keterangan mengenai alasan isolasi dilakukan dan atau kondisi atas peralatan yang diisolasi
Penanda hanya dapat dilepaskan setelah dinyatakan secara tertulis oleh pihak-pihak terkait yang
tercantum dalam sertifikat isolasi.
C. Isolasi Instrument
(Instrument Isolation)
STANDARD OPERATING PROCEDURES No. Dok. SOP/HSE/19
Rev. 01
ISOLASI ENERGI Tgl. Efektif 01 Sept 2017
(LOCK OUT TAG OUT/LOTO) Hlm. 11 dari 14
Katup pneumatik dan hidrolik yang memiliki sistem “fail open” atau “fail as is” tidak dapat digunakan
dalam prosedur isolasi.
D. Isolasi Automation
(peralatan Interlock dan
Automatic Start)
Selama berlangsungnya
isolasi, perlu diperhatikan
kemungkinan terjadinya
aktivasi yang tidak terkendali
atas peralatan akibat dari
beroperasinya peralatan
pengendali otomatis (automatic
control devices) seperti misalnya
thermostat, level switch, PLC dan peralatan antar muka (interface) atau interlock lainnya. Untuk
mengendalikannya, maka harus dilakukan pemutusan (disconnection) pada aliran pengendalinya
(remote) yang merupakan sambungan keluaran dari DCS atau PLC. Termasuk adalah dengan memutuskan
hubungan sumber daya pada motor starter, selenoid, motor valve, power instrumen, dsb.
Isolasi harus dilakukan dengan secara fisik melepaskan sambungan antara remote dan device.
Setelah isolasi dilakukan, petugas berwenang wajib melakukan pengujian keberhasilan isolasi sebelum
dinyatakan aman.
F. Pelepasan isolasi
Peralatan yang sudah mendapatkan perawatan atau perbaikan dengan proses isolasi sebelumnya harus
dilakukan pengujian sebagai bagian dari penyelesaian pekerjaan. Apabila pekerjaan belum dapat
dianggap selesai, maka isolasi terkait pekerjaan tersebut harus tetap dianggap aktif dan berlaku.
Apabila pekerjaan dinyatakan sudah selesai, maka pelepasan kunci (lock) dan penanda (tag), proses de-
isolasi dan commissioning harus diperlakukan sama saat melakukan isolasi, penguncian dan penandaan.
Pengujian atas titik-titik isolasi yang dilakukan harus mengembalikan kondisi instalasi seperti semula dan
dilakukan tes bahwa peralatan sudah dipastikan kembali dalam kondisi operasi normal.
Dalam hal suatu pekerjaan sudah selesai, atau suatu isolasi akan dinonaktifkan (de-isolasi), langkah yang
harus dilakukan adalah sebagai berikut :
STANDARD OPERATING PROCEDURES No. Dok. SOP/HSE/19
Rev. 01
ISOLASI ENERGI Tgl. Efektif 01 Sept 2017
(LOCK OUT TAG OUT/LOTO) Hlm. 13 dari 14
1. Area owner harus terlebih dahulu memberikan approval untuk proses de-isolasi dan pencabutan tag
2. Periksa dan pastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam pekerjaan mengetahui akan dibukanya
suatu isolasi
3. Informasikan rencana de-isolasi kepada pihak-pihak yang terkait
4. Periksa kembali integritas sistem dengan mengacu pada gambar desain
5. Drain , depressurize atau de-energize serta lepaskan alat bantu isolasi lainnya (blinds, dsb) dan
kembalikan seluruh sambungan sesuai dengan kondisi sebelum dilakukan LOTO.
6. Perhatikan potensi adanya energi tersimpan dan persiapkan langkah antisipasinya
7. Lepaskan sistem pengunci dan tag
8. Lakukan pengecekan ulang sistem dan peralatan serta lakukan pengujian fungsi sebelum de-idolasi
dinyatakan selesai
Pelepasan kunci dan penanda hanya dpat dilakukan oleh personel yang memasangnya.
Pengecualian :
Dalam kondisi tertentu, proses pelepasan isolasi dapat dilakukan langsung oleh manager instalasi dan
tidak dapat didelegasikan; dengan mengikuti prosedur sebagai berikut:
1. Personel yang melakukan isolasi tidak ada di tempat
2. Sudah dilakukan upaya menghubungi personel tersebut
3. Dipastikan instalasi dalam kondisi aman setelah dilakukan inspeksi dan verifikasi oleh personel yang
berkompeten
4. Kunci dan penanda dilepaskan; lakukan pengecekan fungsi
5. Dokumen ditandatangani oleh manager instalasi
6. Seluruh pihak terkait termasuk personel yang melakukan isolasi harus diberi informasi mengenai
pelepasan isolasi
CATATAN REVISI
No. Rev Tanggal Alasan Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURES No. Dok. SOP/HSE/19
Rev. 01
ISOLASI ENERGI Tgl. Efektif 01 Sept 2017
(LOCK OUT TAG OUT/LOTO) Hlm. 14 dari 14
Tanda Tangan