FAKULTAS EKONOMI
Kelas LY
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
kasih karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas akhir bertemakan “Perancangan
Sistem Informasi Akuntansi di Restoran Kedai Soematra” ini dengan baik tanpa
hambatan dan kesulitan yang berarti. Kami juga mengucapkan terima kasih pada Ibu Dr.
Julisar, S.E., M.M., Ak, CA. selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Sistem Informasi
Akuntansi 1 Universitas Tarumanagara yang telah memberikan tugas akhir ini kepada
kami.
Kami berharap tugas akhir ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta
memberi pengetahuan mengenai perancangan sistem informasi akuntansi yang
diaplikasikan pada suatu organisasi untuk memperoleh akurasi, ketepatan, dan kecepatan
dalam mengolah data – data yang diperoleh suatu organisasi. Namun, tiada gading yang
tak retak, kami juga menyadari bahwa di dalam tugas akhir ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan
demi perbaikan dan meningkatkan kualitas dari makalah yang telah kami buat,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat dimengerti bagi pembaca, agar laporan
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................1
2.1.1 Perancangan
iii
2.1.5.1 Pendalaman Prinsip Organisasi
2.1.9 Fraud
iv
2.1.10.5 Isu Kontrol dari Aktivitas Pengendalian Internal
v
3.3.2.3 Diagram Alir atas Siklus Pengeluaran
3.3.2.4 Flowchart atas Siklus Pengeluaran
3.3.2.5 Rancangan Ulang Flowchart atas Siklus
Pengeluaran
3.4.1 Nota
3.6 Pembahasan
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1...............................................................................................................4
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat dari hari ke hari
yang tentu akan mempengaruhi banyak aspek, salah satunya ialah aspek ekonomi
dan bisnis. Semakin tingginya tingkat persaingan dalam pasar menuntut sebuah
usaha agar tetap dapat bertahan dalam situasi pasar tersebut. Dimana salah satu
aspek yang dapat menentukan keberlangsungan hidup dari suatu usaha ialah
mengenai kemampuan perusahaan dalam mengolah data – data yang dimilikinya
agar menjadi informasi yang berguna untuk perusahaan. Dalam hal ini,
perusahaan dituntut untuk dapat mendapatkan informasi yang berkualitas tinggi
yang diukur dari tingkat akurasi, ketepatan waktu, dan revelansinya. Maka dari itu,
diperlukan sistem informasi yang baik, dan sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan
bisnis yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Semakin baik kualitas suatu
sistem informasi, maka dapat tercapainya efisiensi, efektivitas, dan dapat
meminimalisir berbagai kesalahan yang dapat terjadi, sehingga informasi yang
diperoleh akan menjadi berkualitas dan semakin bermanfaat dalam melakukan
pengambilan keputusan dalam perusahaan.
Objek dari penulisan tugas akhir ini ialah sistem informasi akuntansi
Restoran Kedai Soematra. Kedai Soematra merupakan salah satu restoran yang
bergerak dalam bidang usaha kuliner daerah Sumatra, khususnya kuliner Medan.
Restoran ini masih menerapkan sistem yang manual, dimana tidak diberikan unsur
komputerisasi sama sekali dalam seluruh aktivitas operasional perusahaan.
1
menyatakan bahwa sistem ialah suatu rangkaian dari dua atau lebih komponen
yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Definisi akuntansi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah teori dan
praktik perakunan, termasuk tanggung jawab, prinsip, standar, kelaziman
(kebiasaan), dan semua kegiatannya; seni pencatatan dan pengikhtisaran transaksi
keuangan dan penafsiran akibat suatu transaksi terhadap suatu kesatuan ekonomi.
2
Pada Restoran Kedai Soematra mengalami ketiadaan penggunaan
komputer dalam menjalankan sistem informasi akuntansi, sehingga sistem
informasi akuntansi yang dikelola dengan cara yang manual, dimana pelayan juga
merangkap menjadi kasir, tidak ada pencatatan dalam bentuk apapun selama
transaksi terjadi, dan seluruh pembuatan laporan dilakukan secara manual.
Padahal, Restoran Kedai Soematra memiliki pergerakan pelanggan yang sangat
cepat, sehingga sistem informasi akan penjualan dan persediaan sangatlah vital
dan akan berdampak besar dalam kelangsungan hidup perusahaan di masa depan.
Maka dibutuhkanlah sistem informasi akuntansi yang sesuai dengan perusahaan
untuk memenuhi kebutuhan perusahaan akan informasi yang cepat, tepat waktu,
dan akurat untuk membantu perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya, dan mencapai tujuan dari perusahaan.
Berdasarkan rumusan masalah yang ditulis sebelumnya, maka karya tulis ini
3
bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui sistem informasi akuntansi yang selama ini telah diterapkan
oleh Restoran Kedai Soematra.
2. Untuk merancang sistem informasi akuntansi yang sebaiknya diterapkan oleh
Restoran Kedai Soematra.
3. Untuk melakukan identifikasi atas seluruh kelemahan pengendalian internal
berserta isu – isu kontrol yang terjadi dalam Restoran Kedai Soematra.
4. Untuk memberikan saran atas kelemahan pengendalian internal kepada Restoran
Kedai Soematra.
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penyusun, dengan penulisan tugas akhir ini diharapkan penulis
dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh dan agar penulis dapat
memahami aplikasi dari teori yang didapatkan pada dunia bisnis
sesungguhnya.
b. Bagi perusahaan, dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan sebagai bahan pertimbangan mengenai sistem
informasi akuntansi yang sudah ada dalam perusahaan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Perancangan
2.1.2.1 Sistem
5
antar objek bisa dilihat sebagai satu kesatuan dirancang untuk
mencapai satu tujuan.
6
Menurut James A. Hall (2013), sistem informasi akuntansi
ialah bagian yang khusus dari sistem informasi yang memproses
transaksi finansial atau transaksi keuangan.
Menurut Mark G. Simkin, Jacob M. Rose, dan Carolyn S.
Norman (2012), sistem informasi akuntansi ialah kumpulan data
dan prosedur yang menciptakan informasi yang dibutuhkan oleh
penggunanya.
Menurut Marshall B. Romney dan Paul J. Steinbart (2012),
sistem informasi akuntansi ialah kegiatan mengumpulkan,
memproses, menyimpan, dan melaporkan data dan informasi.
Maka, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi
ialah sistem yang mengumpulkan, memproses, dan melaporkan
data berupa transaksi finansial menjadi informasi yang berguna.
2.1.3 Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
7
mempengaruhi pemrosesan transaksi keuangan. (Hall, 2013). Sistem
informasi akuntansi terdiri atas tiga subsistem, yakni:
1. Perumusan tujuan
Orang membentuk organisasi karena mempunyai tujuan
yang sama yang ingin dicapai. Tujuan tersebut bisa berupa fisik
(jasmani) maupun rohani. Setiap organisasi harus merumuskan
tujuannya secara jelas karena tujuan tersebut selanjutnya akan
menjadi acuan dalam penetapan persyaratan anggota,bentuk
organisasi, pembentukan struktur organisasi, pembagian tugas dan
sebagainya. Biasanya perumusan tujuan organisasi sama dengan
perumusan visi dan misi organisasi.
2. Departemenisasi
8
Departemenisasi merupakan suatu proses untuk
menetapkan pembagian tugas,sedanagkan istilah departemen
dipakai untuk menunjukan unit – unit (departemen, bagian, divisi,
dan seksi), hasil dari suatu proses departemenisasi). Prinsip
pembagian tugas atau lebih sering disebut prinsip departemenisasi
dalam organisasi dimaksudkan sebagai suatu proses
penggabungan/ pengelompokan tugas-tugas dan jenis-jenis
pekerjaan dengan cara yang logis sehingga terbentuk satuan-satuan
kerja yang selanjutnya dibagi antara angota-anggota organisasi.
Tujuan dari satuan kerja ini harus dirumuskan secara jelas, namun
yang harus diperhatikan adalah bahwa tujuan masing-masing
satuan kerja tersebut harus dalam kerangka pencapaian tujuan
organisasi secara keseluruhan. Masing - masing satuan kerja
tersebut tidak boleh berjalan sendiri-sendiri apalagi memiliki
tujuan yang saling bertentangan satu dengan yang lainnya dan
dengan tujuan organisasi secara keseluruhan.
3. Wewenang
Pengertian wewenang dalam organisasi berarti kekuasaan,
atau hak seseorang manajer untuk melaksanakan tindakan yang
diperlukan dalam merealisasikan tujuan organisasi. Wewenang
selalu diikuti oleh tanggung jawab. Tanggung jawab adalah
kewajiban dari manajer yang memperoleh wewenang untuk
mempertanggungjawabkan segala tindakan yang telah diambilnya
sesuai dengan wewenang yang dimilikinya. Pelimpahan wewenang
berarti penyerahan sebagian wewenang untuk bertindak kepada
orang lain, umumnya bawahannya. Pelimpahan wewenang ini
diperlukan dalam organisasi karena tidak mungkin semua
pekerjaan dilaksanakan oleh satu orang saja. Ada beberapa jenis
wewenang di dalam organisasi. Jenis wewnang ini umumnya
dikenal antara garis wewenang (line authority),wewnang
9
fungsional (functional authority), dan wewenang staf (staf
authority).
a) Wewenang garis adalah wewenang yang dimiliki seseorang
yang mempunyai wewnang untuk memerintah secara
langsung beberapa orang bawahannya,sedangkan seorang
bawahan hanya bertanggung jawab kepada seorang atasan
langsung
b) Wewenang fungsional adlaah wewenang seorang pejabat
pada satuan kerja (departemen) yang satu kepada pejabat
pada satuan kerja yang lain sesuai dengan fungsi yang
dimilikinya
c) Wewenang staf adalah wewnang yang dimiliki seorang
pejabat dalam bentuk pemberian nasihat/saran kepada
pejabat lini. Wewenang staf hanya sebatas pemberian saran
dan ia tidak dapat memberikan perintah langsung kepada
pejabat lini
4. Rentang Kendali
Rentang kendali adalah banyak sedikitnya jumlah bawahan
langsung yang dapat dikendalikan oleh seorang atasan.Jumlah
bawahan langsung adalah pejabat,staf,atau satuan kerja setingkat di
bawah atasan yang bersangkutan. Banyak sedikitnya jumlah
bawahan langsung yang dapat dikendalikan akan menentukan
curam/datarnya tingkatan dalam struktur organisasi.
5. Sentralisasi dan Desentralisasi
Konsep sentralisasi dan desentralisasi berkaitan dengan
derajat pelimpahan wewenang yang diberikan oleh pemimpin pusat
kepada pemimpin di bawahnya. Jika sebagian besar kewenangan
masih di pegang oleh pemimpin pusat berarti organisasi menganut
prinsip sentralisasi sedangkan jika kewenangan secara relatif
sebagian besar telah didelegasikan kepada pemimpin di bawahnya
maka organisasi menganut prinsip desentralisasi.
10
6. Pedoman(Deskripsi) Tugas
Pedoman tugas merupakan pedoman tertulis yang berisi
uraian mengenai wewenang,tugas dan tanggung jawab seorang
pejabat pada setiap satuan kerja dari keselurahan unit-unit
organisasi. Pedoman kerja perlu dibuat secara tertulis supaya
setiap pejabat memahami secara jelas apa yang harus
dikerjakan,apa wewnangnya dan seberapa luas tanggung
jawabnya.
2.1.5.2 Hubungan Organisasi dengan Sistem Informasi
Akuntansi
11
3. Sistem Informasi Akuntansi dan Sistem Otorisasi Transaksi
Agar informasi dapat diandalkan, maka perlu adanya
verifikasi transaksi yang berkaitan dengan kelengkapan, otorisasi,
dan kecermatan data.
4. Alur Informasi dan Struktur Organisasi
Alur komunikasi dalam suatu organisasi terbagi menjadi
internal dan eksternal, dan diuraikan kembali menjadi:
1. Internal, ada 2 yaitu:
1. Dari atas ke bawah berupa perintah anggaran dan instruksi.
2. Dari bawah ke atas berupa informasi laporan (performance
report).
2. Eksternal, ada 2 yaitu:
1. Pada posisi bawah yaitu karena hubungan kerja normal
yang mendukung pekerjaan sehari-hari, seperti dengan
pemasok dan pelanggan.
2. Pada posisi atas yaitu hubungan dengan para pemangku
kepentingan (stakeholders) yang seperti pemegang saham,
pemerintah, dan sebagainya.
12
Gambar 2. 1 Hubungan antara siklus-siklus transaksi
13
2. Sistem pengeluaran kas, yakni dimana ketika kewajiban yang
dibuat oleh sistem pembelian jatuh tempo, sistem pengelauran
kas mengotorisasi pembayaran, mengeluarkan dana ke
pemasok, dan mencatat transaksi dengan mengurangi kas dan
akun utang
3. Sistem penggajian, dimana mengumpulkan data pemakaian
tenaga kerja dari setiap karywan, menghitung gaji, dan
mengeluarkan cek pembayaran kepada karywan.
4. Sistem aktiva tetap, dimana perusahaan memproses transaksi
yang berkaitan dengan akuisisi, pemeliharaan, dan penghentian
aktiva tetap. Hal ini relatif permanen dan sering kali secara
kolektif mewakili investasi keuangan terbesar yang dilakukan
perusahaan. Contoh aktiva tetap seperti tanah, gedung, mesin,
dan lain lain.
14
Perusahaan menjual barang ke pelanggan melalui siklus
pendapatan, yang melibatkan pemrosesan penjualan tunai,
penjualan kredit, dan penerimaan kas setelah penjualan kredit.
Transaksi siklus pendapatan juga memiliki komponen fisik dan
keuangan, yang diproses secara terpisah. Berikut adalah subsistem
dari siklus pendapatan:
1. Pemrosesan pesanan penjualan : mayoritas penjualan bisnis
dilakukan secara kredit dan melibatkan tugas-tugas seperti
penyiapan pesanan penjualan, pemberian kredit, pengiriman
produk kepada pelanggan, penagihan pelanggan, dan
pencatatan transaksi dalam akun-akun (piutang, persediaan,
pengeluaran, dan penjualan).
2. Penerimaan kas : untuk penjualan kredit, ada periode waktu
antara penjualan dan penerimaan kas. Pemrosesan penerimaan
kas meliputi penagihan kas,penyimpanan kas di bank, dan
pencatatan peristiwa-peristiwa ini dalam akun (piutang dan
kas).
15
2.1.7.2 Dokumen Flowchart
1. Merekam data,
2. Menyimpan data dan informasi,
3. Memproses data menjadi informasi, dan
4. Mengkomunikasikan informasi kepada pihak – pihak tertentu.
2.1.9 Fraud
16
menggunaakan penipuan dan kecurangan untuk mendapatkan
keuntungan pribadi dan menimbulkan kerugian bagi pihak lain.
17
1. Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan
keuangan, yaitu salah saji atau penghilangan secara sengaja
jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk
mengelabuhi pemakai laporan keuangan.
2. Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap
aktiva berkaitan dengan pencurian aktivitas entitas yang
berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai prinsip
akuntansi Indonesia.
1. Penyajian yang salah, yakni ada pernyataan yang salah atau ada
fakta yang tidak diungkapkan.
2. Fakta yang material, yakni fakta merupakan faktor yang
substansial dalam mendorong seseorang untuk bertindak.
3. Niat, yakni adanya niat untuk menipu atau mengetahui bahwa
suatu pernyataan adalah salah.
4. Keyakinan yang dapat dijustifikasi, yakni kesalahan penyajian
tersebut merupakan faktor substansial tempat pihak yang
dirugikan bergantung.
5. Kerusakan atau kerugian, yakni kecurangan yang dilakukan
menyebabkan kerugian atau kerusakan bagi korban penipuan.
2.1.9.3 Jenis Fraud
18
2. Mengonversi harta tersebut menjadi sesuatu yang bisa
digunakan (cash).
3. Menyembunyikan kejahatan tersebut agar tidak terdeteksi.
2. Fraud management (Management Fraud)
Biasanya merupakan penipuan kinerja, tidak secara
langsung melibatkan pencurian aktiva. Biasanya lebih sulit untuk
dilacak. Contohnya yaitu kecurangan dalam bentuk salah saji
laporan keuangan yaitu dengan melambungkan pendapatan atau
menurunkan pendapatan,, atau penipuan data keuangan dan
laporan internal agar mendapatkan promosi atau menghindari
punishment atas kinerja buruk.
Menurut R. Grinaker dalam “Discussion Response to a
Look at the Record on Audit Detection of Management Fraud”
(1980), Management fraud memiliki 3 karakteristik khusus, yaitu:
1. Penipuan dilakukan pada tingkat manajemen atas, dimana
berhubungan dengan pengendalian internal.
2. Penipuan biasanya melibatkan penggunaan laporan keuangan
untuk membuat ilustrasi bahwa suatu entitas lebih sehat dan
lebih baik daripada sesungguhnya (window dressing).
3. Penipuan melibatkan penyalahgunaan aktiva, disebarkan dalam
transaksi yang rumit dan melibatkan pihak ketiga.
2.1.9.4 Penyebab Terjadinya Fraud
19
Meskipun tekanan dan peluang khusus untuk terjadinya
kecurangan dalam laporan keuangan dapat berbeda dari
20
seperti: anak sakit, gaya hidup mewah (borjuis),
ketergantungan narkoba, dan sebagainya.
21
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE)
membagi fraud berdasarkan 3 kelompok berikut ini:
22
a) Misuse, yakni penyalahgunaan pemakaian barang,
contoh: pemakaian mobil kantor untuk liburan keluarga,
menggunakan telepon kantor untuk keperluan pribadi.
b) Larceny, yakni pencurian atau pengambilan barang
perusahaan.
2. Fraud terhadap Laporan Keuangan (Fraudulent Statement)
Tindakan yang dilakukan pejabat/eksekutif suatu
perusahaan untuk menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya
dengan melakukan rekayasa keuangan dalam penyajian laporan
keuangan untuk memperoleh keuantungan, biasa disebut dengan
window dressing.
Cara yang dilakukan:
- Menyajikan asset atau pendapatan lebih tinggi dari yang
sebenarnya (asset/revenue overstatement), bentuknya:
a) Timing Difference, yakni mencatat waktu transaksi
lebih awal dengan waktu transaksi sebenarnya.
b) Fictious Revenue, yakni menciptakan pendapatan yang
sebenarnya tidak ada (fiktif).
c) Cancelled Liabilities/Expenses, yakni menyembunyikan
dan menghilangkan kewajiban dan beban perusahaan
agar laporan keuangan terlihat bagus.
d) Improper Disclosure, yakni tidak melakukan
pengungkapan atas laporan keuangan secara cukup
untuk menyembunyikan kecurangan.
e) Improper Asset Valuation, yakni melakukan penilaian
yang tidak wajar terhadap aset perusahaan.
- Menyajikan asset atau pendapatan lebih rendah dari yang
sebenarntya (asset/revenue understatement), bentuknya:
a) Timing Difference, yakni mencatat waktu transaksi
lebih awal dengan waktu transaksi sebenarnya.
23
b) Understated Revenues, yakni mencatat nilai pendapatan
lebih rendah.
c) Overstated Liabilities/Expenses, yakni mencatat utang
dan beban lebih tinggi dari sesungguhnya.
3. Korupsi (Corruption)
Tindakan fraud yang menyangkut kerjasama dengan pihak
lain. Fraud jenis ini seringkali tidak dapat dideteksi karena pihak
yang bekerjasama sama-sama menikmati keuntungan (simbiosis
mutualisme).
Terdiri dari:
- Konflik kepentingan (Conflict of Interest)
Adanya benturan dengan kepentingan ekonomi atau
kepentingan pribadi yang tersembunyi dalam suatu transaksi
yang berkaitan dengan perusahaan.
- Penyuapan (Bribery)
Suatu tindakan penyuapan yang bertujuan untuk
mempengaruhi tindakan/keputusan yang dibuat oleh karyawan.
- Pemerasan Ekonomi (Economic Extortion)
Tekanan atau pemaksaan yang dilakukan oleh pihak
tertentu untuk mendapatkan sesuatu yang berharga.
- Gratifikasi Ilegal (Illegal Gratitutes)
Seperti halnya penyuapan, namun tidak dimaksudkan
untuk mempengaruhi keputusan yang akan dibuat, tetapi suatu
imbalan yang diberikan karena telah membuat keputusan yang
menguntungkan.
2.1.9.6 Pelaku Fraud
24
1. Pre-planned Fraudsters, yaitu pelaku yang telah merencanakan
sebelumnya, memang dari awal sudah berniat melakukan
kecurangan. Biasa dilakukan oleh pelaku jangka pendek (short-
term), seperti memakai kartu kredit curian, atau bisa juga
untuk pelaku jangka panjang (long term), seperti melakukan
skema pencucian uang yang kompleks.
2. Intermediate Fraudsters, yaitu pelaku fraud yang awalnya
memulai dengan jujur, namun karena adanya tekanan akhirnya
melakukan kecurangan. Tekanan yang dimaksud adalah seperti:
butuh untuk pengobatan anggota keluarga, tidak dipromosi
jabatan, atau saat sedang menghadapi kesulitan keuangan.
3. Slippery-Slope Fraudster, yaitu pelaku fraud yang tetap
melakukan kegiatan perdagangan walaupun mereka tidak
dalam posisi untuk membayar hutang-hutang mereka. Biasanya
fraud ini dilakukan oleh pedagang biasa atau pebisnis besar.
2.1.9.7 Peringatan Fraud
1
Menurut IIA (The Institute of Internal Auditors), red flag ialah suatu keadaan yang tidak biasa,
dan janggal dari aktivitas normal. Ini adalah pertanda bahwa terdapat hal yang terjadi di luar
kebiasaan, dan mungkin membutuhkan investigasi tambahan.
25
5. Terjadi kesalahan yang jumlahnya relatif besar saat melakukan
login.
6. Penggunaan yang luas terhadap suspense accounts2.
2
Menurut www.accountingcoach.com, suspense account ialah akun yang digunakan sementara
waktu ketika terdapat nama akun yang sulit untuk ditentukan ketika transaksi terjadi. Ketika akun
sudah ditentukan, maka suspense account akan dikeluarkan dari pencatatan.
26
1. Safeguard assets, yakni ketika pengendalian internal berjalan
dengan baik, maka akan menurunkan resiko atas kehilangan
aktiva perusahaan.
2. Ensure accuracy and reliability, yakni ketika pengendalian
internal berjalan dengan baik, maka dapat membantu
memastikan bahwa informasi akuntansi yang dilaporkan ialah
informasi yang akurat dan dapat dipercaya.
3. Promote efficiency, yakni pengendalian internal yang
dilakukan oleh perusahaan akan menghasilkan hasil dengan
penggunaan sumber daya yang optimal, yakni dengan
mengurangi kecurangan yang dapat terjadi.
4. Measure compliance, yakni ketika pengendalian internal
berjalan dengan baik, maka kegiatan operasi perusahaan yang
dijalankan akan sesuai dengan ketetapan atas regulasi dan
hukum yang berlaku.
2.1.10.6 Keterbatasan dari Pengendalian Internal
3
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kolusi didefinisikan sebagai kerja sama rahasia untuk
maksud tidak terpuji; persekongkolan.
27
4. Changing controls, yakni perubahan kondisi dapat terjadi setiap
saat sehingga pengendalian yang ada menjadi tidak efektif.
28
1. Destruction, yakni perusakan aktiva yang dimiliki perusahaan
(baik aktiva fisik ataupun aktiva informasi).
2. Theft, yakni pencurian atas aktiva perusahaan.
3. Corruption, dalam hal ini ialah korupsi dari informasi atau
sistem informasi.
4. Disruption, yakni kekacauan dalam sistem informasi
2.1.10.8 Lapisan Pengendalian Internal
29
1. A control environment, yakni tanggungjawab dari manajemen
atas untuk memperjelas bahwa organisasi menghargai integritas
dan tidak akan mentolerir segala tindakan yang melawan etika.
Komponen ini juga disebut sebagai “tone at the top”.
2. Risk assessment, yakni perusahaan harus mengidentifikasi dan
menganalisa berbagai faktor yang dapat menciptakan resiko
dalam bisnis, dan harus mengetahui bagaimana cara mengelola
resiko ini.
3. Control activities, yakni mengurangi terjadinya fraud,
manajemen harus menrancang kebijakan dan prosedur untuk
mengatasi resiko yang tengah dihadapi oleh perusahaan.
4. Information and communication, yakni sistem pengendalian
internal harus mengkomunikasikan seluruh informasi yang
bersangkutan, seperti mengkomunikasikan informasi kepada
pihak eksternal.
5. Monitoring, yakni sistem pengendalian internal harus
mengawasi secara periodik agar seluruh hal tercukupi.
Kekurangan yang signifikan perlu dilaporkan pada pihak
manajemen tingkat atas, seperti jajaran direktur.
2.1.10.10 Isu Kontrol dari Aktivitas Pengendalian
Internal
30
karyawan berfungsi sebagai pemeriksa pada aktivitas kerja
karyawan lainnya.
3. Supervisi, yakni kegiatan pengendalian internal yang
mengawasi secara kritis atas kinerja dari pegawai. Umumnya
bisa dijadikan sebagai kompensasi akibat sulitnya pemisahan
tugas.
4. Record akuntansi, yakni pencatatan atas setiap transaksi
keuangan haruslah menyediakan pula jejak audit yang baik.
5. Akses kontrol, yakni memastikan bahwa pihak yang
terotorisasi saja yang diperbolehkan mendapatkan akses atas
aktiva perusahaan.
6. Verifikasi independen, yakni pemeriksaan independen atau
tidak terikat terhadap sistem akuntansi untuk mengidentifikasi
kesalahan dan kesalahan representasi.
31
4. Mengevaluasi sistem informasi akuntansi yang berlaku saat ini.
5. Mengusulkan beberapa alternatif sistem informasi akuntansi
baru.
6. Menetapkan sistem informasi akuntansi dari alternatif baru.
3.1.11.2 Kegagalan Pengembangan Sistem
32
Sering terjadi bahwa para pimpinan puncak suatu
perusahaan pada awalnya secara menggebu-gebu mendukung
pengembangan suatu sistem informasi baru, namun pada saat para
perancang sistem mengemukakan usulan pendanaan untuk
mendukung sistem baru tersebut, semangat dan komitmennya
menjadi kendor, atau kalaupun masih mendukung, mereka ini
meminta pemotongan rencana biaya secara signifikan. Tanpa
dukungan dana yang memadai tentu saja sistem menjadi tidak
efektif.
33
perangkat lunak (software), basis data, dan informasi yang
dihasilkan dari kedua sistem aplikasi tersebut.
34
dan ketepatan waktu dari setiap data yang diperoleh, sehingga dapat menghasilkan
data yang berkualitas yang akan juga menghasilkan informasi yang berkualitas.
Sistem yang dilakukan secara manual tentu akan menghasilkan kualitas data dan
informasi yang lebih rendah ketimbang sistem terkomputerisasi yang memiliki
kecepatan, akurasi, dan ketepatan waktu yang lebih baik.
35
BAB III
PEMBAHASAN
Partner
Manager
1. Partner
36
Mengangkat dan pemberhentikan manajer dan
bawahannya.
Menetapkan garis besar kegiatan persekutuan.
Memberikan nasihat terhadap bawahannya.
Menentukan besaran gaji dan upah terhadap
bawahannya.
Melakukan keputusan yang bersifat strategis.
2. Manager
Mengawasi jalannya perusahaan.
Mewakili partner apabila partner berhalangan.
Mengarahkan jajaran di bawahnya.
3. Kepala Bagian Pembukuan dan Penjualan
Membuat pembukuan.
Menerima pemesanan.
Menerima uang dan memasukannya dalam laci kasir.
4. Kepala Bagian Pergudangan dan Pembelian
Membeli bahan baku dari supplier.
Menerima bahan baku yang telah sampai dari supplier.
Mengambil bahan baku dari gudang untuk produksi.
5. Kepala Bagian Produksi
Melakukan persiapan bahan baku untuk diolah menjadi
barang jadi.
Memastikan barang jadi sesuai dengan standar yang ada.
1. Pemisahan tugas
37
Pada struktur organisasi yang lama, banyak sekali tugas – tugas
yang digabungkan dalam 1 pihak yang sama, padahal seharusnya
dipisahkan satu sama lain. Dalam hal ini, restoran perlu melakukan
pemisahan tugas pada departemen – departemen yang ada, yakni:
3. Supervisi
38
Manajer ialah selaku pengawas dari seluruh jalannya kegiatan
operasional restoran, dan yang bertanggung jawab atas segala hal yang
terjadi dalam perusahaan. Selain manajer, internal auditor juga ialah
selaku pegawas dan pemeriksa independen pula atas segala kegiatan yang
terjadi dalam restoran, dan memastikan bahwa kegiatan operasional
perusahaan telah berjalan dengan baik.
4. Pencatatan akuntansi
5. Otorisasi transaksi
6. Kontrol akses
39
Hanya pihak kasir yang berhak dalam memegang kas
perusahaan, serta berhak untuk mengeluarkan dan memasukkan
kas sesuai ketentuan yang berlaku.
Hanya pihak pembelian yang berhak untuk mengadakan
pembelian bahan baku, yang disertai dengan otorisasi oleh
pihak partner.
Hanya pihak penerimaan yang berhak untuk menerima barang
dagang, dan memeriksanya sebelum barang dimasukan dalam
restoran.
Hanya pihak produksi yang berhak atas menjalankan proses
produksi, sesuai ketentuan yang berlaku.
Hanya pihak akuntansi yang berhak untuk melakukan
pencatatan atas setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan.
Partner
Manager
Internal Auditor
1. Partner
Mengangkat dan pemberhentikan manajer, internal
auditor, dan bawahannya.
Menetapkan garis besar kegiatan persekutuan.
40
Memberikan nasihat terhadap bawahannya.
Menentukan besaran gaji dan upah terhadap
bawahannya.
Melakukan keputusan yang bersifat strategis.
Melakukan otorisasi atas transaksi yang terjadi dalam
perusahaan, bila diperlukan.
Menetapkan sanksi dan penghargaan kepada pegawai
persekutuan.
Menentukan keputusan atas hasil audit internal
perusahaan yang dilaporkan oleg internal auditor.
Melakukan persetujuan atas setiap pengajuan yang
melibatkan pengeluaran kas, jika diperlukan.
2. Manager
Mengawasi jalannya perusahaan.
Mewakili partner apabila partner berhalangan.
Mengarahkan jajaran di bawahnya.
Membuat laporan kepada partner.
3. Internal Auditor
Melakukan pengawasan atas seluruh jalannya kegiatan
operasional perusahaan.
Memastikan bahwa seluruh kegiatan operasional
berjalan dengan baik.
Melakukan pemeriksaan secara berkala dan independen
atas segala kegiatan operasional perusahaan.
Membuat laporan audit untuk diberikan kepada pihak
partner.
4. Kepala Bagian Akuntansi
Melaksanakan pembukuan sesuai dengan setiap
transaksi yang terjadi.
Menyusun laporan keuangan.
41
Melakukan perhitungan atas harga pokok.
Memastikan sistem dan prosedur akuntansi yang
dijalankan persekutuan telah diterapkan dengan benar.
5. Kepala Bagian Kasir
Melakukan input atas setiap transaksi yang terjadi ke
sistem.
Menyimpan seluruh bukti penjualan yang terjadi.
Menyerahkan kopian bukti penjualan kepada pelanggan,
dan kepada pihak akuntansi.
Melakukan penerimaan dan penyimpanan uang.
Menjaga keamanan atas uang perusahaan.
6. Kepala Bagian Pergudangan
Mengambil bahan baku dari gudang untuk produksi.
Melakukan pencatatan dalam bentuk kartu stok atas
setiap mutasi bahan baku.
Memeriksa kualitas dari bahan baku yang diterima.
Melakukan perhitungan fisik secara berkala.
7. Kepala Bagian Pembelian
Melakukan pembelian bahan baku sesuai kebutuhan
perusahaan.
Melakukan seleksi dan memilih supplier bahan baku.
Merencanakan pembelian bahan baku, dan keperluan
persekutuan lainnya.
8. Kepala Bagian Penjualan
Melakukan pengawasan atas segala bentuk penjualan.
Melakukan pengiriman atas pesanan pelanggan.
Menerima pesanan dari pelanggan, dan melayani
pesanan pelanggan.
Memperkenalkan produk baru terhadap pelanggan.
Memastikan kepuasan dari pelanggan.
42
Membina hubungan baik dengan pelanggan.
9. Kepala Bagian Produksi
Melakukan persiapan bahan baku untuk diolah menjadi
barang jadi.
Memastikan kualitas barang jadi sesuai dengan standar
yang ada.
Melakukan perawatan atas aset tetap untuk produksi.
10. Kepala Bagian Penerimaan
Melakukan penerimaan atas bahan baku dan barang
yang dipesan restoran.
Melakukan pemeriksaan fisik dan perhitungan fisik
terhadap barang, sebelum barang masuk ke dalam
restoran.
Membuat pelaporan atas barang apapun yang diterima
restoran.
3.3.1.1 Prosedur
43
3. Pihak kasir tidak menulis nota atas setiap penjualan yang
terjadi.
4. Harga jual didasarkan pada perkiraan semata tanpa perhitungan
atas biaya produksi yang jelas.
5. Pihak pelayan akan memeriksa ketersediaan masakan yang ada,
apabila sudah sisa sedikit, maka pihak pelayan akan langsung
memberitahukan kepada pihak produksi.
6. Pencatatan dilakukan sebelum jam tutup, dengan cara
melakukan perhitungan atas uang yang terima selama transaksi
yang terjadi pada hari tersebut. Pencatatan dilakukan hanya
memuktahirkan saldo kas saja, dikarenakan digunakan basis
kas.
7. Pesanan berstatus delivery akan diproses kurang lebih 3 jam
sebelum dikirimkan.
8. Terkadang pesanan mengalami keterlambatan dalam
pengiriman.
9. Pihak restoran terkadang meminta salah satu pegawainya untuk
mengirimkan pesanan kepada pelanggan, namun terkadang
menggunakan transportasi berbasis aplikasi untuk
pengirimannya.
10. Pengiriman dalam bentuk apapun tidak tercatat oleh pihak
restoran.
44
penjualan, sedangkan sisanya dibayarkan apabila sudah
dilakukan penjualan.
3. Penagihan atas penjualan berstatus delivery langsung dilakukan
pihak restoran setelah menyerahkan barang kepada pelanggan.
4. Penjualan dalam bentuk delivery tidak dibuatkan nota, kecuali
pihak pembeli meminta, dan nota tidak dibuat secara rangkap.
5. Pihak pembeli dapat melakukan pelunasan atas tagihan pesanan
berstatus delivery dengan cara transfer ke rekening restoran,
ataupun dengan cara membayar langsung kepada pihak
restoran dengan tunai secara langsung.
6. Setelah diterima bukti transfer, langsung dibuatkan pembukuan
penerimaan kas.
7. Pihak pelayan dapat menggantikan posisi pihak kasir apabila
pihak kasir tidak ada ditempat.
3.3.1.2 Analisa Prosedur Siklus Penerimaan
45
Terkadang pesanan Pesanan berstatus Setiap pesanan berstatus
mengalami keterlambatan delivery akan diproses delivery perlu dilakukan
dalam pengiriman. kurang lebih 3 jam estimasi yang tepat atas
sebelum dikirimkan. waktu yang diperlukan
3 proses produksi, proses
pengemasan, dan proses
pengiriman.
46
Masalah Prosedur Rekomendasi
Adanya penjualan dalam Penjualan dalam bentuk Segala bentuk penjualan
bentuk delivery yang delivery tidak dibuatkan harus dibuat nota , baik
tidak tercatat dengan baik nota, kecuali pihak penjualan delivery
1 diakibatkan tidak ada pembeli meminta, dan maupun bukan delivery.
nota/nota yang dibuat nota tidak dibuat secara
tidak benar. rangkap.
Uang yang ada pada kasir Pihak pelayan dapat Pihak kasir harus selalu
dapat hilang diakibatkan menggantikan posisi
siap untuk menjaga kasir,
pihak pelayan pihak kasir apabila pihaktidak boleh ada
menggantikan posisi kasir tidak ada ditempat.penggantian posisi.
2
kasir. Karena tidak adanya
pengawasan atas keluar
dan masuknya uang pada
kasir.
Bukti transfer bisa saja Setelah diterima bukti Harus dilakukan
palsu, atau bisa saja uang transfer, langsung rekonsiliasi antara bukti
tidak masuk ke dalam dibuatkan pembukuan transfer dengan rekening
rekening, namun penerimaan kas. koran. Lalu setelah
dibuatkan pembukuan. dinyatakan bukti transfer
sah, maka bukti transfer
3 perlu diotorisasi oleh
perekonsiliasi (umumnya
dari pihak partner). Bukti
transfer yang sah dan
terotorisasi saja yang
boleh dibuatkan
pencatatan akuntansi.
Barang belum tentu Penagihan atas penjualan Pihak restoran harus
sampai pada pelanggan, berstatus delivery menerima konfirmasi
sehingga pelanggan bisa langsung dilakukan pihak berupa bukti yang telah
komplain apabila ditagih restoran setelah ditandatangan oleh
namun tidak menerima mengirimkan barang pelanggan atas
barang, dan barang kepada pelanggan. penerimaan barang dari
4 terkirim belum tentu pihak restoran, bahwa
sama dengan yang akan barang telah diterima, dan
ditagih oleh pelanggan, jumlah barang yang
sehingga penerimaan kas diterima sesuai dengan
dapat lebih atau kurang yang akan ditagih.
dari yang ditagih.
Tabel 3.2 Tabel Analisa Siklus Penerimaan : Prosedur Penerimaan Kas
47
3.3.1.3 Diagram Alir atas Siklus Penerimaan
48
3.3.1.4 Flowchart atas Siklus Penerimaan
Keterangan:
49
OL = Online Transportation, angkutan masal berbasis online.
50
Gambar 3.7 Rancangan Baru Flowchart Siklus Penerimaan : Prosedur Penerimaan
Pesanan
51
Gambar 3.8 Rancangan Baru Flowchart Penerimaan : Prosedur Penagihan dan
Penerimaan Hasil Tagihan
Keterangan:
3.3.2.1 Prosedur
52
3. Partner akan memberikan uang secara langsung kepada pihak
pegawai untuk membeli bahan baku.
4. Nota atas pembelian bahan baku akan diberikan kepada pihak
partner untuk memberitahukan adanya pembelian.
5. Bahan baku yang telah dibeli boleh diambil oleh siapa saja
untuk dimasukan kepada gudang bersediaan.
6. Tidak terdapat pencatatan akuntansi atas pembelian, namun
hanya catatan kecil untuk mencatat segala bahan baku yang
dibeli.
3.3.2.2 Analisa Prosedur Siklus Pengeluaran
53
Memungkinkan bahan Permintaan atas Harus ada pembuatan
baku yang dibeli tidak pembelian bahan baku kartu stok yang dibuat
sedang dibutuhkan oleh tidak jelas, dikarenakan oleh bagian gudang, agar
restoran sehingga tidak ada kartu stok untuk persediaan bahan baku
menyebabkan bahan baku memberitahukan kondisi dapat tercatat dengan
tersebut tidak terpakai terakhir persediaan jelas sehingga setiap
dan menumpuk di bagian gudang. Sehingga jumlah bahan baku yang dibeli
gudang dan beberapa pembelian dan bahan adalah bahan baku yang
bahan baku yang tidak baku yang perlu dibeli sedang dibutuhkan
tahan lama menjadi rusak berdasarkan perkiraan. perusahaan. Kartu stok
dan tidak bisa dipakai yang ada wajib diotorisasi
lagi. Memungkinkan oleh pihak partner, tidak
bahan baku yang tidak boleh dicoret, dan hanya
2 dibeli, padahal persediaan boleh dikoreksi sekali,
sudah menipis dan sangat dengan bukti dan alasan
dibutuhkan. yang kuat, guna menjaga
kualitas data dan
informasi yang
terkandung dalam kartu
stok. Menetapkan titik
pemesanan kembali, guna
mengetahui pada level
persediaan berapakah
restoran perlu melakukan
pemesanan kembali.
Bahan baku yang dibeli Bahan baku yang telah Bahan baku yang telah
dapat hilang dan tidak dibeli boleh diambil oleh sampai harus dilakukan
sampai dalam gudang siapa saja untuk pemeriksaan dan diterima
persediaan dan juga dimasukan kepada oleh pihak penerimaan,
3
memungkinkan gudang persediaan. sebelum diberikan kepada
kualitasnya tidak sesuai pihak pergudangan untuk
dengan keinginan disimpan di dalam
restoran. gudang.
Memperburuk jejak audit Tidak terdapat pencatatan Setiap pembelian yang
yang ada, dikarenakan akuntansi atas pembelian, terjadi harus dibuatkan
jejak pembelian akan sulit namun hanya catatan bukti berupa dokumen,
dilacak, sehingga apabila kecil untuk mencatat dan dilakukan pencatatan
terjadi fraud, akan sulit segala bahan baku yang akuntansi agar seluruh
4 sekali untuk dideteksi. dibeli. pembelian dapat dicatat
Harga pokok produksi dengan baik.
akan sulit untuk
ditentukan, dikarenakan
ketiadaan pembukuan
atas harga bahan baku.
54
Tabel 3.3 Tabel Analisis Siklus Pengeluaran : Pembelian
55
3.3.2.4 Flowchart atas Siklus Pengeluaran
56
Gambar 3.13 Rancangan Baru Flowchart Siklus Pengeluaran : Pembelian (Page 1)
57
Gambar 3.14 Rancangan Baru Flowchart Siklus Pengeluaran : Pembelian (Page 2)
Keterangan:
58
3.4.1 Nota
59
Gambar 3.16 Nota Lembar 3 untuk Arsip Kasir.
60
3.4.3 Surat Verifikasi Penerimaan Barang
61
Gambar 3.20 Surat Permintaan Pembelian Lembar 2 untuk Arsip Pergudangan
62
Gambar 3.22 Surat Permintaan Pembelian Lembar 2 untuk Arsip Pemasok
63
Gambar 3.24 Surat Permintaan Pembelian Lembar 4 untuk Partner
64
Gambar 3.26 Surat Laporan Penerimaan Lembar 1 untuk Pemasok
65
Gambar 3.28 Surat Laporan Penerimaan Lembar 3 untuk Partner
66
Gambar 3.30 Surat Laporan Penerimaan Lembar 5 untuk Arsip Penerimaan
67
3.4.8 Kartu Stok Persediaan
68
Seiring perjalanan waktu, dalam waktu yang relatif singkat, yakni
sekitar 2 minggu semenjak diberlakukan pegawai tersebut untuk
memegang kendali atas kasir, pegawai tersebut mulai mengalami
perubahan gaya hidup, dimana sebelumnya pegawai tersebut jarang sekali
membeli kebutuhan non primer di toko serba ada, seperti cemilan, menjadi
rutin dan sering membeli cemilan dan susu. Padahal gaji pokok untuk
pegawai, diperkirakan tidak cukup banyak untuk membeli kebutuhan
tersebut selain kebutuhan atas makanan pokok, air minum, biaya tempat
tinggal, biaya listrik, biaya air, dan biaya lain – lain, sehingga tidak begitu
memungkinkan untuk dilakukan gaya hidup yang boros. Selain itu, setelah
1 bulan berjalan, pegawai tersebut dapat mengganti telepon genggam
lamanya menjadi smartphone baru.
69
Skema Fraud : Korupsi, konflik kepentingan, yakni terjadi ketika
manajer, karyawan, atau pun eksekutif memiliki kepentingan ekonomi
atau pribadi yang tidak diungkapkan dalam transaksi yang berdampak
negatif mempengaruhi perusahaan. Perbedaan antara konflik kepentingan
dan penipuan dalam bentuk korupsi lainnya ialah bahwa pelaku
mengerahkan pengaruh mereka karena keinginan dari mereka pribadi,
bukan karena disuap atau perintah.
70
atas pencatatan akuntansi menjadi tidak tepat waktu, dan berpotensi
sekali tidak akurat, dan akan berimbas pada kualitas data dan informasi
yang akan diperoleh restoran.
3.6 Pembahasan
Dalam grafik tersebut, dapat digambarkan bahwa salah satu jenis fraud
yang paling sering terjadi ialah permintaan pembayaran palsu dengan angka 25
persen, atau seperempat dari keseluruhan fraud yang sering terjadi. Pada posisi
kedua, terdapat fraud atas kartu kredit dan cek, dengan angka 21 persen. Pada
posisi ketiga, diduduki oleh pencurian oleh pihak pegawai, dengan angka 19
persen. Sedangkan posisi selanjutnya, didudukin oleh penyalahgunaan aktiva
sebesar 15 persen, skema penagihan sebesar 7 persen, penggajian sebesar 6
persen, menggelapkan uang tunai sebesar 4 persen, dan bentuk fraud lainnya
sebesar 3 persen.
71
Gambar 3.34 Pihak yang Paling Sering Melakukan Fraud
Dalam grafik ini, dapat digambarkan bahwa posisi pertama dari pelaku
fraud datang dari pihak operasional sebesar 29 persen. Posisi kedua diduduki
oleh pihak akuntansi dan keuangan bagian hutang dagang, dan pihak penjualan,
dengan angka 18 persen. Pada posisi ketiga, diduduki oleh pihak pemasaran, dan
pihak ketiga sebesar 8 persen. Dan sisanya ialah diduduki oleh pihak akuntansi
dan keuangan bagian penggajian sebesar 6 persen, departemen teknologi
informasi sebesar 4 persen, pihak akuntansi dan keuangan bagian penggajian
sebesar 2 persen, pihak akuntansi dan keuangan bagian pembelian 2 persen, dan
sisanya sebesar 5 persen.
72
posisi kedua, diduduki oleh penyaringan pegawai baru, dan pembagian tanggung
jawab dengan angka 15 persen. Pada posisi ketiga, diduduki oleh pengawasan
yang tepat dengan angka 14 persen. Sedangkan sisanya diduduki oleh
pengendalian fisik, dan pengendalian berbasis komputer sebesar 12 persen, fungsi
dari audit internal sebesar 7 persen, penyaringan pegawai yang ada sekarang ini
sebesar 5 persen, program pendidikan anti-fraud sebsar 3 persen, dan lainnya
sebesar 1 persen.
Dalam grafik ini, digambarkan bahwa sebagian besar fraud dapat dideteksi
melalui pengendalian internal pada umumnya sebesar 24 persen. Pada posisi
kedua, fraud dapat terdeteksi oleh pengawasan yang tepat sebesar 22 persen.
Pada posisi ketiga, fraud dapat dideteksi oleh pengendalian fisik sebesar 17
persen. Sedangkan sisanya diduduki oleh pengendalian berbasis komputer
sebesar 16 persen, fungsi audit internal sebesar 11 persen, whistleblower sebesar
9 persen, dan lainnya sebesar 1 persen.
73
Dalam hal ini, terdapat berbagai kelemahan atas pencegahan fraud yang
dilakukan oleh perusahaan, yakni:
c. Kebijakan manajemen
Penilaian resiko
74
Kebijakan dalam sistem informasi akuntansi Restoran Kedai
Soematra secara tidak langsung menurunkan kualitas dari informasi yang
diproduksi, yakni:
75
Tidak adanya pemeriksaan dan verifikasi independen
oleh auditor, ataupun buku besar dengan buku besar
pembantu.
a. Nota Penjualan
- Rata – rata frekuensi transaksi harian 100 kali
- Harga nota penjualan Rp4.500 per buku
- Kapasitas transaksi per buku 25 transaksi
- Jumlah kebutuhan buku (100/25) 4 buku
- Total sehari (Rp4.500×4 buku) Rp18.000
- Total sebulan (Rp18.000×29 hari) Rp522.000
b. Surat Verfikasi
- Rata – rata frekuensi transaksi bulanan 30 kali
- Harga surat verifikasi Rp4.000 per buku
- Kapasitas transaksi per buku 25 transaksi
- Jumlah kebutuhan buku (30/25) 1,2 buku
- Total sebulan (Rp4.000×1,2 buku) Rp4.800
c. Tagihan sisa pembayaran
- Rata – rata frekuensi transaksi bulanan 30 kali
- Harga surat verifikasi Rp4.000 per buku
- Kapasitas transaksi per buku 25 transaksi
- Jumlah kebutuhan buku (30/25) 1,2 buku
76
- Total sebulan (Rp4.000×1,2 buku) Rp4.800
d. Surat permintaan barang
- Titik pemesanan kembali 2 hari
- Jumlah pemesanan bahan baku sebulan 15 kali
- Harga surat permintaan barang Rp4.500 per buku
- Kapasitas transaksi per buku 25 transaksi
- Jumlah kebutuhan buku (15/25) 0,6 buku
- Total sebulan (Rp4.500×0,6 buku) Rp2.700
e. Surat pesanan pembelian
- Jumlah pemesanan bahan baku sebulan 15 kali
- Harga surat pesanan pembelian Rp9.000 per buku
- Kapasitas transaksi per buku 15 transaksi
- Total sebulan Rp9.000
f. Surat laporan penerimaan
- Jumlah pemesanan bahan baku sebulan 15 kali
- Harga surat laporan penerimaan Rp10.000 per buku
- Kapasitas transaksi per buku 10 transaksi
- Jumlah kebutuhan buku (10/15) 2/3
- Total sebulan (Rp10.000×2/3 buku) Rp7.000
g. Voucher pengeluaran kas
- Kebutuhan pengeluaran kas per bulan 30 kali
- Harga voucher pengeluaran kas Rp4.500 per buku
- Kapasitas transaksi per buku 50 transaksi
- Jumlah kebutuhan buku (30/50) 0,6
- Total sebulan (Rp4.500×0,6 buku) Rp2.700
h. Kartu persediaan
- Kebutuhan kartu persediaan per bulan 40 kartu
- Harga kartu persediaan Rp10.000
- Kapasitas transaksi per buku 50 kartu
- Jumlah kebutuhan buku (40/50) 0,8
- Total sebulan (Rp10.000×0,8 buku) Rp8.000
77
Estimasi total biaya untuk dokumen = Rp561.000
= Rp145.000.000 × 5% × (1 – 1%)
= Rp7.177.500
= Rp6.616.500
4
Pasal Pajak berlaku ialah PP 46, dimana tarif 1% yang bersifat final, dikarenakan memiliki
peredaran bruto setahun dibawah Rp4.800.000.000
5
Hall, James. 2013. Accounting Information System. South Western.
78
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
79
DAFTAR PUSTAKA
Resmi, Siti. (2016). Perpajakan : Teori dan Kasus, Edisi 9, Buku 1. Jakarta:
Salemba Empat.
80
Susanto Salim, Debora. (2017). Modul Laboratorium Sistem Informasi Akuntansi
1, Edisi 21. Jakarta: Universitas Tarumanagara.
81
Ernst&Young. (2015). Asia-Pasific Fraud Survey 2015: Fraud and corruption-
driving away talent?, dalam http://www.ey.com/Publication/vwLUAssets/ey-
apac-fraud-survey-2015/%FILE/ey-apac-fraud-survey-2015.pdf, diakses pada 8
Mei 2017.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2011). Standar Audit Seksi 316 : Pertimbangan atas
Kecurangan dalam Audit Laporan Keuangan, dalam
https://alengwee.files.wordpress.com/2011/10/sa-seksi-316.pdf, diakses 2 Mei
2016.
82
LAMPIRAN
83