Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif analisis,
yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data
dengan terjun secara langsung ke lapangan melakukan suatu pencarian data
dan menganalisisnya serta mengambil suatu kesimpulan yang dapat digunakan
sebagai dasar pertimbangan penempatan trafo distribusi di lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia untuk kebutuhan beban juga untuk
mendapatkan informasi mengenai konstruksi gardu beton dan komponen-
komponen yang terpasang di dalamnya yang berada di lingkungan UPI.

B. Langkah Penelitian
Langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan penelitian ini antara lain :
1. Studi literatur, yaitu cara menelaah, menggali, serta mengkaji teorema-
teorema yang mendukung dalam pemecahan masalah yang diteliti.
Teorema-teorema tersebut didapat baik dari jurnal ilmiah, hasil penelitian
sebelumnya, maupun dari buku-buku referensi yang mendukung penelitian
ini. Selain itu, studi literatur pun dilakukan untuk mendapatkan data-data
yang diinginkan.
2. Observasi, yaitu mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk penelitian
yang didapatkan dari lapangan. Data-data tersebut didapat dari hasil survei
yang dilakukan di bidang kerumahtanggaan UPI yang berada di gedung
BAAK/BAUK. Dan langsung mengunjungi ke dalam Gardu Distribusi
yang berada di lingkungan sekitar UPI melalui koordinator penjaga gardu
UPI. Sebagai data tambahan pencarian data, selain ke pihak-pihak yang
berada di UPI juga survei ke PLN (Perusahaan Listrik Negara) Area
Pelayanan dan Jaringan Bandung.
3. Wawancara atau diskusi, yaitu diskusi atau wawancara yang dilakukan
untuk memperoleh data melalui wawancara dengan dosen-dosen di
lingkungan FPTK JPTE UPI, dari pihak PLN, dan dengan pegawai

39
40

pemeliharaan Gardu Distribusi di UPI dan rekan-rekan mahasiswa yang


memahami masalah yang berhubungan dengan tugas akhir ini.

C. Teknik Analisis Data


Langkah-langkah yang sistematis dalam penelitian harus diperhatikan. Hal
tersebut berguna untuk memberikan arahan untuk mempermudah pemahaman
tujuan yang ingin dicapai dalam proses penelitian. Langkah-langkah yang
akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pendataan spesifikasi transformator distribusi yang berada di UPI.
2. Pendataan penyuplaian listrik dari masing-masing trafo gardu distribusi.
3. Pengambilan data pembebanan listrik bangunan-bangunan yang berada di
UPI selama satu tahun (Januari – Desember tahun 2014) berupa energi W
(kWH).
4. Melakukan perhitungan pencarian kVA Beban yang terpakai oleh
gedung/bangunan yang berada di UPI.
5. Menganalisis penempatan trafo distribusi berdasarkan susut tegangan yang
terjadi pada sisi TR.
6. Menyimpulkan Hasil dari analisa.

Langkah penelitian di atas diperlihatkan pada gambar bagan alir


(flowchart) penelitian di bawah ini.
41

MULAI

Rumusan Masalah

Studi pustaka : melakukan kajian teori


mengenai permasalahan yang didapat

Studi bimbingan : melakukan diskusi


tentang permasalahan yang didapat dengan
dosen pembimbing yang telah ditunjuk oleh
pihak Departemen PTE FPTK UPI

Pengambilan data

Analisis penempatan trafo

T
Sesuai?

Hasil

Penarikan kesimpulan dan saran penelitian

SELESAI

Gambar 3.1 Bagan Alir (Flowchart) Penelitian


42

D. Perhitungan Pembebanan Listrik Tiap Gardu Distribusi di UPI


Untuk data penyuplaian listrik di UPI telah dijelaskan sebelumnya pada
pembahasan penyuplaian listrik dari ke-lima gardu yang ada di UPI. Jumlah
penyuplaian listrik ke gedung UPI dari masing-masing gardu adalah sebagai
berikut :
1. Gardu UPI-1 menyuplai ke 14 jurusan
2. Gardu UPI-2 menyuplai ke 11 jurusan
3. Workshop menyuplai 15 jurusan
4. Gardu JICA menyuplai ke 2 jurusan
5. Gardu IKIP (PLN) menyuplai ke 17 jurusan.

Data pembebanan listrik tiap gedung (jurusan) yang berada di UPI


disediakan dalam kurun waktu satu tahun pada tahun 2014 (Januari –
Desember). Untuk pendataan dalam kurun waktu satu tahun tersebut, peneliti
memperoleh data tersebut dari pihak biro aset UPI dengan memberikan rekap
rekening listrik yang harus dibayar perbulannya dari bulan Januari sampai
Desember 2014. Dari pihak bidang kerumahtanggaan, peneliti memperoleh
data energi W (kWH) dari pengkonsumsian listrik di UPI. Dari data tersebut
dengan menggunakan rumus dan bantuan ms.excel maka akan didapatkan
berapa nilai daya aktif P (kW) yang selanjutnya dari data P akan didapatkan
total nilai kVA Beban (kVA) yang digunakan selama satu tahun yang
dikonsumsi oleh bangunan-bangunan yang berada di lingkungan UPI. Setelah
itu akan didapatkan nilai I (Ampere) pada setiap jurusan yang disuplai dari
gardu-gardu tersebut yang selanjutnya nilai arus tersebut dapat digunakan
untuk menghitung susut tegangan dan rugi-rugi daya.
Data-data tersebut dipakai untuk menentukan penempatan trafo
berdasarkan kebutuhan beban yang dipakai/dikonsumsi oleh gedung-gedung
di lingkungan UPI dan berdasarkan susut tegangan pada jaringan TR.
Sehingga dengan mengetahui history pembebanan pada tahun lalu (tahun
2014) maka akan dengan mudah untuk menentukan kapasitas trafo yang
terpakai dan yang tersisa untuk kebutuhan beban di UPI dan menganalisis
penempatan jurusan bebannya.
43

Untuk jadwal pengoperasian listrik di UPI karena merupakan lingkungan


pendidikan, maka beban puncak tidak akan terjadi pada waktu malam hari,
tetapi pada siang hari. Maka dari itu peneliti dan pembimbing
mengasumsikan bahwa jam operasional listrik satu harinya di UPI adalah 8
jam antara pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB. Selain merupakan asumsi,
angka 8 jam ini sering dipakai juga sebagai acuan dalam prosedur audit
energy walaupun bukan merupakan suatu patokan mutlak.
Untuk dalam waktu satu bulan, peneliti mengambil hari-hari efektifnya
saja atau hari-hari kerja setiap bulannya. Hari libur nasional dan hari libur
kerja di UPI (Sabtu – Minggu) tidak dihitung. Hari efektif tiap bulannya yaitu
sekitar 18 hari sampai 22 hari. Dalam jurnal-jurnal tentang prosedur audit
energi, sering memakai jumlah hari efektif tiap bulannya adalah 22 hari dan
memakai cos φ 0,85. Nilai 22 hari dan cos φ 0,85 bukan suatu acuan khusus
atau patokan yang selalu dipakai, tetapi nilai-nilai ini pada umumnya sering
dipakai sebagai rata-rata penggunaan hari dan cos φ. Untuk nilai cos φ yang
terukur pada gardu distribusi milik UPI yaitu 0,99 dan pada gardu distribusi
selain milik UPI (PLN) yaitu 0,9.
Misalkan perhitungan hari efektifnya adalah 20 hari, jadi dalam rumus
perhitungan P ( dalam kW) dalam satu bulan :
𝑊 (𝑘𝑊𝐻)
𝑃 (𝑘𝑊) =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑊 (𝑘𝑊𝐻)
= ………………..………………...…(1)
160 𝑗𝑎𝑚

Catatan :
Waktu operasional = 8 jam x 20 hari = 160 jam
dan untuk mengetahui perhitungan total kVA yang digunakan :
𝑃 (𝑘𝑊)
𝑘𝑉𝐴 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 =
𝑐𝑜𝑠 𝜑
𝑃 (𝑘𝑊)
= ………………...……....(2)
0.99

Catatan :
𝑐𝑜𝑠 𝜑 = 0.99
44

Total kVA yang digunakan selama satu tahun dan setelah diketahui
nilainya, kemudian dapat dibandingkan dengan kapasitas pembebanan
trafo distribusi tersebut, apakan kelebihan beban (over load) atau tidak.
Untuk mengetahui arus yang dipakai maka :
𝑃 (𝑘𝑊). 1000
𝐼 (𝐴) =
𝑉3𝑝ℎ𝑎𝑠𝑎 . 𝑐𝑜𝑠 𝜑
Catatan :
𝑐𝑜𝑠 𝜑 = 0.99
V3phasa = 380

E. Manajemen/Pendataan Penggunaan kVA Trafo


Pemeliharaan kapasitas/rating Trafo Distribusi yang sesuai dengan
beban konsumen akan menyebabkan effisiensi akan baik. Pemilihan kapasitas
KVA Trafo Distribusi didasarkan pada beban yang akan dilayani. Diusahakan
persentase pembebanan Trafo Distribusi mendekati 75% - 80% Trafo
Distribusi umumnya mencapai efisiensi maksimum (rugi-rugi Trafo
minimum). Bila beban Trafo terlalu besar maka dilakukan penggantian Trafo
atau penyisipan Trafo atau mutasi Trafo (Trafo yang melayani beban kecil
dimutasikan ke beban besar, dan begitu sebaliknya) atau dengan melakukan
pengalihan jurusan beban ke trafo terdekat. Mutasi antar Trafo dapat
dilakukan setelah hasil pengukuran beban diperoleh. Rumus berikut dapat
digunakan untuk perhitungan rating Trafo Distribusi yang dipilih.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑉𝐴 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟


𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑟𝑎𝑓𝑜 𝐷𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 = …………………...(3)
0,8

Pilih rating/kapasitas Trafo Distribusi yang sebenarnya (tersedia) yang


mendekati hasil perhitungan dari rumus diatas.

F. Perhitungan Arus Beban Penuh Transformator


Daya transformator bila ditinjau dari sisi tegangan tinggi (primer)
dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑆 = √3 . 𝑉 . 𝐼……………………………(4)
Dimana :
45

S = daya transformator (kVA)


V = tegangan sisi primer transformator (kV)
I = arus jala-jala (A)

Sehingga untuk menghitung arus beban penuh (full load) dapat


menggunakan rumus :
𝑆
𝐼𝐹𝐿 = ………………………………...(5)
√3.𝑉

Dimana :
IFL = arus beban penuh (A)
S = daya transformator (kVA)
V = tegangan sisi sekunder transformator (0,4 kV)

G. Perhitungan Susut Tegangan


Untuk menghitung jatuh tegangan, diperhitungkan reaktansinya, maupun
factor dayanya yang tidak sama dengan satu, maka berikut ini akan diuraikan
cara perhitungannya. Dalam penyederhanaan perhitungan, diasumsikan
beban-bebannya merupakan beban fasa tiga yang seimbang dan factor (cos ϕ)
yang sering digunakan antara 0,6 s.d. 0,85. Namun berdasarkan survey yang
dilakukan pada gardu di UPI, cos ϕ yang terukur adalah sekitar 0,98 – 0,99.
Namun pada perhitungan, akan menggunakan cos ϕ = 0,99.
Perhitungan Voltage Drop (Tegangan Jatuh) Pada Kabel - Pada kabel
konduktor pasti memiliki nilai impedansi dan sehingga setiap kali arus
mengalir melalui kabel tersebut, akan ada jatuh tegangan disepanjang kabel,
yang dapat diturunkan dengan Hukum Ohm (yaitu V = IZ ). Impedansi kabel
merupakan fungsi dari ukuran kabel (luas penampang) dan panjang kabel.
Umumnya produsen kabel akan melampirkan data kabel yang diproduksinya
seperti nilai resistansi kabel dan reaktansi kabel dalam satuan Ω/km.
Penurunan tegangan tersebut tergantung pada dua hal, yaitu :
1. Aliran arus melalui kabel - semakin tinggi arus, semakin besar
tegangan drop
2. Impedansi konduktor - semakin besar impedansi, semakin besar
tegangan drop
46

Untuk menghitung jatuh tegangan/susut tegangan


ΔV = I (R . cos ϕ + X . sin ϕ). L ……………………………………………………..(6)
Keterangan :
ΔV = Drop Voltage (susut tegangan)
I = Arus beban (ampere)
R = Resistansi kabel (Ω/km)
X = Reaktansi kabel (Ω/km)
L = Panjang kabel (km)

Apabila ingin mengetahui ke dalam persen, maka :


ΔV
ΔV% = × 100%............................................(7)
𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑡𝑖𝑔𝑎

Berikut merupakan nilai resistansi dan reaktansi kabel berdasarkan luas


penampang kabel :

Tabel 3.1 Data karakteristik kabel tembaga dari produk 4 produk besar
Ukuran kabel RDC RAC XAC
Tegangan jatuh = 1.732*R*I*cos phi + 1.732*X*I*sin phi
tembaga 20°C 90°C 50 Hz
mm2 Ohm/km Ohm/km Ohm/km Volt
Multicore 380
VAC, 3-fase 50
Hz
1.5 11.9 15.232 0.012 30
2.5 7.14 9.139 0.099 25.5
4 4.47 5.722 0.093 21.8
6 2.97 3.802 0.088 18.9
10 1.77 2.266 0.084 15.5
16 1.13 1.446 0.081 13.4
25 0.712 0.911 0.081 11.3
35 0.514 0.658 0.078 10.3

Singlecore 380
VAC, 3-fase 50
Hz
50 0.379 0.485 0.094 13.2
70 0.262 0.335 0.09 12.1
95 0.189 0.242 0.087 11.4
120 0.15 0.192 0.084 11
150 0.122 0.157 0.084 10.9
185 0.097 0.126 0.084 10.7
240 0.074 0.097 0.081 10.6
300 0.059 0.078 0.08 10.7
400 0.046 0.063 0.079 11.1
500 0.037 0.051 0.078 11.3

(Sumber : http://www.geocities.ws/kelistrikan/powercable.htm)
47

Tabel 3.2 Data karakteristik kabel alumunium dari produk 4 produk besar
Ukuran kabel RDC RAC XAC
Tegangan jatuh = 1.732*R*I*cos phi + 1.732*X*I*sin phi
aluminium 20°C 50°C 50 Hz
mm2 Ohm/km Ohm/km Ohm/km Volt
Singlecore 380
VAC, 3-fase 50
Hz
50 0.641 0.718 0.106 14.7
70 0.443 0.497 0.103 9.4
95 0.32 0.359 0.098 8.8
120 0.253 0.284 0.097 8.5
150 0.206 0.232 0.097 8.4
185 0.164 0.185 0.096 8.3
240 0.125 0.142 0.092 8.3
300 0.1 0.114 0.09 8.4
400 0.078 0.09 0.09 8.7
500 0.061 0.071 0.089 9.1

(Sumber : http://www.geocities.ws/kelistrikan/powercable.htm)

H. Ratio Penggunaan trafo


Dengan mengetahui ratio penggunaan trafo, kita bisa menentukan kondisi
trafo tersebut apakah berada di zona underload, zona aman, ataukah di zona
overload. Untuk mengetahuinya dapat digunakan rumus sebagai berikut
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑉𝐴 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛
𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = ( ) × 100%................................(8)
𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜

Tabel di bawah ini merupakan kondisi trafo apabila dilihat dari ratio
penggunaan dari trafo adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3 Ratio Kondisi Trafo


Ratio Kondisi
< 40% underload
40-80% normal
> 80 % overload
beban tak seimbang penyeimbangan

I. Gambaran Gardu Distribusi di UPI


Pada trafo pertama yang berada di Gardu Distribusi UPI-1 yaitu gardu
yang dekat dengan gedung UC (University Center) menyuplai ke tiap-tiap
jurusan. Jurusan-jurusan tersebut menuju gedung-gedung kampus yang berada
48

di sekitar UPI dan kelistrikkan di sekitarnya. Kemudian Gardu UPI-2 yaitu


gardu yang dekat dengan gedung Seni dan Desain (FPBS lama).
Gardu yang ketiga dinamai Workshop, disuplai listrik oleh gardu distribusi
milik PLN dan menyalurkannya ke gedung-gedung yang berada di UPI. Untuk
gardu ini letaknya berada di gedung diesel. Jadi, di dalam gedung diesel
(workshop) ini hanya terdapat sel kubikel TR untuk memecah beban listrik ke
gedung di sekitarnya.
Gardu selanjutnya adalah gardu milik PLN yaitu Gardu IKIP yang berada
di antara gedung workshop dan gedung biro aset peralatan. Dan gardu yang
terakhir adalah gardu distribusi milik JICA (FPMIPA A). Gardu distribusi ini
khusus untuk menyuplai gedung JICA (FPMIPA A) keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai