Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia tidak dapat dipisahkan dari suatu benda yang dinamakan
uang. Uang merupakan suatu alat tukar menukar untuk bisa memenuhi
kebutuhan barang atau jasa. Kebutuhan manusia akan barang dan jasa
semakin meningkat seiring dengan kebutuhan yang akan di dapatkan dalam
suatu rumah tangga.. Nur Eka (2012) berpendapat bahwa rumah sebagai suatu
tempat tinggal untuk hidup dalam membentuk keluarga yang saling memiliki
hubungan sosial antar anggota keluarga didalamnya. Diperlukan sikap atau
perilaku dalam tata kelola yang baik, teratur, dan terkonsep dalam kehidupan
dalam berumah tangga mengingat hal itu sangatlah kompleks. Cara mengatur
keuangan rumah tangga dengan baik bukan hal yang mudah, permasalahan
keuangan keluarga biasanya bukan berasal dari penghasilan yang kurang,
namun penyebab utama adalah cara pengelolaan keuangan keluarga yang
kurang tepat (Nur Eka, 2012). Salah satu perilau dalam strategi mengelola
keuangan rumah tangga dengan membuat anggaran agar pendapatan yang kita
terima dapat memenuhi kebutuhan keluarga, untuk itu kita harus bersikap
lebih bijak dalam mengelurkan uang seperti mendahulukan kebutuhan pokok
di bandingkan dengan keinginan. penganggaran merupakan suatu teknik yang
memfasilitasi suatu tindakan untuk mengontrol terhadap perencanaan
keuangan, pengendalian dan pengelolaan asset keluarga dan merupakan suatu
elemen terpenting dalam pencapaian tujuan – tujuan kolektif keluarga (
Nickel et al, 1976, p. 274 : Oppenheim, 1976, p. 131). Suatu perencanaan
secara rasional yang dilakukan di dalam kehidupan sehari-hari dapat
dirasakan sebagai bahan untuk pencegahan terhadap emosional gangguan dan
trauma atas kebangkrutan pribadi dikarenakan tidak mampu mengatasi
keuangannya tersendiri. Pengelolaan keuangan rumah tangga yang baik
membutuhkan peran perilaku seseorang yang handal dalam akuntansi rumah
tangga, yaitu ibu rumah tangga yang cenderung lebih banyak mengatur

1
keuangan dalam keluarga. Peran akuntansi dalam rumah tangga bisa dalam
hal pencatatan yang dilakukan oleh ibu rumah tangga apabila melakukan
transaksi atas kegiatan keuangan baik itu dalam hal pemasukan maupun
dalam hal pengeluaran setiap hari atau bulannya. Selain itu peran akuntansi
dalam rumah tangga adalah ibu rumah tangga dapat menghitung jumlah
pemasukan dan jumlah pengeluaran setiap bulan agar mengetahui sisa uang
bulanan dalam keluarga. Secara tidak langsung kegiatan tersebut termasuk
dalam kegiatan akuntansi secara umumnya, yaitu proses pencatatan dan
perhitungan laba rugi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Peran Akuntan dalam Rumah Tangga ?
2. Apa saja Urgensi Anggaran Utama Dalam Rumah Tangga ?
3. Bagaimana Strategi pengelolaan keuangan rumah tangga ?
4. Bagaimana Implementasi Akuntansi Rumah Tangga ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk Mengetahui Bagaimana Peran Akuntan dalam Rumah Tangga.
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Urgensi Anggaran Utama Dalam Rumah
Tangga.
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Strategi pengelolaan keuangan rumah
tangga .
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Implementasi Akuntansi Rumah Tangga.

1.4 Manfaat Penulisan


Ada pun manfaat dari penelitian ini untuk menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai bagaimana Peran Akuntansi Dalam Menentukan Perilaku
Strategi Mengelola Keuangan Rumah Tangga.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Akuntansi
Praktik akuntansi dipengaruhi oleh faktor lingkungan (sosial,
ekonomik, dan politis) tempat akuntansi dijalankan (Suwardjono, 2010 :1).
Dibalik praktik akuntansi sebenarnya terdapat seperangkat gagasan-gagasan
yang melandasi praktik tersebut berupa asumsi asumsi dasar, konsep-konsep,
deskriptif dan penalaran yang keseluruhannya membentuk bidang
pengetahuan akuntansi (Suwardjono, 2010 : 2). Teori akuntansi menjadi
landasan untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi secara beralasan
atau bernalar yang secara etis dan alamiah dapat dipertanggunjawabkan.
Praktik akuntansi yang baik dan maju tidak akan dapat dicapai tanpa suatu
teori baik yang melandasinya. Komite Terminologi AICPA (The Comittee on
Terminology of the American Institute of Certified Public Accountants)
mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan
pengikhtisaran transaksi serta kejadian yang bersifat keuangan dengan cara
yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, serta interpretasi dari hasil
proses tersebut (Arfan Ikhsan, 2014 : 2).

2.2 Akuntansi Keperilakuan


Akuntansi memiliki beberapa cabang ilmu, salah satunya adalah
akuntansi keperilakuan. Ilmu akuntansi keperilakuan dibangun berdasarkan
kontribusi dari sejumlah disiplin ilmu keperilakuan, seperti psikologi,
psikologi sosial. Sebagian besar kontribusi psikologi berada pada tataran
analisis tingkat individu atau tingkat mikro (Arfan Ikhsan, 2014 : 9). Disiplin
lainnya seperti sosiologi dan psikologi sosial membantu memahami konsep
makro seperti proses kelompok dalam organisasi. Arfan Ikhsan (2014 : 11)
memaparkan beberapa disiplin ilmu yang mempengaruhi ilmu akuntansi
keperilakuan, yaitu :

3
1. Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur,
menjelaskan, dan terkadang mengubah perilaku manusia. Para
psikolog memperhatikan, mempelajari, dan berupaya memahami
perilaku individual.
2. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang sifat masyarakat, perilaku
masyarakat, dan perkembangan masyarakat. Sosiologi merupakan
cabang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat dan pengaruhnya
terhadap kehidupan manusia.
3. Psikologi Sosial, dunia psikologi merupakan dunia yang berkaitan
dengan persoalan perasaan, motivasi, kepribadian, dan sejenisnya
yang berkaitan dengan individu. Sosiologi secara umum cenderung
berkaitan dengan persoalan kemasyarakatan.
4. Antropologi berasal dari kata Yunani anthropos yang berarti manusia
atau orang, dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari
manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.
5. Ilmu politik adalah cabang ilmu sosial yang membahas teori dan
praktik politik serta deskripsi dan analisis terhadap sistem politik dan
perilaku politik. Ilmu ini berorientasi akademis, teori, dan riset.
Ilmuwan politik mempelajari alokasi dan transfer kekuasaan dalam
pengambilan keputusan, peran, dan sistem pemerintahan termasuk
pemerintah dan organisasi internasional, serta perilaku politik dan
kebijakan publik.

2.3 Rumah Tangga


Rumah tangga adalah organisasi dasar yang melakukan pengaturan
terhadap produksi dan konsumsi, sumberdaya dan alokasi tenaga kerja
sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dari setiap anggota rumah
tangga. Sri Habsari (2011 : 89) berpendapat bahwa oriantasi hidup
berkeluarga adalah tinjauan teoritis mengenai kehidupan berumah tangga
harmonis agar kelak apabila berumah tangga dapat menentukan sikap yang
tepat dan benar. Rumah tangga bisa juga berarti sekelompok orang yang

4
berbagi rumah atau tempat tinggal dan berbagi pendapatan atau seseorang
yang tinggal sendiri, keluarga batih, keluarga inti, atau sekelompok orang
yang tidak saling berhubungan, tentu setiap orang mendambakan rumah
tangga atau keluarga yang harmonis (Sri Habsari, 2011 : 89).

2.4 Strategi Mengelola Keuangan Rumah Tangga


Dalam mengelola keuangan rumah tangga tentu memerlukan strategi
agar kebutuhan dapat terpenuhi dengan baik. Ligwina (2011 : 35)
menjelaskan beberapa strategi untuk mengelola keuangan dalam rumah
tangga secara sederhana, yaitu
1. Pahami portofolio keuangan keluarga Dalam setiap rumah tangga
tentu harus mengetahui isi tabungan, jumlah tagihan, biaya asuransi,
dan lainnya. Hal ini harus dipahami oleh setiap keluarga berkaitan
dengan kewajiban apa saja yang harus di bayarkan kepada pihak
kedua maupun pihak ketiga.
2. Susun rencana keuangan atau anggaran Rencana keuangan yang
realistis membantu setiap keluarga untuk bersifat objektif dalam hal
pengeluaran yang berlebihan. Setiap rumah tangga tidak perlu terlalu
ideal, sehingga lupa kebutuhan untuk diri sendiri. Yang terpenting
adalah anggarkan jumlah yang realistis sehingga setiap pelaku
pengelola keuangan rumah tangga harus patuh dengan anggaran
tersebut.
3. Pikirkan antara kebutuhan dan keinginan Tidak jarang setiap rumah
tangga membelanjakan uang untuk hal yang tidak terlalu penting atau
hanya didorong keinginan, bukan kebutuhan. Hal yang diinginkan
tersebut secara langsung dapat menambah daftar belanja sedangkan
hal tersebut hanyalah keinginan semata tidak untuk kebutuhan dalam
keluarga. Keinginan haruslah dipisahkan dalam perencanaan
keuangan rumah tangga dan harus dikesampingkan hal tersebut,
karena hal yang utama dalam rumah tangga adalah kebutuhan
haruslah terpenuhi terlebih dahulu.

5
4. Meminimalkan belanja konsumtif Perilaku hidup setiap keluarga
cenderung konsumtif, hal tersebut akan menambah jumlah
pengeluaran dalam rumah tangga. Kondisi yang konsumtif tersebut
haruslah dikurangi karena dapat digunakan untuk hal-hal lain atau
kebutuhan lainnya yang lebih bermanfaat.
5. Tetapkan tujuan atau cita-cita finansial Menyusun target keuangan
yang ingin dicapai secara berkala dapat dilakukan dalam setiap rumah
tangga. Tetapkan tujuan yang spesifik, realistis, terukur, dan dalam
kurun waktu tertentu. Tujuan ini membantu agar lebih fokus
merancang keuangan jangka panjang yang lebih baik.
6. Menabung dan berinvestasi Setiap pendapatan yang diterima dalam
setiap rumah tangga tentu harus disisihkan untuk tabungan dan
investasi jangka panjang. Sebaiknya setiap rumah tangga memiliki
rekening yang terpisah untuk tabungan dan kebutuhan sehari-hari agar
dapat mengukur berapa simpanan yang dapat digunakan apabila
terjadi hal-hal yang tidak terduga. Dalam memilih investasi harus
dipikir secara cermat agar tidak menjadi investasi yang sia-sia karena
hal ini akan merugikan.

2.5 Perencanaan Keuangan Rumah Tangga


Perencanaan keuangan Rumah Tangga berkaitan mengenai keuangan
pribadi (personal finance). Dalam perencanaan keuangan ini banyak faktor
yang mempengaruhi tujuan dalam keuangan yaitu umur, jumlah tanggungan
dalam keluarga, sampai pada tingkat suku bunga dan inflasi (faktor ekonomi).
Adler (2012 : 9 ) memilih dua hal utama yang dapat mempengaruhi
perencanaan keuangan dalam keluarga, yaitu faktor nilai hidup dan faktor
ekonomi. Faktor nilai hidup yang dijelaskan Adler (2012 : 9) yaitu tentang
gaya pola hidup yang dikelompkkan dalam rentan usia yang berbeda,
sedangkan faktor ekonomi adalah kondisi keuangan dalam keluarga tersebut.
Setiap keluarga tentu memiliki perencanaan keuangan yang berbeda-beda
sesuai dengan situasi dan kondisi dalam keluarga tersebut. Sebagian besar

6
perencanaan keuangan meliputi semua aspek investasi, semuanya hingga
pensiun dan kematian (Nickel, 2010 : 473).

2.6 Penganggaran
Menurut Rudianto (2010 : 3) anggaran adalah rencana kerja organisasi
di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan
sistematis. Penulisan dalam bentuk angka adalah untuk memudahkan anggota
organisasi melihat target yang ingin dicapai organisasi. Rudianto (2010 : 5)
mengelompokkan Secara umum seluruh fungsi di dalam suatu organisasi ke
dalam empat fungsi pokok, yaitu:
1. Planning (Perencanaan) Di dalam fungsi ini ditetapkan tujuan jangka
panjang, tujuan jangka pendek, sasaran yang ingin dicapai, strategi
yang akan digunakan dan sebagainya. Di dalam fungsi ini berkaitan
dengan segala sesuatu yang ingin dihasilkan dan dicapai sebuah
organisasi.
2. Organizing (Pengorganisasian) Setelah segala sesuatu yang ingin
dihasilkan dan dicapai dalam organisasi telah ditetapkan, maka dalam
organisasi tersebut harus mencari sumber daya yang dibutuhkan untuk
merealisasikan rencana yang telah ditetapkan tersebut.
3. Actuating (Menggerakkan) Setelah sumber daya yang dibutuhkan
diperoleh, maka tugas selanjutnya adalah mengarahkan dan mengelola
setiap sumber daya yang telah dimiliki organisasi tersebut agar dapat
digunakan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Setiap sumber
daya yang ada harus diarahkan, dikoordinasikan satu dengan lainnya
agar dapat bekerja optimal untuk mencapai tujuan perusahaan.
4. Controlling (Pengendalian) Setelah sumber daya yang dibutuhkan
dalam organisasi diperoleh dan diarahkan untuk bekerja sesuai dengan
fungsi masing-masing, maka langkah berikutnya adalah memastikan
bahwa setiap sumber daya tersebut telah bekerja sesuai dengan
rencana yang telah dibuat oleh organisasi untuk menjamin tujuan
secara keseluruhan. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya untuk

7
menjamin bahwa setiap sumber daya organisasi telah bekerja dengan
efisien dan efektif.

2.7 Pengambilan Keputusan


Manusia adalah makhluk pembuat keputusan (decision-making man),
pengambilan keputusan terjadi setiap saat sepanjang hidup manusia.
Pengambilan keputusan adalah causa bagi respond tindakan, bagi effect
konsekuensi (Rizki, 2016 : 2). Bila dalam menghadapi masalah, termasuk
masalah dalam pencapaian tujuan maka langkah terbaik adalah
mempertimbangkan seluruh alternatif solusi sebaik mungkin dengan
menggunakan alat pertimbangan yang tepat. Pendekatan terhadap
penyelesaian masalah yang benar membantu kita dalam meraih keputusan
yang memiliki konsekuensi baik. Namun Rizki (2016 : 2) mendefinisikan
pandangan muncul atas dorongan hawa nafsu dalam pengambilan keputusan.

2.8 Peran Ibu Rumah Tangga


Dalam lingkungan organisasi terkecil yaitu keluarga, peran ibu dalam
mengatur keuangan tidak lepas dari ilmu-ilmu yang secara tidak langsung
berperan penting dalam mengelola keuangan dalam kaluarga. Moeljadi
berpendapat bahwa seorang ibu yang berperan sebagai ibu rumah tangga yang
mempunyai tanggung jawab dan kewajiban untuk mengelola keuangan rumah
tangga terrutama sumber dananya terbatas selain harus pandai dalam
mengelola keuangan juga harus memahami ilmu tentang anggaran,
perencanaan, dan akuntansi meskipun dalam skala yang sederhana (Moeljadi,
2010 : 3). Moeljadi (2010 : 7) berpendapat bahwa ibu rumah tangga memiliki
tugas dan fungsinya yang tak jauh berbeda dengan seorang bendahara sebuah
perusahaam meskipun sumber dana keuangan rumah tangganya terbatas.
Banyak aktifitas ibu rumah tangga dalam mengatur keuangan keluarga yaitu
dengan menyimpan uang, mengeluarkan uang, dan mendayagunakan sisa
uang agar mendapatkan keuntungan.

8
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Metode Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan teori
fenomenologi. Hal ini digunakan agar penelitian dapat didasari dengan teori
yang kuat dan mendukung untuk dilakukannya penelitian tersebut. Tujuan
utama Fenomenologi adalah mempelajari bagaimana fenomena dialami dalam
kesadaran, pikiran, dan dalam tindakan, seperti bagaimana fenomena tersebut
bernilai atau diterima secara estetis (Engkus, 2013 : 2).

3.2 Objek Penelitian


Objek penelitian ini adalah seorang ibu rumah tangga yang mengelola
keuangan keluarga. seorang ibu rumah tangga yang berhasil saya wawancarai
bernama ibu Karmi beliu juga selain mengurus rumah tangga juga bekerja
sebagai pegawai negeri sipil di kota palu. Ibu Karmi memiliki seorang suami
yang bekerja sebagai pegawai swasta dan mempunyai tiga orang anak
perempuan yang semuanya masih bersekolah anak pertama dan keduanya
duduk di bangku kuliah sedangkan anak ketigannya duduk di bangku kelas 6
SD.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian


 Tempat penelitian yang saya kunjungi adalah di kediaman keluarga ibu
Karmi di jalan Hang Tuah No 3 Palu, Sulawesi Tengah

 Waktu Penelitian pada hari kamis tanggal 04 januari 2018. Pukul 16.15
WITA

9
3.4 Metode Pengumpulan Data
 Pengamatan (observasi)
Meninjau dan mempelajari secara langsung perilaku akuntansi ibu Karmi
agar memperoleh data yang diperlukan sehubungan masalah yang sedang
diteliti.

 Wawancara (interview)
Yaitu menanyakan langsung kepada ibu Karmi beberapa pertanyaan terkait
masalah yang sedang diteliti.

10
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Peran Akuntan dalam Rumah Tangga


Akuntan dalam rumah tangga berbeda dengan akuntan yang bekerja
pada sebuah perusahaan atau organisasi. Akuntan rumah tangga memiliki
kewajiban untuk mengatur keuangan keluarga, menyimpanan uang, dan
melakukan pencatatan atas keuangan rumah tangga tersebut.
Wawancara yang saya lakukan selaku peneliti kepada narasumber
yang bernama ibu Karmi, mengenai siapa orang yang mengelola keuangan
pada rumah tangganya ? Adapun informasi yang diperoleh : Tata kelola
keuangan dalam keluarga ibu karmi secara keseluruhan diatur oleh ibu karmi
sendiri menurutnya memang sudah menjadi kodrat seorang istri untuk
menglolah keuangan keluarga. Ibu karmi merasa khawatir apabila orang yang
mengelola keuangan rumah tangga nya adalah sang suami, karena jika
dikendalikan sepenuhnya oleh suami maka uang dapat digunakan untuk
berbagai macam hal di luar kebutuhan keluarga. Maka dari itu ibu Karmi
dapat dikatakan sebagai akuntan dalam rumah tangga karena beliau
memegang penuh pengelolaan keuangan keluarga. Ibu Karmi masih
menjalankan Perannya sebagai ibu rumah tangga dengan baik meskipun
sampai saat ini ibu Karmi sendiri masih bekerja sebagai pegawai negeri sipil.

4.2 Urgensi Anggaran Utama Dalam Rumah Tangga


Urgensi menurut KBBI adalah hal yang sangat penting, sehingga
pengertian dari urgensi anggaran utama adalah anggaran utama yang sangat
penting harus dilakukan oleh setiap ibu rumah tangga untuk memenuhi
kebutuhan. Urgensi anggaran utama setiap bulan adalah anggaran wajib
setiap bulan yang dilakukan oleh ibu rumah tangga, dan anggaran wajib
dalam keluarga tentu berbeda-beda dalam setiap keluarga.
Saya menanyakan mengenai apa saja hal utama yang dianggarkan
oleh ibu karmi? Informasi yang diperoleh : “ibu Karmi secara sadar telah

11
melakukukan fungsi anggaran karena hal tersebut menurutnya sangat penting
untuk dilakukan. Pembagian anggaran dalam keluarga ibu Karmi adalah
pembagian yang sesuai dengan kebutuhan utama dalam keluarga ibu karmi
seperti uang sekolah (kuliah), uang untuk membayar tagihan listrik, air dan
uang untuk kebutuhan dapur anggaran tersebut dilakukan dalam setiap
bulannya oleh keluarga ibu Karmi sedangkan untuk keperluan lainnya tidak
dianggarkan secara khusus hanya bersifat fleksibel saja. Proses penyusunan
anggaran tentu berkaitan dengan dunia akuntansi. Dibutuhkan keahlian
khusus dalam menyusun anggaran agar kebutuhan dalam keluarga dapat
terpenuhi.

4.3 Strategi pengelolaan keuangan rumah tangga


Setiap kebutuhan tentu memerlukan perencanaan yang tepat.
Perencanaan yang tepat merupakan kunci dari pengelolaan keuangan dalam
rumah tangga. Yang harus dilakukan oleh ibu rumah tangga harus mengelola
keuangan yang realistis sesuai dengan kebutuhan yang ada. Dengan
memprioritaskan kepentingan keluarga terlebih dahulu dan
mengesampingkan kebutuhan pribadi ibu rumah tangga dapat membantu
mengelola keuangan rumah tangga yang sehat. pengelolan keuangan rumah
tangga setiap keluarga tentu memiliki strategi atau cara pengelolaan yang
berbeda-beda.
Wawancara yang dilakukan berkaitan dengan bagaimana strategi
pengelolaan keuangan keluarga ibu karmi ? informasi yang saya peroleh yaitu
jika ibu karmi biasannya menyusun anggaran bulanan yang sesuai dengan
kebutuhan keluarga dengan memperioritaskan membeli kebutuhan pokok
terlebih dahulu jika terdapat kelebihan anggaran baru di pergunakan untuk
membeli keinginan keluarga ibu karmi. Atau kelebihan tersebut di tabung
untuk menjadi simpanan jika ada keperluan yang mendesak. Jika kebutuhan
rumah tangga tidak sampai akhir bulan itu maka pengeluaran untuk memebeli
atau menutupi kebutuhan tersebut di lakukan dengan cara tambal butuh yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga didasarkan pada waktu

12
diperolehnya pendapatan. Contohnya bila pendapatan yang sudah diterima
oleh keluarga tersebut berasal dari ibu Karmi terlebih dahulu sebagai pegawai
negeri, maka pengeluaran tersebut menggunakan uang hasil dari pendapatan
ibu Karmi namun sebaliknya jika pendapatan yang sudah di terima oleh
keluarga berasal dari suami ibu Karmi terlebih dahulu sebagai pegawai
swasta maka pengeluaran tersebut menggunakan uang hasil pendapatan suami
ibu Karmi. Adapun straregi yang digunakan oleh ibu karmi secara sadar telah
melakukukan fungsi pengelolaan keuangan dalam keluarga.
Pengelolaan keuangan rumah tangga yang baik adalah pengelolaan
yang mampu memenuhi seluruh kebutuhan dalam setiap keluarga baik itu
dalam berbagai hal. Kebutuhan keluarga yang berbeda-beda tentu memiliki
strategi tambal butuh yang berbeda-beda pula untuk diterapkan dalam
memenuhi kebutuhan tersebut.

4.4 Implementasi Akuntansi Rumah Tangga


Dunia akuntansi saat ini tidak hanya berbicara tentang transaksi pada
perusahaan besar saja. Namun akuntansi juga dibutuhkan oleh setiap
organisasi terkecil sekalipun seperti rumah tangga. Pencatatan yang
merupakan salah satu peran dalam akuntansi yang dapat membantu kegiatan
ibu rumah tangga dalam mengelola keuangan keluarga. Dari hasil
implementasi pencatatan yang telah dilakukan tersebut tentu dapat menjadi
acuan sehingga dalam mengatur keuangan bulan berikutnya dapat menjadi
lebih baik.
Wawancara yang dilakukan berkaitan dengan peran akuntansi dalam
mengelola keuangan rumah tangga, yaitu pertanyaan utama yang ada pada
penelitian ini adalah apakah ibu karmi melakukan kegiatan pencatatan pada
keuangan rumah tangganya ? informasi yang diperoleh : Berdasarkan
penjelasan yang diberikan oleh ibu Karmi, Ibu karmi Melakukan Pencatatan
seperti Pencatatan. pencatatan yang dilakukan oleh ibu Karmi yaitu mencatat
apa saja yang menjadi pengeluaran rutin dalam kebutuhan keluarganya.
Pengeluaran rutin tersebut seperti air, listrik, bayar uang sekolah anak, dll.

13
Pencatatan tersebut dilakukan oleh ibu Karmi pada memo atau buku kecil
dengan tulisan yang sederhana tidak seperti pencatatan yang dilakukan oleh
perusahaan atau organisasi besar. Berdasarkan penjelasan dari ibu Karmi,
pencatatan tersebut dilakukan tergantung pada saat pengeluaran terjadi. Ibu
Karmi menceritakan jika pencatatan mengenai pembayaran sekolah (kuliah)
dilakukan agar beliau dapat mengingat bahwa beliau telah membayar uang
sekolah kepada anaknya. Kegiatan pencatatan tersebut dianggap bermanfaat
bagi ibu Karmi, Bermanfaat dalam hal beliau dapat mengetahui apa saja yang
dikeluarkan setiap bulannya dan dapat mengetahui berapa jumlah dari setiap
pengeluaran yang dilakukan guna untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Pencatatan yang dilakukan tersebut juga dapat menjadi acuan untuk
kebutuhan bulan berikutnya sehingga dapat mengatur keuangan agar tidak
terjadi pemborosan terhadap pengeluaran-pengeluaran tertentu Ibu Karmi
secara sadar telah melakukukan fungsi pencatatan dalam keuangan keluarga.
Pencatatan yang dilakukan oleh ibu Karmi terjadi pada saat terjadinya
pengeluaran. Namun setiap pengeluaran tersebut tidak dicatat oleh ibu Sri
secara rinci, hanya pengeluaran rutin setiap bulannya yang dicatat oleh ibu
Karmi. Beliau merasa pencatatan tersebut dapat menjadi pengingat bahwa
telah melakukan pembayaran atas kewajiban setiap bulannya. Pencatatan
adalah salah satu kegiatan yang dilakukan dalam akuntansi. Implementasi
akuntansi yang terjadi pada rumah tangga hanyalah berupa pencatatan
sederhana yang dilakukan ibu rumah tangga.

14
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pentingnya peran
akuntansi dalam rumah tangga untuk dapat merencanakan setiap anggaran
dalam rumah tangga, pencatatan, pengambilan keputusan serta perencanaan
jangka panjang di dalam rumah tangga. Perencanaan yang tepat merupakan
kunci dari pengelolaan keuangan dalam rumah tangga. Yang harus dilakukan
oleh ibu rumah tangga harus mengelola keuangan yang realistis sesuai dengan
kebutuhan yang ada. Salah satu perilau mengelola keuangan rumah tangga
dengan membuat anggaran agar pendapatan yang kita terima dapat memenuhi
kebutuhan keluarga, untuk itu kita harus bersikap lebih bijak dalam
mengelurkan uang seperti mendahulukan kebutuhan pokok di bandingkan
keinginan.

5.2 Saran
Saya mengharapkan para pengelola keuangan rumah tangga agar lebih
memperhatikan pentinggnya suatu perencanaan penggangaran, pencatatan,
pengambilan keputusan, dan perencanaan jangka panjang di dalam rumah
tangga keluarga serta perlunya komunikasi antara suami dan istri di dalam
setiap perencanaan dan tujuan mereka sehingga dapat pempererat jalinan
kasih antara sesama keluarga dan lingkungan mereka.

15
DAFTAR RUJUKAN

Adler H. Manurung. 2012. Financial Planner . Jakarta : Grasindo


Arfan Ikhsan Lubis. 2014. Akuntasi Keperilakuan Edisi 2. Jakarta : Salemba
Empat
Engkus Kuswarno. 2013. Fenomenologi “Metode Penelitian Komunikasi”.
Bandung : Widya Padjadjaran
Ligwina Hananto. 2011. Untuk Indonesia Yang Kuat “100 Langkah untuk tidak
miskin”. Jakarta : Lentera Hati
Moeljadi. 2010. Denyut Jantung Keuangan Keluarga di Tangan Ibu-Ibu. Jakarta :
Kompas Gramedia
Nickell, P., Rice, A.S. and Tucker, S.P. (1976), Management in Family Living,
John Wiley & Sons, New York, NY.
Nur Eka Setiowati. 2012. “Perempuan, Strategi Nafkah dan Akuntansi Rumah
Tangga”. Jurnal Ekonomi Vol 2. No 3, Maret 2012 : 298-304
Rizki Dermawan. 2016. Pengambilan Keputusan “Landasan Filosofis, Konsep,
dan Aplikasi”. Bandung : Alfabeta
Rudianto. 2010. Penganggaran. Jakarta : Penerbit Erlangga
Sri Habsari. 2011. Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Grasindo
Suwardjono. 2010. Teori Akuntansi “Perekayasaan Pelaporan Keuangan”.
Yogyakarta : BPFE Yogyakarta

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJA/article/download/4040/3183

16

Anda mungkin juga menyukai