Anda di halaman 1dari 9

ISSN 0852-4777 Analisis Pengaruh Proses Pengerolan Dan Penempaan

Panas Pada Sifat Mekanik dan Struktur Mikro Paduan


ZrNbMoGe
(A.H. Ismoyo, Parikin, Bandriyana)

ANALISIS PENGARUH PROSES PENGEROLAN DAN


PENEMPAAN PANAS PADA SIFAT MEKANIK DAN
STRUKTUR MIKRO PADUAN ZrNbMoGe

A.H. Ismoyo, Parikin, Bandriyana


Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju - BATAN
Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan,15314
e-mail: agus_hismoyo@batan.go.id
(Naskah diterima: 24-12-2013 , disetujui: 27-01-2014)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH PROSES PENGEROLAN DAN PENEMPAAN PANAS PADA SIFAT


MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN ZrNbMoGe. Penelitian kombinasi teknik
pembentukan bahan dengan proses pengerolan dan penempaan dilakukan untuk
meningkatkan sifat mekanik paduan ZrNbMoGe yang dirancang untuk bahan kelongsong bahan
bakar PLTN. Pengaruh proses pengerolan dan penempaan terhadap perubahan kekerasan
dianalisis dengan pengujian struktur mikro dan struktur kristal ingot hasil peleburan. Pengujian
dilakukan pada paduan dengan komposisi (% berat) 97% Zr, 0,5% Mo, 2% Nb dan 0,5% Ge hasil
o
peleburan dengan tungku busur listrik. Proses pengerolan panas dilakukan pada 900 C dan
o
proses penempaan panas pada temperatur 950 C. Pengamatan sifat mekanik dilakukan
dengan uji kekerasan mikro Vickers, uji struktur mikro dilakukan dengan mikroskop optik,
sedangkan struktur kristal diamati dengan uji difraktometer sinar-X. Hasil uji kekerasan sebelum
proses pengerolan dan penempaan adalah 141,21 HV, setelah pengerolan panas kekerasannya
meningkat menjadi 210,47 HV dan setelah proses penempaan panas kekerasannya adalah
365,75 HV. Data struktur mikro menunjukkan peristiwa pengorientasian arah kristal (texturing)
terlihat jelas akibat pengaruh proses-proses pengerolan dan penempaan panas. Pola difraksi
memperlihatkan kecenderungan preferred orientation dominan mengarah ke bidang refleksi
(10ī1) yang teridentifikasi melalui peningkatan cacahan dari sekitar 2500 counts menjadi sekitar
3000 counts. Disimpulkan bahwa proses pengerolan dan penempaan panas mampu mengubah
sifat mekanik (kekerasan dan tekstur) dan struktur mikro bahan.
Kata kunci: penempaan panas, pengerolan panas, kekerasan, struktur mikro, struktur kristal dan
paduan ZrNbMoGe.

ABSTRACT

ANALYSIS OF HOT ROLLING AND HOT FORGING EFFECTS ON MECHANICAL


PROPERTIES AND MICROSTRUCTURE OF ZrNbMoGe ALLOY. Research on formation
technique by a combined method of rolling and forging has been carried out in order to improve
the mechanical properties of ZrNbMoGe alloy to be used as fuel cladding in NPP (Nuclear Power
Plant) application. The effects of rolling and forging were analyzed several tests. The tests were
conducted for zirconium alloy specimen with a composition of (in % wt.) 97% Zr, 0,5% Mo, 2% Nb

13
Urania ISSN 0852-4777
Vol. 20 No. 1, Februari 2014 : 1 – 55

and 0,5% Ge, where the specimen was melted with an arc-furnace. The hot rolling and forging
o o
were conducted at 900 C and 950 C respectively. Hardness test was carried out by using a
microhardness testing machine, while microstructure examination and crystal structure analysis
were conducted with an optical microscope and an X-ray diffractometer. The results show that
the hardness of the alloy increase from 141.21 HV (starting material) to 210.47 HV (hot rolled
material) and 365.75 HV (hot forged material). Texturing phenomenon is clearly figured on the
microstructure due to hot rolling and forging process. Analysis by diffractogram also indicates that
the hot rolling and forging process has influence on the crystal orientation of dominant preferred
direction in the reflection plane of (10ī1), recorded from the rise of intensity counting from about
2500 to 3000. In summary, hot forging and rolling process can change the mechanical properties
(hardness and texture) and microstructure of materials.

Keywords: hot forging, hot rolling, hardness, microstructure, crystal structure, ZrNbMoGe

PENDAHULUAN meningkatkan kekerasan dan kekuatan


melalui perubahan bentuk butiran yang
Penelitian dan pengembangan bahan
semakin pipih akibat perlakuan deformasi
kelongsong bahan bakar nuklir merupakan
pada bahan. Untuk paduan ZrNbMoGe,
salah satu isu penting dalam mendukung
proses pengerolan akan semakin
penguasaan teknologi pengoperasian
meningkatkan kekuatan dengan perubahan
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
butir yang semakin pipih dan pemerataan
Penelitian bahan kelongsong di PSTBM-
presipitat Zr3Ge. Disamping itu proses
BATAN disusun dalam program pengem-
pengerolan diperlukan dalam pengolahan
bangan sintesis bahan struktur reaktor, [3]
ingot untuk menghilangkan segregasi .
khususnya pengembangan paduan zirko-
Proses penempaan akan memperbaiki
nium sebagai bahan kelongsong. Untuk
struktur mikro dengan pemadatan dan
penelitian bahan kelongsong telah dikem-
pengecilan butiran sehingga meningkatkan
bangkan paduan ZrNbMoGe yang meng-
kekuatan dan kekerasan paduan. Proses
hasilkan paduan dengan kekuatan dan
pengerolan dan penempaan dalam fabrikasi
ketahanan korosi tinggi. Pemilihan paduan [4]
kelongsong dari zirkaloi-4 dilakukan
didasarkan pada pembentukan presipitat
dengan kombinasi perlakuan penempaan,
keras Zr-Ge dalam proses sintesis untuk
pengerolan panas dan pengerolan dingin
meningkatkan sifat mekanik. Disamping itu
dengan beberapa pengaturan proses
kombinasi Nb dan Mo dirancang untuk
perlakuan panas. Pengerolan panas dila-
peningkatan ketahanan korosi dan sifat o
[1] kukan pada temperatur sekitar 700 C,
mampu bentuk paduan .
sedangkan proses penempaan pada
Salah satu masalah penting dalam o
temperatur 900 C. Untuk bahan paduan
pengembangan bahan untuk kelongsong Zr-3%Nb-1%Sn yang digunakan untuk
adalah kemampuan bahan untuk diolah bahan kelongsong tahan korosi tinggi,
dalam proses fabrikasi. Proses yang telah proses penempaan pada temperatur
dilakukan dan menjadi acuan adalah o
800 C dilanjutkan pengerolan panas pada
fabrikasi kelongsong zirkaloi-4 dengan o
temperatur sekitar 1065 C dan kemudian
[2]
metode Western . Dalam proses ini diproses pengerolan dingin pada temperatur
pembentukan bahan dengan penempaan o
sekitar 600 C mampu menghasilkan
dan pengerolan merupakan langkah penting penambahan kekuatan, ketahanan fatik dan
yang perlu dilakukan dan perlu diteliti untuk [5]
ketahanan korosi .
menemukan parameter yang optimal.
Proses pengerolan dilakukan untuk

14
ISSN 0852-4777 Analisis Pengaruh Proses Pengerolan Dan Penempaan
Panas Pada Sifat Mekanik dan Struktur Mikro Paduan
ZrNbMoGe
(A.H. Ismoyo, Parikin, Bandriyana)

Untuk kepentingan proses fabrikasi dan adalah bahan kimia dari produksi ALDRICH
peningkatan kekuatan, perlu dianalisis dengan kemurnian untuk Zr 99,96% bentuk
proses pengerolan dan penempaan dengan sponge, Mo dan Ge 99,98 % bentuk
parameter proses yang tepat untuk sponge, Nb berbentuk kawat dengan
menghasilkan sifat mekanik paduan kemurnian 99,98 % sedangkan komposisi
[5]
zirkonium yang unggul . Pembahasan paduan (% berat) 97% Zr, 0,5% Mo, 2% Nb
dalam makalah ini difokuskan pada hasil dan 0,5% Ge Penelitian dilakukan dengan
penelitian yang berkaitan dengan sifat alur proses: penimbangan bahan murni yang
mampu bentuk paduan ZrNbMoGe dengan dilanjutkan dengan proses sintesis
meneliti sifat dan karakteristik bahan paduan peleburan menggunakan tungku busur listrik
saat mengalami perlakuan penempaan dan dan kemudian di penempaan dan juga di
pengerolan. Sasaran yang ingin dicapai pengerolan seperti ditunjukkan dalam skema
dalam penelitian ini adalah diperolehnya alur proses pada Gambar 1. Hasil peleburan
bahan paduan ZrNbMoGe untuk bahan dengan tanur busur listrik untuk paduan
kelongsong beserta data sifat mampu dengan komposisi berat 97% Zr, 0,5% Mo,
penempaan dan mampu pengerolan 2% Nb dan 0,5% Ge, adalah ingot paduan
sehingga dapat dilanjutkan / dikembangkan dengan bentuk dan ukuran ingot adalah
menuju proses fabrikasi. Adapun hasil yang lempengan bola diameter 25-30 mm, tebal 8
diperoleh dalam proses penempaan dan -12 mm dengan berat 25-30 gram. Dalam
pengerolan, dipengaruhi oleh komposisi dan peleburan ini ingot diusahakan berbentuk
teknologi proses penempaan dan penge- pipih untuk keperluan karakterisasi dan
rolan, meliputi temperatur penem-paan dan proses pengerolan. Ingot hasil peleburan
pengerolan, angka reduksi, serta beban setelah dilakukan pembersihan kemudian
penempaan dan pengerolan. Parameter dan diperiksa visual dan disiapkan untuk
besaran tersebut akan menentukan struktur karakterisasi dan untuk proses pengerolan.
mikro, struktur kristal dan sifat mekanik
Proses pengerolan dilakukan dengan
yang merupakan masalah penting dalam
rol panas dan pemanasan pada temperatur
analisis metalurgi. Proses penguatan bahan o
900 C. Selanjutnya ingot panas dima-
via peleburan paduan dan proses
sukkan pada mesin pengerolan dengan
penempaan dan pengerolan melalui pengu-
reduksi 10 % ketebalan. Sampel kemudian
atan presipitasi menjadi persoalan penting
[6-7] dilakukan pengerolan kembali hingga
dalam penelitian ini . Dengan meneliti
diperoleh pelat dengan ketebalan sekitar
perubahan struktur mikro dan pengaruhnya
2 mm dengan pengulangan pemanasan dan
terhadap sifat mekanik dan ketahanan
reduksi ketebalan. Untuk perlindungan
korosinya diharapkan diperoleh data
oksidasi dilakukan pengaliran gas argon
masukan untuk menghasilkan bahan
selama pemanasan di tungku dan pemin-
paduan dengan sifat mekanik yang optimal.
dahan sampel ke mesin pengerolan. Proses
Tujuan penelitian ini adalah untuk
penempaan panas dilakukan pada
mengetahui sifat mekanik, strukturmikro dan o
temperatur 950 C di laboratorium metalurgi
struktur kristal kandidat bahan kelongsong
LIPI, sedangkan proses pengerolan panas
elemen bakar nuklir.
ingot hasil peleburan dilakukan di
laboratorium metalurgi-ITB.

TATA KERJA

Bahan yang digunakan pada studi untuk


sintesis pembuatan paduan ZrNbMoGe

15
Urania ISSN 0852-4777
Vol. 20 No. 1, Februari 2014 : 1 – 55

Proses Tempa Panas

Pelat Tempa

Ingot Hasil
Peleburan
Zr,Nb,Mo,Ge,
Pelat Rol

Proses Rol
Panas
Gambar 1. Skema proses peleburan, penempaan dan pengerolan paduan ZrNbMoGe

Karakterisasi sampel ingot yaitu yakni proses mencelupkan permukaan


pelat hasil pengerolan dan penempaan spesimen selama 60-90 detik dalam
dilakukan dengan pengujian struktur mikro campuran (40%HF, 60%H2O) dengan
menggunakan mikroskop optik dan SEM- (70%HNO3, 30%H2O), dalam fraksi
EDS, struktur kristal dengan XRD dan sifat setimbang dan temperatur ruang. Uji energy
mekanik dengan alat uji kekerasan. dispersive spectroscopy; EDS dilakukan
Pengujian kekerasan dilakukan dengan pada daerah matrik dan batas butir serta
metode Vickers skala mikro untuk sampel beberapa titik pengamatan untuk uji
hasil sintesis, hasil penempaan dan komposisi unsur serta pengamatan
pengerolan paduan ZrNbMoGe pada posisi presipitat.
di dalam dan pada batas butir, dilakukan di
laboratorium PSTBM-BATAN.
Kekerasan Paduan Zr-(2%)Nb-Mo-Ge
Uji struktur mikro dilakukan dengan
500
pengamatan menggunakan mikroskop optik 450
untuk melihat besar, bentuk dan distribusi 400
Kekerasan (HVN)

365.75
350
dari butir diamati dengan perbesaran
300
100 kali. Pengamatan dilakukan pada 250 210.47

sampel hasil peleburan paduan ZrNbMoGe, 200


141.21
150
setelah proses pengerolan dan setelah 100
proses penempaan di laboratorium PSTBM- 50
0
BATAN. Pengamatan struktur mikro
aw al rolling forging
dilakukan menggunakan alat Mikroskop Kondisi
Optik dan EDS (Energy Dispersive
Spectroscopy), sedangkan pengujian
struktur kristal menggunakan alat XRD (X- Gambar 2. Kekerasan paduan ZrNbMoGe
Ray Diffracto-meter). Pengamatan struktur hasil perlakuan pengerolan dan
mikro melalui beberapa tahap preparasi: penempaan.
cutting, grinding, polishing dan etching. Etsa

16
ISSN 0852-4777 Analisis Pengaruh Proses Pengerolan Dan Penempaan
Panas Pada Sifat Mekanik dan Struktur Mikro Paduan
ZrNbMoGe
(A.H. Ismoyo, Parikin, Bandriyana)

Pengambilan pola difraksi dilakukan dengan Diagram batang (bar chart) data uji
spesifikasi alat uji X-ray Diffraction dengan kekerasan paduan dengan komposisi berat
parameter pengukuran sebagai berikut: 97% Zr, 0,5% Mo, 2% Nb dan 0,5% Ge
ditunjukkan pada Gambar 2. Sebelum
jangkauan pengukuran dari sudut 2 = 10
proses pengerolan dan penempaan
hingga 75, langkah pencacahan 2 =
kekerasan paduan adalah 141,21 HV,
0,05. Pengolahan data difraksi sampel
setelah dibentuk dengan metode
zirkonium dan paduan ZrNbMoGe untuk
pengerolan panas kekerasannya adalah
mengetahui jenis fasa dan presipitat yang
210, 47 HV dan setelah diproses
terbentuk dalam paduan, dilakukan
penempaan panas kekerasannya adalah
menggunakan software Rietveld Analysis
sebesar 365,75 HV. Efek pembentukan
(RIETAN).
bahan melalui metode pengerolan panas
maupun melalui proses penempaan panas
HASIL DAN PEMBAHASAN dapat meningkatkan sifat kekerasan
(precipitation hardening) bahan paduan. Hal
Secara visual ingot tampak membentuk ini terjadi oleh sebab setelah proses
paduan yang padat dengan sedikit terjadi pengerolan dan penempaan panas tersebut,
oksidasi pada permukaan menunjukkan bahan semakin tipis dan selama itu pula
bahan paduan hasil peleburan cukup terjadi proses pendingin cepat (quenching)
homogen. Pada peleburan dengan sintesa atau artificial ageing yang mengakibatkan
paduan, terjadi penurunan energi bebas tumbuhnya presipitat Zr-Ge dan Zr-Mo di
Gibbs dari masing-masing unsur untuk sekitar batas butir. Fenomena presipitasi ini
membentuk suatu fasa tertentu dalam dapat menghambat pergerakan dislokasi
paduan. Pada kondisi ini baik unsur Nb dan (slip plane) oleh karena semakin banyaknya
o
Mo pada temperatur sekitar 1800 C telah batas butir setelah proses pengerolan panas
meleleh dan berdifusi ke dalam matrik maupun proses penempaan panas. Kedua
zirkonium membentuk fasa baru, meskipun proses ini mampu menumbuhkan presipitat
titik leleh Nb dan Mo diatas temperatur di sekitar batas butir (grain boundary),
o
2000 C. Titik leleh bahan pemadu Nb dan secara fisis metalurgi akan memper-
Mo dalam data unsur menunjukkan banyak/menambah batas butir, yang meng-
terjadinya peleburan unsur secara ideal jika halangi pergerakan dislokasi dalam bahan.
dilebur sendiri tanpa penambahan atom
lain.

Tabel 1. EDS sampel paduan ZrNbMoGe.

Unsur % Berat Presipitat

Ingot Pengerolan Penempaan


Ge 18,90 12,88 10,10 Zr3Ge, ~ZrMo2
Zr 75,90 62,71 77,49
Mo 2,65 1,11 2,62

Hasil pengamatan sampel dengan lami presipitasi akibat perlakuan termperatur


Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) (pendinginan) saat fabrikasi. Angka prosen-
yang tampak pada Tabel 1 memperlihatkan tase berat unsur Zr, Ge dan Mo meng-
bahwa pembentukan presipitat juga informasikan fluktuasinya tidak jauh berbeda
berkontribusi mempengaruhi sifat kekerasan antara 1 % hingga 10 % berat. Identifikasi
bahan. Bahan ingot yang memiliki kekera- awal melaporkan bahwa presipitasi Zr-Ge
san sekitar 141,21 HVN ini sudah menga- dan Zr-Mo di batas butir kemungkinannya

17
Urania ISSN 0852-4777
Vol. 20 No. 1, Februari 2014 : 1 – 55

[5-7]
cukup besar hampir mendekati 11 % . atomik Ge sebesar 6,51 % yang semakin
Pada proses pengerolan pembentukan tersebar merata. Sementara kuantitas
presipitat Zr3Ge (12,88 %wt. Ge) lebih presipitat ZrMo2 masih sedikit, yang
banyak dibanding presipitat ZrMo2 (1,11 teridentifikasi dari prosentase atomik Mo
%wt. Mo). Sifat kekerasan bahan didominasi hanya 0,42%.
oleh presipitat Zr3Ge dengan presentase

(a)

10m

(b) (c)

10m 10m

Gambar 3. Struktur mikro paduan Zr-(2%)Nb-Mo-Ge hasil: (a) sebelum pengerolan dan
penempaan, (b) setelah pengerolan (canai) dan (c) setelah penempaan (forging).

Sedang hasil pengamatan EDS pada Data struktur mikro menunjukkan


sampel penempaan yang disusun pada bahwa paduan ZrNbMoGe pada Gambar 3a
Tabel 1 juga, memperlihatkan bahwa sebelum proses pengerolan dan penempaan
presipitat Zr-Ge dan Zr-Mo bersama-sama berbentuk butir tampak ekuiaksial, setelah
berkontribusi pada kekerasan bahan. melalui proses pengerolan bentuk butir pipih
Presipitat Zr3Ge semakin mengecil dan terjadi jalur-jalur yang menyatakan arah
ukurannya (10,10 %wt. Ge) tetapi kuantitas pengerolan seperti tampak pada Gambar
presipitat ZrMo2 semakin meningkat (2,62 % 3b, sedangkan setelah melalui proses
wt Mo) dibandingkan hasil proses penempaan (forging) bentuk butir semakin
pengerolan. Kombinasi kedua presipitat banyak dan agak melebar ke segala arah
Zr-Mo dan Zr-Ge yang tersebar merata dan tidak membentuk jalur-jalur yang
diseluruh bahan ini menyebabkan kekerasan menyatakan arah tertentu seperti pada
bahan bertambah sebesar 100 HVN lebih proses pengerolan seperti tampak pada
dari 210,47 HVN pada sampel pengerolan Gambar 3.
menjadi 365,75 HVN pada sampel
[6]
penempaan .

18
ISSN 0852-4777 Analisis Pengaruh Proses Pengerolan Dan Penempaan
Panas Pada Sifat Mekanik dan Struktur Mikro Paduan
ZrNbMoGe
(A.H. Ismoyo, Parikin, Bandriyana)

(a)

(10ī1)
(0002)
(10ī0)

(b) Pola Baku

Pola Model
Line Broadening
Pola Residual

(c)
Pola Baku

Pola Model Line Broadening


Pola Residual

Gambar 4. Pola difraksi sinar-X dan penghalusan paduan ZrNbMoGe (a) sebelum proses
pengerolan-penempaan, (b) setelah proses pengerolan dan (c) setelah proses
penempaan, menggunakan X-ray diffraction berpanjang gelombang 1,5405Å.

Pada Gambar 4 diperlihatkan pola 34,84 dan 36,65. Intensitas tertinggi


difraksi bahan paduan ZrNbMoGe hasil sebesar 2.010 counts/second (cps) terlihat
pengukuran dengan XRD-Shimadzu bertar- pada bidang (10ī1) yang dimiliki oleh fasa
get Cu-K dengan panjang gelombang zirkonium. Pola difraksi memperlihatkan ada
sekitar 1,5405Å di PSTBM-BATAN Serpong. dua fasa yang dominan yang terbentuk
Daya penetrasi yang memadai dari berkas sebelum diperlakukan pengerolan dan
sinar-X mampu menampilkan profil peak to penempaan, yaitu: fasa zirkonium (Zr) yang
background ratio yang bagus. Perbedaan berstruktur heksagonal dan fasa Zr3Ge yang
intensitas puncak difraksi sangat jelas dan berstruktur tetragonal. Sedang fasa ZrGe
tajam terlihat dalam gambar 4a-c, seperti yang berstruktur ortorombik dan fasa ZrMo2
jarum-jarum yang runcing. Meskipun yang berstruktur kubik, seperti yang telah
[7]
dipangkal puncak hamburan terlihat dilaporkan oleh Bandriyana dkk. .
melebar, oleh karena pengaruh fluoresensi
Pada Gambar 4b dan 4c berturutan adalah
bahan. Seluruh pola puncak difraksi
pola difraksi sinar-X hasil pengerolan dan
didominasi oleh fasa zirkonium sebagai
penempaan. Efek rolling-forging terlihat
bahan matrik utama kelongsong. Tiga
meningkatkan intensitas difraksi.
puncak utama pertama fasa dominan adalah
Peningkatan diperlihatkan pada bidang
puncak bidang (10ī0), (0002) dan (10ī1)
refleksi (10ī1) pada sudut 2= 36,65, dari
terlihat berturutan pada sudut 2= 32,08,
sekitar 2500 cps menjadi sekitar 3000 cps.

19
Urania ISSN 0852-4777
Vol. 20 No. 1, Februari 2014 : 1 – 55

Hal ini menunjukkan proses pengerolan panas mampu mengubah sifat mekanik
dan penempaan dapat memperbanyak (kekerasan dan tekstur) dan struktur mikro
bidang hambur dalam butiran. Bidang- bahan.
bidang ini mampu menjadikan kristal
cenderung menuju pada orientasi dominan
yang diinginkan (preferred orientation); yakni UCAPAN TERIMAKASIH
bidang (10ī1). Fakta memperlihatkan bahwa Dengan tulus hati penulis ingin
memipih dan melebarnya butir (grain) mengucapkan terima kasih yang sebesar-
setelah proses pengerolan maupun proses besarnya kepada: Prof. Ir. Yuswono, M.
penempaan dapat mengakibatkan terjadinya Eng, APU atas fasilitas termomekanik dan
pergeseran ke bidang (10ī1). Hasil analisis diskusinya. Ka. PSTBM: Drs. Gunawan,
difraksi ini sesuai dengan hasil pengamatan M.Si., Ka. BSBM: Eddy Giri Rachman Putra,
struktur mikro pada Gambar 3 (b-c), dimana Ph.D. dan teknisi kelompok Bahan Reaktor
dari pola isotropik (Gambar 3a) pada bahan Nuklir: Imam Wahyono, S.ST., Rohmad
awal. Setelah perlakuan pengerolan, butir Salam, A.Md., Sumaryo,A.Md. dan Drs.
kristalinitas terorientasi teratur (Gambar 3b) Antonius Sitompul, M.Sc. serta semua pihak
dan semakin bertambah ke suatu arah yang langsung/tak langsung terkait.
tertentu saat mengalami forging (Gambar
3c). Demikian pula hasil EDS yang mem-
perlihatkan menurunnya persentase berat DAFTAR PUSTAKA
unsur bahan, akibat daerah pengukuran
[1]. Sugondo (2005), Peranan Pemadu Sn,
berubah membesar, dan ada bagian yang
Fe, Cr, Nb, dan Mo dalam Zirkaloi,
tidak terkungkung titik spot pengamatan lagi.
URANIA No 41/Thn.XI/Januari 2005 ,
PTBN-BATAN.
SIMPULAN [2]. Hans G. Weidinger (2005), Fabrication
Dari hasil proses pengerolan dan of Zirconium Alloy Cladding Tubes and
penempaan dapat disimpulkan bahwa Other Fuel Assembly Components for
proses pengerolan panas temperatur Water-Cooled Reactors, Workshop on
900 C
o
dan proses penempaan pada Modeling and Quality Contpengerolan
o
tempe-ratur 950 C menghasilkan pelat for Advanced and Innovative Fuel
dengan peningkatan kekerasan melalui Technologies, International Centre of
perbaikan struktur mikro sebagai berikut: Theoretical Physics,Trieste.
Kekerasan bahan meningkat dari 114,21 HV [3]. Amstead B.H., Ostwald, Philips F. and
(kondisi awal) menjadi 210,47 HV setelah Begeman (1987), Manufacturing Pro-
proses pengerolan dan menjadi 365,73 HV cess, John Wiley & Sons, Inc.,. New
setelah proses penempaan. Pembentukan York.
presipitat Zr3Ge dan ZrMO2 meningkatkan
[4]. Worcester S A., Dougherty J.P., Foster
sifat kekerasan bahan. Peristiwa texturing/
J.P. (1990), Zircaloy-4 proces-sing for
pengorientasian arah kristal terlihat sangat
uniform and nodular corrosion
jelas akibat pengaruh proses pengerolan
resistance, CA 2038383 C, March-16.
dan penempaan. Pola difraksi memper-
lihatkan kecenderungan preferred orien- [5]. Curtis, R.E. and Dresler, G. (1974),
tation dominan mengarah ke bidang refleksi Effect of Thermo mechanical Proces-
(10ī1) yang terekam melalui peningkatan sing and Heat Treatment on the
cacahan dari sekitar 2500 counts/second Properties of Zr-3Nb-1Sn Strip and
(cps) menjadi sekitar 3000 counts/second
(cps). Proses penempaan dan pengerolan

20
ISSN 0852-4777 Modifikasi Metoda ASTM Untuk Analaisis Uranium
Dengan Konsentrasi 1 gU/L Menggunakan
Titroprosesor
(Sigit, Noor Yudhi, Rahma Yanda)

Turbing, Zirconium in Nuclear Materi Indonesia, 10, No. 2, hal.199-


Applications, ASTM STP 551, American 202.
Society for Testing and Bahans,
[7]. Bandriyana, Parikin, Ismoyo A.H. and
pp.104-128.
Kuntoro I. (2009), Identification of the
[6]. Ismoyo A.H., Parikin, Bandriyana B. Precipitate Phase in the Synthesis of
th
(2009), Sintesis Paduan ZrNbMoGe ZrNbMoGe Alloy, Proceedings the 7
dengan Variasi Unsur Ge, Jurnal Sains ASEAN Microscopy Conference, ISBN
978-602-97444-1-5, pp. 13-20.

21

Anda mungkin juga menyukai