ABSTRAK
ABSTRACT
13
Urania ISSN 0852-4777
Vol. 20 No. 1, Februari 2014 : 1 – 55
and 0,5% Ge, where the specimen was melted with an arc-furnace. The hot rolling and forging
o o
were conducted at 900 C and 950 C respectively. Hardness test was carried out by using a
microhardness testing machine, while microstructure examination and crystal structure analysis
were conducted with an optical microscope and an X-ray diffractometer. The results show that
the hardness of the alloy increase from 141.21 HV (starting material) to 210.47 HV (hot rolled
material) and 365.75 HV (hot forged material). Texturing phenomenon is clearly figured on the
microstructure due to hot rolling and forging process. Analysis by diffractogram also indicates that
the hot rolling and forging process has influence on the crystal orientation of dominant preferred
direction in the reflection plane of (10ī1), recorded from the rise of intensity counting from about
2500 to 3000. In summary, hot forging and rolling process can change the mechanical properties
(hardness and texture) and microstructure of materials.
Keywords: hot forging, hot rolling, hardness, microstructure, crystal structure, ZrNbMoGe
14
ISSN 0852-4777 Analisis Pengaruh Proses Pengerolan Dan Penempaan
Panas Pada Sifat Mekanik dan Struktur Mikro Paduan
ZrNbMoGe
(A.H. Ismoyo, Parikin, Bandriyana)
Untuk kepentingan proses fabrikasi dan adalah bahan kimia dari produksi ALDRICH
peningkatan kekuatan, perlu dianalisis dengan kemurnian untuk Zr 99,96% bentuk
proses pengerolan dan penempaan dengan sponge, Mo dan Ge 99,98 % bentuk
parameter proses yang tepat untuk sponge, Nb berbentuk kawat dengan
menghasilkan sifat mekanik paduan kemurnian 99,98 % sedangkan komposisi
[5]
zirkonium yang unggul . Pembahasan paduan (% berat) 97% Zr, 0,5% Mo, 2% Nb
dalam makalah ini difokuskan pada hasil dan 0,5% Ge Penelitian dilakukan dengan
penelitian yang berkaitan dengan sifat alur proses: penimbangan bahan murni yang
mampu bentuk paduan ZrNbMoGe dengan dilanjutkan dengan proses sintesis
meneliti sifat dan karakteristik bahan paduan peleburan menggunakan tungku busur listrik
saat mengalami perlakuan penempaan dan dan kemudian di penempaan dan juga di
pengerolan. Sasaran yang ingin dicapai pengerolan seperti ditunjukkan dalam skema
dalam penelitian ini adalah diperolehnya alur proses pada Gambar 1. Hasil peleburan
bahan paduan ZrNbMoGe untuk bahan dengan tanur busur listrik untuk paduan
kelongsong beserta data sifat mampu dengan komposisi berat 97% Zr, 0,5% Mo,
penempaan dan mampu pengerolan 2% Nb dan 0,5% Ge, adalah ingot paduan
sehingga dapat dilanjutkan / dikembangkan dengan bentuk dan ukuran ingot adalah
menuju proses fabrikasi. Adapun hasil yang lempengan bola diameter 25-30 mm, tebal 8
diperoleh dalam proses penempaan dan -12 mm dengan berat 25-30 gram. Dalam
pengerolan, dipengaruhi oleh komposisi dan peleburan ini ingot diusahakan berbentuk
teknologi proses penempaan dan penge- pipih untuk keperluan karakterisasi dan
rolan, meliputi temperatur penem-paan dan proses pengerolan. Ingot hasil peleburan
pengerolan, angka reduksi, serta beban setelah dilakukan pembersihan kemudian
penempaan dan pengerolan. Parameter dan diperiksa visual dan disiapkan untuk
besaran tersebut akan menentukan struktur karakterisasi dan untuk proses pengerolan.
mikro, struktur kristal dan sifat mekanik
Proses pengerolan dilakukan dengan
yang merupakan masalah penting dalam
rol panas dan pemanasan pada temperatur
analisis metalurgi. Proses penguatan bahan o
900 C. Selanjutnya ingot panas dima-
via peleburan paduan dan proses
sukkan pada mesin pengerolan dengan
penempaan dan pengerolan melalui pengu-
reduksi 10 % ketebalan. Sampel kemudian
atan presipitasi menjadi persoalan penting
[6-7] dilakukan pengerolan kembali hingga
dalam penelitian ini . Dengan meneliti
diperoleh pelat dengan ketebalan sekitar
perubahan struktur mikro dan pengaruhnya
2 mm dengan pengulangan pemanasan dan
terhadap sifat mekanik dan ketahanan
reduksi ketebalan. Untuk perlindungan
korosinya diharapkan diperoleh data
oksidasi dilakukan pengaliran gas argon
masukan untuk menghasilkan bahan
selama pemanasan di tungku dan pemin-
paduan dengan sifat mekanik yang optimal.
dahan sampel ke mesin pengerolan. Proses
Tujuan penelitian ini adalah untuk
penempaan panas dilakukan pada
mengetahui sifat mekanik, strukturmikro dan o
temperatur 950 C di laboratorium metalurgi
struktur kristal kandidat bahan kelongsong
LIPI, sedangkan proses pengerolan panas
elemen bakar nuklir.
ingot hasil peleburan dilakukan di
laboratorium metalurgi-ITB.
TATA KERJA
15
Urania ISSN 0852-4777
Vol. 20 No. 1, Februari 2014 : 1 – 55
Pelat Tempa
Ingot Hasil
Peleburan
Zr,Nb,Mo,Ge,
Pelat Rol
Proses Rol
Panas
Gambar 1. Skema proses peleburan, penempaan dan pengerolan paduan ZrNbMoGe
365.75
350
dari butir diamati dengan perbesaran
300
100 kali. Pengamatan dilakukan pada 250 210.47
16
ISSN 0852-4777 Analisis Pengaruh Proses Pengerolan Dan Penempaan
Panas Pada Sifat Mekanik dan Struktur Mikro Paduan
ZrNbMoGe
(A.H. Ismoyo, Parikin, Bandriyana)
Pengambilan pola difraksi dilakukan dengan Diagram batang (bar chart) data uji
spesifikasi alat uji X-ray Diffraction dengan kekerasan paduan dengan komposisi berat
parameter pengukuran sebagai berikut: 97% Zr, 0,5% Mo, 2% Nb dan 0,5% Ge
ditunjukkan pada Gambar 2. Sebelum
jangkauan pengukuran dari sudut 2 = 10
proses pengerolan dan penempaan
hingga 75, langkah pencacahan 2 =
kekerasan paduan adalah 141,21 HV,
0,05. Pengolahan data difraksi sampel
setelah dibentuk dengan metode
zirkonium dan paduan ZrNbMoGe untuk
pengerolan panas kekerasannya adalah
mengetahui jenis fasa dan presipitat yang
210, 47 HV dan setelah diproses
terbentuk dalam paduan, dilakukan
penempaan panas kekerasannya adalah
menggunakan software Rietveld Analysis
sebesar 365,75 HV. Efek pembentukan
(RIETAN).
bahan melalui metode pengerolan panas
maupun melalui proses penempaan panas
HASIL DAN PEMBAHASAN dapat meningkatkan sifat kekerasan
(precipitation hardening) bahan paduan. Hal
Secara visual ingot tampak membentuk ini terjadi oleh sebab setelah proses
paduan yang padat dengan sedikit terjadi pengerolan dan penempaan panas tersebut,
oksidasi pada permukaan menunjukkan bahan semakin tipis dan selama itu pula
bahan paduan hasil peleburan cukup terjadi proses pendingin cepat (quenching)
homogen. Pada peleburan dengan sintesa atau artificial ageing yang mengakibatkan
paduan, terjadi penurunan energi bebas tumbuhnya presipitat Zr-Ge dan Zr-Mo di
Gibbs dari masing-masing unsur untuk sekitar batas butir. Fenomena presipitasi ini
membentuk suatu fasa tertentu dalam dapat menghambat pergerakan dislokasi
paduan. Pada kondisi ini baik unsur Nb dan (slip plane) oleh karena semakin banyaknya
o
Mo pada temperatur sekitar 1800 C telah batas butir setelah proses pengerolan panas
meleleh dan berdifusi ke dalam matrik maupun proses penempaan panas. Kedua
zirkonium membentuk fasa baru, meskipun proses ini mampu menumbuhkan presipitat
titik leleh Nb dan Mo diatas temperatur di sekitar batas butir (grain boundary),
o
2000 C. Titik leleh bahan pemadu Nb dan secara fisis metalurgi akan memper-
Mo dalam data unsur menunjukkan banyak/menambah batas butir, yang meng-
terjadinya peleburan unsur secara ideal jika halangi pergerakan dislokasi dalam bahan.
dilebur sendiri tanpa penambahan atom
lain.
17
Urania ISSN 0852-4777
Vol. 20 No. 1, Februari 2014 : 1 – 55
[5-7]
cukup besar hampir mendekati 11 % . atomik Ge sebesar 6,51 % yang semakin
Pada proses pengerolan pembentukan tersebar merata. Sementara kuantitas
presipitat Zr3Ge (12,88 %wt. Ge) lebih presipitat ZrMo2 masih sedikit, yang
banyak dibanding presipitat ZrMo2 (1,11 teridentifikasi dari prosentase atomik Mo
%wt. Mo). Sifat kekerasan bahan didominasi hanya 0,42%.
oleh presipitat Zr3Ge dengan presentase
(a)
10m
(b) (c)
10m 10m
Gambar 3. Struktur mikro paduan Zr-(2%)Nb-Mo-Ge hasil: (a) sebelum pengerolan dan
penempaan, (b) setelah pengerolan (canai) dan (c) setelah penempaan (forging).
18
ISSN 0852-4777 Analisis Pengaruh Proses Pengerolan Dan Penempaan
Panas Pada Sifat Mekanik dan Struktur Mikro Paduan
ZrNbMoGe
(A.H. Ismoyo, Parikin, Bandriyana)
(a)
(10ī1)
(0002)
(10ī0)
Pola Model
Line Broadening
Pola Residual
(c)
Pola Baku
Gambar 4. Pola difraksi sinar-X dan penghalusan paduan ZrNbMoGe (a) sebelum proses
pengerolan-penempaan, (b) setelah proses pengerolan dan (c) setelah proses
penempaan, menggunakan X-ray diffraction berpanjang gelombang 1,5405Å.
19
Urania ISSN 0852-4777
Vol. 20 No. 1, Februari 2014 : 1 – 55
Hal ini menunjukkan proses pengerolan panas mampu mengubah sifat mekanik
dan penempaan dapat memperbanyak (kekerasan dan tekstur) dan struktur mikro
bidang hambur dalam butiran. Bidang- bahan.
bidang ini mampu menjadikan kristal
cenderung menuju pada orientasi dominan
yang diinginkan (preferred orientation); yakni UCAPAN TERIMAKASIH
bidang (10ī1). Fakta memperlihatkan bahwa Dengan tulus hati penulis ingin
memipih dan melebarnya butir (grain) mengucapkan terima kasih yang sebesar-
setelah proses pengerolan maupun proses besarnya kepada: Prof. Ir. Yuswono, M.
penempaan dapat mengakibatkan terjadinya Eng, APU atas fasilitas termomekanik dan
pergeseran ke bidang (10ī1). Hasil analisis diskusinya. Ka. PSTBM: Drs. Gunawan,
difraksi ini sesuai dengan hasil pengamatan M.Si., Ka. BSBM: Eddy Giri Rachman Putra,
struktur mikro pada Gambar 3 (b-c), dimana Ph.D. dan teknisi kelompok Bahan Reaktor
dari pola isotropik (Gambar 3a) pada bahan Nuklir: Imam Wahyono, S.ST., Rohmad
awal. Setelah perlakuan pengerolan, butir Salam, A.Md., Sumaryo,A.Md. dan Drs.
kristalinitas terorientasi teratur (Gambar 3b) Antonius Sitompul, M.Sc. serta semua pihak
dan semakin bertambah ke suatu arah yang langsung/tak langsung terkait.
tertentu saat mengalami forging (Gambar
3c). Demikian pula hasil EDS yang mem-
perlihatkan menurunnya persentase berat DAFTAR PUSTAKA
unsur bahan, akibat daerah pengukuran
[1]. Sugondo (2005), Peranan Pemadu Sn,
berubah membesar, dan ada bagian yang
Fe, Cr, Nb, dan Mo dalam Zirkaloi,
tidak terkungkung titik spot pengamatan lagi.
URANIA No 41/Thn.XI/Januari 2005 ,
PTBN-BATAN.
SIMPULAN [2]. Hans G. Weidinger (2005), Fabrication
Dari hasil proses pengerolan dan of Zirconium Alloy Cladding Tubes and
penempaan dapat disimpulkan bahwa Other Fuel Assembly Components for
proses pengerolan panas temperatur Water-Cooled Reactors, Workshop on
900 C
o
dan proses penempaan pada Modeling and Quality Contpengerolan
o
tempe-ratur 950 C menghasilkan pelat for Advanced and Innovative Fuel
dengan peningkatan kekerasan melalui Technologies, International Centre of
perbaikan struktur mikro sebagai berikut: Theoretical Physics,Trieste.
Kekerasan bahan meningkat dari 114,21 HV [3]. Amstead B.H., Ostwald, Philips F. and
(kondisi awal) menjadi 210,47 HV setelah Begeman (1987), Manufacturing Pro-
proses pengerolan dan menjadi 365,73 HV cess, John Wiley & Sons, Inc.,. New
setelah proses penempaan. Pembentukan York.
presipitat Zr3Ge dan ZrMO2 meningkatkan
[4]. Worcester S A., Dougherty J.P., Foster
sifat kekerasan bahan. Peristiwa texturing/
J.P. (1990), Zircaloy-4 proces-sing for
pengorientasian arah kristal terlihat sangat
uniform and nodular corrosion
jelas akibat pengaruh proses pengerolan
resistance, CA 2038383 C, March-16.
dan penempaan. Pola difraksi memper-
lihatkan kecenderungan preferred orien- [5]. Curtis, R.E. and Dresler, G. (1974),
tation dominan mengarah ke bidang refleksi Effect of Thermo mechanical Proces-
(10ī1) yang terekam melalui peningkatan sing and Heat Treatment on the
cacahan dari sekitar 2500 counts/second Properties of Zr-3Nb-1Sn Strip and
(cps) menjadi sekitar 3000 counts/second
(cps). Proses penempaan dan pengerolan
20
ISSN 0852-4777 Modifikasi Metoda ASTM Untuk Analaisis Uranium
Dengan Konsentrasi 1 gU/L Menggunakan
Titroprosesor
(Sigit, Noor Yudhi, Rahma Yanda)
21