Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik yang dominan menyerang

hati. Hampir semua kasus hepatitis disebabkan oleh salah satu dari lima jenis

virus meliputi virus hepatitis A (VHC), virus hepatitis B (VHB), virus

hepatitis C (VHC), virus hepatitis D (VHD) dan virus hepatitis E (VHE).

Semua virus tersebut merupakan virus RNA kecuali virus hepatitis B.1

Hepatitis viral merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati di

seluruh dunia. Penyakit tersebut atau gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-

2 juta kematian setiap tahunnya. Di Indonesia, virus hepatitis paling banyak

ialah tipe B (55%), diikuti oleh tipe C (26%), tipe D (7%), serta tipe A

(0,8%).2

Hepatitis C merupakan infeksi virus hepatitis C (VHC) pada hati yang

umumnya bersifat kronis. Menurut data WHO tahun 2014, lebih dari 185 juta

penduduk dunia telah terinfeksi VHC, dan 350.000 jiwa diantaranya

meninggal setiap tahunnya. Di Asia Tenggara, prevalensi Hepatitis C ialah

2,0% pada populasi dewasa. Berdasarkan Riskesdas 2007, angka

seroprevalensi anti-VHC pada laki-laki di Indonesia, yaitu 1,7%, sementara

pada perempuan ialah 2,4%. Namun, angka tersebut diprediksi lebih rendah

karena banyaknya kasus yang tidak terdeteksi.3

Pada studi populasi umum di Jakarta prevalensi VHC sekitar 4%. Pada

umumnya transmisi terbanyak adalah berhubungan dengan obat injeksi

1
tranfusi darah terutama yang dilakukan sebelum penapisan donor darah untuk

VHC . Infeksi VHC juga dihubungkan dengan Infeksi dari ibu ke anak juga

dilaporkan sangat jarang terjadi, biasanya dihubungkan dengan ibu yang

menderita HIV karena jumlah VHC dikalangan ibu yang menderita HIV

tinggi.4

Beberapa laporan juga menyebutkan bahwa dapat terjadi infeksi VHC

melalui tindakan-tindakan medic seperti endoskopi, perawatan gigi, dialysis

maupun operasi. Selain itu, VHC juga dapat ditransmisikan melalui luka

tusukan jarum. Pada umumnya, genotip yang didapatkan di Indonesia adalah

genotip 1 (sekitar 60-70%) diikuti oleh genotype 2 dan 3. Prevalensi yang

tinggi didapatkan pada pasien pengguna obat suntik (>60%). Pada saliva juga

didapatkan VHC akan tetapi infeksi VHC melalui saliva dan kontak-kontak

lain dalam rumah tangga diketahui sangat tidak efisien untuk terjadinya

infeksi dan transmisi VHC.4

Anda mungkin juga menyukai