Anda di halaman 1dari 8

Genesa Mineral

Secara umum genesa bahan galian mencakup aspek-aspek keterdapatan,


proses pembentukan, komposisi, model (bentuk, ukuran, dimensi), kedudukan, dan
faktor-faktor pengendali pengendapan bahan galian (geologic controls).
Tujuan utama mempelajari genesa suatu endapan bahan galian adalah
sebagai pegangan dalam menemukan dan mencari endapan-endapan baru,
mengungkapkan sifat-sifat fisik dan kimia endapan bahan galian, membantu dalam
penentuan (penyusunan) model eksplorasi yang akan diterapkan, serta membantu
dalam penentuan metoda penambangan dan pengolahan bahan galian tersebut.
Endapan-endapan mineral yang muncul sesuai dengan bentuk asalnya disebut
dengan endapan primer (hypogen). Jika mineral-mineral primer telah terubah melalui
pelapukan atau proses-proses luar (superficial processes) disebut dengan endapan
sekunder (supergen).
2.2 Proses Pembentukan Endapan Mineral Primer
Pembentukan Mineral primer secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi
lima jenis endapan, yaitu :
a. Fase Magmatik Cair
b. Fase Pegmatitil
c. Fase Pneumatolitik
d. Fase Hidrothermal
e. Fase Vulkanik
Dari kelima jenis fase endapan di atas akan menghasilkan sifat-sifat endapan yang
berbeda-beda, yaitu yang berhubungan dengan :
1. Kristalisasi magmanya
2. Jarak endapan mineral dengan asal magma
a. intra-magmatic, bila endapan terletak di dalam daerah batuan beku
b. peri-magmatic, bila endapan terletak di luar (dekat batas) batuan beku
c. crypto-magmatic, bila hubungan antara endapan dan batuan beku tidak jelas
d. apo-magmatic, bila letak endapan tidak terlalu jauh terpisah dari batuan beku
e. tele-magmatic, bila disekitar endapan mineral tidak terlihat (terdapat) batuan beku
3. Bagaimana cara pengendapan terjadi
a. terbentuk karena kristalisasi magma atau di dalam magma
b. terbentuk pada lubang-lubang yang telah ada
c. metosomatisme (replacement) yaitu :reaksi kimia antara batuan yang telah ada dengan
larutan pembawa bijih
4. Bentuk endapan, masif, stockwork, urat, atau perlapisan
5.Waktu terbentuknya endapan
a. syngenetic, jika endapan terbentuk bersamaan waktunya dengan pembentukan batuan
b. epigenetic, jika endapan terbentuk tidak bersamaan waktunya dengan pembentukan
batuan.
a. Fase Magmatik Cair (Liquid Magmatic Phase)
Liquid magmatic phase adalah suatu fase pembentukan mineral, dimana
mineral terbentuk langsung pada magma (differensiasi magma), misalnya dengan
cara gravitational settling). Mineral yang banyak terbentuk dengan cara ini adalah
kromit, titamagnetit, dan petlandit Fase magmatik cair ini dapat dibagi atas :
1. Komponen batuan, mineral yang terbentuk akan tersebar merata diseluruh masa
batuan. Contoh intan dan platina.
2. Segregasi, mineral yang terbentuk tidak tersebar merata, tetapi hanya kurang
terkonsentrasi di dalam batuan.
Injeksi, mineral yang terbentuk tidak lagi terletak di dalam magma (batuan beku),
tetapi telah terdorong keluar dari magma.
b. Fase Pegmatitik (Pegmatitic Phase)
Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil injeksi magma. Sebagai
akibat kristalisasi pada magmatik awal dan tekanan disekeliling magma, maka cairan
residual yang mobile akan terinjeksi dan menerobos batuan disekelilingnya sebagai
dyke, sill, dan stockwork.
Kristal dari pegmatit akan berukuran besar, karena tidak adanya kontras
tekanan dan temperatur antara magma dengan batuan disekelilingnya, sehingga
pembekuan berjalan dengan lambat. Mineral-mineral pegmatit antara lain : logam-
logam ringan (Li-silikat, Be-silikat (BeAl-silikat), Al-rich silikat), logam-logam berat (Sn,
Au, W, dan Mo), unsur-unsur jarang (Niobium, Iodium (Y), Ce, Zr, La, Tantalum, Th,
U, Ti), batuan mulia (ruby, sapphire, beryl, topaz, turmalin rose, rose quartz, smoky
quartz, rock crystal).
c. Fase Pneumatolitik (Pneumatolitik Phase)
Pneumatolitik adalah proses reaksi kimia dari gas dan cairan dari magma
dalam lingkungan yang dekat dengan magma. Dari sudut geologi, ini disebut kontak-
metamorfisme, karena adanya gejala kontak antara batuan yang lebih tua dengan
magma yang lebih muda. Mineral kontak ini dapat terjadi bila uap panas dengan
temperatur tinggi dari magma kontak dengan batuan dinding yang reaktif. Mineral-
mineral kontak yang terbentuk antara lain : wolastonit (CaSiO3), amphibol, kuarsa,
epidot, garnet, vesuvianit, tremolit, topaz, aktinolit, turmalin, diopsit, dan skarn.
Gejala kontak metamorfisme tampak dengan adanya perubahan pada tepi
batuan beku intrusi dan terutama pada batuan yang diintrusi, yaitu: baking
(pemanggangan) dan hardening (pengerasan).
Igneous metamorfism ialah segala jenis pengubahan (alterasi) yang
berhubungan dengan penerobosan batuan beku. Batuan yang diterobos oleh masa
batuan pada umumnya akan ter-rekristalisasi, terubah (altered), dan tergantikan
(replaced). Perubahan ini disebabkan oleh panas dan fluida-fluida yang memencar
atau diaktifkan oleh terobosan tadi. Oleh karena itu endapan ini tergolong pada
metamorfisme kontak.
Proses pneomatolitis ini lebih menekankan peranan temperatur dari aktivitas
uap air. Pirometamorfisme menekankan hanya pada pengaruh temperatur sedangkan
pirometasomatisme pada reaksi penggantian (replacement), dan metamorfisme
kontak pada sekitar kontak. Letak terjadinya proses umumnya di kedalaman bumi,
pada lingkungan tekanan dan temperatur tinggi.
Mineral bijih pada endapan kontak metasomatisme umumnya sulfida
sederhana dan oksida misalnya spalerit, galena, kalkopirit, bornit, dan beberapa
molibdenit. Sedikit endapan jenis ini yang betul-betul tanpa adanya besi, pada
umumnya akan banyak sekali berisi pirit atau bahkan magnetit dan hematit. Scheelit
juga terdapat dalam endapan jenis ini (Singkep-Indonesia).
d. Fase Hidrothermal (Hydrothermal Phase)
Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat "aqueous" sebagai hasil
differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relatif ringan, dan
merupakan sumber terbesar (90%) dari proses pembentukan endapan. Berdasarkan
cara pembentukan endapan, dikenal dua macam endapan hidrothermal, yaitu :
1. Cavity filing, mengisi lubang-lubang (opening-opening) yang sudah ada di dalam
batuan.
2. Metasomatisme, mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan dengan
unsur-unsur baru dari larutan hidrothermal.
Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal beberapa jenis endapan
hidrothermal, antara lain Ephithermal (T 00C-2000C), Mesothermal (T 1500C-3500C),
dan Hipothermal (T 3000C-5000C). Setiap tipe endapan hidrothermal diatas selalu
membawa mineral-mineral yang tertentu (spesifik), berikut altersi yang ditimbulkan
barbagai macam batuan dinding. Tetapi minera-mineral seperti pirit (FeS2), kuarsa
(SiO2), kalkopirit (CuFeS2), florida-florida hampir selalu terdapat dalam ke tiga tipe
endapan hidrothermal.
Paragenesis endapan hipothermal dan mineral gangue adalah : emas (Au),
magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), kalkopirit (CuFeS2), arsenopirit (FeAsS), pirrotit
(FeS), galena (PbS), pentlandit (NiS), wolframit : Fe (Mn)WO4, Scheelit (CaWO4),
kasiterit (SnO2), Mo-sulfida (MoS2), Ni-Co sulfida, nikkelit (NiAs), spalerit (ZnS),
dengan mineral-mineral gangue antara lain : topaz, feldspar-feldspar, kuarsa,
tourmalin, silikat-silikat, karbonat-karbonat
Sedangkan paragenesis endapan mesothermal dan mineral gangue adalah : stanite
(Sn, Cu) sulfida, sulfida-sulfida : spalerit, enargit (Cu3AsS4), Cu sulfida, Sb sulfida,
stibnit (Sb2S3), tetrahedrit (Cu,Fe)12Sb4S13, bornit (Cu2S), galena (PbS), dan
kalkopirit (CuFeS2), dengan mineral-mineral ganguenya : kabonat-karbonat, kuarsa,
dan pirit.
Paragenesis endapan ephitermal dan mineral ganguenya adalah : native cooper (Cu),
argentit (AgS), golongan Ag-Pb kompleks sulfida, markasit (FeS2), pirit (FeS2),
cinabar (HgS), realgar (AsS), antimonit (Sb2S3), stannit (CuFeSn), dengan mineral-
mineral ganguenya : kalsedon (SiO2), Mg karbonat-karbonat, rhodokrosit (MnCO3),
barit (BaSO4), zeolit (Al-silikat).
e. Fase Vulkanik (Vulkanik Phase)
Endapan phase vulkanik merupakan produk akhir dari proses pembentukkan bijih
secara primer. Sebagai hasil kegiatan phase vulkanis adalah :
1. Lava flow
2. Ekshalasi
3. Mata air panas
Ekshalasi dibagi menjadi : fumarol (terutama terdiri dari uap air H2O), solfatar
(berbentuk gas SO2), mofette (berbentuk gas CO2), saffroni (berbentuk baron).
Bentuk (komposisi kimia) dari mata air panas adalah air klorida, air sulfat, air karbonat,
air silikat, air nitrat, dan air fosfat.
Jika dilihat dari segi ekonomisnya, maka endapan ekonomis dari phase vulkanik
adalah : belerang (kristal belerang dan lumpur belerang), oksida besi (misalnya
hematit, Fe2O3). Sulfida masif volkanogenik berhubungan dengan vulkanisme bawah
laut, sebagai contoh endapan tembaga-timbal-seng Kuroko di Jepang, dan sebagian
besar endapan logam dasar di Kanada.

2.3 Proses Pembentukan Endapan Sedimenter


Mineral bijih sedimenter adalah mineral bijih yang ada kaitannya dengan
batuan sedimen, dibentuk oleh pengaruh air, kehidupan, udara selama sedimentasi,
atau pelapukan maupun dibentuk oleh proses hidrotermal. Mineral bijih sedimenter
umumnya mengikuti lapisan (stratiform) atau berbatasan dengan litologi tertentu
(stratabound). Endapan sedimenter yang cukup terkenal karena proses mekanik
seperti endapan timah letakan di daerah Bangka-Belitung dan endapan emas placer
di Kalimantan Tengah maupun Kalimantan Barat. Endapan sedimenter karena
pelapukan kimiawi seperti endapan bauksit di Pulau Bintan dan laterit nikel di
Pomalaa/Soroako Sulawesi Tengah/ Selatan.
Y. B. Chaussier (1979), membagi pembentukan mineral sedimenter
berdasarkan sumber metal dan berdasarkan host rock-nya. Berdasarkan sumber
metal dibagi dua yaitu endapan supergen endapan yang metalnya berasal dari hasil
rombakan batuan atau bijih primer), serta endapan hipogen (endapan yang metalnya
berasal dari aktivitas magma/epithermal). Sedangkan berdasarkan host-rock (dengan
pengendapan batuan sedimen) dibagi dua, yaitu endapan singenetik (endapan yang
terbentuk bersamaan dengan terbentuknya batuan) serta endapan epigenetik
(endapan mineral terbentuk setelah batuan ada).
Terjadinya endapan atau cebakan mineral sekunder dipengaruhi empat faktor yaitu :
sumber dari mineral, metal atau metaloid, supergene atau hypogene (primer atau
sekunder), erosi dari daerah mineralisasi yang kemudian diendapkan dalam cekungan
(supergene), dari biokimia akibat bakteri, organisme seperti endapan diatomae,
batubara, dan minyak bumi, serta dari magma dalam kerak bumi atau vulkanisme
(hypogene).
1. Mineral Bijih Dibentuk oleh Hasil Rombakan dan Proses Kimia Sebagai Hasil
Pelapukan Permukaan dan Transportasi
Secara normal material bumi tidak dapat mempertahankan keberadaanya dan akan
mengalami transportasi geokimia yaitu terdistribusi kembali dan bercampur dengan
material lain. Proses dimana unsur-unsur berpindah menuju lokasi dan lingkungan
geokimia yang baru dinamakan dispersi geokimia. Berbeda dengan dispersi mekanis,
dispersi kimia mencoba mengenal secara kimia penyebab suatu dispersi.
Dalam hal ini adanya dispersi geokimia primer dan dispersi geokimia sekunder.
Dispersi geokimia primer adalah dispersi kimia yang terjadi di dalam kerak bumi,
meliputi proses penempatan unsur-unsur selama pembentukan endapan bijih, tanpa
memperhatikan bagaimana tubuh bijih terbentuk. Dispersi geokimia sekunder adalah
dispersi kimia yang terjadi di permukaan bumi, meliputi pendistribusian kembali pola-
pola dispersi primer oleh proses yang biasanya terjadi di permukaan, antara lain
proses pelapukan, transportasi, dan pengendapan. Bahan terangkut pada proses
sedimentasi dapat berupa partikel atau ion dan akhirnya diendapkan pada suatu
tempat. Mobilitas unsur sangat mempengaruhi dispersi. Unsur dengan mobilitas yang
rendah cenderung berada dekat dengan tubuh bijihnya, sedangkan unsur-unsur
dengan mobilitas tinggi cenderung relatif jauh dari tubuh bijihnya. Selain itu juga
tergantung dari sifat kimianya Eh dan Ph suatu lingkungan seperti Cu dalam kondisi
asam akan mempunyai mobilitas tinggi sedangkan dalam kondisi basa akan
mempunyai mobilitas rendah.
Sebagai contoh dapat diberikan pada proses pengkayaan sekunder pada endapan
lateritik. Dari pelapukan dihasilkan reaksi oksidasi dengan sumber oksigen dari udara
atau air permukaan. Oksidasi berjalan ke arah bawah sampai batas air tanah. Akibat
proses oksidasi ini, beberapa mineral tertentu akan larut dan terbawa meresap ke
bawah permukaan tanah, kemudian terendapkan (pada zona reduksi). Bagian
permukaan yang tidak larut, akan jadi berongga, berwarna kuning kemerahan, dan
sering disebut dengan gossan. Contoh endapan ini adalah endapan nikel laterit.
2. Cebakan Mineral Dibentuk oleh Pelapukan Mekanik
Mineral disini terbentuk oleh konsentrasi mekanik dari mineral bijih dan pemecahan
dari residu. Proses pemilahan yang mana menyangkut pengendapan tergantung oleh
besar butir dan berat jenis disebut sebagai endapan plaser. Mineral plaser terpenting
adalah Pt, Au, kasiterit, magnetit, monasit, ilmenit, zirkon, intan, garnet, tantalum, rutil,
dsb.
Berdasarkan tempat dimana diendapkan, plaser atau mineral letakan dapat dibagi
menjadi :
1. Endapan plaser eluvium, diketemukan dekat atau sekitar sumber mineral bijih
primer. Mereka terbentuk dari hanya sedikit perjalanan residu (goresan), material
mengalami pelapukan setelah pencucian. Sebagai contoh endapan platina di Urals.
2. Plaser aluvium, ini merupakan endapan plaser terpenting. Terbentuk di sungai
bergerak kontinu oleh air, pemisahan tempat karena berat jenis, mineral bijih yang
berat akan bergerak ke bawah sungai. Intensitas pengayaan akan didapat kalau
kecepatan aliran menurun, seperti di sebelah dalam meander, di kuala sungai dsb.
Contoh endapan tipe ini adalah Sn di Bangka dan Belitung. Au-plaser di California.
3. Plaser laut/pantai, endapan ini terbentuk oleh karen aktivitas gelombang memukul
pantai dan mengabrasi dan mencuci pasir pantai. Mineral yang umum di sini adalah
ilmenit, magnetit, monasit, rutil, zirkon, dan intan, tergantung dari batuan terabrasi.
4. Fossil plaser, merupakan endapan primer purba yang telah mengalami pembatuan
dan kadang-kadang termetamorfkan. Sebagai contoh endapan ini adalah
Proterozoikum Witwatersand, Afrika Selatan, merupakan daerah emas terbesar di
dunia, produksinya lebih 1/3 dunia. Emas dan uranium terjadi dalam beberapa lapisan
konglomerat. Mineralisasi menyebar sepanjang 250 km. Tambang terdalam di dunia
sampai 3000 meter, ini dimungkinkan karena gradien geotermis disana sekitar 10 per
130 meter.
3. Cebakan Mineral Dibentuk oleh Proses Pengendapan Kimia
a. Lingkungan Darat
Batuan klastik yang terbentuk pada iklim kering dicirikan oleh warna merah
akibat oksidasi Fe dan umumnya dalam literatur disebut “ red beds”. Kalau konsentrasi
elemen logam dekat permukaan tanah atau di bawah tanah tempat pengendapan
tinggi memungkinkan terjadi konsentrasi larutan logam dan mengalami pencucian
(leaching/pelindian) meresap bersama air tanah yang kemudian mengisi antar butir
sedimen klastik. Koloid bijih akan alih tempat oleh penukaran kation antara Fe dan
mineral lempung atau akibat penyerapan oleh mineral lempung itu sendiri.
b. Lingkungan Laut
Kejadian cebakan mieral di lingkungan laut sangat berbeda dengan lingkungan darat
yang umumnya mempunyai mempunyai pasokan air dengan kadar elemen yang tinggi
dibandingkan kandungan di laut. Kadar air laut mempunai elemen yang rendah.
Sebagai contoh kadar air laut untuk Fe 2 x 10-7 % yag membentuk konsentrasi mineral
logam yang berharga hal ini dapat terjadi kalau mempunyai keadaan yang khusus
(terutama Fe dan Mn) seperti :
a. Adanya salah satu sumber logam yang berasal dari pelapkan batuan di daratan atau
dari sistem hidrotermal bawah permukaan laut.
b. Transport dalam larutan, mungkin sebagai koloid. Besi adalah logam yang dominan
dan terbawa sebagai Fe(OH) soil partikel.
c. Endapan di dalam cebakan sedimenter, sebagai Fe(OH)3, FeCO3 atau Fe-silikat
tergantung perbedaanpotensial reduksi (Eh).
Bijih dalam lingkungan laut ini dapat berupa oolit, yang dibentuk oleh larutan koloid
membungkus material lain seperti pasir atau pecahan fosil. Bentuk kulit yang simetris
disebabkan perubahan komposisi (Fe, Al, SiO2). Dengan pertumbuhan yang terus
menerus, oolit tersebut akan stabil di dasar laut dimana tertanam dalam material
lempungan karbonatan yang mengandung beberapa besi yang bagus. Di dasar laut
mungkin oolit tersebut reworked. Dengan hasil keadaan tersebut bijih besi dan
mangan sebagai contoh ferromanganese nodules yang sekarang ini menutupi daerah
luas lautan.

Anda mungkin juga menyukai