Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PRAKTIKUM

VULKANOLOGI

Oleh:
Filadelfiana Florency
151.10.1122
Kelas D

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA
2017
Pendeskripsian atau Pemerian Lahar
Lahar adalah debris flow yang berisi proporsi dominan dari material asal
vulkanik. Lahar berasal dari pencampuran material vulkanik yang belum
konsolidasi dengan air, dan selanjutnya gerakan dari campuran tersebut disebut
sedimen gravity flow (Smith & Lowe 1991). Lahar dapat terbentuk selama atau
setelah letusan, dimana material piroklastik yang keluar ke dalam atau menuju air,
salju atau es dan ketika hujan deras yang terus menerus bersamaan letusan pada
abu yang baru terendapkan. Mobilisasi abu basah juga dapat mengakibatkan lahar
dalam keadaan dimana tanah terganggu oleh gempa bumi atau rusaknya sebuah
danau oleh suatu letusan.
Berdasarkan tekstur, struktur, komposisi dan asosiasinya endapan lahar
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Umumnya berbutir sedang (pasir) hingga kasar (kerakal-bongkah).
2. Bentuk butir kasar meruncing tanggung – membulat tanggung.
3. Dari daerah proksimal (dekat sumber bahan) menuju daerah distal (jauh
dari sumber) butiran kasar menghalus dan bentuknya cenderung
menumpul/membulat.
4. Sumbu terpanjang bongkah sejajar dengan arah aliran.
5. Pemilahan buruk, kemas terbuka, bongkah mengambang di dalam matriks.
6. Endapan masif/tidak membentuk struktur sedimen, kecuali kepekatannya
sudah menurun sehingga membentuk hyperconcentrated flow dan aliran
sungai normal.
7. Endapan lahar dapat tersusun oleh monolitologi atau heterolitologi jika
tercampur dengan batuan tua dari dasar/tebing sungai-sungai yang
dilaluinya.
8. Endapan lahar dapat mengandung kayu atau arang.
9. Endapan lahar biasanya berselang-seling dengan endapan aliran
piroklastika dan aliran lava di daerah proksimal, sedang di daerah distal
berselang-seling dengan endapan sungai biasa (fluvial deposits).
10. Endapan lahar berasosiasi dengan gunungapi komposit, gunungapi jamak
dan kaldera letusan.
11. Dibanding dengan endapan aliran piroklastika, endapan lahar lebih padu,
basah, berlumpur dan tekstur permukaan bom/blok gunungapi di dalamnya
sudah menghalus, terabrasi atau menumpul.
Dalam pendeskripsian endapan lahar menggunakan cara pendeskripsian
batuan piroklastik pada umumnya. Dalam pendeskripsian batuan piroklastik
dalam memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Warna Batuan
Warna batuan berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya
mineral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi
material-material penyusunnya.
2. Tekstur Batuan
Pengertian tekstur batuan piroklastik mengacu pada kenampakan butir-
butir yang ada di dalamnya, yang meliputi Glassy dan Fragmental.
3. Struktur Batuan
Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian-bagian batuan
yang berbeda pengertian struktur pada batuan beku biasanya mengacu
pada pengamatan dalam skala besar atau singkapan dilapangan pada
batuan beku.
4. Ukuran Batuan
Ukuran batuan yang dihasilkan dari letusan gunung api terbagi menjadi
4, antara lain :
a. Bomb ( d> 64 mm)
Bomb adalah gumpalan-gumpalan lava yang mempunyai ukuran
lebih besar dari 64 mm. Bentuknya biasanya membulat atau
hamper membulat.
b. Block (d > 64 mm)
Block adalah batuan piroklastik yang dihasilkan oleh erupsi
eksplosif dari fragmen batuan yang sudah memadat lebih dulu
dengan ukuran lebih besar dari 64 mm. pada umumnya berbentuk
menyudut sampai menyudut tanggung.
c. Lapili (d = 2 – 64 mm)
Lapili berasal dari bahasa Latin lapillus, yaitu nama untuk hasil
erupsi ekplosif gunung api yang berukuran 2 mm – 64 mm.
d. Debu / ash (d < 2 mm)
Debu adalah batuan piroklastik yanh berukuran 2 mm – 1/256 mm
yang dihasilkan oleh pelelmparan dari magma akibat erupsi
ekplosif.

Gambar kiri : bekas banjir lahar di Besuk Kobokan, tampak bebatuan yang mengambang dalam
pasir dan tampak pula tanggul chek dam. Gambar kanan : rumah yang terkubur lahar Gunung
Galunggung 1982, foto pada tahun 1983 tampak sudah tumbuh rerumputan.

Menampakan endapan lahar berada di atas endapan awan panas dengan material yang diangkut
adalah adanya arang kayu, dan bongkah bongkah yang berada di bawah dengan didapati pola
mengalir.

Seacara deskriptif, yang membedakan lahar dengan endapan aliran


piroklastika adalah :
1. Endapan piroklastika sering menampakan warna kemerahan oleh proses
oksidasi dengan udara bebas saat erupsi berlangsung; warna kemerahan
tersebut tidak lagi dijumpai pada lahar.
2. Struktur pengendapan lahar seakan-akan agak mirip dengan struktur
pengendapan endapan piroklastik, tetapi jika di sejajarkan terlihat
penyirapan fragmen pada lahar; yang tidak dijumpai pada endapan
piroklastik.
3. Kandungan abu atau lumpur dalam lahar lebih kecil, sehingga terlihat
lebih bersih dan sortasinya lebih baik.
4. Media transportasi lahar adalah air sedangkan piroklastik adalah gas,
tekanan letusan, gaya gravitasi dan massanya sendiri, sehingga lahar
terlihat lebih kompak dari piroklastik karena antar partikel tersemenkan
oleh abu yang tercampur oleh air.
5. Fragmen arang jika dijumpai dalam lahar, mengalami fragmentasi dan
lebih bersih, sedangkan pada endapan piroklastik masih utuh dan tidak
meninggalkan bekas hitam yang tebal setelah disentuh tangan.
6. Pada lahar banyak dijumpai fragmen kayu segar dan dedaunan sedangkan
pada endapan piroklastik kayu akan mengalami pembakaran.
7. Fragmen piroklastik didominasi oleh bom dan hasil fragmental batuan
dengan bentuk butir sangat menyudut, sedangkan pada lahar lebih banyak
fragmen yang lebih mengalami abrasi saat tertransportasi.

Penamaan kuantitatif lahar sulit dilakukan di lapangan, sebagai lahar


distal, medial, dan proksimal, maka penamaan lahar ditentukan sebagai lahar
kohesif dan lahar tak-kohesif. Lahar kohesif dicirikan oleh struktur masif, gradasi-
laminasi silang, diameter pasir hingga boulder yang tertanam dalam lumpur pekat,
terpilah buruk-sedang, bentuk fragmen menyudut hingga membulat tanggung,
konsentrasi fragmen besar berada di sepertiga bagian bawah aliran dan
dipermukaan sering menunjukkan penjajaran ragmen sebagai lahar tak-kohesif.

Stratigrafi Batuan Piroklastik dan Penjelasannya


Hasil dari aktivitas gunung api berupa lava yang mengalir dipermukaan
atau di dasar laut sebelum mengalami pengerasan, atau berupa material volkanik
klastik yang terdiri dari fragmen keras yang berasal dari pembekuan magma yang
tertransport dan diendapkan oleh proses yang berhubungan dengan letusan,
gravitasi, udara, air ataupun debris flow. Daerah yang dekat dari aktivitas gunung
api, produk letusan mendominasi lingkungan pengendapan, maka itu urutan
stratigrafinya : partikel dikeluarkan oleh letusan eksplosif dapat melontar tinggi ke
atmosfer dan menyebar ke seluruh dunia, memberikan beberapa kontribusi materi
untuk semua lingkungan pengendapan di seluruh dunia (Einsele 2000). Sifat dari
produk vulkanisme ditentukan oleh sifat kimia dan fisika magma pada lokasi
letusan, dan dengan tipe letusan yang berbeda akan menghasilkan karakteristik
batuan vulkanik yang berbeda.
Ada beberapa perbedaan penting antara cara transportasi dan deposisi
material vulkanik klastik primer dan terrigenous detritus klastik. Sifat fisik yang
terpenting dalam pengontrol sedimentasi adalah bahwa kecepatan pengendapan
sebanding dengan ukuran fragmen, bentuk dan massa-jenisnya. Tidak seperti
material sedimen terrigen klastik, massa jenis partikel piroklastik sangat
bervariasi.
Secara khusus Pumice mungkin memiliki massa jenis yang sangat rendah
dan bisa mengapung sampai air memenuhinya (Whitham & Sparks 1986).
Grading di endapan piroklastik membentuk normal grading maupun reverse
grading dari komponen yang berbeda dalam lapisan yang sama. Fragmen litik dan
kristal akan membentuk normal graded, dengan material kasar di dasarnya.
Endapan Pumice dalam air dapat membentuk reverse graded karena fragmen
yang lebih besar akan memakan waktu lebih lama untuk menyerap air dan akan
menjadi yang terakhir untuk menjadi terendapkan, hingga menjadi reverse
graded. Tiga proses utama transportasi dan deposisi yang akan bahas : jatuhan,
aliran dan gelombang, tetapi perlu dicatat bahwa ketiganya saling berkaitkan
dalam suatu endapan. Proses primer tersebut antara lain piroklastik jatuhan,
piroklastik aliran, piroklastik gelombang, longsoran debris-flow volkanik, lahar,
dan piroklastik jatuhan (fall).
Piroklastik Jatuhan (fall)

Contoh kolom litologi batuan piroklastik jatuhan dan kenampakan secara penampang

Ketika sebuah letusan gunung api mengirimkan awan debris ke udara,


fragmen piroklastik dapat jatuh ke permukaan oleh karena gravitasi seperti hujan
(seperti debu vulkanik). Vulkanik blok dan bom hanya berpindah ratusan-ribuan
meter dari vent-nya (mulut gunung), hal ini tergantung pada gaya yang
dikeluarkan pada saat erupsi. Lapili halus dan ash (debu) dapat berpindah ribuan
meter ke atmosfer dan disebarkan oleh angin, dan letusan eksplosif dapat
menghasilkan abu yang tersebar ribuan kilometer dari gunung api tersebut. Ciri
khas dari endapan jatuhan adalah bahwa endapannya menutupi seluruh topografi
bahkan pada lereng yang cukup curam.Endapannya menjadi lebih tipis dan terdiri
dari material halus semakin jauh jaraknya dari pusat vulkanik.

Piroklastik Aliran (flow)

Contoh kolom litologi batuan piroklastik aliran dan kenampakan secara penampang

Campuran partikel dan gas-gas vulkanik dapat membentuk materi massa


yang bergerak sama seperti lainnya sedimen-cairan campuran, seperti sedimen
grativity flow, dan jika memiliki konsentrasi tinggi partikel-partikel itu disebut
sebagai piroklastik aliran (bedakan dengan piroklastik surge (arus/gelombang),
yang kepadatan campurannya lebih rendah). Aliran piroklastik dapat berasal
dari beberapa cara, antara lain runtuhnya kolom abu vertikal, ledakan lateral atau
miring dari gunung berapi, dan runtuhnya bagian dari tubuh vulkanik. Aliran ini
bisa bergerak dengan kecepatan sangat tinggi, diatas 300m/s, dan dapat memiliki
suhu lebih dari 10008C.
Arus yang mengandung proporsi yang tinggi dari clasts besar membentuk
blok dan endapan aliran abu: sortasi buruk aglomerat ini memiliki komposisi clast
monomict dan rekahan pendingin di blok, hal ini menunjukkan bahwa mereka
panas ketika terendapkan. Endapan scoria-aliran adalah campuran basal andesitik
abu, lapilli dan blok dengan sortasi buruk dan umumnya menunjukkan reverse
graded bedding.
Ignimbrite umumnya mengandung fragmen yang cukup panas pada saat
terendapkan dan litifikasi dan membentuk welded tuf, tetapi harus dicatat bahwa
tidak semua endapan kaya akan pumice adalah welded.
Secara umum endapan piroklastik aliran tidak menunjukkan struktur
sedimen selain dari normal atau reverse grading dan sortasi buruk mencerminkan
deposisi mereka dari arus yang relatif padat.

Piroklastik Arus/Gelombang (surge)


Contoh kolom litologi batuan piroklastik seruakan dan kenampakan secara penampang

Partikel konsentrasi rendah dalam sedimen gravity flow yang terdiri dari
partikel dan gas vulkanik dikenal sebagai gelombang, dan berbeda dari piroklastik
aliran karena sifatnya yang encer dan karakteristik alirannya turbulen (Sparks
1976; Carey 1991). Umumnya, letusannya menghasilkan awan rendah yang terdiri
dari campuran low-density debris dan fluida vulkanik, dikenal sebagai endapan
arus/gelombang dasar (base surge): baik gelombang dasar yang 'basah' dan
'kering' diakui, tergantung pada intensitas air dalam arus.
Endapan base surge biasanya membentuk perlapisan dan laminasi dengan
sudut rendah (cross-statification) yang tebentuk oleh migrasi bedforms dune dan
antidune. Lapili akresi adalah fitur dari gelombang dasar 'Basah'
dan terendapkan dekat dengan lubang besar bom gunung api. Ketebalan
gelombang dasar bervariasi dari sekitar serratus meter dekat dengan lubang
freatomagmatik ke unit atau hanya beberapa cm tebal lebih jauh.
Longsoran debris-flow volkanik

Bagian struktur gunung api yang mengalami keruntuhan dapat


mengakibatkan longsoran dari material pada bawah lerengnya, hal ini disebut
sebagai longsoran debris flow.Hal ini dapat dipicu oleh ledakan letusan, gempa
vulkanik atau oleh oversteepening dari sisi tubuh vulkanik
karena penambahan material selama letusan, sehingga bagian tersebut runtuh
akibat gravitasi.Sebagian besar material unstabilised vulkanik bergerak menuruni
lereng oleh gravitasi termasuk blok yang ber-diameter puluhan hingga ratusan
meter di dalam matriks halus abu vulkanik (Urgeles et al. 1997). Endapan
pada vent ini memiliki sortasi yang sangat buruk, tebal massa detritusnya dapat
mencapai puluhan hingga ratusan meter dan mencakup luasan ratusan kilometer
persegi. Ketika air terlibat pada proses ini, maka longsoran tersebut dapat menjadi
lahar.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.geologinesia.com/2015/10/deskripsi-dan-penamaan-batuan-
gunungapi.html
http://geoando.blogspot.co.id/2015/02/batuan-piroklastik-vulkanik-dan.html
https://ptbudie.com/2012/11/15/deskripsi-batuan-beku/

Anda mungkin juga menyukai