PEMBAHASAN
a. Obesitas
d. Diabetes mellitus
e. Infertilitas
Palpasi
Kelenjar tiroid dan testes, dua kelenjar yang dapat diperiksa melalui rabaan. Pada
kondisi normal, kelenjar tiroid tidak teraba namun isthmus dapat diraba dengan
menengadahkan kepala klien. Lakukan palpasi kelenjar tiroid perlobus dan kaji
ukuran, nodul tinggal atau multipel, apakah ada rasa nyeri pada saat di palpasi. Pada
saat melakukan pemeriksaan, klien duduk atau berdiri sama saja namun untuk
menghindari kelelahan klien sebaiknya posisi duduk.Untuk hasil yang lebih baik,
dalam melakukan palpasi pemeriksa berada dibelakang klien dengan posisi kedua ibu
jari perawat dibagian belakang leher dan keempat jari-jari lain ada diatas kelenjar
tiroid.
Palpasi testes di lakukan dengan posisi tidur dan tangan perawat harus dalam keadaan
hangat. Perawat memegang lembut began ibu jari dan dua jari lain, bandingkan yang
satu dengan yang lainnya terhadap ukuran/besarnya, simetris tidaknya nodul.
Normalnya testes teraba lembut, peka terhadap sinaar dan sinyal seperti karret.
Auskultasi
Mendengarkan bunyi tertentu dengan bantuan stetoskop dapat menggambarkan
berbagai perubahan dalam tubuh.Auskultasi pada daerah leher, diatas kelenjar tiroid
dapat mengidentifikasi“ bruit“. Bruit adalah bunyi yang dihasilkan oleh karena
turbulensi pada pembuluh darah tiroidea. Dalam keadaan normal, bunyi ini tidak
terdengar. Dapat diidentifikasi bila terjadi peningkatan sirkulasi darah ke kelenjar
tiroid sebagai dampak peningkatan aktivitas kelenjar tiroid. Auskultasi dapat pula
dilakukan untuk mengidentifikasi perubahan pada pembuluh darah dan jantung seperti
tekanan darah, ritme dan rate jantung yang dapat menggambarkan gangguan
keseimbangan cairan, perangsangan katekolamin dan perubahan metabilisme tubuh.
8. Pengkajian Psikososial
Perawat mengkaji keterampilan koping, dukungan keluarga, teman , dan handai taulan
serta bagaimana keyakinan klien tentang sehat sakit. Sejaumlah ganguan endokrin
yang serius mempengaruhi persepsi klien terhadap dirinya sendiri oleh karena
perubahan-perubahan yang dialami menyangkut perubahan fisik, fungsi seksual dan
reproduksi dan lain-lain yang akan mempengaruhi konsep dirinya. Kemampuan klien
dan keluarga dalam memberi perawatan di rumah termasuk penggunaan obat-obatan
yang biasanya dapat berlangsung lama perlu dikaji.
Persiapan
T3 dan T4 Serum
Persiapan fisik secara khusu tidak ada. Spesimen yang dibutuhkan adalah darah vena
sebanyak 5-10 cc.
1. Nilai normal pada orang dewasa:
Jodium bebas : 0.1-0.6 mg/dl
T3 : 0.2-0.3 mg/dl
T4 : 6-12 mg/dl
2. Nilai normal pada bayi/anak:
T3 : 180-240 mg/dl
Up take T3 Resin
Bertujuan untuk mengukur jumlah hormon tiroid ( T3 ) atau tiroid binding globulin
(TBG) tak jenuh. Bila TBG naik berarti hormon tiroid bebas meningkat. Peningkatan
TBG terjadi pada hipertiroidisme. Dibutuhkan spesimen darah vena sebanyak 5 cc.
Klien puasa selama 6-8 jam.Nilai normal pada :
- Dewasa : 25-35 % uptake oleh resin
- Anak : pada umumya tidak ada
Pelaksanaan :
Scanning Tyroid
Dapat digunakan dengan beberapa tehnik antara lain :
a) Radio Iodine Scanning. Digunakan untuk menentukan apakah nodul tiroid
tunggal atau majemuk dan apakah panas atau dingin ( berfungsi atau tidak
berfungsi ). Nodul panas menyebabkan hipersekresi jarang bersifat ganas.
b) Up take Iodine. Digunakan untuk menentukan pengambilan jodium dari plasma.
Nilai normal 10 s/d 30 % dalam 24 jam.
3. Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Paratiroid
Percobaan Sulkowitch
Dilakukan untuk memeriksa perubahan jumlah kalsium dalam urine, sehingga dapat
diketahui aktivitas kelenjar paratiroid. Percobaan dilakukan dengan menggunakan
Reagens Sulkowitch. Bila pada percobaan tidak terdapat endapan maka kadar kalsium
plasma diperkirakan antara 5 mg/dl. Endapan sedikit (fine white cloud) Menunjukkan
kadar kalsiun darah normal (6 ml/dl). Bila endapan banyak, kadar kalsium tinggi.
Persiapan :
-urine 24 jam ditampung ditampung.
-makanan rendah kalsium 2 hari berturut-turut.
Pelaksanaan :
-masukkan urin 3 ml ke dalam 2 tabung.
-ke dalam tabung pertama dimasukkan reagens sulkowitch 3 ml, tabung kedua hanya
sebagai kontrol.
Pembacaan hasil secara kuantitatif :
Negatif (-) : tidak terjadi kekeruhan
Positif (+) : terjadi kekeruhan yang halus
Positif (++) : kekeruhan sedang
Positif (+++) : kekeruhan banyak timbul dalam waktu kurang dari 20 detik
Positif (++++) : kekeruhan hebat, terjadi seketika
Pemeriksaan radiologi
Persiapan khusus tidak ada. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat kemungkinan
adanya kalsifikasi tulang, penipisan dan osteoporosis. Pada hipotiroid, dapat dijumpai
kalsifikasi bilateral pada dasar tengkorak. Densitas tulang bisa normal atau
meningkat. Pada hipertiroid, tulang menipis, terbentuk kista dalam tulang serta
tuberculae pada tulang.
Pemeriksaan Elektrokardiogran ( EKG )
Persiapan khusus tidak ada. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi
kelainan gambaran ekg akibat perubahan kadar kalsium serum terhadap otot jantung.
Pada hiperparatiroid, akan dijumpai gelombang Q – T yang memanjang sedangkan
pada hiperparatiroid interval Q – T mungkin normal
Gula darah 2 jam setelah makan. Sering disingkat dengan gula darah 2 jam PP (post
prandial). Bertujuan untuk menilai kadar gula darah dua jam setelah makan. Dapat
dilakukan secara bersamaan dengan pemeriksaan gula darah puasa artinya setelah
pengambilan darah puasa,kemudian klien disuruh makan menghabiskan porsi yang
biasa lalu setelah dua jam kemudian dilakukan pengukuran kadar gula darahnya. Atau
bisa juga dilakukan secara terpisah tergantung paad kondisi klien.
Prinsip persiapan dan pelaksanaan sama saja namun perlu di ingat waktu yang tepat
untuk pengambilan spesimen karena hal ini dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.
Bagi klien yang mendapat obat-obatan senentara dihentikan sampai pengambilan
spesimen dilakukan.
5. Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Adrenal
Pemeriksaan Hemokonsentrasi darah
Nilai normal pada :
Dewasa wanita :37-47 %
Pria : 45-54%
Anak-anak :30-40%
Neonatal :44-62%
Tidak ada persiapan secara khusus. Spesimen darah dapat diperoleh dari perifer
seperti ujung jari atau melalui pungsi intravena. Bubuhi antikoagulan ke dalam darah
untuk mencegah pembekuan.
Pemeriksaan Elektrolit Serum ( Na, K, Cl ), dengan nilai normal :
Natrium : 310 – 335 mg ( 13.6 – 14 meq / liter )
Kalium : 14 -20 mg% ( 3.5 – 5.0 meq/liter )
Chlorida : 350-375 mg% (100-106 meq /liter)
Pada hipofungsi adrenal akan terjadi hipernatremi dan hipokalemi, dan sebaliknya
terjadi pada hiperfungsi adrenal yaitu hiponatremia dan hiperkalemia. Tidak
diperlukan persiapan fisik secara khusus.
Percobaan Vanil Mandelic Acid (VMA)
Bertujuan untuk mengukur katekolamin dalam urine. Dibutuhkan urine 24 jam. Nilai
normal 1-5 mg. Tidak ada persiapan khusus.
Stimulasi test
Daimaksudkan untuk mengevaluasi dan mendeteksi hipofungsi adrenal. Dapat
dilakukan terhadap kortisol dengan pemberian ACTH. Stimulasi terhadap aldosteron
dengan pemberian sodium.
DAFTAR PUSTAKA
Rumahorbo, Hotma. 1997. Asuhan Keperawatan Klinik Dengan Gangguan Sistem Endokrin.
Jakarta :EGC