Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

EVALUASI PENDIDIKAN

Disusun Oleh : Kelompok 4


Nama : TRIO NURDIANTO
Nim : 148320716067
Nama : HESTY NINGSIH HUWAE
Nim : 148320716029
Nama :
Nim :

Prodi : Pendidikan Teknologi Informasi


Semester/kelas : II/B

Dosen Mata Kuliah


Febrian Andi Hidayat M.pd

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (SKIP)


MUHAMMADIYAH SORONG
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah Evaluasi Pendidikan tentang “TUJUAN
INTRUKSIONAL” dengan lancar dan terkoordinir demi pencapaian sesuai tugas yang telah
di berikan kepada kami.
Melalui makalah ini saya akan membahas sebuah materi yang merupakan poin dari
Evaluasi Pendidikan..
Tentunya pembuatan makalah ini tidak lepas dari kesulitan-kesulitan atau pun
permasalahan yang harus diselesaikan. Namun dengan mengerahkan kemampuan, kami dapat
menyelesaikan tugas ini.
Semoga Bapak/Ibu dapat menerima tugas kami dengan nilai yang sesuai atas usaha
dari kelompok kami.

Sorong ..................... 2017


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................
B. Rumusan Masalah .......................................................................................
C. Tujuan .........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tujuan merupakan sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha selesai.
Karena instruksi atau pengajaran merupakan suatu usaha dan kegiatan yang
berproses melalui tahap-tahap dan tingkatantingkatan, tujuannya bertahap dan
bertingkat. Tujuan dari pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk dan statis.
Tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang berkenaan
dengan seluruh aspek kehidupannya. Kalau kita melihat kembali pengertian instruksi
atau pengajaran, akan terlihat dengan jelas sesuatu yang diharapkan terwujud setelah
orang mengalami pengajaran secara keseluruhan, yaitu “sesuatu yang harus dicapai
oleh siswa setelah mereka diberikan pengajaran oleh guru.

Tujuan ini kelihatannya terlalu ideal, sehingga sukar dicapai. Namun apabila kita
melakukan nya dengan kerja keras dan berencana dengan krangka-kerangka kerja
yang konsepsional mendasar, pencapaian tujuan itu bukanlah suatu yang muastahil.
Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan dalam makalah ini tentang “Tujuan
Intruksional”.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dan manfaat tujuan intruksional?
2. Apa saja klasifiksi dari tujuan intruksional menurut Bloom?
3. Bagaimana format penulisan dalam merumuskan tujuan intruksional?
4. Bagaimana penerapan tujuan intruksional?
BAB 1

A. PENGERTIAN TUJUAN INTRUKSIONAL


Istilah intruksional, seringkali diterjemahkan ke dalam kata pengajaran. Tetapi sebenarnya,
intruksional lebih luas daripada pengajaran, karena mencakup pada semua hal yang mungkin
mempunyai pengaruh langsung kepada proses belajar manusia, bukan hanya terbatas pada
hal-hal yang dilakukan guru, tetapi juga sumbersumber belajar lain yang dipakai untuk
belajar mandiri oleh anak. Pada dasarnya tujuan intruksional adalah membantu orang untuk
belajar.

Beberapa definisi tujuan intruksional yang telah dikemukakan oleh beberapa tokoh, antara
lain sebagai berikut:

1. Robert F. Magner (1962), tujuan instruksional sebagai tujuan perilaku yang


hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa sesuai kompetensi.
2. Eduard L. Dejnozka dan David E. Kavel (1981), tujuan instruksional adalah suatu
pernyataan spefisik yang dinyatakan dalam bentuk perilaku yang diwujudkan
dalam bentuk tulisan yang menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
3. Fred Percival dan Henry Ellington (1984),tujuan instruksional adalah suatu
pernyataan yang jelas menunjukkan penampilan / keterampilan yang diharapkan
sebagai hasil dari proses belajar.

2. Tujuan Instruksional(Intructional Objectives)


Suharsimi Arikunto menyatakan dalam tujuan instruksional umum menggunakan kata
kerja yang masih umum dan tidak dapat diukur, maka dibutuhkan tujuan instruksional
khusus. Jadi ada 2 macam tujuan instruksional:
 tujuan instruksional umum ( TIU)
 tujuan instruksional khusus (TIK)
Adapun manfaat tujuan instruksional adalah:
a. Pendidik mempunyai arah untuk memilih bahan pelajaran dan memilih prosedur
(metode) mangajar,
b. Peserta didik mengetahui arah belajarnya,
c. Setiap pendidik mengetahui batas-batas tugas dan wewenang mengajarkan suatu
bahan sehingga diperkecil kemungkinan timbulnya celah (gap) atau saling
menutup (overlap) antar pendidik,
d. Pendidik mempunyai patokan dalam mengadakan penilaian kemajuan belajar
peserta didik,
e. Pendidik sebagai pelaksana dan petugas-petugas pemegang
kebijaksanaan (decision maker) mempunyai kriteria untuk mengevaluasi kualitas
maupun efiensi pengajaran.
3. Merumuskan Tujuan Intruksional.
Bagaimana cara merumuskan tujuan pembelajaran atau indikator hasil belajar itu?ada
empat komponen pokok yang harus nampak dalam rumusan indikator hasil belajar seperti
yang digambarkan dalam pertanyaan berikut:
a) Siapa yang belajar atau yang diharapkan dapat mencapai tujuan atau mencapai
hasil belajar itu?
b) Tingkah laku atau hasil belajar yang bagaimana yang diharapkan dapat
dicapai itu?.
c) Dalam kondisi yang bagaimana hasil belajar itu dapat ditampilkan?
d) Seberapa jauh hasil belajar itu bisa diperoleh.
4. Langkah-LangkahyangDilakukan dalam Merumuskan Tujuan Intruksioanal Khusus.
a. Membuat sejumlah TIU (Tujuan Instruksional Umum) untuk setiap mata
pelajaran/bidang studi yang akan diajarkan dalam kurikulum 1975 maupun 1984,
TIU sudah ada tercantum dalam buku garis-garis besar program pengajaran.
Dalam merumuskan TIU digunakan kata kerja yang sifatnya masih umum dan
tidak dapat di ukur karena perubahan tingkah laku masih terjadi di dalam diri
manusia.
b. Dari masing-masing TIU dijabarkan menjadi sejumlah TIK yang rumusannya
jelas, khusus, dapat dimengerti, terukur, dan menunjukkan perubahan tingkah
laku.
Contoh-contoh rumusan untuk TIU:
 Memahami teori evaluasi.
 Mengetahui perbedaan antara skor dan nilai.
 Mengerti cara mencari validita.
 Menghayati perlunya penilaian yang tepat.
 Menyadari pentingnya mengikuti kuliah dengan teratur.
 Menghargai kejujuran mahasiswa dalam mengerjakan tes.
5. Tingkah Laku Akhir
Tingkah laku akhir adalah tingkah laku yang diharapkan setelah peserta didik
mengalami proses belajar. Di sini tingkah laku ini harus menampakkan diri dalam
suatu perbuatan yang dapat diamati dan diukur (observable and measurable).
Contoh:
 Menuliskan kalimat perintah,
 Mengalikan pecahan persepuluh,
 Menggambarkan kurva normal,
 Menyebutkan batas-batas Daerah Istimewa Yogyakarta,
 Menceritakan kembali uraian guru,
Dan lain-lain yang berwujud kata kerja perbuatan/operasional (Action Verb)
yang dapat diamati dan diukur.
6. Kata-Kata operasioanal
a. Kognitif
 Pengetahuan (knowledge). Kata-kata instruksional yang sering digunakan:
Mendefinisikan, mendeskripsikan, mengidentifikasi, mendaftarkan,
menjodohkan, menyebutkan, menyatakan (state), mereproduksi.
 Pemahaman (comprehension). Kata-kata instruksional yang sering
digunakan: mempertahankan, membedakan, menduga (estimate),
menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan,
memberikan, contoh, menuliskan kembali, menggunakan.
 Aplikasi. Kata-kata instruksional yang sering digunakan: mengubah,
menghitung, mendemonstrasikan, menemukan, memanipulasi,
memodifikasi, mengoperasikan, meramalkan, menyiapkan, menghasilkan,
menghubungkan, menunjukkan, memecahkan, menggunakan.
 Analisis. Kata-kata instruksional yang sering digunakan: memerinci,
menyusun diagram, membedakan, mengidentifikasi, mengilustrasikan,
menyimpulkan, menunjukkan, menghubungkan, memilih, memisahkan,
membagi (subdivides).
 Sintesis. Kata-kata instruksional yang sering digunakan: mengategorikan,
mengombinasikan, mengarang, menciptakan, membuat desain,
menjelaskan, memodifikasikan, mengorganisasikan, menyusun, membuat
rencana, mengatur kembali, merekronstuksikan, menghubungkan,
mereorganisasikan, merevisi, menuliskan kembali, menuliskan,
menceritakan.
 Evaluasi. Kata-kata instruksional yang sering digunakan: menilai,
membandingkan, menyimpulkan, mempertentangkan, mengkritik,
mendeskripsikan, membedakan, menerangkan, memutuskan, menafsirkan,
menghubungkan, membantu (supports).
b. Afektif
 Reesiving. Kata-kata instruksional yang sering digunakan: menanyakan,
memilih, mendeskripsikan, mengikuti, memberikan, mengidentifikasikan,
menyebutkan, menunjukkan, memilih, menjawab.
 Responding. Kata-kata instruksional yang sering digunakan: menjawab,
membantu, mendiskusikan, menghormat, berbuat, melakukan, membaca,
memberikan, menghafal, melaporkan, memilih, menceritakan, menulis.
 Valuing. Kata-kata instruksional yang sering digunakan: melengkapi,
menggambarkan, membedakan, menerangkan, mengikuti, membentuk,
mengundang, menggabung, mengusulkan, membaca, melaporkan,
memilih, bekerja, mengambil bagian (share), mempelajari.
 Organization. Kata-kata instruksional yang sering digunakan: mengubah,
mengatur, menggabungkan, membandingkan, melengkapi,
mempertahankan, menerangkan, menggeneralisasikan,
mengidentifikasikan, mengintregasikan, memodifikasikan, mengorganisir,
menyiapkan, menghubungkan, mensistesiskan.
 Characterization by value or value complex. Kata-kata instruksional yang
sering digunakan: membedakan, menerapkan, mengusulkan,
memperagakan, mempengaruhi, mendengarkan, memodifikasikan,
mempertunjukkan, menanyakan, merevisi, melayani, memecahkan,
menggunakan.
c. Psikomotorik
 Musclar or motor skills. Kata-kata instruksional yang sering digunakan:
mempertontonkan gerak, menunjukkan hasil (pekerjaan tangan),
melompat, menggerakkan, menampilkan.
 Manipulation of materials or objects. Kata-kata instruksional yang sering
digunakan: mereparasi, menyusun, membersihkan, menggeser,
memindahkan, membentuk.
 Neuromusclar coordination. Kata-kata instruksional yang sering
digunakan: mengamati, menerapkan, menghubungkan, menggandeng,
memotong, menarik, memasang, menarik, menggunakan.
Kata-kata yang telah disajikan di atas merupakan kata-kata kerja yang dipakai
dalam merumuskan tujuan instruksional khusus bagi peserta didik yang belajar,
sehingga rumusan seutuhnya menjadi pernyataan-pernyataan, sebagai berikut:
1) Peserta didik dapat menghafal ibu kota negara bagian Jerman.
2) Peserta didik dapat menunjukkan letak ibu kota negara bagian Jerman.
3) Peserta didik dapat membuat kalimat dalam Bahasa Jerman.
7. Kondisi Demonstrasi
Kondisi demonstrasi adalah komponen TIK yang menyatakan suatu kondisi atau
situasi yang dikenakan kepadapeserta didik pada saat pendidik mendemonstrasikan tingkah
laku akhir.
Standar keberhasilan adalah kelompok TIK yang menunjukkan seberapa jauh tingkat
keberhasilan yang di tuntut oleh penilai bagi tingkah laku pelajar pada situasi akhir.
Tingkat keberhasilan dapat dinyatakan dalam jumlah maupun prsentase, misalnya:
a) Dengan 75% betul.
b) Sekurang-kurangnya 5 dari 10.
c) Tanpa kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai