Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASI LEADERSHIPS DALAM PENGEMBANGAN


PROFESI KEPERAWATAN YANG MENDUKUNG PELAYANAN
KESEHATAN PARIPURNA

DISUSUN OLEH

Yayan Kurniawan
22020117410008

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
` 2017/2018
TEMA : TRANSFORMASI DOSEN DARI SEKTOR PERGURUAN TINGGI
KESEHATAN

JUDUL :
MASIH BANYAKNYA TENAGA DOSEN KEPERAWATANYANG BELUM MEMILIKI
KUALIFIKASI PENDIDIKAN BELUM S2

Latar belakang
Menempuh pendidikan di perguruan tinggi merupakan pintu utama bagi setiap
orang dalam mencapai cita-cita di masa depan. Sebagai peminatan dan prospek
lapangan kerja yang paling banyak di minati yaitu keperwatan hingga tahun
2024, menurut The US Bureau of Labor Statistic tahun 2017.
Dalam hal ini suatu perguruan tinggi dituntut untuk memiliki dosen yang
berkalifikasi yang baik serta berkualitas sehingga proses pembelajaran dapat
berlangsung secara berkualitas, yang pada akhirnya membawa pada output yang
berkualitas pula. Afriantoni, et al (2016)

Oleh sebab itu, perguruan tinggi yang merupakan bagian dari sistem pendidikan
nasional dan tempat kegiatan proses pembelajaran diharapkan mampu
menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan akademik yang
professional serta berkepribadian.
Dari data yang berhasil dihimpun dari kemenristekdikti jumlah tenaga dosen
yang masih berkualifikasi S1 mencapai angka 32.000 dosen keperawatan pada
tahun 2016 sementara data porlap ristek dikti wilah kopertis VI Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2017 tenaga dosen yang memiliki kualifikasi pendidikan
S1/Profesi atau yang belum jenjang master masih berjumlah 3.374. dimana
dengan rincian kualifikasi D4:241 orang,orang,S1: 2.195 orang, Profesi : 309
orang, Tanpa jenjang:269 orang sementara di pulau sumatra paling tinggi angka
dosen yang belum S2 adalah Sumatra utara yaitu 5.107 orang, dari sini kita bisa
melihat bahwa masih banyaknya tenaga pengajar baik yang masih aktif
mengajar ataupun sedang menjalani tugas belajar artinya status mereka masih
belum memenuhi kualifikasi pendidikan sebagaimana di undang-undang UU
Nomor 14 Tahun 2005 pasal 46 ayat 2 tentang guru dan dosen bahwa diwajibkan

minimal berkualifikasi S2 untuk memberikan pengajaran kepada diploma dan


sarjana dan program doctor untuk pasca sarjana pada bidangnya.
terfokus pada pendidikan keperawatan, pendidikan keperawatan adalah suatu
proses penting yang harus dilalui oleh setiap perawat, oleh sebab itu langka
awal yang mutlak dilakukan dalam upaya terbentuk lulusan yang kompeten dan
memiliki wawasan yang konperhensif dan siap pakai adalah dengan menata
pendidikan keperwatan yang professional serta mendapatkan pendidikan dan
pengalaman belajar yang sesuai dengan pembaruan-pembaruan dan tuntutan
profesi keperawatan.

Dalam upaya untuk mengoptimalkan target Undang undang masih sangat


diperlukan upaya peningkatan kualifikasi akademik dosen ke tingkat yang memenuhi
kualifikasi untuk mengajar sesuai Permenpan No. 17 Tahun 2013 Tentang Jabatan
Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya.

Solusinya
Dukungan pemerintah,bentuk dukungan pemerintah dalamk upaya
mengoptimalkan apa yang diamanatkan oleh undang-undang yaitu dengan
penyelengaraan beasiswa untuk studi lanjut ke jenjang program magiter (S2)
dan program doctoral (S3) melalui program LPDP, PMDSU, dan BUDI serta
masih banyak lagi lainya. Namun tentunya untuk meraih itu semua diperlukan
syarat-syarat dan kualifikasi tertentu,sehingga dengan ini diharapkan dosen-
dosen yang ingin melanjutkan pendidikannya dapat berkompetensi untuk
meraih beasiswa tersebut.
Berdasarkan monitoring dan evaluasi tim Dikti bahwa terobosan ini terbukti
efektif dan cukup berhasil dalam menarik minat para lulusan S1 unggul untuk
mengikuti PMDSU dengan dibawah bimbingan professor-profesor handal dan
memiliki publikasi penelitian internasional.
Program PMDSU ini pun juga dapat meningkatkan sinergi antara pendidikan
dan penelitian, sehingga peningkatan jumlah doctor yang memiliki atmosfer
penelitian yang unggul pun dapat dipercepat (Kemenristekdikti, 2015).
Hal ini terbukti sepanjang 2016 jumlah dosen S2 dan S3 mengalami
peningkatan. (Kemenristekdikti, 2016).

Disamping itu program akreditasi pada perguruan tinggi pun dapat memacu
bagi tenaga pendidik yang masih berkualifikasi pendidikan sarjana untuk
melanjut ke level master. Sehingga kedepan nya diharapkan perguaruan tinggi
tersebut berkualitas dan meluluskan lulusan yang yang professional
(Sin, et al.,2017)

Transformasional leadership.

Transformasi leadership atau trasnformasi dalam kepemimpinan merupakan


penjelasan yang memiliki hubungan yang erat kaitannya antara komponen yang
memimpin dengan yang dipimpin, dengan definisi lain pemimpin yang
komperhensif dan terpadu yang diperlukan bagi individu, kelompok, dan
golongan (Hacker&Robberts:2004).
Leadership harus memiliki kesadaran diri yang tinggi serta memiliki
rencana pengembangan diri,yang positif, memiliki kelayakan, kekuatan serta
bermanfaat bagi bawahan yang dipimpinya.
Sedangkan kretria seorang pemimpin haruslah membuat suatu visi yang
jelas dan mampu menarik orang lain untuk mengikutinya (Barker:1990).
Pada hakekatnya seorang pemimpin dengan gaya transformasional ialah
jiwa pemimpin yang lebih menekankan kepada koleganya utuk melakukan
tanggujawab melebihi yang mereka harapkan (Usman,2010).
Dalgado & Mitchel.(2016) melakukan survey bahwa gaya kepemimpinan
ini dalam akademik dapat dipelajari serta strategi manajemenya dapat
diajarkan,hal ini memungkinkan bahwa seorang pemimpin dapat dengan mudah
dalam mengaplikasikan gaya kepemimpinan ini.
Diharapkan dengan adanya gaya kepemimpinan tranformasional ini tidak
hanya meningkatkan jumlah kualifikasi dosen yang memenuhi standar namun
juga mampu mensupport dosen dalam proses studinya menjadi lebih kompeten
dan berkualitas (Raholm, et al., 2016). Sebagai contoh, di USA jumlah lulusan
program magister dan doctoral meningkat setiap tahunnya namun banyak yang
belum memenuhi kriteria sebagai dosen yang berkualitas (Adams, W.V, 2016).

Kesimpulan.
Dengan masih banyaknya dosen yang memiliki kualifiksi belum S2
sehingga melalui Undang-undang No 14 tahun 2005 ini diharapkan target
pencapaian kualifikasi dosen dapat meningkat.
Pemerintah telah serius dan berupaya dalam membantu meningkatkan
mutu pendidikan dosen tersebut dengan menyelenggarakan program beasiswa
yang dapat mengantarkan dosen-dosen agar dapat melanjutkan ke tingkat S2
dan S3, dan inin terbukti bahwa meningkatnya kualifiksi dosen S2 dan S3
sepanjang 2016. Selain daripada program pemerintah tersebut tenaga pengajar
membutuhkan system yang mampu memotivasi semngat mereka agar menjadi
lebih baik dan berkualitas melalui model kepemimpinan transformasional,
sehingga kedepannya diharapkan mampu menghsilkan lulusan yang kompeten
dan memiliki nilai jual dipasaran.
DAFTAR PUSTAKA

Afriantoni, et al. 2016. Isu-Isu Kritis dalam Pendidikan Tinggi: Sebuah Tinjauan Aktual
Terhadap Praktik Pendidikan Tinggi di Indonesia. Yogyakarta: Deepublish

Http:www.kopertis12.or.id/2016/07/kemenristekdikti-32.000-dosen-stikes-tidak-memenuhi-
syarat-masih-s1 retrieved,13/10/2017,16.15 WIB.

Kemenristekdikti. 2015. Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan


Pendidikan Tinggi.

Http://kopertis6.or.id/akreditasi/2119-masih-banyak-dosen-pts-berkualifikasi-s1-dan-
div.html,01/10/2017,20.05.

Sin, C., Tavares, O., & Amaral, A. (2017). The impact of programme accreditation on
Portuguese higher education provision. Assessment & Evaluation In Higher Education,
42(6), 860-871. doi:10.1080/02602938.2016.1203860
Hacker&Robberts.2004.Nursing Leadership and Management theories process practice.Oak
Park.Il:West Suburan College of Nursing.

Barker, A. (1990).Transformational nursing leadership:A vision for the future.Baltimore:


Williams & Wilkins.

Usman, H. 2009. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Edisi Ketiga. Jakarta:
Penerbit PT. Bumi Aksara
Delgado, C., & Mitchell, M. M. (2016). A Survey of Current Valued Academic Leadership
Qualities in Nursing. Nursing Education Perspectives (National League For Nursing),
37(1), 10-15. doi:10.5480/14-1496.

Raholm, M., Lofmark, A., Henriksen, J., & Slettebø, A. (2016). Nurse Education--Role
Complexity and Challenges. International Journal For Human Caring, 20(2), 76-82.
Adams V.W. The challenges of USA nursing education to meet local, regional and global
need.

Rev Bras Enferm [Internet]. 2016;69(3):392-3. DOI: http://dx.doi.org/10.1590/0034-


7167.2016690301i.
Avolio, B.J. et al. 2003.Predicting Unit Performance by assessing Transformastional and
Transactional Leadership. Journal of Applied Psychology.
.
Https://books.google.co.id/books?id=OPyf0ArEccMC&pg=PT45&lpg=PT45&dq=solusi+ag
ar+meningkatkan+mutu+pendidikan+keperawatan&source diakses 14/10/2017.16:45

Https://www.depkes.go.id/resources/download/peraturan/UU%20No.%2044%20Th%202009
%20ttg%20Rumah%20Sakit.PDF diakses 23/10/2017.1520

Anda mungkin juga menyukai