Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul Percobaan
Forced convection

B. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui harga koefisien transfer panas daripada permukaan pipa
bagian dalam ke udara yang mengalir didalamnya.

C. Latar Belakang
Fenomena perpindahan panas berperan penting dalam beberapa persoalan
industri dan lingkungan.Sebagaimana tempat penting pada produksi dan konversi energi.
Tidak hanya satu penggunaan dalam tempat ini yang tidak melibatkan efek perpindahan
panas dalam berbagai proses. Di dalam pembangkit tenaga listrik, baik
menggunakan bahan bakar nuklir, minyak, magneto hidrodinamik atau mengggunakan
sumber bumi ada begitu banyak persoalan perpindahan panas yang harus
dipecahkan.Adapun persoalan dalam perpindahan panas itu melalui proses konduksi,
konveksi dan radiasi. Sedangkan hal yang sering terjadi suatu tantangan adalah
diperlukan laju perpindahan panas semaksimal mungkin dan menjaga dalam satu
kesatuan tentang ketahanan material pada lingkungan bertemperatur tinggi. Seperti
halnya pada perpindahan panas secara konveksi.Perpindahan panas konveksi tergantung
kepada viskositivitas sifat termal fluida. Hal tersebut dapat dimengerti karena
viskositivitas mempengaruhi profil kecepatan sehingga mempengaruhi laju perpindahan
energi di daerah dinding.Dalam proses perpindahan panas secara konveksi paksa
yang mana alirannya disebabkan oleh beberapa cara yang berasal dari fan, pompa,
blower. Seperti halnya proses perpindahan panas konveksi paksa dalam pipa dengan
menggunakan blower DC.
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Defenisi Percobaan
Konveksi untuk menunjukkan pada perpindahan panas yang akan terjadi
antara permukaan dan fluida yang bergerak ketika mereka berada pada
perbedaan temperatur. Perpindahan panas konveksi terdiri dari dua mekanisme
yaitu perpindahan energi sebagai akibat dari pergerakan molekular acak dan
ada juga energi yang dipindahkan oleh pergerakan secara microskopis dari
fluida. Perpindahan panas konveksi yang terjadi antara fluida yang bergerak dan
batas permukaan, ketika keduanya berada pada temperatur yang berbeda.

B. Jenis Perpindahan Panas Konveksi


Menurut keadaan alirannya perpindahan panas secara konveksi dikategorikan
menjadi dua yaitu :
1. Konveksi bebas yang mana aliran fluida disebabkan oleh adanya variasi
masa jenis yang selalu diikuti dengan adanya perbedaan
temperatur dalam fluida.
2. Konveksi paksa yang mana aliran disebabkan oleh beberapa cara yang
berasal dari luar. Misalnya dari fan, pompa, ataupun tiupan angin.

C. Hal Yang Diperhatikan Dalam Perpindahan Konveksi


Perpindahan panas konveksi sebagai perpindahan energi terjadi dalam
fluida akibat dari efek kombinasi dari konduksi dan pergerakan kasar fluida.
Adapun energi yang dipindahkan adalah energi dalam fluida. Begitu pula dengan
konveksi sebagai pertukaran panas latent yang dihubungkan dengan
perubahan fase antara keadaan cairan dan uap fluida. Dengan memperhatikan
kondisi aliran fluida tanpa melihat cara perpindahan panas konveksi
persamaan laju dinyatakan dalam bentuk :
q'' = h (Ts – T∞)
dimana q'', flux panas konveksi (W/m2) adalah berbanding lurus dengan
perbedaan temperature antara permukaan & fluida untuk masing-masing Ts dan
T∞ (temperatur). Sedangkan h adalah koefisien konveksi lokal atau
koefisien perpindahan panas. Adapun koefisien perpindahan panas tergantung
pada geometri permukaan, cara dari pergerakan fluida dan sejumlah dari sifat
termodinamika dan transport dari fluida.

D. Pengertian Konveksi Paksa


Konveksi paksa adalah perpindahan panas yang mana dialirannya
tersebut berasal dari luar, seperti dari blower atau kran dan pompa. Konveksi
paksa dalam pipa merupakan persolaan perpindahan konveksi untuk aliran
dalam atau yang disebut dengan internal flow. Adapun aliran yang terjadi dalam
pipa adalah fluida yang dibatasi oleh suatu permukaan. Sehingga lapisan batas
tidak dapat berkembang secara bebas seperti halnya pada aliran luar.

E. Kondisi Aliran
Kondisi aliran dalam pipa bulat dengan jari-jari ro merupakan aliran laminar
dimana fluida memasuki pipa dengan kecepatan yang seragam. Fluida berkontak
langsung dengan permukaan di dinding pipa dan efek viskos berperan penting
sedangkan lapisan batas berkembang dengan pertambahan X. Adapun
perkembangan terjadi akibat pengecilannya daerah aliran yang tidak berviskos
dan menghasilkan pertemuan lapisan batas pada garis pusat pipa.

dengan:
vs = kecepatan fluida, ρ = kerapatan (densitas) fluida.
L = panjang karakteristik,
μ = viskositas absolut fluida dinamis,
ν = viskositas kinematik fluida: ν = μ / ρ,
F. Lapisan Batas
Lapisan batas merupakan bagian dari permasalahan mekanika fluida yang
merupakan lapisan yang terbentuk karena adanya gesekan antara fluida yang
mengalir dengan permukaan benda yang disebabkan adanya viskositas dari fluida
yang melewati benda tersebut. Kedudukan lapisan batas pada ilmu mekanika
fluida dapat dilihat pada diagram berikut ini yang menjelaskan tentang hubungan
bagian dari cabang mekanika fluida(Genick, 2010):

Diagram Hubungan Bagian dari Cabang Mekanika Fluida

Konsep lapisan batas ditemukan oleh Ludwig Prandlt pada tahun 1904 yang
merupakan seorang ahli aerodinamika Jerman (Schlichting,1979). Prandtl
mengklasifikasikan aliran yang melewati suatu kontur permukaan
menjadi dua daerah, yaitu :
1. Daerah di dalam lapisan batas (dekat permukaan kontur) dimana efek
viskositas sangat berpengaruh (viscous flow)
Daerah ini sering disebut sebagai lapisan batas laminer(laminar boundary
layer), adalah suatu lapisan tipis yang berada di sebelah dari perbatasan benda.
Pada kawasan ini kecepatan aliran adalah nol pada dinding, dan bertambah
dengan cepatnya dalam perbandingan terhadap kecepatan permukaan bebas.
Dalam kawasan lapisan batas, distribusi kecepatan sangat dipengaruhi oleh gaya
geser.
2. Daerah di luar lapisan batas dimana efek viskositas diabaikan (inviscid
flow)
Pada daerah ini pengaruh viskositas sangat kecil sehingga cenderung diabaikan,
gaya geseran dapat diabaikan bila dibandingkan dengan gaya inersia. Dalam hal
ini fluida dapat dianggap inviscid (non viscous) dan tanpa rotasi (irotasi).

Hal pertama yang diperlukan dalam menyelesaikan lapisan batas adalah


menentukan
jenis/tipe aliran. Tipe aliran yang ada dalam mekanika dan dinamika fluida
umumnya dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Aliran Laminer
Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan–lapisan, atau lamina–lamina
dengan satu lapisan meluncur secara lancar. Dalam aliran laminar ini viskositas
berfungsi untuk meredam kecendrungan terjadinya gerakan relatif antara lapisan.
2. Aliran Turbulen
Aliran turbulen memiliki streamline yang berputar dan tidak beraturan
(menimbulkan olakan yang tidak teratur).
3. Aliran Transisi
Aliran ini merupakan aliran peralihan dalam aliran laminar menjadi aliran
turbulen.

G. Perkembangan Serta Penggunaan Dalam Dunia Industri


Forced convection adalah mekanisme atau jenis transportasi panas dimana
gerakan fluida yang dihasilkan oleh sumber eksternal (seperti pompa, kipas angin,
alat penghisap,, dll). Ini harus dipertimbangkan sebagai salah satu metode utama
perpindahan panas berguna sebagai sejumlah besar panas dapat diangkut sebagai
sangat efisien dan mekanisme ini ditemukan sangat umum dalam kehidupan
sehari-hari, termasuk pemanas sentral AC, turbin uap dan mesin lainnya.
Konveksi paksa sering dihadapi oleh para insinyur merancang atau menganalisis
penukar panas, aliran pipa, dan aliran atas piring pada suhu yang berbeda dari
aliran.

Angin laut bertiup pada siang hari. Daratan yang memiliki kalor jenis
kecil, pada siang hari lebih cepat menyerap panas matahari dibandingkan dengan
lautan yang memiliki kalor jenis besar. Dengan demikian, suhu udara di atas
daratan lebih tinggi daripada suhu udara di atas permukaan laut. Daratan yang
mempunyai suhu lebih tinggi menyebabkan tekanan udaranya lebih kecil daripada
tekanan udara di atas laut dengan suhu udara lebih rendah. Karena tekanan udara
di atas laut lebih besar, terjadilah aliran udara dari laut ke darat. Udara yang
mengalir dari laut ke darat disebut angin laut. Sebaliknya, pada malam hari,
daratan yang memiliki kalor jenis kecil lebih cepat melepas panas dibandingkan
dengan lautan yang memiliki kalor jenis besar. Dengan demikian, suhu udara di
atas daratan lebih rendah daripada suhu udara di atas lautan. Karena suhu udara di
atas lautan tinggi, tekanan udaranya rendah. Terjadilah aliran udara dari darat ke
laut. Udara yang mengalir dari darat ke laut disebut angin darat.
BAB III
MATERI DAN METODE

A. Materi
 Alat
1. Satu set alat forced convection
2. Compressor

B. Metode
 Prosedur Kerja
1. Percobaan ini dimulai sesudah tercapai panas yang setimbang,baru
dapat dimulai percobaan yang sesungguhnya.
2. Temperatur udara masuk diukur untuk mengukur aliran udara.
3. Sumber arus diatur dengan menggunakan elektrik heater TAP
SELECTOR pada dinding luar dengan temperatur (t10) di bawah
1000C.
4. Air flow meter dengan tekanan 1,033 kg/cm3.0C,untuk merubah
menjadi Ta dan Pa.
5. Tenaga listrik untuk pipa dibaca pada AC ammeter dan AC
Voltmeter.Untuk masing-masing dinding luar pipa.Untuk temperatur
dinding luar untuk titik dapat diukur dengan termokopel.
C. Gambar Rangkaian Percobaan
BAB IV
HASIL KERJA PRAKTEK DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Kerja Praktek

Flow Rate Temp Press Amp Volt OUTSIDE SURFACE WALL TEMP OR TUBE
SYM V Ta ∆𝒑 A V To (i)
UNIT ℃ mmHg A V ℃
INST DIGITAL THERMOMETER
t11 t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8 t9 t10

1 20 26,6 0,25 10 1,2 30,6 31,4 31,7 31,9 32,1 33,3 34,3 36,1 37,5 40,1

2 30 26,7 0,35 10 1,2 31,2 31,9 31,9 32,7 33,4 33,7 35,0 37,3 39,2 40,1

3 40 26,8 0,5 10 1,2 30,6 31,4 31,9 32,1 32,5 33,0 34,3 36,6 38,6 40,9

Dw = 6 . 10-3 m X1 = 5 . 10-3 m X6 = 100 . 10-3 m


dw = 5 . 10-3 m X2 = 15 . 10-3 m X7 = 200 . 10-3 m
x = 8,5 . 10-1 m X3 = 20 . 10-3 m X8 = 400 . 10-3 m
L = 5 . 10-4 m X4 = 30 . 10-3 m X9 = 600 . 10-3 m
K = 14 Kkal/jam m C X5 = 50 . 10-3 m X10 = 800 . 10-3 m
Keterangan :
A. Cp Udara
TC 0 50 100 150 200
CP/Kkal/KgC 0,241 0,243 0,244 0,246 0,247

B. Sifat – sifat Udara


Unit/ton(C) 0 20 40 60 80 100 120
J (Kg/m3) 1,251 1,166 1,091 1,091 1,026 0,986 0,916
 (m3/jam) 0,00497 0,00961 0,00636 0,00781 0,00781 0,00781 0,9086
Pr (-) 0,72 0,71 0,71 0,70 0,70 0,70 0,70
K(Kkal/jam mC 0,0207 0,0221 0,0234 0,0260 0,0260 0,0260 0,0272

C. Konversi :
1 mmHg = 13,6 mmH2O = 13,6 . 10-4 Kg/cm2
1 Atm = 1,033 . 104 Kg/m2
1P = 1 gr/cm . dtk
D. Nilai Reynold
Re ≤ 2100 = Aliran Laminer
Re ≥ 4000 = Aliran Turbulen
2100≤Re≥4000=AliranTransisi
B. Pembahasan data ke 3
1. Menghitung Tekanan Absolut
𝑝a = 1,033 +∆𝑃
= 1,033 + 0,5kg/cm2
𝑘𝑔 1000𝑐𝑚2
= 1,533𝑐𝑚2 × 1 𝑚2

= 15330 kg/m2
2. Menghitung Temperatur Absolut (K)
Ta = t11+ 273
= 26,8 + 273
= 299,8 K
3. Menghitung Spesifik Fluida (𝝏) (kg/m3)
Ta = 26,8 K
𝑋 – 𝑋1 𝑌 − 𝑌1
=
𝑋2 −𝑋1 𝑌2 − 𝑌1
26,8 −20 𝑌 −1,166
=
40 −20 1,091 −1,166
6,8 𝑌 −1,166
=
20 − 0,075

-0,51 = 20y – 23,32


20y = 23,32 – 0,51
y = 1,1405 kg/m3
4. Menghitung laju udara (flow rate of air)
60 293 𝑝a
G’ = 𝜕 V 1000 √1,333 104 𝑇𝑎

𝑘𝑔 𝐾𝑔
1,1405 40 𝑛𝑙/ min60 𝑚𝑖𝑛⁄1 𝑗𝑎𝑚 293 𝐾 (15330 𝑋 2 )
𝑚3 𝑚
= 1000 𝑙 √ 104 𝑘𝑔
1 𝑚3
1,333 . ( 299,8 𝐾)
𝑚2

= 2,7372 kg x 1,0601663
= 2,901887 kg/jam
5. Menghitung panas Flux pada dinding dalam pipa
𝑞 0,86 𝐴 𝑉
qw = =
𝑠 𝜋 𝑑𝑤 𝑥
𝟎,𝟖𝟔 𝒙 𝟏𝟎 𝑨 𝒙 𝟏,𝟐 𝑽
= 𝟑,𝟏𝟒 (𝟓𝒙𝟏𝟎−𝟑 )𝟖,𝟓𝒙𝟏𝟎−𝟏 𝒎
= 773,3233 kkal/jam m3

6. Menghitung Panas Flux pada Keliling Pipa


𝑄 0,86 𝐴 𝑉
qv = = 𝜋
(𝐷𝑊 2
𝑉 − 𝑑𝑤 2 )𝑋
4

0,86 (10 𝐴)(1,2 𝑉)


= 3,14
(6 𝑋 10−3 𝑚2 − 5 𝑋10−3 𝑚2 )8,5 𝑋 10−1 𝑚
4

10,32
= 0,785 (36 𝑥 10−6 −25 𝑥 10−6 )8,5 𝑥 10−1
10,32
= 7,339 𝑥 10−6

= 1406186,129 kkal/jam m3
7. Menghitung Temperatur dinding dalam pipa
𝑞𝑣 𝑥 𝐿2
Twi = Toi − 2𝐾
𝑘𝑘𝑎𝑙
1406186,129 ( 5 𝑥 10−4 𝑚)2
𝑗𝑎𝑚 𝑚3
 Tw1 = 30,6 ℃ − 𝑘𝑘𝑎𝑙
2 ( 14 )
𝑗𝑎𝑚 𝑚 ℃

= 30,6 ℃ − 0,0125 ℃
= 30,58 ℃
𝑞𝑣 𝑥 𝐿2
 Tw2 = To2− 2𝐾

= 31,4 ℃ − 0,0125 ℃
= 31,38 ℃
𝑞𝑣 𝑥 𝐿2
 Tw3 = To3− 2𝐾

= 31,9 ℃ − 0,0125 ℃
= 31,88 ℃
𝑞𝑣 𝑥 𝐿2
 Tw4 = To4− 2𝐾

= 32,1 ℃ − 0,0125 ℃
= 32,08 ℃
𝑞𝑣 𝑥 𝐿2
 Tw5 = To5− 2𝐾

= 32,5 ℃ − 0,0125 ℃
= 32,48 ℃
𝑞𝑣 𝑥 𝐿2
 Tw6 = To6− 2𝐾

= 33,0 ℃ − 0,0125 ℃
= 32,98 ℃

𝑞𝑣 𝑥 𝐿2
 Tw7 = To7− 2𝐾

= 34,3 ℃ − 0,0125 ℃
= 34,28 ℃
𝑞𝑣 𝑥 𝐿2
 Tw8 = To8− 2𝐾

= 36,6 ℃ − 0,0125 ℃
= 36,58 ℃
𝑞𝑣 𝑥 𝐿2
 Tw9 = To9− 2𝐾

= 38,6 ℃ − 0,0125 ℃
= 38,58 ℃
𝑞𝑣 𝑥 𝐿2
 Tw10 = To10−
2𝐾

= 40,9 ℃ − 0,0125 ℃
= 40,88 ℃
8. Menghitung Temperatur dari udara dalam pipa
𝑞𝑤 𝜋 𝑑𝑤
Tbi = Ta + X1
𝑐𝑝 𝐺′

Ta = 26,8 K
𝑋 – 𝑋1 𝑌 − 𝑌1
=
𝑋2 −𝑋1 𝑌2 − 𝑌1
26,8 −0 𝑌 −0,241
=
50 −0 0,243 −0,241
26,8 𝑌 −0,241
=
50 0,002

0,0536 = 50y – 12,05


50y = 12,05 + 0,0536
y = 0,24207 kkal/kg°C
𝑘𝑘𝑎𝑙
773,3233 (3,14)(5 𝑥 10−3 )𝑚
𝑗𝑎𝑚𝑚2
 Tb1 = 26,8 ℃ + [ 𝑘𝑘𝑎𝑙 ]5 x 10-3 m
0,24207 . 2,9018𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚
𝑘𝑔℃
= 26,8 ℃ + 0,0864216
= 26,88 ℃
 Tb2 = 26,8 ℃ + 17,284337 X2
= 26,8 ℃ + (17,28433). 15𝑥10−3
= 27,05 ℃
 Tb3 = 26,8 ℃ + (17,284337) X3
= 26,8 ℃ + (17,284337). 20𝑥10−3
= 27,14 ℃
 Tb4 = 26,8 ℃ + (17,284337)X4
= 26,8 ℃ + (17,284337). 30𝑥10−3
= 27,31℃
 Tb5 = 26,8 ℃ + (17,284337)X5
= 26,8 ℃ + (17,284337). 50𝑥10−3
= 27,66 ℃
 Tb6 = 26,8 ℃ + (17,284337)X6
= 26,8 ℃ + (17,284337). 100𝑥10−3
= 28,52 ℃
 Tb7 = 26,8 ℃ + (17,284337)X7
= 26,8 ℃ + (17,284337). 200𝑥10−3
= 30,25 ℃
 Tb8 = 26,8 ℃ + (17,284337) X8
= 26,8 ℃ + (17,284337). 400𝑥10−3
= 33,71 ℃
 Tb9 = 26,8 ℃ + (17,284337) X9
= 26,8 ℃ + (17,284337). 600𝑥10−3
= 37,17 ℃
 Tb10 = 26,8 ℃ + (17,284337) X10
= 26,8℃ + (17,284337). 800𝑥10−3
= 40,62 ℃
9. Menghitung h(i)
𝑞𝑤
 hi(1) = 𝑇𝑤1 –𝑇𝑏1
𝑘𝑘𝑎𝑙
773,3233
𝑗𝑎𝑚𝑚3
= 30,58 ℃ −26,88℃

= 209,0062 kkal/jam m2℃


𝑘𝑘𝑎𝑙
773,3233
𝑗𝑎𝑚𝑚3
 hi2 = 31,38 ℃ −27,05 ℃

= 178,596 kkal/jam m2℃


𝑘𝑘𝑎𝑙
773,3233
𝑗𝑎𝑚𝑚3
 hi3 = 31,88 ℃ −27,14℃

= 163,1293 kkal/jam m2℃


𝑘𝑘𝑎𝑙
773,3233
𝑗𝑎𝑚𝑚3
 hi4 = 32,08 ℃−27,31 ℃

= 162,1222 kkal/jam m2℃


𝑘𝑘𝑎𝑙
773,3233
𝑗𝑎𝑚𝑚3
 hi5 = 32,48 ℃ −27,66 ℃

= 160,4418 kkal/jam m2℃


𝑘𝑘𝑎𝑙
773,3233
𝑗𝑎𝑚𝑚3
 hi6 = 32,98 ℃ −28,52 ℃

= 173,390 kkal/jam m2℃


𝑘𝑘𝑎𝑙
773,3233
𝑗𝑎𝑚𝑚3
 hi7 = 34,28 ℃ −30,25 ℃

= 191,8916 kkal/jam m2℃


𝑘𝑘𝑎𝑙
773,3233
𝑗𝑎𝑚𝑚3
 hi8 = 36,58 ℃ −33,71 ℃

= 269,4506 kkal/jam m2℃


𝑘𝑘𝑎𝑙
773,3233
𝑗𝑎𝑚𝑚3
 hi9 = 38,58 ℃ −37,17 ℃

= 548,4562 kkal/jam m2℃


𝑘𝑘𝑎𝑙
773,3233
𝑗𝑎𝑚𝑚3
 hi10 = 40,88 ℃ −40,62 ℃

= 2974,320 kkal/jam m2℃


10. M enghitung koefisien transfer panas lokal
(𝒊) hi(4) + hi(5) +hi(1) hi(7)
ho = ∑𝟕𝒊=𝟒 𝒉𝒊 =
𝟒 4
(162,1222+160,4418+173,90+191,8916))kkal/jam m2 0 c
= 4
2
= 172,0889 kkal/jam m ℃

11. Menghitung temperature udara dari koefisien transfer panas


𝑻𝒃𝟒 + 𝑻𝒃𝟕
Tbo = 𝟐
(27,3 + 30,25)
= ℃
2

= 28,78 ℃
12. Menghitung kekentalan kinematik dari udara pada Tbo
𝑿 – 𝑿𝟏 𝒀 − 𝒀𝟏
=
𝑿𝟐 −𝑿𝟏 𝒀𝟐 − 𝒀𝟏
28,78 −20 𝑌−0,00562
=
40−20 0,00630−0,00562
8,78 𝑌−0,00562
=
20 0,00068

0,0059704 = 20y – 0,1124


20y = 0,0059704 + 0,1124
y = 0,00591852 m2/jam

13. Menghitung konduktifitas panas dari udara pada Tbo


𝑿 – 𝑿𝟏 𝒀 − 𝒀𝟏
=
𝑿𝟐 −𝑿𝟏 𝒀𝟐 − 𝒀𝟏
28,78 −20 𝑌−0,0221
=
40−20 0,0234−0,0221
8,78 𝑌−0,0221
=
20 0,0013

0,011414 = 20y – 0,442


20y = 0,011414 + 0,442
y = 0,0226707 kkal/jam m °C

14. Menghitung bilangan reynold


𝟒 𝑮′
Re = 𝝅 𝝏 𝜸 𝒅𝒘
4 𝑥 2,901887
= 𝑘𝑔 𝑚2
(3,14)1,1405 𝑥 0,00591852 𝑥 5 𝑥 10−3 𝑚
𝑗𝑎𝑚 𝑗𝑎𝑚

11,607548
=0,000105976

= 109529,9691
15. Menghitung bilangan plandth
𝑿 – 𝑿𝟏 𝒀 − 𝒀𝟏
=
𝑿𝟐 −𝑿𝟏 𝒀𝟐 − 𝒀𝟏
28,78 −20 𝑌−0,71
=
40−20 0,71−0,71
8,78 𝑌−0,71
=
20 0

0 = 20y – 14,2
20y = 14,2
y = 0,71

16. Menghitung bilangan Nusselt


𝒉𝒐 . 𝒅𝒘
NuO = 𝑲
𝒌𝒌𝒂𝒍
𝟏𝟕𝟐,𝟎𝟖𝟖𝟗 . 𝟎,𝟎𝟎𝟓 𝒎
𝒋𝒂𝒎𝒎𝟐 ℃
= 𝟎,𝟎𝟐𝟐𝟔𝟕𝟎𝟕

= 37,954033
D. Tabulasi Data

MEASUREMENTS CALCULATION

Flow Rate Temp Press Amp Volt OUTSIDE SURFACE WALL TEMP OR TUBE

SYM V Ta ∆𝒑 A V To (i) Pa Ta Y

UNIT ℃ mmHg A V ℃ Kg/m2 K Kg/m3

INST DIGITAL THERMOMETER

t11 t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8 t9 t10
1,283x1
1 20 26,6 0,25 10 1,2 30,6 31,4 31,7 31,9 32,1 33,3 34,3 36,1 37,5 40,1 299,6 1,141
04
1,383x1
2 30 26,7 0,35 10 1,2 31,2 31,9 31,9 32,7 33,4 33,7 35,0 37,3 39,2 40,1 299,7 1,141
04
1,533x1
3 40 26,8 0,5 10 1,2 30,6 31,4 31,9 32,1 32,5 33,0 34,3 36,6 38,6 40,9 299,8 1,141
04
CALCULATION

1 2 3 INSIDE SURRACE WALL TEMP OR TUBE BULK TEMP OF AIR IN TUBE

G’ qw qv Tw ( L ) Tb (i)

kkal/ja Kkal/j
Kg/jam m am ℃ ℃
m2 m3
𝒒𝒘 𝝅 𝒅𝒘
𝒒𝒗 𝒙 𝑳𝟐 Tbi = Ta + Xi
17 16 15 Twi = Toi − 𝒄𝒑 𝑮′
𝟐𝑲

Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 Tw5 Tw6 Tw7 Tw8 Tw9 Tw10 Tb1 Tb2 Tb3 Tb4 Tb5 Tb6

773,323 140600 31,3 31,6 31,8 32,0 33,8 36,0 27,39 27,72
1,3284 30,587 34,207 37,487 40,087 26,167 27,34 28,412 30,334
3 0 87 87 87 67 83 07 8 3

773,323 140618 31,8 32,6 32,6 33,3 33,9 37,2


2,0630 31,88 34,98 39,18 40,08 26,82 27,06 27,18 27,42 27,91 31,54
3 6,131 8 8 8 8 8 8

773,323 140618 31,3 31,8 32,0 32,4 32,9


2,9018 30,58 34,28 36,6 38,58 40,88 26,88 27,05 25,14 27,31 27,66 28,52
3 6,129 8 8 8 8 8
CALCULATION

BULK TEMP OF AIR IN TUBE LOCAL HEAT TRANSFER COEFICIENT

Tb (i) hi ( i )

℃ kkal/jam m2℃
𝒒𝒘 𝝅 𝒅𝒘 𝒒𝒘
Tbi = Ta + 𝒄𝒑 𝑮′
Xi hi(i) = 𝑻𝒘𝒊 −𝑻𝒃𝒊

Tb7 Tb8 Tb9 Tb10 hi (1) hi (2) hi (3) hi (4) hi (5) hi (6) hi (7) hi (8) hi (9) hi (10)

34,089 41,573 49,868 56,318 429,75 482,92 178,17 105,63 213,82 262,68 3907 -140,3 -66,74 -46,93

31,54 36,39 41,24 46,09 177,367 160,440 148,716 147,019 141,375 169,588 224,803 868,902 -375,399 -128,072

162,122 2974,320
30,25 33,71 37,17 40,62 209,006 178,596 163,129 160,4418 173,390 191,891 269,450 269,450
2
CALCULATION

ho Tbo Re Pr NuO

kkal/jam m2℃ ℃ - - -
𝟒 𝑮′ 𝒉𝒐 − 𝒅𝒘
(𝒊) 𝑻𝒃𝟒 + 𝑻𝒃𝟕 Re = 𝝅 𝝏 𝜸 𝒅𝒘
NuO =
ho = ∑𝟕𝒊=𝟒 𝒉𝒊 Tbo = - 𝑲
𝟒 𝟐

ho Tbo Re Pr NuO

1142,28 30,9031 5397,8 0,71 250,501

170,696 29,48 71728,60180 0,71 37,5714

172,088 28,78 109529,9691 0,71 37,954033


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat di simpulkan bahwa :
 Harga koefisien transfer panas dari pada permukaan pipa bagian dalam ke udara
yang mengalir di dalam nya sebesar 0,0226707 Kkal/jam m C.
 Dari data yang telah di cari bahwa sanya semakin besar temperatur pada digital
thermometer maka temperatur dinding pipa juga akan semakin besar.
 Dan dari data yang telah di dapatkan bahwa temperatur yang sama yang di
berikan akan menaikkan temperatur yang keluar dari uidara pipa.

B. SARAN
Untuk praktikum selanjutnya, diharapkan untuk menggunakan compressor yang
dalam keadaan baik.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Bar–Meir, Genick. 2010. Basics of Fluid Mechanics. Chicago


Crristie, J. Geankoplis.(1997).“Transport Process and Unit Operation”.3rd Ed.,
Prentice-Hall Of India.
Lestari Yeni. 2015. Perpindahan Panas Konveksi. Oku Timur : Sekolah Tinggi Ilmu
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Luhulima Richard dan Nicolas Titahelu. 2015. Studi Eksperimen Pengaruh Panjang
Karakteristik (Le) Terhadap Karakteristik Perpindahan Panas Konveksi Natural
Pada Pelat Datar. Ambon
Warren, L, Mc Cabe, Julian C. Smith, dan Peter harriot.(1999). ”Operasi Teknik
Kimia”.Jilid 1, Cetakan ke-4.Jakarta:PT. Erlangga.
.

Anda mungkin juga menyukai