Sab Mewarnai
Sab Mewarnai
DISUSUN OLEH:
1. Lu’luil maknun
2. M. Arsyad amrullah
3. Lutfi nur A
4. Purni ratna
2018
1
BAB 1
PENDAHULUAN
2
dilaksanakan terapi bermain pada anak usia toddler dengan cara membuat kreasi
dengan mewarnai gambar.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari terapi bermain dengan mewarnai ini adalah
meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Anak dapat lebih mengenali bentuk dan warna
2. Menurunkan tingkat kecemasan pada anak
3. Mengembangkan imajinasi pada anak
3
BAB 2
TINJAUAN TEORI
4
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu
5
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas
yang sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada
pembagian tugas, anak bermain sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang
terorganisasi dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya
dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen.
6
8. Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum
dapat mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar,
bermain peran.
7
2. Tahap Perkembangan
a. Perkembangan Psikoseksual menurut Sigmeun Freud :
Fase anal (1 – 3 tahun) : daerah anal aktifitas, pengeluaran tinja
menjadi sumber kepuasan libido yang penting. Menunjukkan
keakuannya, sikap narsistik (cinta terhadap diri sendiri), dan egoistik.
Tugas utama anak : latihan kebersiahan, perkembangan bicara dan
bahasa meniru dan mengulang kata sederahana, hubungan interpersonal
anak sangat terbatas, bermain sendiri, belum bisa bermain dengan anak
lain.
b. Perkembangan Psikoseksual menurut Erikson :
Tahap ke 2 : Autonomi vs Shame and doubt
Perkembangan ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari dari
lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh untuk mandiri, jika orang
tua terlalu melindungi, menuntut harapan terlalu tinggi maka anak akan
merasa malu dan ragu-ragu.
c. Stimulasi dan perkembangan anak
a) Anak umur 12 – 18 bulan :
Perkembangan anak : berjalan sendiri tidak jatuh, mengambil
benda kecil dengan jari telunjuk, mengungkapkan keinginan
secara sedehana, minum sendiri dari gelas tidak tumpah.
Stimulasi dini : melatih anak naik turun tangga, bermain dengan
anak melempar dan menangkap bola besar kemudian kecil,
melatih anak menunjuk dan menyebut nama-nama bagian tubuh,
memberi kesempatan anak melepas pakaian sendiri.
b) Anak umur 18-24 bulan:
Perkembangan anak: berjalan mundur 5 langkah, mencoret-coret
dengan alat tulis, menunjukkan bagian tubuh dan menyebut
namanya, meniru melakukan pekerjaan rumah tangga.
Stimulasi dini: melatih anak berdiri dengan satu kaki, mengajari
anak menggambar bulatan, garis segi tiga dan gambar wajah,
melatih anak mengikuti perintah sederhana, melatih anak mau
ditinggalkan ibunya sementara waktu.
8
Anak usia toddler menunjukkan karakteristik yang khas, yaitu banyak
bergerak, tidak bias diam dan mulai mengembangkan otonomi dan
kemampuannya untuk mandiri. Oleh karena itu, dalam melakukan permainan,
anak lebih bebas, spontan, dan menunjukkan otonomi baik dalam memilih mainan
maupun dalam aktivitas bermiannya. Anak mempunyai rasa ingin tahu yang
besar. Oleh karena itu seringkali mainannya di bongkar-pasang, bahkan
dirusaknya. Untuk itu harus diperhatikan keamanan dan keselamatan anak dengan
cara tidak memberikan alat permainan yang tajam dan menimbulkan perlukaan.
Jenis permainan yang tepat dipilih untuk anak usia toddler adalah
“sollitary play dan parallel play”. Pada anak usia 1 sampai 2 tahun lebih jelas
terlihat anak melakukan permainan sendiri dengan mainannya sendiri, sedangkan
pada usia lebih dari 2 tahun sampai 3 tahun, anak mulai dapat melakukan
permainan secara parallel karena sudah dapat berkomunikasi dalam kelompoknya
walaupun belum begitu jelas karena kemampuan berbahasa belum begitu lancer.
Jenis alat permainan yang tepat diberikan adalah boneka, pasir, tanah liat dan lilin
warna-warni yang dapat dibentuk benda macam-macam.
9
2. Tempat bermain
E. Pelaksanaan bermain di RS dipengaruhi oleh:
1. Faktor pendukung
Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan
keluarga
2. Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain
10
BAB 3
SATUAN ACARA KEGIATAN
TERAPI BERMAIN MEWARNAI
3.1 Sasaran
1. Anak usia toddler (1-3 tahun)
2. Anak yang dirawat di ruang Hematologi Bona 2
3. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat
menghalangi proses terapi bermain
4. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
3.2 Media
1. Buku gambar
2. Crayon
3. Lembar penilaian
: co-leader
: fasilitator
: observer
11
3.4 Srategi Pelaksanaan
No. Waktu Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari terapi Memperhatikan
bermain
4. Kontrak waktu anak dan orang
tua
2. 15 menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tata cara Memperhatikan
pelaksanaan terapi bermain
kepada anak Bertanya
2. Memberikan kesempatan kepada
anak untuk bertanya jika belum Antusias saat
jelas menerima
3. Membagikan bahan buku peralatan
gambar dan crayon Memulai untuk
4. Fasilitator mendampingi anak mewarnai
dan memberikan motivasi Menjawab
kepada anak pertanyaan
5. Menanyakan kepada anak Mendengarkan
apakah telah selesai membentuk Memperhatikan
sebuah benda
6. Memberitahu anak bahwa waktu
yang diberikan untuk mewarnai
telah selesai
7. Memberikan pujian terhadap
anak yang mampu mewarnai
sampai selesai
12
3. 10 menit Evaluasi :
1. Memotivasi anak untuk Menceritakan
menyebutkan warna yang
digunakan untuk mewarnai Gembira
2. Mengumumkan nama anak yang
dapat mewarnai sesuai contoh Gembira
3. Membagikan reward kepada
seluruh peserta
4. 5 menit Terminasi:
1. Memberikan motivasi dan Memperhatikan
pujian kepada seluruh anak Gembira
yang telah mengikuti program Mendengarkan
terapi bermain
2. Mengucapkan terima kasih Menjawab salam
kepada anak dan orang tua
3. Mengucapkan salam penutup
13
3.7 Pengorganisasian
1. Pembimbing Pendidikan :
2. Leader :
3. Co-leader :
4. Fasilitator :
14
DAFTAR PUSTAKA
Erlita, dr. (2006). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak. Terdapat pada
: http://info. balitacerdas.com.
L. Wong, Donna. 2003. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC :
Jakarta www.Pediatrik.com
Sribd.com
15