Anda di halaman 1dari 14

Makalah

‘’ MITIGASI BENCANA ALAM KEKERINGAN ’’

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 6
ARUM WAHYUNI
NUR AZIZAH DINA WARDANI. J

PROGRAM STUDI GEOFISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
Kata pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kita, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini terkait “Mitigasi
Bencana Alam Kekeringan” tentang dampak baik dan buruk dari kekeringan dan upaya yang
dapat di lakukan untuk mengatasi bencana tersebut. Makalah ini telah saya susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, saya menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Makassar, 25 oktober 2017

Penyusun

Kelompok 6
Daftar isi

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...
 A.Latar Belakang………………………………………………………….
 B. Rumusan Masalah……………………………………………………...
 C.Tujuan penulisan………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………
 Pengertian Kekeringan……………………………………………………..
 Penyebab Kekeringan……………………………………………………..
 Dampak Kekeringan………………………………………………………
 Manfaat Kekeringan………………………………………………………
 Upaya Penangulangan Kekeringan……………………………………….

BAB III PENUTUP………………………………………………………………


 Kesimpulan……………………………………………………………….
 Saran……………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bencana merupakan pertemuan dari tiga unsur, yaitu ancaman bencana, kerentanan, dan
kemampuan yang di picu oleh suatu kejadian.Posisi geografis menyebabkan Indonesia
berada pada belahan bumi dengan iklim monsoon tropis yang sangat sensitif terhadap
anomali iklim El-Nino Southern Oscillation (ENSO). ENSO menyebabkan terjadinya
kekeringan apabila kondisi suhu permukaan laut di Pasifik Equator bagian tengah hingga
timur menghangat (El Nino).

Terdapat 13 Negara yang terletak di Garis Khatulistiwa, salah satu diantaranya adalah
Republik Indonesia. Oleh sebab itumaka di Indonesia sendiri terdapat dua musim. Yang
pertama musim hujan atau musim basah, yaitu musim dengan ciri meningkatnya curah
hujan di suatu wilayah dibandingkan biasanya dalam jangka waktu tertentu secara tetap.
Musim hujan hanya dikenal di wilayah dengan iklim tropis. Secara teknis meteorologi,
musim hujan dianggap mulai terjadi apabila curah hujan dalam tiga dasarian berturut-
turut telah melebihi 100 mm per meter persegi per dasarian dan berlanjut terus. Apabila
hal ini belum terpenuhi namun curah hujan telah tinggi kondisinya dianggap sebagai
peralihan musim (pancaroba).

Yang kedua musim kemarau, di daerah tropis musim hujan bergantian dengan musim
kemarau (musim kering) dan sangat dipengaruhi oleh pergerakan semu Matahari tahunan.
Kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam masa yang
berkepanjangan (beberapa bulan hingga bertahun-tahun). Biasanya kejadian ini muncul
bila suatu wilayah secara terus-menerus mengalami curah hujan di bawah rata-rata.
Musim kemarau yang panjang akan menyebabkan kekeringan karena cadangan air tanah
akan habis akibat penguapan (evaporasi), transpirasi, ataupun penggunaan lain oleh
manusia.
Kekeringan dapat menjadi bencana alam apabila mulai menyebabkan suatu wilayah
kehilangan sumber pendapatan akibat gangguan pada pertanian dan ekosistem yang
ditimbulkannya. Dampak ekonomi dan ekologi kekeringan merupakan suatu proses
sehingga batasan kekeringan dalam setiap bidang dapat berbeda-beda. Namun demikian,
suatu kekeringan yang singkat tetapi intensif dapat pula menyebabkan kerusakan yang
signifikan.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dari makalah ini sebagai berikut :
a. Apa yang di maksud dengan kekeringan ?
b. Apa penyebab terjadinya kekeringan ?
c. Apa dampak dari terjadinya kekeringan ?
d. Apakah manfaat dari terjadinya bencana kekeringan ?
e. Bagaimana upaya penanggulangan bencana kekeringan ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat disimpulkan tujuan dalam penyususnan
makalah ini yaitu :
a. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan kekeringan
b. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kekeringan
c. Untuk menjelaskan dampak dari terjadinya kekeringan
d. Untuk memberitahukan manfaat dari terjadinya bencana kekeringan
e. Untuk mengetahui upaya penanggulangan bencana kekeringan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kekeringan
Kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam masa yang
berkepanjangan (beberapa bulan hingga bertahun-tahun). Biasanya kejadian ini muncul bila
suatu wilayah secara terus-menerus mengalami curah hujan di bawah rata-rata. Musim kemarau
yang panjang akan menyebabkan kekeringan karena cadangan air tanah akan habis akibat
penguapan (evaporasi), transpirasi, ataupun penggunaan lain oleh manusia.

Menurut Shelia B. Red (1995) kekeringan didefinisikan sebagai pengurangan persediaan air
atau kelembaban yang bersifat sementara secara signifikan di bawah normal atau volume yang
diharapkan untuk jangka waktu khusus. Dampak kekeringan muncul sebagai akibat dari
kekurangannya air, atau perbedaan-perbedaan antara permintaan dan persediaan air.

Menurut Shelia B. Red (1995) kekeringan bisa dikelompokan berdasarkan jenisnya yaitu:
1. Kekeringan meteorologis, berasal dari kurangnya curah hujan dan didasarkan pada tingkat
kekeringan relatif terhadap tingkat kekeringan normal atau rata–rata dan lamanya periode kering.
Perbandingan ini haruslah bersifat khusus untuk daerah tertentu dan bisa diukur pada musim
harian dan bulanan, atau jumlah curah hujan skala waktu tahunan. Kekurangan curah hujan
sendiri, tidak selalu menciptakan bahaya kekeringan.
2. Kekeringan hidrologis mencakup mencangkup berkurangnya sumber–sumber air seperti sungai,
air tanah, danau dan tempat–tempat cadangan air. Definisinya mencangkup data tentang
ketersediaan dan tingkat penggunaan yang dikaitkan dengan kegiatan wajar dari sistem yang
dipasok (sistem domestik, industri, pertanian yang menggunakan irigasi). Salah satu dampaknya
adalah kompetisi antara pemakai air dalam sistem–sistem penyimpanan air ini.
3. Kekeringan pertanian adalah dampak dari kekeringan meteorologi dan hidrologi terhadap
produksi tanaman pangan dan ternak. Kekeringan ini terjadi ketika kelembapan tanah tidak
mencukupi untuk mempertahankan hasil dan pertumbuhan rata-rata tanaman. Kebutuhan air bagi
tanaman, bagaimanapun juga, tergantung pada jenis tanaman, tingkat pertumbuhan dan sarana-
sarana tanah. Dampak dari kekeringan pertanian sulit untuk bisa diukur karena rumitnya
pertumbuhan tanaman dan kemungkinan adanya faktor–faktor lain yang bisa mengurangi hasil
seperti hama, alang–alang, tingkat kesuburan tanah yang rendah dan harga hasil tanaman yang
rendah..
4. Kekeringan sosioekonomi berhubungan dengan ketersediaan dan permintaan akan barang–
barang dan jasa dengan tiga jenis kekeringan yang disebutkan diatas. Ketika persediaan barang–
barang seperti air, jerami atau jasa seperti energi listrik tergantung pada cuaca, kekeringan bisa
menyebabkan kekurangan. Konsep kekeringan sosioekonomi mengenali hubungan antara
kekeringan dan aktivitas–aktivitas manusia. Sebagai contoh, praktek–praktek penggunaan lahan
yang jelek semakin memperburuk dampak–dampak dan kerentanan terhadap kekeringan di masa
mendatang.

Kekeringan dapat menjadi bencana alam apabila mulai menyebabkan suatu wilayah kehilangan
sumber pendapatan akibat gangguan pada pertanian dan ekosistem yang ditimbulkannya.
Dampak ekonomi dan ekologi kekeringan merupakan suatu proses sehingga batasan kekeringan
dalam setiap bidang dapat berbeda-beda. Namun demikian, suatu kekeringan yang singkat tetapi
intensif dapat pula menyebabkan kerusakan yang signifikan.

B. Penyebab Terjadinya Kekeringan


Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kekeringan diantaranya :
1. Lapisan tanah tipis
Dengan lapisan tanah yang tipis, air hujan yang terkandung dalam tanah tidak akan bertahan
lama. Hal ini dapat terjadi karena air akan lebih cepat mengalami penguapan oleh panas
matahari. Biasanya bencana kekeringan sering terjadi di daerah pegunungan kars, karena di
daerah ini memiliki lapisan tanah atas yang tipis.
2. Air tanah dalam
Air hujan yang jatuh pada saat musim penghujan, akan meresap jauh ke dalam lapisan bawah
tanah mengingat selain hanya mampu menyimpan air dengan intensitas yang terbatas, tanah juga
tidak mampu menyimpan air dengan jangka waktu yang lebih lama.Hal ini menyebabkan aliran-
aliran air di bawah tanah (sungai bawah tanah) yang dalam, sehingga tanaman tidak mampu
menyerap air pada saat musim kemarau, karena akar yang dimiliki tidak mampu
menjangkaunya. Air tanah yang dalam menyebabkan sumber-sumber mata air mengalami
kekeringan di musim kemarau, karena air yang terdapat jauh di bawah lapisan tanah tidak
mampu naik, sehingga kalaupun ada sumber mata air yang tidak mengalami kekeringan pada
musim kemarau, itu jumlahnya terbatas.
3. Tekstur tanah kasar
Tekstur tanah yang kasar, tidak mampu menyimpan air dengan jangka waktu yang lama. Karena
air hujan yang turun akan langsung mengalir ke dalam, karena tanah tidak mampu menahan laju
air. Di lain sisi, air yang terkandung dalam tanah yang memiliki tekstur yang kasar akan
mengalami penguapan relatif lebih cepat, karena rongga-rongga tanah jelas lebih lebar dan
sangat mendukung terjadinya proses penguapan.
4. Iklim
Dalam hal ini iklim berkaitan langsung dengan bencana kekeringan. Keadaan alam yang tidak
menentu akan berpengaruh terhadap kondisi iklim yang terjadi. Sehingga mengakibatkan
perubahan musim.
Misalnya: Akibat perubahan kondisi iklim, menyebabkan musim kemarau berjalan lebih lama
daripada musim penghujan, dengan musim kemarau yang lebih lama tentunya akan
memungkinkan terjadinya bencana kekeringan. Karena kebutuhan air kurang terpenuhi di musim
kemarau.
5. Vegetasi
Vegetasi juga mempunyai andil terhadap terjadinya kekeringan .Jenis vegetasi tertentu seperti
ketela pohon yang menyerap air tanah dengan intensitas yang lebih banyak,daripada tanaman
lain, tentunya akan sangat menguras kandungan air dalam tanah. Dan lebih parahnya, penanaman
ketela pohon banyak terjadi di daerah pegunungan karst yang rawan akan bencana
kekeringan. Vegetasi lain yang dapat memicu kekeringan adalah tanaman bambu. Bambu
memiliki struktur yang sangat rumit, dan menutupi permukaan tanah (lapisan tanah atas) di
sekitar bambu itu tumbuh. Sehingga kemungkinan tanaman lain untuk tumbuh sangat
kecil. Dengan demikian tanaman yang seharusnya berfungsi untuk menyimpan air tidak ada atau
terbatas jumlahnya.
6. Topografi
Topografi atau tinggi rendah suatu daerah sangat berpengaruh terhadap kandungan air tanah
yang dimiliki. Biasanya daerah yang rendah akan memiliki kandungan air tanah yang lebih
banyak daripada di daerah dataran tinggi. Hal ini disebabkan karena air hujan yang diserap oleh
tanah akan mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Oleh karena itu air akan
lebih banyak terserap oleh tanah di dataran yang lebih rendah. Dengan kata lain.di dataran tinggi
kemungkinan terjadi bencana kekeringan lebih besar daripada di dataran rendah. Karena dataran
tinggi tidak mampu menyimpan air lebih lama.

C. Dampak Terjadinya Kekeringan


1. Fisik
a. Kerusakan terhadap habitat spesies ikan dan binatang.
b. Erosi-erosi angin dan air terhadap tanah.
c. Kerusakan spesies tanaman.
d. Pengaruh-pengaruh terhadap kualitas air (salinisasi).
e. Pengaruh-pengaruh terhadap kualitas udara (debu, polutan, berkurangnya
dayapandang).
f. Kekeringan juga menjadikan tanah menjadi mengeras dan retak-retak, sehingga sulit
untuk dijadikan lahan pertanian.
g. Keadaan suhu siang hari pada saat kekeringan akibat musim kemarau menjadikan suhu
udara sangat tinggi dan sebaliknya pada malam hari suhu udara sangat dingin. Perbedaan
suhu udara yang berganti secara cepat antara siang dan malam menyebabkan terjadinya
pelapukan batuan lebih cepat.
2. Non fisik
a. Ekonomi
1) Kerugian-kerugian produksi tanaman pangan, susu, ternak, kayu, dan perikanan
2) Kerugian pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional.
3) Kerugian pendapatan petani dan lain-lain yang terkena secara langsung.
4) Kerugian-kerugian dari bisnis turisme dan rekreasi.
5) Kerugian pembangkit listrik tenaga air dan meningkatkan biaya-biaya energi.
6) Kerugian-kerugian yang terkait dengan produksi pertanian.
7) Menurunya produksi pangan dan meningkatnya harga-harga pangan.
8) Pengangguran sebagai akibat menurunnya produksi yang terkait dengan kekeringan.
9) Kerugian-kerugian pendapatan pemerintah dan meningkatnya kejenuhan pada lembaga-
lembaga keuangan.
b. Sosial Budaya
1) Saat terjadi kekeringan, tanah menjadi kering dan pasir lembut atau debu mudah terbawa
angin. Hal ini menyebabkan debu ada dimana, sehingga menimbulkan banyak gejala
penyakit yang berhubungan dengan pernafasan. Banyak orang yang akan sakit flu dan batuk.
2) Pengaruh-pengaruh kekurangan pangan ( kekurangan gizi, kelaparan).
3) Hilangnya nyawa manusia karena kekurangan pangan atau kondisi- kondisi yang
terkait dengan kekeringan.
4) Konflik di antara penggunan air.
5) Masalah kesehatan karena menurunnya pasokan air.
6) Ketidakadilan dalam distribusi akibat dampak-dampak kekeringan dan bantuan
pemulihan.
7) Menurunnya kondisi-kondisi kehidupan di daerah pedesaan.
8) Meningkatnya kemiskinan, berkurangnya kualitas hidup.
9) Kekacauan social, perselisihan sipil.
10) Pengangguran meningkat, karena yang tadinya bertani kehilangan mata pencaharian.
11) Migrasi penduduk untuk mendapatkan pekerjaan atau bantuan pemulihan,banyaknya
TKI (tenaga kerja indonesia) yang memilih keluar negeri.
c. Politik
Pemerintah harus bekerja keras untuk membuat kebijakan penanggulangan bencana
kekeringan. Badan khusus penanggulangan bencana juga harus dibentuk, seperti yang sudah
dibentuk di Indonesia yaitu BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).

D. Manfaat Kekeringan
Di balik dampak buruk yang di berikan oleh terjadinya kekeringan, ternyata bencana ini juga
memberikan manfaat bagi lingkungan dan makhluk hidup di antaranya :
1. Populasi Nyamuk Akan Berkurang.
Jika kekeringan terjadi maka tempat untuk perkembagbiakan nyamuk seperti genangan
atau kubangan air akan ikut kering sehingga tidak akan menjadi sarang untuk nyamuk.
2. Sungai Kering
Dengan keringnya sungai kita dapat memanfaatkannya untu kegiatan penambangan pasir
yang ada di sungai tersebut yang dapat menghasilkan sumber perekonomian jika di
manfaatkan untuk pembuatan berbagai jenis benda dan di jual.
3. Dengan adanya musim kemarau bencana tanah longsor dan banjir tidak akan sering
terjadi karena tidak ada hujan yang begitu deras.
4. Dapat Menyadarkan Kita Akan Pentingnya Dalam Penghematan Air
Terjadinya bencana kekeringan dapat menyadarkan manusia arti dari air dan dapat
memberikan pelajaran untuk lebih mengargai air dan memanfaatkan air dengan sebaik-
baiknya serta melestarikan budaya hemat air.

E. Upaya Penanggulangan Bencana Kekeringan


Upaya penanggulangan terhadap terjadinya bencana kekeringan dapat di bagi menjadi tiga
langkah penanggulanga yaitu :
 Pra Kekeringan
Langkah-langkah yang perlu di lakukan sebagai upaya penanggulangan Pra terjadinya
kekeringan yaitu :
1. Masyarakat harus memanfaatkan sumber air yang ada secara Efektif dan Efisien.
2. Memprioritaskan pemanfaatan sumber air yang tersedia untuk keperluan air baku untuk
air bersih
3. Menanam pohon sebanyak banyaknya di lingkungan kita
4. Membuat waduk (embung) disesuaikan dengan keadaan lingkungan.
5. Membuat dan memperbanyak resapan air dengan tidak menutup semua permukaan
dengan plester semen atau ubin keramik
6. Memberikan perlindungan sumber sumber air bersih yang tersedia, dan
7. Melakukan panen dan konservasi air
 Saat Kekeringan
Ketika kekeringan terjadi langkah-langkah yang perlu di lakukan yaitu:
1. Membuat sumur pantek atau sumur bor untuk mendapatkan air
2. Menyediakan air bersih dengan mobil tangki yang sudah di sediakan oleh dinas terkait.
3. Melakukan penyemaian hujan buatan di daerah tangkapan hujan
4. Menyediakan pompa air
5. Melakukan pengaturan pemberian air bagi pertanian secara darurat seperti gilir giring.
 Pasca Kekeringan
Langkah-langkah yang dapat di lakukan pasca terjadinya kekeringan di antaranya :
1. Bantuan sarana produksi
2. Bantuan modal kerja
3. Bantuan pangan dan pelayanan medis
4. Pembangunan prasarana pengairan
5. Pengguanaan air secara efisien
6. Penciptaan alat sanitasi yang hemat air
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kekeringan merupakan suatu peristiwa atau suatu rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh
aktivitas alam tetapi aktivitas alam ini sangat menggangu dan merugikan banyak aspek seperti
aspek fisik dan non fisik (sosial budaya, ekonomi, politit). kerugian fisik yang di timbulkan
misalnya terutama rusaknya tanaman petani yang menggakibatkan gagal panen dan kelaparan,
selain itu kerugian fisik selalu menggarah pada manusia karena kekeringan menyebabkan
kekurangan air bersih yang memaksa orang untuk mengkonsumsi air yang tidak sehat, bahkan
banyak hewan, tanaman dan manusia mati karena kekurang air yang sangat di butuhkan untuk
bertahan hidup. Kerugian non fisik yaitu terjadi kerugian terhadap pemasukan negara dan
ekonomi.
Upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana kekeringan sebelum terjadi dilakukan
dengan cara mengadakan sosialisasi di masyarakat akan bahaya kekeringan yang tejadi apabila
masyarakat menggunakan air berlebihan diluar batas kebutuhan.

B. Saran
Bagi masyatrakat hendaknya menggunakan air dengan baik, jangan terlalu berlebihan dalam
menggunakan air kerena bisa meyebabkan kekuranagan air. Gunakanlah air secukupnya atau
sesuai kebutuhan. Menurut keagamaan kekeringan itu di sebabkan oleh tingkah laku manusia
sendiri yang terlalu serakah serta faktor kemaksiatan yang merajalela.
DAFTAR PUSTAKA

http://sulfiani87.blogspot.co.id/2016/04/contoh-makalah-kekeringan.html

http://hadisoecipto.blogspot.co.id/2015/12/karya-ilmiah-kekeringan-di-ndonesia.html

Anda mungkin juga menyukai