165070207111008
PSIK/Kedokteran
Reguler2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Hepatitis B
Rachel Victoriana Raharjo
165070207111008
PSIK/Kedokteran
Reguler2
Hepatitis B merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius baik di dunia
maupun di Indonesia karena jumlah penderitanya yang semakin meningkat. Lebih
dari 2 milyar penduduk dunia pernah terkena infeksi ini. Pada saat ini diperkirakan
terdapat sekitar 400 juta orang penduduk dunia yang mengidap HBsag. Dari jumlah
tersebut, diperkirakan penderita kronik karier terdapat 12,5 juta orang di Cina, 2,6
juta di Korea dan 1,7 juta di Jepang. Infeksi virus hepatitis B tidak hanya di negara-
negara Asia. Menurut tim hepatitis nasional angka kesakitan hepatitis B di Indonesia
berkisar antara 5-20%. Oleh kaena itu, Indonesia termasuk kelompok negara dengan
endemisitas sedang sampai tinggi. Ini berarti, infeksi VHB sudah banyak terjadi pada
saat kehamilan, bayi, dan masa anak-anak.
Seringkali infeksi tidak menunjukkan gejala, tetapi virus tetap berada di dalam
tubuh dan infeksi kronis yang secara bertahap merusak sel-sel hati sehingga orang
bersangkutan terancam menderita firosis hati, bahkan kanker hati.Diluar tubuh
manusia, virus hepatitis B bisa hidup selama 7 hari.stabilitas VHB terhadap
desinfektan dan suhu tidak selalu sama dengan stabilitas HbsAg. Sifat antigenik
HbsAg akan rusak jika dipaparkan pada natrium hipoklorit 0,25% (pemutih) selama 3
menit, tetapi memerlukan waktu 10 menit untuk menginaktifkan VHB. VHB akan
mati pada air mendidih 1000 C atau oleh zat kimia chlorox.Hepatitis B dapat dicegah
diantaranya, jangan menggunaka jarum suntik bekas, peralatan tato, dan jarum
akupuntur yang tidak steril. Hindarkan pemakaian bersama peralatan pribadi seperti
sikat gigi, pisau cukur dan peralatan lainnya yang dapat menyebabkan kulit lecet dan
luka.
3. Hepatitis C
Hepatitis C (VHC) termasuk kelompok Flaviviridae dan merupakan virus
envelopet RNA berantai tunggal dengan ukuran 50-60 nm. Virus ini sebelumnya
dikenal sebagai penyebab hepatitis non-A non-B (NANB) pasca transfusi. Virus ini
sangat bervariasi karena terdiri dari berbagai macam subtipe. Beberapa penelitian
terakhir menunjukkan bahwa VHC bukan saja merupakan penyebab terbanyak
hepatitis NANB pasca transfusi, tetapi juga sebagai penyebab dari kasus-kasus
hepatitis NANB sporadis atau didapat dari komunitas (community acquired) yang
cara infeksinya tidak jelas.
Hepatitis C terbesar diseluruh dunia. Tidak kurang dari 175 juta penduduk
dunia terinfeksi dengan virus hepatitis C. Dari segi epidemiologik, VHC merupakan
penyebab penyakit hati yang penting. Hal ini disebabkan selain menimbulkan
hepatitis akut, sebagian besar penderitanya yang mencapai 80% berlanjut menjadi
hepatitis kronik dan mengidap yang merupakan sumber infeksi. Sekitar 20% dari
penderita hepatitis yang menahun akan berkembang menjadi sirosis hati, yang sangat
berpotensi menjadi kanker hati dikemudian hari. Waktu rata-rata yang diperlukan
untuk berkembang menjadi sirosis hati adalah 17 tahun dan menjadi kanker hati
dalam waktu 20 tahun. Tidak seluruh penderita hepatitis C memberikan gejala. Hanya
Rachel Victoriana Raharjo
165070207111008
PSIK/Kedokteran
Reguler2
sekitar 40% penderita yang timbul keluhan. Keluhanpun umumnya ringan, tidak
kuning (anikterik), atau tidak memberikan gejala.
Virus hepatitis C belum terbukti onkogenik (menyebabkan timbulnya kanker).
Hal ini disebabkan VHC bukan virus DNA. Namun begitu, berdasarkan studi
epidemiologi retrospektif, penderita hepatitis C kronik setelah 20-30 tahun akan
berkembang menjadi kanker hati. Terjadinya kanker hati disebabkan sirosisnya. VHC
juga lebih cenderung bereplikasi di dalam sel hati dan menyebabkan infeksi persisten.
Selama infeksi kronik VHC-RNA titernya tinggi walaupun dapat berfluktuasi, antara
105-107 international unit (IU/mL).
Adanya perbedaan sekuen nukleotida pada genom VHC menjadi dasar
pengelompokan VHC dalam 6 genotipe yang berbagi dalam subtipe-suptipenya (1a,
1b, 1c, dst) yang masing-masing menunjukkan tampilan klinis yang berbeda seperti
beratnya penyakit, progresi ke sirosis dan kanker hati, atau respon terhadap
interferon.
Menurut pendapat ahli, virus hepatitis C mempunyai kemampuan untuk
menekan jumlah trombosit. Bila jumlah trombosit menurun maka keberhasilan
interferon untuk pengobatan hepatitis C juga menurun. Hal ini berhubungan dengan
tingkat fibrosis hati. Sirosis hati merupakan tingkat fibrosis hati yang paling berat.
Pencegahan yang dilakukan pihak medis adalah dengan melakukan uji saring donor
darah terhadap infeksi virus hepatitis C. Belum ada vaksinasi untuk mencegah
tertularnya VHC.
2. Semanggi Gunung
Seluruh tanaman semanggi gunung yang masih segar sebanyak 30-60 g.
Cara pemakaian: herba semanggi gunung yang baru dikumpulkan dicuci bersih lalu
dimasukkan ke dalam panci. Tambahkan air dan arak ketan sama banyak sampai
seluruh tanaman obat ini terendam, lalu ditim. Setelah dingin airnya diminum,
semanggi gunungnya boleh dimakan. Lakukan 2 kali sehari, selama 3-5 hari.
Catatan:
a. Herba ini rasanya manis sedikit pedas, digunakan untuk pengobatan hepatitis
infeksi yang disertai kuning (ikterik), sisoris hati, perut membuncit berisi cairan
(asites), dan batu empedu.
b. Efek samping yang mungkin terjadi berupa penurunan jumlah sel darah putih
(leukopenia). Bila pemakaiannya dihentikan, maka jumlah sel darah putih akan
kembali normal.
4. Buah Tomat
Buah tomat yang sudah masak sebanyak 2 buah.
Cara pemakaian: buah tomat dicuci lalu dipotong-potong. Selanjutnya direbus
sebentar dalam air mendidih, lalu dilumatkan atau dijus. Bila bukan penderita kencing
Rachel Victoriana Raharjo
165070207111008
PSIK/Kedokteran
Reguler2
manis (diabetes) boleh tambahkan gula pasir sesuai selera. Setelah dingin lalu
diminum. Lakukan 2 kali sehari.
Catatan:
a. Buah tomat rasanya manis, asam, sifatnya sejuk. Berkhasiat meredakan demam
(antipiretik), menyejukkan darah, penewar racun (detoksikan), meningkatkan
produksi air liur, merangsang keluarnya enzim lambung,melancarkan aliran empedu,
antiseptik usus.
b. Kandungan chlorine dan sulfur pada buah tomat adalah trace mineral yang
berkhasiat detosikan. Chlorine alamiah dari buah tomat akanmenstimulir kerja hati
untuk membuang racun tubuh.
5. Alang-alang
Akar alang-alang sebanyak 15-30 g (30-60 g bila menggunakan akar segar).
Cara pemakaian: akar alang-alang dipotong-potong seperlunya lalu dicuci bersih.
Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring dan
diminum airnya. Dibagi 2 kali minum. Minumlah pagi dan sore hari, masing-masing
½ gelas. Lakukan secara teratur selama 10 hari.
Catatan:
a. Akar alang-alang rasanya manis, sifatnya sejuk, akar alang-alang digunakan untuk
pengobatan hepatitis akut menular (Hepatitis A), sakit kuning, atau pada sirosis hati
yang disertai pendarahan saluran cerna.
b. Dilaporkan dari 28 penderita hepatitis A akut, 21 penderita sembuh dengan rebusan
100 g akar alang-alang segar setiap hari. Seluruh gejala dan keluhan menghilang
dalam waktu 45 hari.
c. Simplisia ini jangan diberikan pada penderita yang fungsi lambungnya dan banyak
kencing.
Rachel Victoriana Raharjo
165070207111008
PSIK/Kedokteran
Reguler2
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas penulis paparkan di atas, maka penulis dapat mengambil
simpulan sebagai berikut:
Hepatitis merupakan salah satu penyakit yang cukup ganas dan perlu
diwaspadai karena penyakit kronis hepatitis juga dapat menimbulkan
kematian.
Berdasarkan perjalanan penyakitnya dibedakan menjadi hepatitis akut dan
hepatitis kronis.
Dengan semakin berkembangnya pemeriksaan serologis-imunologis untuk
penyakit hepatitis virus, dapat dideteksi 5 macam virus sebagai penyebabnya,
yaitu VHA, VHB, VHC, VHD dan VHE.
Masih ada 2 jenis virus lagi yaitu virus hepatitis G (VHG) dan virus hepatitis
transfusion transmitet (VHTT) namun masih belum jelas benar
kemampuannya dalam menimbulkan penyakit dan perubahan patologi. Virus
hepatitis F sekarang ini sudah diragukan keberadaanya.
Penyebab hepatitis antara lain virus, bakteri, parasit, autoimun, obat-obatan,
alkohol, cacing, bahan kimia alami atau sintetis yang merusak hati, gizi yang
buruk.
Secara umum penyakit hepatitis mengenal empat stadium, yaitu masa tunas,
fase prod moral, fase kuning, dan fase penyembuhan.
Pengobatan secara tradisional lebih aman dilakukan penderita karena bahan-
bahan yang digunakan alami tanpa bahan kimia, dan hasilnya juga sudah
terbukti.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mempunyai beberapa saran diantaranya yaitu:
Agar pembaca dapat mengenali penyakit hepatitis dan cara pengobatannya
dengan obat tradisional.
Kita harus selalu menjaga kesehatan dimanapun kita berada.
Diharapkan manusia bisa mensyukuri nikmat yang telah diberikan Tuhan
Yang Maha Esa karena telah diberi kesehatan.
Rachel Victoriana Raharjo
165070207111008
PSIK/Kedokteran
Reguler2
DAFTAR REFERENSI