TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Definisi
terbanyak ditemukan pada usia dewasa antara dekade 5 dan 7, jarang ditemukan pada usia anak.
Liposarkoma sering terjadi pada ekstremitas bawah, (fosa poplitea dan paha bagian tengah),
Menurut WHO, secara histopatologi, liposarkoma dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
2. Liposarkoma dediferensiasi
4. Liposarkoma pleomorfik.
merupakan liposarkoma dengan tingkat keganasan yang tinggi, agresif, dan cenderung
metastasis. Sedangkan liposarkoma berdiferensiasi baik dan liposarkoma miksoid adalah jenis
tumor yang jarang bermetastasis. Pada liposarkoma ada tiga skor diferensiasi berdasarkan tipe
histologik, yaitu:
Semakin tinggi skor, semakin buruk diferensiasi liposarkoma serta semakin agresif.8
Liposarkoma merupakan tipe yang paling umum dari sarkoma jaringan lunak. Sarkoma
jaringan lunak merupakan tumor yang jarang, yang tumbuh dan berkembang dalam jaringan
yang diturunkan dari embrionik mesoderm. Sarkoma ini mungkin terjadi dimana – mana, tetapi
II.2 Epidemiologi
Liposarkoma merupakan salah satu tumor jaringan lunak yang sering ditemui dengan
frekuensi berkisar antara 15-20% dari seluruh sarkoma jaringan lunak. Tumor ini biasanya
terjadi pada dewasa usia 40-60 tahun, meskipun insidennya pada anak – anak pernah
dilaporkan. Jumlah penderita laki – laki dan perempuan hampir sama dengan rasio 1,4:1.
Lokasi tumor tersering adalah di ekstremitas, terutama paha, dan retroperitoneal. Pengobatan
yang kompleks serta disabilitas yang ditimbulkan pada penderitanya menjadikan tumor ini
II.3 Etiologi
Menurut Smeltzer, 2001. Penyebab secara umum dari kanker, yaitu : virus, agen fisik,
1. Virus
Virus sebagai penyebab kanker pada tubuh manusia sulit untuk dipastikan karena virus
sulit untuk diisolasi. Virus dianggap dapat menyatukan diri dalam struktur genetik sel,
sehingga mengganggu generasi mendatang dari populasi sel tersebut dan ini barang kali
2. Agen fisik
Faktor – faktor fisik yang mengarah pada karsinogenesis mencakup pemajanan
terhadap sinar matahari atau pada radiasi. Pemajanan berlebihan terhadap sinar ultraviolet
terutama pada orang yang berkulit putih atau terang, bermata hijau atau biru dapat
meningkatkan risiko terkena kanker. Pemajanan terhadap radiasi pengionisasi dapat terjadi
saat prosedur radiografi berulang atau ketika terapi radiasi diberikan saat mengobati
penyakit. Pemajanan terhadap medan elektromagnetik dari kabel listrik, microwave, dan
3. Agen kimia
Karsinogen kimia mencakup zat warna amino aromatic dan anilin, arsenik, jelaga dan tar,
asbeston, pinang dan kapur sirih, debu kayu, senyawa berilium, dan polovinil klorida.
Faktor genetik juga memainkan peranan dalam pembentukan sel kanker. Jika kerusakan
DNA terjadi pada sel dimana pola kromosomnya abnormal, dapat terbentuk sel – sel
mutan. Pola kromosom yang abnormal dari kanker berhubungan dengan kromosom ekstra,
terlalu sedikit kromosom, atau translokasi kromosom. Beberapa kanker pada masa dewasa
dan anak – anak menunjukkan predisposisi keturunan. Pada kanker dengan predisposisi
herediter, umumnya saudara dekat dan sedarah dan tipe kankernya sama.
Faktor – faktor makanan diduga berkaitan dengan 40% sampai 60% dari
6. Agen hormonal
Pertumbuhan tumor mungkin dipercepat dengan adanya gangguan dalam
keseimbangan hormon baik oleh pembentukan hormone tubuh sendiri atau pemberian
hormon eksogenus.
II.4 Patofisiologi
Pada sarkoma belum dikenal adanya kanker insitu, sehingga sukar sekali untuk
mengetahui kapan sarkoma itu muncul. Secara umum, terjadinya kanker dimulai dari
tumbuhnya satu sel kanker yang besarnya 10mU. Kanker itu tumbuh terus tanpa batas
mengadakan invasi ke jaringan sekitar dan menyebar sampai akhirnya penderita meninggal.
Perjalanan penyakit kanker sampai penderita meninggal dapat dibagi menurut luas penyakit
atau stadium penyakit. Stadium penyakit kanker dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Stadium pra klinik: stadium pada saat kanker belum dapat diketahui keberadaannya
dengan pemeriksaan klinik yang ada. Pada saat ini tumor yang lebih kecil dari 0,5 cm
hampir tidak dapat diketahui dengan pemeriksaan klinik maupun penunjang klinik.
Diperkirakan lama stadium pra klinik itu 2/3 dari lama perjalanan hidup kanker dan hanya
2. Stadium klinik: stadium pada saat kanker itu telah cukup besar atau telah memberikan
keluhan sehingga dapat diketahui adanya dengan pemeriksaan klinik dan/atau penunjang
a. Kemungkinan sembuh
Dimana kanker itu belum lama diketahui adanya, masih kecil, letaknya masih
lokal terbatas pada organ tempat asalnya tumbuh, belum menimbulkan kerusakan
yang berarti pada organ yang ditumbuhinya dengan kemungkinan sembuh besar.
Stadium lanjut (advance stage)
Stadium dimana kanker itu telah lama ada, telah besar, telah menimbulkan
kerusakan yang besar pada daerah yang ditumbuhinya, telah mengadakan infiltrasi
pada jaringan atau orang di sekitarnya dan umumnya juga telah mengadakan
Stadium dimana kanker telah lama ada, telah besar dan keadaannya sama
dengan stadium lanjut dan disertai metastase luas di seluruh tubuh. Kemungkinan
b. Topografi penyakit
1. Stadium lokal: pertumbuhan kanker masih terbatas pada organ tempatnya semula
tumbuh
yang berdekatan yaitu kelenjar limfe regional. Pada kasus liposarkoma di kaki,
tanda radang dan biasanya mempunyai simpai atau batas yang cukup jelas dengan jaringan
sekitarnya, sehingga kebanyakan tidak dianggap sebagai tumor ganas. Benjolan tanpa gejala
dan keluhan apapun karena tumbuh dalam jaringan lunak yang mudah didesak dan sering kali
jauh dari organ vital. Keluhan baru timbul setelah ukuran sudah besar atau terjadi tarikan atau
Gejala dan tanda kanker jaringan lemak tidak spesifik, tergantung pada lokasi dimana
tumor berada, umumnya gejala berupa adanya suatu benjolan di bawah kulit yang tidak terasa
sakit, hanya sedikit penderita yang mengeluh sakit. Rasa sakit muncul akibat perdarahan atau
nekrosis dalam tumor dan bisa juga karena penekanan pada saraf – saraf tepi. Kanker yang
Untuk menentukan ganas atau jinaknya suatu benjolan pada jaringan lunak, perlu
dilakukan biopsy. Benjolan yang mudah digerakkan dari jaringan sekitarnya dan disangka
lipoma dapat memberi hasil patologi yang mengejutkan. Secara klinis, diagnosis ditentukan
dengan palpasi untuk memperkirakan ukuran lesi dan perlengketan dengan struktur dangkal
maupun dalam.14
Dalam menegakkan diagnosis terhadap massa jaringan lunak dapat dibantu dengan
diagnosis, namun pada beberapa kasus lemak makroskopis tidak dapat dideteksi dengan
pemeriksaan radiologis. Misalnya pada kasus dengan liposarkoma tipe pleomorfik, gambaran
radiologis sulit dibedakan dengan sarcoma jaringan lunak lainnya, dan beberapa tipe
liposarkoma memiliki gambaran massa jaringan lunak yang tidak spesifik. Pemeriksaan
histopatologis dibutuhkan untuk membedakan tipe sel dari liporsarkoma dan dengan jenis
tumor lainnya. Pemeriksaan tersebut juga berguna untuk menentukan prognosis dan rencana
pada liposarkoma.15,17
I. Foto Polos
rendah. Massa yang mengalami inflamasi dan tumor jenis lain juga dapat memiliki gambaran
yang serupa. Gambaran pada rontgen menunjukkan adanya suatu massa jaringan lunak yang
tidak spesifik, sehingga diperlukan modalitas pemeriksaan radiologi lainnya. Pemeriksaan ini
dapat menilai keterlibatan struktur tulang, remodelling tulang yang agresif, mineralisasi atau
osifikasi jaringan lunak, daerah berlemak yang tampak radiolusen. Gambaran foto polos
Gambar 2.3 Menunjukkan pemeriksaan foto polos bagian femur pada pasien usia 68
tahun yang mempunyai keluhan massa yang membesar dan tidak nyeri di bagian paha.
Foto polos proyeksi AP menunjukkan massa heterogen dengan gambaran lemak
radiolusen (*)
menilai apakah terdapat hubungan anatomis dengan struktur atau jaringan sekitar (misal sendi),
serta dengan menggunakan USG Doppler dapat melihat vaskularisasi pada massa yang juga
dapat berguna dalam membedakan apakah massa tersebut jinak atau ganas.16
hiperekoik pada liposarkoma jenis well-differrentiated akan sulit dibedakan dengan lipoma,
namun dengan pemeriksaan USG Doppler, liposarkoma akan tampak memiliki lebih banyak
Gambar 2.4 Pemeriksaan USG akan tampak gambaran hiperekoik. USG Doppler
menunjukkan adanya vaskularisasi pada liposarkoma15
Gambar 2.5 Gambaran USG dan USG Doppler liposarkoma tipe miksoid pada paha
kanan. Tampak massa nodular (tanda panah) dan heterogen (kepala panah)
dengan sinyal Doppler yang iregular17
Pemeriksaan CT scan dapat dilakukan jika pemeriksaan foto polos tidak adekuat dalam
menunjukkan gambaran mineralisasi, jika tidak tersedia fasilitas pemeriksaan MRI atau pada
Temuan pada pemeriksaan CT scan dapat membantu melihat beberapa gambaran pada
tumor lipomatous. CT scan dapat menunjukkan 3 pola berbeda pada liposarkoma, antara lain:
a) massa padat, inhomogen,; b) mixed-pattern tumor dengan fokus lemak diselingi jaringan
Liposarkoma tipe miksoid, campuran tipe miksoid dan round cell, serta tipe pleomorfik
biasanya kurang terdiferensiasi dengan baik. Massa liposarkoma dapat terlihat inhomogen,
dengan daerah beratenuasi rendah, dan terdapat komponen lemak. Pemeriksaan CT scan juga
berguna dalam menentukan respon tumor terhadap kemoterapi, juga dalam mendeteksi
rekurensi tumor.14
Gambar 2.6 CT Scan abdomen potongan transversal pada pasien dengan liposarkoma
di retroperitoneum memperlihatkan adanya suatu massa inhomogen, dengan septa
yang agak kasar dan menebal (panah)14
Gambar 2.7 Pasien usia 55 tahun dengan liposarkoma tipe dediferensiasi yang rekurens
di peritoneal. Pasien datang dengan keluhan rasa penuh di perut selama 2 tahun setelah
tindakan reseksi tumor dengan liposarkoma tipe well-differentiated. Gambar A
(potongan aksial) dan B (potongan koronal) merupakan gambaran CT scan dengan
kontras pada abdomen dan pelvis menunjukkan massa berukuran besar dengan
kalsifikasi parsial di lobus kanan hepar (tanda panah) dengan massa kalsifikasi parsial
multipel di retroperitoneum dan peritoneum (kepala panah)18
Sebagian besar liposarkoma dapat terlihat dengan baik pada pemeriksaan MRI.
Liposarkoma yang terdiferensiasi dengan baik (well-differentiated) memiliki nodul atau septa.
Umumnya tumor jenis miksoid memiliki fokus lemak yang tampak seperti garis tak beraturan.
Beberapa tumor jenis miksoid dapat terlihat kistik pada MRI tanpa kontras, namun biasanya
akan tampak lebih terang setelah pemberian zat kontras. Namun, pemeriksaan ini kurang dapat
memberikan gambaran hasil yang jelas pada pemeriksaan tumor yang berada di dinding perut
atau dada, dimana akan didapatkan hasil foto yang buram, sehingga pemeriksaan CT scan
Gambar 2.8 MRI sekuens T2 pada regio femur menunjukkan massa dengan intensitas
tinggi, berlobus atau bersepta14
Gambar 2.9 Pemeriksaan MRI sekuens T2 potongan transversal pada pasien usia 64
tahun dengan liposarkoma tipe miksoid di retroperitonium menunjukkan tumor
tampak hiperintense. Tampak septa dengan sinyal rendah (tanda panah)19
otot dan ukurannya yang tidak terlalu besar pada presentasi dengan pemeriksaan
MRI.15
2.7.2. Lipoma
Lipoma biasanya terdiri dari massa ovoid dengan karakteristik pencitraan yang
terdiri dari lemak dengan kapsul tipis dan septum sangat tipis (<2 mm). Lipoma dapat
terlihat sebagai masa dengan densitas yang rendah pada pemeriksaan foto polos.15
Gambar : Foto polos regio femur, tanda panah menunjukkan massa jaringan
lunak dengan densitas yang rendah
2.7.3. Leiomyosarcoma
kalsifikasi.15
Gambar : CT Scan retroperitoneal tanda panah menunjukkan gambaran massa
dengan densitas yang rendah dan jarang menunjukkan kalsifikasi.
2.8 Penatalaksanaan
Tatalaksana yang dapat dilakukan tergantung diagnosis klinis dan patologi, stadium dan
keadaan penderita, serta tujuan terapi dan hasil apa yang diharapkan.
kanker yang dialami untuk selama – lamanya. Biasanya kuratif hanya bisa dilakukan pada
kanker dini.
2. Paliatif: semua tindakan aktif guna meringankan beban penderita kanker terutama bagi
yang tidak mungkin disembuhkan lagi. Paliatif bertujuan untuk memperbaiki kualitas
hidup agar dapat bekerja dan menikmati hidup. Mengatasi komplikasi yang terjadi dapat
meringankan keluhan, keluhan yang berat pada penderita kanker seperti nyeri, ulkus
berbau, perdarahan yang sukar berhenti dan berulang, tidak ada nafsu makan, badan lemas
dan mengurus, dll. Hilang atau berkurangnya keluhan maka penderita akan merasa lebih
2.9. Komplikasi
Komplikasi sarkoma dari proses penyakit meliputi metastase pada paru, hati, dan
tulang. Komplikasi dari penatalaksanaan yaitu infeksi pasca pembedahan dan jika dilakukan
terapi radiasi mungkin akan menjadi perlambatan penyembuhan luka dan nekrosis di jaringan
setelahnya. Jika dilakukan kemoterapi, akan didapatkan komplikasi antara lain: mual, muntah,