Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERAN ENDOTELIN-1
PENDAHULUAN
Obesitas semakin menjadi persoalan kesehatan yang besar di seluruh dunia karena
jumlahnya yang meningkat secara progresif dalam dua decade terakhir (Who, 2017). Hal
tersebut diikuti dengan peningkatan penyakit-penyakit vaskuler yang terkait dengan obesitas
seperti penyakit kardiovaskular, serebrovaskuler, dan ginjal (Hall et al. 2002) dimana
penyakit tersebut pada obesitas (Tabas et al. 2015; Lovren et al. 2015).
diketahui dengan pasti, tetapi dapat diduga bahwa terdapat keterlibatan Endothelin 1 (ET-1)
terhadap terjadinya aterosklerosis pada obesitas. Hal tersebut berdasarkan pada beberapa
penelitian yang melaporkan bahwa terdapat peningkatan kadar ET-1 pada penderita overwight
dan obesitas (Weil et al. 2011; C. Ferri et al. 1995; Cardillo et al. 2004) dan di lain sisi, telah
diketahui bahwa ET-1 terlibat langsung dalam proses terjadinya aterosklerosis baik pada
hewan maupun pada manusia (Pernow et al. 2012; Fan et al. 2000).
OBESITAS
Menurut WHO, obesitas adalah kondisi medis yang kompleks yang dikarakteristikkan
sebagai kelebihan akumulasi lemak yang abnormal sebagai hasil dari peningkatan energi
makanan yang masuk dan menurunnya aktivitas fisik. Obesitas merupaka penyakit kronik yang
sangat kompleks dimana peran gen, prilaku dan interaksi antara keduanya sangat
Semakin difahami dengan baik bahwa terdapat peran genetik terhadap obesitas. Namun,
1
peningkatan angka kejadian obesitas yang begitu signifikan dalam dua dekade terakhir
tampaknya tidak dapat dijelaskan oleh perubahan genetik karena tejadi dalam waktu singkat.
Oleh karena itu, selain faktor genetik kejadian obesitas sangat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dan prilaku, khususnya meningkatnya konsumsi kalori dan menurunnya aktifitas
fisik (Kadouh & Acosta 2017; Atkinson 2014; Serra-majem et al. 2013).
ATEROSKLEROSIS
miokard, stroke, angina tidak stabil, dan henti jantung mendadak (Wang & Bennett 2012;
Gisterå & Hansson n.d.). Aterosklerosis merupakan penyakit multifactorial yang melibatkan
genetik, diet, dan gaya hidup (Sayols et al. n.d.). Walaupun penyebab pasti terjadinya
aterosklerosis masih belum diketahui dengan pasti, tetapi beberapa keadaan ataupun perilaku
tertentu dikaitkan dengan peningkatan kejadian aterosklerosis, seperti factor genetik (Gisterå
2
& Hansson n.d.),peningkatan kadar LDL, penurunan kadar HDL darah, hipertensi, obesitas,
merokok, diabetes militus, gaya hidup yang tidak aktif secara fisik (Aziz 2016; Kopaei et al.
2014; Rocha & Libby 2009), apolipoprotein b dan penuaan (Wang & Bennett 2012).
tahapan, yaitu pembentukan Fatty Streak, pembentukan Ateroma, dan yang terakhir
ENDOTELIN 1
yang kuat dan lama yang disekresikan oleh sel endotel yang pertama kali diidentifikasi oleh
Yanasigawa dkk pada tahun 1988 (Unic et al. 2011; Masashi Yanagisawa, Hiroki Kurihara,
Sadao Kimura, Yoko Tomobe, Mieko Kobayashi, Youji, Mitsui, Yoshio Yazaki, Katsutoshi
Goto 1988). Terdiri dari tiga kelompok isopeptida yaitu Endothelin-1, Endothelin-2, dan
Endothelin-3 yang memiliki rantai peptida 21 asam amino yang homolog dan mirip secara
Gambar 4: Struktur susunan asam amino masing-masing endothelin (Chester & Yacoub
n.d.)
3
Endothelin 1 adalah hromon peptida dengan berbagai peran biologi. Pada awal
ditumukannya, ET-1 dikenal sebagai factor vasokonstriktor yang kuat dan dapat meningkatkan
tekanan darah. Sifat vasoaktif dari ET-1 ini telah diketahui perannya dalam hipertensi. Namun,
penelitian selanjutnya telah menjelaskan berbagai peran fisiologis yang penting lainnya dari
ET-1, seperti pada fungsi neurologis, fisiologi paru, transport electron dan cairan, penyakit
Gambar 5: Peran Fisiologis ET-1 di masing-masing organ (Kawanabe & Nauli 2011)
4
Terdapat beberapa factor yang diketahui mempengaruhi ekspresi ET-1, seperti kekuatan
mekanik (shear stress), angiotensin II, transforming growth factor-β, thrombin, bradikinin,
hipoksia, LDL (baik yang teroksidasi maupun yang tidak), sislosporin, insulin, kortisol, dan
epinefrin. Di lain pihak, NO, prostanoid dilator, estrogen dan peptida natriuretik adalah
penghambat dari ekspresi gen ET-1 (M.houde, L. Desbiens 2016; Kawanabe & Nauli 2011;
Gen endotelin mengkode sejumlah 203 asam amino yang dikenal sebagai preproendotelin-
1. Prepro-ET-1 akan pecah menjadi big ET-1 yang menyisakan 38 asam amino oleh furin-like
endopeptidase (furin convertase). Big ET-1 belum aktif secara biologi. Mereka selanjutnya
akan dimodifikasi oleh salah satu dari ET converting enzyme (ECE) menjadi bentuk ET-1 yang
Gambar 6: Proses biosintesis ET-1 (Kohan et al. 2011; Chester & Yacoub n.d.)
5
ET-1 bekerja pada dua jenis reseptor untuk menjalankan fungsi fisiologisnya, yaitu
endotelin reseptor a (ETa) dan endotelin reseptor b (ETb). Reseptor ETa berlokasi terutama di
sel otot polos pada pembuluh darah, dan bertanggungjawab untuk respon kontraktil dan
proliferasi terhadap ET-1. Peran dari reseptor ETb pada regulasi vaskuler lebih kompleks.
Sebagai contoh, reseptor ETb berlokasi di sel endotel memediasi vasodilatasi dengan
melepaskan factor ralaksasi seperti Nitric Oxide (NO) dan Prostacyclin (PG12) (Ergul 2011).
Beberapa penelitian menunjukkan peningkatan kadar ET-1 pada kondisi kelebihan berat
badan dan obesitas. Weil dkk melaporkan bahwa pada kondisi obesitas, terjadi peningkatan
kadar ET-1. Lebih lanjut mereka menemukan bahwa ET-1 juga menurunkan kerja vasodilatasi
yang bergantung pada sel endotel(Weil et al. 2011). Selain itu, Catar dkk melaporkan bahwa
terjadi peningkatan ekspresi gen system endotelin yang pada akhirnya akan meningkatkan
kadar ET-1 plasma dimana peningkatannya diduga berperan dalam beberapa penyakit
Penyebab peningkatan kadar ET-1 pada obesitas masih belum sepenuhnya difahami,
namun diduga beberapa kondisi pada obesitas berkaitan erat dengan peningkatan ET-1
(Campia et al. 2014; Weil et al. 2011). Pada beberapa decade terakhir telah diketahui bahwa
jaringan adipose bukan hanya bekerja sebagai tempat penyimpanan sel lemak tetapi juga
berfungsi sebagai organ endokrin yang mensekresi beberapa molekoul bioaktif yang dikenal
sebagai adipokin (Blüher & Endocrinology 2013). Perbuahan yang terjadi pada sel adipose ini
diduga kuat berkaitan dengan perubahan metabolic pada obesitas termasuk pada perubahan
6
Gambar 8: Perubahan metabolic pada jaringan adipose (Lafontan 2014)
Pada obesitas, terdapat peningkatan aktivitas dari sel adipose untuk mensekresi mediator-
mediator inflamasi yang dapat meningkatkan produksi ET-1 seperti TNF-α, IL-1, dan IL-6
(Blüher & Endocrinology 2013). Perivascular adipose tissue (PVAT) telah diketahui memiliki
peran yang penting terhadap peningkatan kadar ET-1. Pada kondisi sehat, PVAT mensekresi
adiponektin yang akan merangsang pembentukan NO pada sel endotel. Namun sebaliknya pada
obesitas, PVAT justru melepaskan mediator-mediator inflamasi seperti TNF-α dan IL-6 yang
akan mengaktivasi system ET-1 sehingga akan menyebabkan vasokonstriksi dan juga
Selain itu, TNF-α bersama dengan non-esterefied fatty acid (NEFA) yang juga merupakan
molekul adipokin berperan penting terhadap terjadinya resistensi insulin pada obesitas, dimana
NEFA melemahkan PI3-kinase dan TNF-α menghambat fosforilasi IRS-1, yang pada
gilirannya ikut berpartisipasi dalam meningkatkan kadar insulin plasma (Tesauro & Cardillo
2011). Ferri C. dkk menemukan bahwa insulin merangsang sel endotel untuk mensekresi ET-
7
1 pada percobaan in vitro dan in vivo. Serupa dengan itu, peneltian yang dilakukan Oliver,
J.F.dkk, menunjukkan bahwa insulin dapat meningkatkan ekspresi gen ET-1 dengan
Sebenarnya pada kondisi fisiologis, insulin tetap dapat meningkatkan kadar ET-1 plasma
seperti yang dilaporkan oleh cardillo dkk, dimana penginfusan insulin pada subjek sehat diikuti
oleh peningkatan kadar ET-1. Tetapi, selain ET-1, bioavaibilitas NO juga ikut meningkat
setelah pemberian insulin. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi keseimbangan yang akan
menghasilkan respon hemodinamik yang netral antara vasodilatasi dan vasokonstriksi. Namun,
pada keadaan obesitas, keseimbangan tersebut terganggu dan menyebabkan peningkatan ET-1
L.A dkk berhasil menginvestigasi keberadaan mRNA angiotensinogen pada pembuluh darah
aorta tikus dan terutama berada pada jaringan adiposa periaorta (Cassis et al. 1988).
Selanjutnya, Imai T dkk menemukan bahwa angiotensin II menginduksi ekspresi dari mRNA
meningkatkan afinitas antara ET-1 dan ETaR pada sel otot polos vascular(Lin et al. 2014).
Peningkatan kada LDL dan oxLDL pada obesitas juga memiliki peran dalam
meningkatkan produksi ET-1. Boulanger dkk menemukan bahwa oxLDL dapat merangsang
produksi ET-1 yang diobservasi pada hyperlipidemia dan aterosklerosis. Hal tersebut diperkuat
dalam penilitian lain yang menyatakan bahwa pemberian statin, berdasarkan durasi dan
dosisnya, dapat menurunkan secara signifikan kadar ET-1 plasma (Boulanger et al. 1992;
8
Stress oksidatif merupakan ketidakseimbangan antara produksi reactive oxygen species
(ROS) dan antioksidan tubuh (Husain 2015). ROS merupakan molekul yang tidak stabil dan
memiliki efek oksidatif yang sangat kuat terhadap zat-zat penyusun sel seperti protein, lemak,
dan DNA sehingga dapat merusak berbagai fungsi sel. Pada beberapa penelitian, baik pada
manusia maupun tikus, menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara berbagai marker
oksidatif stres dengan peningkatan akumulasi massa lemak (Matsuda & Shimomura 2013).
Peningkatan produksi ROS telah dikatikan dengan produksi ET-1. Cheng dkk melaporkan
bahwa, ROS dapat menstimulasi ekspresi gen ET-1 di sel endotel (Cheng et al. 2001). Sejalan
dengan itu, penelitian yang dilakukan oleh Kahler dkk menunjukkan bahwa ROS dapat
meningkatkan sintesis dari ET-1 baik pada sel otot polos vaskuler maupun di sel endotel
melalui aktivasi dari promotor preproET-1 dan peningkatan Konsentrasi mRNA (Kahler et al.
2002). Selain pada sel endotel, ROS juga dapat menstimulasi produksi ET-1 pada sel
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kadar ET-1 pada lesi
aterosklerosis. Borton dkk melaporkan bahwa terdapat peningkatan ekspresi ET-1 pada
aterosklerosis yang selanjutnya menurunakan kerja NO. Hal tersebut dapat menyebabkan
disfungsi endotel dan memperparah ateroskelrosis (Barton et al. 1998). Rossi dkk menyatakan
bahwa ET-1 disintesis di sel otot polos vaskuler pada pasien aterosklerosis (Barton et al. 1998).
Lebih lanjut, penelitian yang dilakukan dashwood dkk pada pasien critical lamb ischemia
(CLI) memperlihatkan bahwa ET-1 disekresikan pada daerah aterosklerosis oleh sel-sel
Perubahan ekspresi ET-1 pada aterosklerosis ini terjadi pada sel endotel, sel otot polos
vaskuler, dan sel inflamasi. Peningkatan kadar ET-1 akan menyebabkan aktivasi sel endotel
untuk menghasilkan molekul adhesi, merangsang aktivasi dan migrasi monosit yang diregulasi
oleh MCP-1. Selain itu, ET-1 juga menstimulasi proliferase sel otot polos vaskuler, sitokin,
9
dan produksi superoksida di makrofag. Setelah pembentukan foam sel, terjadi peningkatan
inflamasi lokal dan ROS yang kemudian akan memperarah perkembangan lesi. Foam sel juga
dapat memproduksi ET-1 yang melalui ikatannya dengan ETb akan bekerja pada sel makrofag
Pada proses aterogenesis, terdapat interaksi yang penting antara LDL dan oxLDL dengan
ET-1. oxLDL dan LDL, sebagaimana dibahas diatas, dapat menstimulasi produksi dari ET-1
dan begitu juga sebaliknya (Wu et al. 2017). Morawietz dkk pertama kali melaporkan bahwa
ET-1, tergantung pada dosis dan durasi, dapat menstimulasi mRNA lectin-like oxLDL
receptor-1 (LOX-1) yang dimediasi oleh resptor ETb. Aktivasi LOX-1 kemudian akan
memfasilitasi ambilan oxLDL di sel endotel (Morawietz et al. 2001). Selain itu, melalui
reseptor ETa, ET-1 juga memediasi peningkatan ikatan antara proteoglikan dengan LDL
2009).
ET-1 juga telah diketahui sebagai salah satu zat yang menstimulasi aktivasi sel endotel
yang akan mensekresi molekul adhesi seperti ICAM-1 dan VCAM-1. Study yang dilakukan
oleh McCarron dkk 1993 pada isolasi sel endotel mikrovaskuler otak manusia menumukan
bahwa ET-1 dapat menstimulasi produksi molekul adhesi pada sel tersebut (Mccarron et al.
1993). Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Li L.dkk 2003 yang lebih
jauh melaporkan bahwa mekanisme stimulasi dari VCAM-1 oleh ET-1 adalah melalui produksi
Peningkatan kadar ET-1 akan berefek pada peningkatan produksi ROS. Penelitian yang
dilakukan pada tikus knockout apolipoprotein E oleh Melissa dkk 2013 menunjukkan bahwa
ekspresi yang berlebihan dari ET-1 akan meningkatkan produksi ROS bukan hanya pada
dinding vascular tetapi juga pada plak aterosklerosis dan PVAT aorta (Li et al. 2013). Pada
penelitian lain disebutkan bahwa pemberian ETa antagonis pada tikus dapat menurunkan
10
produksi oksidatif stress (Pu et al. 2003). Beberapa penelitian menujukkan bahwa peningktan
produksi ROS di sel endotel disebabkan oleh aktivasi NADPH oksidase oleh ET-1 (Idris-
Interaksi antara ET-1 dan NO memiliki peranan penting dalam pathogenesis terjadinya
aterosklerosis. Peningkatan kadar ET-1 dapat menekan sintesis dan kerja dari NO, hal tersebut
dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Barton M dkk 1998 yang menemukan bahwa
pemberian secara kronik antagonis reseptor ETa dapat memperbaiki disfungsi endotel yang
kolesterol plasma atau tekanan darah (Barton et al. 1998). ET-1 juga berperan dalam produksi
NO akibat defisiensi tetrahydrobiopterin (BH4) yang disebabkan salah satunya oleh ET-1
ET-1 juga terlibat dalam proses inflamasi di dalam dinding vaskuler. Wilson dkk, 2001
transkripsi proinflmasi NF-kB pada manusia melalui reseptor ETb. hal tersebut kemudian akan
menyebabkan monosit mensekresi beberapa mediator inflamasi seperti, TNF-α, IL-1, IL-6,IL-
8, dan Metalloproteinase (MMP), yang berperan dalam pertumbuhan aterosklerosis dan tidak
stabilnya plak aterosklerosis (Wilson et al. 2001; Böhm & Pernow 2007). Selain itu, sebuah
studi yang dilakukan pada sel endotel otak menunjukkan bahwa ET-1 bersama dengan TNF-α
dan IL-1b meningkatkan produksi IL-8 yang berperan dalam migrasi PMN ke dalam sel endotel
ET-1 juga diduga kuat terlibat dalam proliferasi dan migrasi sel otot polos vaskuler. Hal
tersebut didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Yoshizumi dkk 1998. Mereka
menemukan bahwa ET-1 menstimulasi proliferasi sel otot polos vaskuler manusia melalui
11
aktivasi ERK ½ tergantung PKC (Yoshizumi et al. 1998). Selain itu, ET-1 juga terlibat dalam
menyebabkan migrasi sel otot polos vaskuler melalui reseptor ETa (Kyotani et al. 2016).
KESIMPULAN
Peran endotelin-1 dalam memediasi terjadinya aterokslerosis pada penderita obesitas bisa
dipertimbangkan dengan melihat berbagai kondisi pada obesitas yang menginduksi produksi
ET-1 seperti peningkatan insulin, sel adiposity yang mensekresi berbagai factor inflamasi,
peningkatan produksi ROS, dan produksi LDL yang meningkat. Di lain sisi, ET-1 telah
diketahui memiliki peran penting dalam pembentukan aterosklerosis melalui kedua reseptonya.
Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut terkait peran ET-1 dalam membentuk
12
REFERENSI
Atkinson, R.L., 2014. Current status of the field of obesity. Trends in Endocrinology &
Pathophysiology. , pp.1–6.
Ballinger, M.L. et al., 2009. Endothelin-1 activates ETA receptors on human vascular smooth
muscle cells to yield proteoglycans with increased binding to LDL. , 205, pp.451–457.
Barton, M. et al., 1998. Endothelin ETA receptor blockade restores NO-mediated endothelial
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=24379&tool=pmcentrez&re
ndertype=abstract%5Cnhttp://www.pnas.org/cgi/doi/10.1073/pnas.95.24.14367.
Blüher, M. & Endocrinology, M., 2013. Best Practice & Research Clinical Endocrinology &
diseases. Best Practice & Research Clinical Endocrinology & Metabolism, pp.1–15.
Böhm, F. & Pernow, J., 2007. The importance of endothelin-1 for vascular dysfunction in
Boulanger, C.M. et al., 1992. Oxidized low density lipoproteins induce mRNA expression
and release of endothelin from human and porcine endothelium. Circulation Research,
70, pp.1191–1197.
Campia, U. et al., 2014. The vascular endothelin system in obesity and type 2 diabetes:
13
Available at: http://dx.doi.org/10.1016/j.lfs.2014.02.028.
Cassis, L.A., Lynch, K.R. & Peach, M.J., 1988. Localization of angiotensinogen messenger
http://circres.ahajournals.org/content/circresaha/62/6/1259.full.pdf.
Catar, R.A. et al., 2015. Increased gene expression of the cardiac endothelin system in obese
Cheng, T.-H. et al., 2001. Reactive Oxygen Species Mediate Cyclic Strain-induced
http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0022282801914440.
Chester, A.H. & Yacoub, M.H., The role of endothelin-1 in pulmonary arterial hypertension.
Comuzzie, A.G. et al., 2012. Novel Genetic Loci Identified for the Pathophysiology of
Dashwood, M.R. & Tsui, J.C.S., 2011. Further evidence for a role of endothelin-1 (ET-1) in
critical limb ischaemia. Journal of Cell Communication and Signaling, 5(1), pp.45–49.
Ergul, A., 2011. Endothelin-1 and diabetic complications : Focus on the vasculature. , 63,
pp.477–482.
14
F.M. Hofman, P. Chen, R. Jeyaseelan, F. Incardona, M. Fisher, and R.Z., 1998. Endothelin-1
Ferri, C. et al., 1995. Insulin stimulates endothelin-1 secretion from human endothelial cells
and modulates its circulating levels in vivo . Journal of Clinical Endocrinology and
Ferri, C. et al., 1995. Plasma endothelin-1 levels in obese hypertensive and normotensive
Hall, J.E. et al., 2002. Mechanisms of obesity-associated cardiovascular and renal disease.
The American journal of the medical sciences, 324(3), pp.127–137. Available at:
http://dx.doi.org/10.1097/00000441-200209000-00003.
Husain, K., 2015. Inflammation, oxidative stress and renin angiotensin system in
http://www.wjgnet.com/1949-8454/full/v6/i3/209.htm.
endothelial cells. Hypertension (Dallas, Tex. : 1979), 19(6 Pt 2), pp.753–7. Available at:
15
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1592477.
Kadouh, H.C. & Acosta, A., 2016. Author ’ s Accepted Manuscript. Techniques in
Kadouh, H.C. & Acosta, A., 2017. Techniques in Gastrointestinal Endoscopy Current
Kahler, J. et al., 2002. Endothelin-1 mRNA and protein in vascular wall cells is increased by
Kawanabe, Y. & Nauli, S.M., 2011. Cellular and Molecular Life Sciences. , pp.195–203.
Kohan, D.E. et al., 2011. Regulation of Blood Pressure and Salt Homeostasis by Endothelin. ,
pp.1–77.
Kopaei, M.R. et al., 2014. Atherosclerosis : Process , Indicators , Risk Factors and New
Kyotani, Y. et al., 2016. Endothelin-1 ( 1-31 ) Causes the Migration of Vascular Smooth
Lafontan, M., 2014. Adipose tissue and adipocyte dysregulation. Diabetes and Metabolism,
Li, L. et al., 2003. Endothelin-1 Stimulates Arterial VCAM-1 Expression Via NADPH
Li, M.W. et al., 2013. Endothelin-1 overexpression exacerbates atherosclerosis and induces
16
Lin, Y.J. et al., 2014. Angiotensin II enhances endothelin-1-induced vasoconstriction through
http://dx.doi.org/10.1016/j.bbrc.2014.07.119.
Lovren, F., Teoh, H. & Verma, S., 2015. Obesity and Atherosclerosis: Mechanistic Insights.
http://dx.doi.org/10.1016/j.cjca.2014.11.031.
Vasoreactivity. , 77.
Masashi Yanagisawa, Hiroki Kurihara, Sadao Kimura, Yoko Tomobe, Mieko Kobayashi,
Youji, Mitsui, Yoshio Yazaki, Katsutoshi Goto, T.M., 1988. A novel potent
Matsuda, M. & Shimomura, I., 2013. Increased oxidative stress in obesity: Implications for
http://dx.doi.org/10.1016/j.orcp.2013.05.004.
http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0006291X01950442.
Oliver, F.J. et al., 1991. Stimulation of endothelin-1 gene expression by insulin in endothelial
17
cells. Journal of Biological Chemistry, 266(34), pp.23251–23256.
Pernow, J., Shemyakin, A. & Böhm, F., 2012. New perspectives on endothelin-1 in
at: http://dx.doi.org/10.1016/j.lfs.2012.03.029.
Rocha, V.Z. & Libby, P., 2009. obesity , inflammation , and atherosclerosis. Nature
http://dx.doi.org/10.1038/nrcardio.2009.55.
Sahebkar, A. et al., 2015. Statin therapy reduces plasma endothelin-1 concentrations: A meta-
Serra-majem, L. et al., 2013. Etiology of obesity : two “ key issues ” and other emerging
Tabas, I., García-cardeña, G. & Owens, G.K., 2015. Recent insights into the cellular biology
Tesauro, M. & Cardillo, C., 2011. Obesity, blood vessels and metabolic syndrome. Acta
18
Virdis, A., 2016. Endothelial Dysfunction in Obesity: Role of Inflammation. High Blood
http://link.springer.com/10.1007/s40292-016-0133-8.
Wang, J.C. & Bennett, M., 2012. Aging and Atherosclerosis Mechanisms , Functional
Weil, B.R. et al., 2011. Enhanced endothelin-1 system activity with overweight and obesity.
Wilson, S.H., Simari, R.D. & Lerman, A., 2001. The Effect of Endothelin-1 on Nuclear
Wu, M.-Y. et al., 2017. New Insights into the Role of Inflammation in the Pathogenesis of
at: http://www.mdpi.com/1422-0067/18/10/2034.
kinase and proliferation of human coronary artery smooth muscle cells. , 1, pp.1019–
1027.
Zheng, J.S. et al., 2003. Gene transfer of human guanosine 5???-triphosphate cyclohydrolase
19