PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Tingkat Korporasi
Perusahaan
Multibisnis
Tingkat
Unit Bisnis Unit Bisnis Unit Bisnis
Bisnis
Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3
Tingkat
LITBANG PABRIKASI PEMASARA SDM KEUANGA
N N
Fungsional
Ada 3 jenis strategi secara umum menurut Griffin (2000), yaitu strategi tingkat
korporat, strategi tingkat bisnis dan strategi tingkat fungsional.
2
dalam industri akan dapat diketahui industri mana yang kurang atau lebih menguntungkan
dari industi lainnya.
Analisis lima kekuatan Porter “Porter five forces analysis” adalah suatu kerangka kerja
untuk analisis industri dan pengembangan strategi bisnis yang dikembangkan oleh
Michael Porter dari Sekolah Bisnis Universitas Harvard pada tahun 1979. Porter
menyatakan bahwa kelima kekuatan bersaing tersebut dapat mengembangkan strategi
persaingan dengan mempengaruhi atau mengubah kekuatan tersebut agar dapat
memberikan situasi yang menguntungkan bagi perusahaan.
Menurutnya ada lima kekuatan yang menentukan intensitas persaingan dalam suatu
industri, yaitu
1. Pelanggan
Pelanggan ialah faktor utama mengapa sebuah bisnis di jalankan. Kekuatan
tawar-menawar pembeli, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain
differensiasi, konsentrasi, kepentingan pembeli, tingkat pendapatan, pilihan kualitas
produk, akses informasi, dan switching cost. Kita bisa melihat bahwa semakin besar
pembelian, semakin banyak pilihan yang tersedia bagi pembeli dan pada umumnya
akan membuat posisi pembeli semakin kuat.
2. Persaingan dalam bisnis yang sama
Dalam persaingan dalam bisnis yang sama atau antara perusahaan dengan
perusahaan pesaing yang menjalankan bisnis yang sama ditentukan oleh berbagai
faktor, yaitu pertumbuhan pasar, struktur biaya, hambatan keluar industri, switching
cost, pengalaman dalam industri, dan perbedaan strategi yang diterapkan. Untuk
mengatasi persaingan dalam industri, perusahaan harus meningkatkan kualitas yang
lebih baik lagi, harga lebih terjangkau, melakukan inovasi-inovasi baru terhadap
produknya supaya masyarakat tidak mengalami kejenuhan terhadap produk tersebut.
3. Potensi Pendatang baru
Potensi pendatang baru adalah potensi masuknya pendatang baru dalam bisnis
yang sama yang akan menjadi pesaing baru bagi perusahaan. yang dapat ditentukan
dengan hambatan masuk ke dalam industri, antara lain, hambatan harga, respon
incumbent, biaya yang tinggi, pengalaman incumbent dalam industri, keunggulan
biaya, differensiasi produk, akses distribusi, kebijakan pemerintah dan switching cost.
Kekuatan ini biasanya dipengaruhi besar kecilnya hambatan masuk ke dalam industri.
Hambatan masuk kedalam industri itu contohnya antara lain : besarnya biaya investasi
3
yang dibutuhkan, perijinan ,akses terhadap bahan mentah, akses terhadap saluran
distribusi, ekuitas merek dan masih banyak lagi. Biasanya semakin tinggi hambatan
masuk , semakin rendah ancaman yang masuk dari pendatang baru.
4. Pemasok Faktor Input
Pemasok faktor input adalah faktor pemasok faktor input yang di butuhkan dalam
bisnis yang di jalankan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat
konsentrasi pasar, diversifikasi, switching cost, organisasi pemasok dan pemerintah.
Daya tawar dari pemasok juga digambarkan sebagai pasar input. Pemasok bahan
baku, komponen, tenaga kerja, dan jasa (seperti keahlian) kepada perusahaan dapat
menjadi sumber kekuatan di perusahaan, ketika ada beberapa pengganti. Pemasok
dapat menolak untuk bekerja sama dengan perusahaan.
5. Perusahaan Subtitusi
Perusahaan substitusi adalah perusahaan perlu menyadari bahwa jika kondisi
bisnis berubah, maka pelanggan dapat beralih ke perusahaan subtitusi yang ditentukan
oleh harga produk subtitusi, switching cost, dan kualitas produk. Pembeli cenderung
untuk mengganti produk karena kinerja dari produk pengganti lebih baik dan memiliki
harga relatif murah. Jumlah produknya juga lebih gampang ditemukan di pasar.
Perusahaan untuk
Produk Substitusi
Persaingan
Pemasok
dalam Bisnis Pelanggan
untuk
yang Sama
Faktor
Input
Kekuatan tawar-menawar pemasok ancaman-ancaman pendatang baru
Potensi Pendatang
Baru
Dalam hal ini, perusahaan dituntut untuk mengenali dan memahami lingkungan diatas,
kemudian menyusun strategi dan membuat perencanaan yang baik agar dapat
mengantisipasi lima kekuatan yang diterima oleh perusahaan sehingga perusahaan dapat
tetap eksis di masa mendatang.
4
Ada dua strategi yang biasanya dibuat di tingkat bisnis, yaitu :
1. Strategi Pemosisian (positioning strategy)
Strategi Pemosisian (positioning strategy) dilakukan oleh perusahaan untuk
memastikan dengan cara bagimana perusahaan dapat memperoleh perhatian dari
pelanggan atau memenangkan persaingan.
Menurut Porter, ada 3 jenis strategi umum (generic strategy) yaitu :
a. Strategi Keunggulan Biaya. Ialah strategi di lakukan perusahaan jika perusahaan
memungkinkan untuk melakukan penghematan biaya di bandingkan dengan biaya
yang di keluarkan oleh perusahaan pesaingnya. Untuk itu perusahaan bersangkutan
akan mencari sumber-sumber keunggulan biaya, seperti mencpai suatu skala
ekonomi, efisiensi dalam produksi, pemasaran dan operasi, menekan overhead
sampei minimum, memiliki akses bahan baku, dll.
b. Strategi Diferensiasi. Ialah strategi yang dolakukan oleh perusahaan untuk menjadi
berbeda dan unik di dalam industri bersama-sama dengan berbagai dimensi dan
aribut yang bernilai bagi buyer. Sumber-sumber differensiasi sangat bervariasi,
dapat berupa produk atau jasa yang berkualitas tinggi, pelayanan yang istimewa,
desain produk yang selalu up to date dan inovatif, kemampuan teknologi, atau citra
merek “brand image” yang positif.
c. Strategi Fokus. Ialah strategi ini di lakukan ketika perusahaan tidak dapat melakukan
strategi keunggulan biaya,sehingga lebih menfokuskan perhatian pada segmen pasar
yang kecil. Namun, sebenarnya strategi fokus pada differensiasi dan biaya ini
merupakan pisau bermata dua, dimana bila suatu perusahaan mampu menyediakan
produk berkualitas tinggi yang bernilai bagi buyer, maka akan terjadi peningkatan
permintaan yang akan meningkatkan skala ekonomis. Tercapaina skala ekonomis
akan membuat biaya per unit bisa lebih rendah. Untuk dapat berhasil di dalam
strategi fokus untuk kepemimpinan biaya dan diffrensiasi, suatu organisasi harus
memiliki komitmen yang tinggi pada kualitas produk dan jasanya.
5
Strategi ini dilakukan dengan tujuan untuk mempertahankan perusahaan agar tetap
bertahan dalam bisnis yang dijalankan.
2. Strategi Prospektors
Strategi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengejar pertumbuhan secara lebih
agresif.
3. Strategi Analyzer
Strategi ini merupakan gabungan antara strategi deferens dan strategi prospector.
Perusahaan menjawab peluang peluang yang ada hanya terbatas pada beberapa
peluang saja.
4. Strategi Reactors
Strategi ini tidak memiliki strategi yang konsisten. Perusahaan yang melakukan
strategi ini cenderung bersifat reaktif dan menunggu peluang yang ada dan
bagaimana perusahaan lain menjawab peluang tersebut.
Strategi ditingkat Fungsional sering kali di namakan sebagai strategi langsung atau
derect strategy. Hal ini disebabkan perusahaan cenderung melakukan persaingan pada jenis
bisnis tertentu yang dijalankan, dan tidak ada pada tingkat perusahaan maupun sector bisnis
yang diprerdagangkan. Formulasi strategi tingkat fungsional merupakan tahap yang paling
kritis di dalam proses manajemen strategi.
Peranan manajer beralih dari “planningthe work” ke “working the plan”, manajer
dituntut untk menerjemahkan strategi menjadi tindakan.
Ada 2 faktor yang menentukan bagaimana strategi ditingkat fungsional.
Kesamaan pasar. Kesamaan asar terkait dengan tingkat persainggan yang sama antara
kedua perusahaan dalam hal meraih pelanggan melalui jenis produk yang ditawarkan.
Kesamaan sumber. Kesamaan sumber terkait dengan keadaan persaingan dimana
perusahaan memiliki kesamaan dalam paktor mana mereka bersaing.
Strategi ditingkat fungsional sering kali dikenal sebagai strategi aksi dan reaksi.
Dimana jumlah perusahaan dan pesaingnya disuatu bisanis relative sedikit. Akibat jumlah
perusahaan pada suatu bisnis sedikit, maka aksi dan reaksi dari persaingan antar perusahaan
akan sangat tampak agresif dan saling membalas satu sama lainnya.
6
Secara sederhana, penerjemahan strategi korporat dan strategi bisnis ke strategi
fungsional untuk diimplementasikan, harus disertai kejelasan di dalam rencana jangka pendek
(1 tahun), sebagai berikut :
1. Sasaran Tahunan
Sasarn tahunan berguna sebagai dasar dalam pengalokasian sumber-sumber
(resources), membangun prioritas-prioritas organisasi, divisi dan departeme,
memberikan pemahaman yang lebih baik kepada tenaga operasional tentang
peranan mereka dalam misi perusahaan yang lebih luas, mekanisme utama untuk
mengevaluasi manajer, dan alat untuk monitoring kemajuan untuk mencapai
sasaran jangka panjang.
2. Kebijakan (Policies)
Kebijakan merupakam acuan, metode, prosedur dan praktek administrasi yang
dibuat untuk menunjang dan mendorong pekerjaan mencpai tujuannya. Kebijakan
memfasilitasi pemecahan masalah dan memberikan acuan bagi implementasi
strategi. Kebijakan memberikan batasan, kendala dan limit pada tindakan-tindakan
administratif yang memberikan penghargaan atau sanksi, serta mengatur mana yang
boleh atau tidak boleh dikerjakan dalam pencapaian sasaran. Manual kebijakan
merupakan pedoman yang diperlikan manajer dan keryawan dalam berbuat dan
bertindak.
3. Formulasi Strategi Fungsional
Strategi Marketing
Parameter yang sentral di dalam strategi marketing terdiri dari :
a. Targeting
b. Positioning, untuk memperlihatkan perbedaan produk/jasa perusahaan dari
pesaing dan untuk menunjukkan pemahaman terhadap keinginan dan harapan
palanggan.
c. Segmentation, untuk membantu memfokuskan pemasaran pada target pasar.
d. Perencanaan dan pengembangan
e. Marketing mix 4P
Strategi finance
Permodalan, menyangkut struktur permodalan, ROI dan analisa skenario (resesi,
normal atau booming). Proyeksi laporan keuangan, untuk mengetahui dampak
dari setiap rencana dan keputusan, anggaran keuangan.
7
Strategi Research and Development (R&D)
Pertama, strategi sebagai pionir, dimana harus melakukan riset-riset dasar,
terapan dan pengembangan yang mahal dan berisiko gagal.
Kedua, strategi sebagai iminator, yang akan membuat produk tiruan secara
inovatif dari produk-produk yang telah berhasil di pasaran. Ini mengurangi
resiko dan biaya awal namun membutuhkan tenaga terampil dan pemasaran.
Ketiga, strategi “low cost producer”, yaitu memproduksi produk/jasa yang lebih
murah dari yang beredar di pasaran, dengan memproduksi secara massal.
Strategi Compuer Information Sstem (CIS)
Penurunan biaya pemasaran dengan “online orders”, komunikasi langsung
antara pemasok, pabrik, tenaga pemasaran dan konsumen melalui e-
commerce,virtual organization, memungkinkan karyawan bekerja di rumah,
pemecahan masalah pelanggan, computer based research selama 24 jam tiap
hari, electronic Data Interchange (EDI) digunakan untuk hubungan dan
penanganan dokumen-dokumen bank, bea cukai, perusahaan pengangkutan,dll,.
8
BAB 3
Kesimpulan