Anda di halaman 1dari 6

TUGAS SURVEILANS EPIDEMOLOGI

DISUSUN

NAMA : Sitimina marasabessy

NIM : PO7133016047

TINGKAT : 1I A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

TAHUN 2017
Analisa Hubungan Penyebab dan Penyakit Hipertensi

Berdasarkan gambar segitiga epidemiologi penyakit hipertensi diatas, maka penyakit Hipertensi terjadi
karena interaksi antara agen penyakit, pejamu (manusia) dan lingkungan. Yaitu, Suatu keadaan saling
mempengaruhi antara agen penyakit, manusia dan lingkungan secara bersama-sama dan keadaan tersebut
memperberat satu sama lain sehingga memudahkan agen penyakit untuk menyebabkan hipertensi.
Penjelasan keterkaitan antara 3 faktor tersebut sebagai berikut:

A. Host (Penjamu)

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan penyakit hipertensi pada penjamu :

a. Daya Tahan Tubuh

Penyakit Hipertensi dipengaruhi oleh daya tahan tubuh manusia itu senmdiri. Daya tahan tubuh seseorang
sangat dipengaruhi oleh kecukupan gizi, aktifitas, dan istirahat. Kesibukan yang padat juga membuat
orang kurang berolagraga dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok , minum alkohol, atau kopi
sehingga daya tahan tubuh menjadi menurun dan memiliki resiko terjadinya penyakit hipertensi.

b. Genetik/keturunan

Pakar juga menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan resiko
untuk juga menderita penyakit ini.

c. Umur

Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan
sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60
tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis. Tetapi di atas usia tersebut,
justru wanita (setelah mengalami menapouse ) berpeluang lebih besar.

Para pakar menduga perubahan hormonal berperan besar dalam terjadinya hipertensi di kalangan wanita
usia lanjut. Namun sekarang penyakit hipertensi tidak memandang golongan umur.

d. Jenis Kelamin

Pada umumnya lebih banyak pria menderita hipertensi dibandingkan dengan perempuan. Wanita > Pria
pada usia > 50 tahun

Pria > wanita pada usia < 50 tahun.


e. Adat Kebiasaan

Kebiasaan- kebiasaan buruk seseorang merupakan ancaman kesehatan bagi orang tersebut seperti:

· Gaya hidup modern, kerja keras dalam situasi penuh tekanan, dan stres terjadi yang
berkepanjangan adalah hal yang paling umum serta membuat orang kurang berolagraga , dan berusaha
mengatasi stresnya dengan merokok, minum alkohol atau kopi, padahal semuanya termasuk dalam daftar
penyebab yang meningkatkan resiko hipertensi.

· Terbiasa untuk memakan makanan yang asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang
agak tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di luar
rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).

· Pola makan yang salah, dan salah dalam memilih makanan. Makanan yang diawetkan dan garam
dapur serta bumbu penyedap dalam jumlah tinggi, dapat meningkatkan tekanan darah kerana
mengandung natrium dalam jumlah yang berlebih.

f. Pekerjaan

Orang yang mengalami pekerjaan penuh tekanan, misalnya penyandang jabatan yang menuntut tanggung
jawab besar tanpa disertai wewenang pengambilan keputusan, akan mengalami tekanan darah yang lebih
tinggi selama jam kerjanya, dibandingkan dengan rekan mereka yang pekerjaannya lebih ringan. Stres
yang terlalu besar dapat memicu terjadinya hipertensi, penyakit jantung, dan stroke.

g. Ras/Suku

Ras/Suku : Di USA, orang kulit hitam > kulit putih. Di Indonesia penyakit hipertensi terjadi secara
bervariasi.

B. Agent (Penyebab Penyakit)

Agent adalah suatu substansi tertentu yang keberadaannya atau ketidakberadaannya dapat menimbulkan
penyakit atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Untuk penyakit hipertensi yang menjadi agen
adalah :

a. Faktor Nutrisi

· Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari,
setara dengan satu sendok teh. Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya masak-memasak
masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam, serta kebiasaan memakan makanan yang
mengandung banyak garam sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar.

· Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler
meningkat. Untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan
ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya
volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi.

· Minuman berkafein dan beralkohol. Minuman berkafein seperti kopi dan alkohol juga dapat
meningkatkan resiko hipertensi

· Konsumsi Makanan cepat saji juga merupakan salah satu penyebab Hipertensi, karena mengandung
penyedap yang berlebihan.

b. Faktor Kimia

Mengkonsumsi obat-obatan seperti kokain, Pil KB Kortikosteroid, Siklosporin, Eritropoietin,


Penyalahgunaan Alkohol, Kayu manis (dalam jumlah sangat besar).

c. Faktor Biologi

Penyebab tekanan darah tinggi sebagian besar diketahui, namun peniliti telah membuktikan bahwa
tekanan darah tinggi berhubungan dengan resistensi insulin dan/ atau peningkatan kadar insulin
(hiperinsulinemia). Keduanya tekanan darah tinggi dan resistensi insulin merupakan karakteristik dari
sindroma metabolik , kelompok abnormalitas yang terdiri dari obesitas, peningkatan trigliserid, dan HDL
rendah (kolesterol baik) dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur
tekanan darah.

Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun hubungannya tidak sederhana.
Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam, sehingga tidak ada tes genetik yang dapat
mengidentifikasi orang yang berisiko untuk terjadi hipertensi secara konsisten.

Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan
darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai faktor resiko terjadi hipertensi.

d. Faktor Fisik

· Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan
aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat.

· Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga) bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-
orang memiliki kepekaan yang diturunkan
· Berat badan yang berlebih akan membuat seseorang susah bergerak dengan bebas. Jantungnya
harus bekerja lebih keras untuk memompa darah agar bisa menggerakkan berlebih dari tubuh terdebut.
Karena itu obesitas termasuk salah satu yang meningkatkan resiko hipertensi.

C. Environment (Lingkungan)

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia serta pengaruh-pengaruh luar yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.

Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup misalnya gaya hidup kurang baik seperti gaya
hidupnya penuh dengan tekanan (Stres). Stres yang terlalu besar dapat memicu terjadinya berbagai
penyakit seperti hipertensi. Dalam kondisi tertekan adrenalin dan kortisol dilepaskan ke aliran darah
sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah agar tubuh siap beraksi. Gaya hidup yang tidak aktif
(malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada
orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.

Terdapatnya perbedaan keadaan geografis, dimana daerah Pantai lebih berisiko terjadinya penyakit
hipertensi dibading dengan daerah pegunungan, karena daerah pantai lebih banyak terdapat natrium
bersama klorida dalam garam dapur sehingga Konsumsi natrium pada penduduk pantai lebih besar dari
pada daerah pegunungan.

Penyakit hipertensi ditemukan di semua daerah di Indonesia dengan prevalensi yang cukup tinggi.

Dimana daerah perkotaan lebih dengan gaya hidup modern lebih berisiko terjadinya penyakit hipertensi
dibandingkan dengamn daerah pedesaan.

4. Pencegahan Hipertensi

Menurut Bustan MN (1995) dan Budistio, M. (2001), upaya pencegahan dan penanggulangan hipertensi
didasarkan pada perubahan pola makan dan gaya hidup. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan
meliputi.

· Penurunan berat badan pada penderita hipertensi yang gemuk melalui perubahan pola makan dan
olah raga.

· Pembatasan intake garam hingga 4 – 6 gram per hari, makanan yang mengandung soda kue, bumbu
penyedap dan pengawet makanan.

· Meningkatkan komsumsi lemak tak jenuh dan mengurangi konsumsi lemak jenuh (daging sapi,
kerbau, kambing, babi, susu, keju, dan kelapa).
· Mengurangi makanan yang mengandung kolesterol tinggi (jeroan, kuning telur, cumi-cumi, kerang,
kepiting, coklat, mentega, dan margarin)

· Meningkatkan intake makanan yang berserat tinggi seperti buah-buahan (jambu biji, belimbing,
jambu bol, kedondong, jeruk, pisang, nangka masak, markisa, dan lain-lain), sayuran (daun bawang,
kecipir muda, jamur segar, bawang putih, daun dan kulit melinjo, dan lain-lain), ikan, agar-agar, dan
rumput laut)

· Menghentikan kebiasaan merokok

· Olah raga teratur

· Hindari ketegangan mental dan stres

Anda mungkin juga menyukai