Irr NPV
Irr NPV
PENGANTAR INVESTMENT
CRITERIA
(1 i)10 1 (1 i) 3 1
(1 i)10 . i (1 i) 3 . i
(1 0,15)10 1 (1 0,15) 3 1
annuity faktor periode 4-10
(1 0,15)10 . 0,15 (1 0,15) 3 . 0,15
= 5,0188 – 2,2832
Present value annuitas 4 – 10 = 2,7356
Bila kita menggunakan tabel maka akan lebih mudah.
NPv selain dicari dengan rumus Net Benefit X DF, dapat pula dicari dengan Present
value benefit dikurangi present value of cost.
Contoh rate = 15 %
Biaya Present Benefit
Th DF PV (5) NPv
kotor value biaya kotor
(0) (2) Benefit (5) – (3)
(1) (3) = (1) x (2) (4)
0 100 100 1 0 0 -100
1 10 8.696 0,8696 0 0 -8,696
2 15 11,342 0,7561 0 0 -11,342
3 20 13,15 0,6575 20 13,15 0
4-10 25 68,39 2,7356 75 205,17 136,78
15-20 30 37,215 1,2405 100 124,05 86,835
238,793 342,37 103,577
Kriteria B/C :
Net B/C 1 merupakan rekomendasi untuk melaksanakan proyek
Net B/C = 1 maka NPv = 0
Net B/C < 1 merupakan indikasi proyek merugikan
Catatan:
Bila Bt – Ct kesemuanya (+) maka nilai IRR = n (tak hingga)
Jadi bila suatu proyek, makin meningkatnya biaya operasional dan maintenent
menyebabkan makin rendahnya gross B/C. seandainya dengan makin meningkatnya
biaya operasional dan pemeliharaan tidak mempengaruhi Net Benefit (benefit kotor
juga ), maka NPv, IRR maupun Net B/C tetap. Sebaliknya Gross B/C makin
mendekati 1 dengan makin meningkatnya biaya operasional dan pemeliharaan.
Jika a/b > 1 ; maka:
a>b a (c + b) > b (c + a)
a.c>b.c a/b > (c + a) / (c + b)
a . c + ab > b . c + ab
Jika C mendekati tak terhingga, pecahan tersebut mendekati 1. Tetapi NPv
tidak terpengaruh karena (at + Ct) - (bt + ct) sama dengan (at – bt). jadi Net B/C
ratio tidak berubah. Dan halnya sama untuk discaunt rate yang menjadikan arus
benefit bersih sama dengan nol atau Net B/C = 1, yaitu IRR. Jadi hanya Gross B/C
yang besarnya peka terhadap dikurangkan atau tidaknya biaya rutin dari benefit dan
biaya kotor.
Yang ingin kita ketahui dalam analisa benefit cost ialah besarnya keuntungan
yang kita peroleh sebagai akibat inovasi, asal investasi didefinisikan sebagai sisa
biaya, entah apa jenisnya, yang tidak bisa ditutupi dalam jangka waktu satu tahun
(artinya : setiap nilai rumus Bt – Ct yang negatif)
4. Profitability Ratio
Digunakan rumus:
n - -
Bt - Ct
PR t 1
n -
Kt 1
t
angka ini dianggap mengukur rentabilitas suatu investasi diatas tingkat discount rate
nya
5. IRR
IRR adalah niai discount rate – i yang mempunyai NPv dari pada proyek sama
dengan nol. Yaitu:
n
Bt C t
t 1 (1 IRR) t
0
IRR dapat juga dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam suatu
proyek.
Penurunan IRR:
IRR juga menunjukkan tingkat perputaran dari model
NPv = F (I)
A A
NPv1
0 E E
B B
NPv2 D D
C C
Contoh penggunaan NPv, IRR, Net B/C, Gross B/C dan PR, sebagai berikut:
Diketahui:
Th Kapital Cost Benefit DF = (15%) DR (20%)
0 1000 0 0 1 1
1 - 20 0 0,8696 0,8333
2 - 30 20 0,7561 0,6944
3 - 90 20 0,6575 0,5787
4-10 - 150 150 2,7356 2,0182
11-20 - 200 800 1,6043 0,6771
21-35 - 300 1000 0,3573 0,1219
36-50 - 500 1350 0,0439 0,008
Ditanyakan: NPv (15%), NPv (20%), Net B/C, Gross B/C, PR
Penyelesaian:
- - -
Th k c B NB DF15% NPv1 DF20% NPV2
k C B