PENDAHULUAN
Molluscipoxvirus. Virus ini dapat masuk melalui abrasi kecil pada kulit. Penyakit
ini terjadi di seluruh dunia dalam bentuk sporadis maupun endemik dan lebih
kontak langsung dan tidak langsung (misal, melalui tukang cukur, penggunaan
bulan dan menetap sampai 2 tahun tetapi akhirnya akan menghilang spontan.
Namun bahan kaseosa semipadat dapat ditunjukkan dari lesi dan digunakan untuk
diagnosis laboratorium.1
Virus ini berbentuk batu bata, memiliki inti Dna berbentuk lonceng, dan
patogenik terbesar pada manusia dan salah satu virus terbesar di alam.4
menghilangkan semua lesi yang ada, penyakit ini tidak atau jarang residif. 2
B. DEFINISI
manusia dank era, disebabkan oleh virus DNA yang tergolong pox virus.3
asimptomatis, diskret, appul licin. Biasanya penyakit ini berkembang dari lesi
1
dapatkan satu sampai beberapa minggu hingga 6 bulan.2
C. ETIOLOGI
330 nm. Terdapat 4 subtipe utama Molluscum Contagiosum Virus (MCV), yaitu
MCV I, MCV II, MCV III dan MCV IV.Keempat subtipe tersebut menimbulkan
gejala klinis serupa berupa lesi papul milier yang terbatas pada kulit dan membran
subtipe lain. Sekitar 96,6% infeksi moluskum kontagiosum disebabkan oleh MCV
I. Akan tetapi pada pasien dengan penurunan status imun didapatkan prevalensi
dari MCV telah diidentifikasi, semuanya memiliki presentasi klinis yang mirip
dan tidak terlokalisir pada bagian tubuh tertentu (misalnya genital). Molluscum
contagiosum virus tipe-1 (MCV-1) adalah subtipe yang paling ditemukan pada
pasien, sedangkan MCV-3 jarang ditemukan. Sebagai contoh, analisis dari 106
2
D. EPIDEMIOLOGI
Pada pasien anak, lesi biasanya ditemukan di wajah, badan, dan ekstremitas, pada
pasti tentang berapa prevalensi dari penyakit ini belum diketahui. Ini disebabkan
penelitian tentang penyakit ini hanya pada kasus-kasus yang lebih serius. Faktor
utama dalam penyebarannya adalah kontak kulit langsung. Faktor lain yang yang
dari semua diagnosis dermatologi. Informasi yang pasti tentang berapa prevalensi
dari penyakit ini belum diketahui. Ini disebabkan penelitian tentang penyakit ini
dimana, insidensi terbesar yaitu pada anak-anak yang berusia antara 0 hingga 14
tahun, di mana insidensi berkisar antara 12 hingga 14 episode per 1000 anak per
tahun. Angka terbesar di Amerika yaitu pada anak berusia 1-4 tahun. Penelitian
meta analisis menyebutkan bahwa prevalensi pada anak 0-16 tahun berkisar antara
5,1% dan 11,5%. Di Amerika Serikat, angka kejadian hanya 1% dari seluruh
penyakit kulit yang lain. Meningkat menjadi 5- 18% pada pasien HIV dan 33%
3
D. Patogenesis
Masa inkubasi antara 2-8. Berberapa toll like receptors (TLRs) mampu mengenali
adalah infeksi virus kulit yang umumdisebabkan oleh virus DNA Pox yang
anak yang sedang sekolah(1-5 tahun) dan kadang-kadang orang dewasa dan
tahun 1817 dan etiologi virusnya ditemukan oleh Juliusberg. Virus ini diketahui
dari family poxviridae. Virus ini berbentuk bulat atau persegi panjang dengan
rantai dna ganda. Virus ini menginfeksi keratinosit epidermis. Virus ini
MC (MCV) [1-3]. MCV 1 adalah yang paling umum di seluruh dunia dan juga
4
E. Gejala klinis
mungkin lunak atau pruritus. Secara umum, pasien tidak mengalami gejala
sistemik, seperti demam, mual, atau malaise.Lokasi penyakit ini yaitu di daerah
wajah, leher, ketiak, badan,dan ekstremitas (jarang ditelapak tangan atau telapak
kaki), sedangkan pada orang dewasa di daerah pubis dan genitalia eksterna.5,6
anggota keluarga, atau orang lain. Pasien yang dilaporkan memiliki banyak
pasangan seksual atau seks tanpa kondom dapat meningkatkan risiko infeksi.
Kontak dapat dilaporkan pada anak-anak yang berbagi bak mandi atau pada atlet
Kelainan kulit berupa papul berbentuk bulat mirip kubah, berkuran miliar
sampai lentikular dan berwarna putih dan berkilat seperti lilin.Papul tersebut
Jika dipijat akan tampak ke luar massa yang berwarna putih mirip butiran
nasi. Kadang- kadang dapat timbul infeksi sekunder sehingga timbul supurasi.
Sebagian papul dapat berukuran besar hingga 10-15 mm disbut giant molloscum.
5
F. Diagnosis
Anamnesis
menentukan derajat akne vulgaris, yaitu ringan, sedang, dan berat, adalah
klasifikasi mnurut Lehmann dkk (2002). Klasifikasi tersebut diadopsi dari 2nd
Acne Round Table Meeting (South East Asia), Regional Consensus on Acne
Pemeriksaan fisik
moluskum kontagiosum di pipi anak kecil. Lesi wajah sering terjadi pada
6
Lesi biasanya berdiameter 2-5 mm (jarang sampai 1,5 cm dalam giant
kurang dari 20 lesi. Lesi yang lebih besar mungkin memiliki beberapa badan
moluskum yang berbeda.Lesi dengan inti putih yang berisi tubuh moluskum.
Gambar.2. Lesi yang lebih besar merupakan gabungan dari beberapa badan
moluskum. Hal ini mungkin membuat lesi ini sulit dikenali sebagai
moluskum kontagiosum.7
7
pada orang dewasa. Lesi jarang ditemukan di telapak tangan dan jarang
dikenakan, dan iklim. Pada individu yang aktif secara seksual, lesi mungkin
terbatas pada penis, pubis, dan paha bagian dalam moluskum kontagiosum
yang luas dan terus-menerus dapat terjadi pada pasien AIDS dan mungkin
meliputi:
didapatkan lesi dalam jumlaah besar, yang terbatas pada area kulit
antibiotik.7
8
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Manusia adalah satu-satunya host yang rentan dan virus tidak bisa
tumbuh di telur, kultur jaringan atau binatang. Titer antibodi tidak membantu
diagnosis. Sebagian besar dilakukan secara klinis. Pseudokimia dan lesi giant
molloscum lebih sulit didiagnosis secara klinis. Infeksi virus terbatas pada
berdinding halus yangterutama terdiri dari virion dewasa, belum matang dan
kawah pusat. Biasanya, tidak ada reaksi inflamasi yang terlihat di dermis.
Reaksi inflamasi terlihat saat lesi pecah, dan isi lesi habis ke dalam dermis.
9
Lesi secara spontan menunjukkan infiltrasi mononuklear yang mengelilingi
lesi, yang juga menyusup di antara sel epidermis yang terinfeksi. Sebenarnya
moluskum biasanya sembuh dalam waktu 6-9 bulan tapi bisa bertahan selama
tubuh seperti virus herpes, saat lesi kulit sembuh, lesi tidak akan muncul pada
bekas luka. Tapi tidak ada kekebalan permanen terhadap MCV dan individu
Pada tahun 2011 Lydia dkk telah menjelaskan bahwa setelah sayatan
delle yang di jepit atau dengan menekan antara 2 slide mikroskop kaca.
Cairan diwarnai dengan 5-7 tetes cairan giemsa dan diamati di bawah
lainnya dengan teknik misalnya Wright, KOH 10%, gram dan papanicolaou
telah dijelaskan.6
10
G. DIAGNOSIS BANDING
1. Intradermal nevus
intradermal bisa menyerang segala usia, terutama usia anak menginjak remaja,
berupa lesi berwarna serupa dengan kulit sekitarnya, ukurannya kecil (5mm –
atau permukaan kasar (wart)). Terkadang ditumbuhi rambut, biasanya pada pasien
2. Granuloma pyogeni
Merupakan bagian dari hemangioma kapiler. Lesi ini terjadi akibat proliferasi
kapiler yang sering terjadi sesudah trauma, tidak disebabkan oleh proses
peradangan. Sering mengenai anak – anak dan terutama bagian tubuh distal yang
rentan terhadap trauma. Lesi berupa papul eritematosa, berkembang cepat hingga
mencapai ukuran 1 cm, bertangkai dan mudah berdarah. Lesi biasanya bersifat
soliter.8
setempat, serta sangat jarang metastasis. Gejala klinik pada KSB dini ditemukan
papul, nodus, permukaan mengkilap, seperti lilin, berpigmen atau kemerahan dan
11
di temukan telangiektasis. Etiopatogenesis KSB sering muncul pada kulit yang
banyak terpajan sinar matahari, parut luka bakar, dan kontak dengan arsen.
Pengaruh sinar matahari ini dapat terjadi karena rekreasi terutama masa kanak-
kanak dan remaja. Bila dihubungkan dengan riwayat kanker kulit dalam keluarga
menunjukkan adanya pengaruh genetic. Tumor ini diduga berasal dari sel
pluripotensial di epidermis.9,10
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
akan ditemukan epidermis hipertropi dan hiperplastik. Di atas lapisan basal, dapat
Paterson bodies). Hal ini dapat meningkatkan ukuran sel sehingga dapat
I. PENATALAKSANAAN
pasien dengan keluarga pada fase jinak karena moluskum kontagiosum sendiri
12
diaplikasikan pada pasien moluskum kontagiosum seperti kuretase dan kryoterapi,
Bedah Beku (Cryosurgery) merupakan salah satu terapi yang umum dan
meliputi rasa nyeri saat pemberian terapi, erosi, ulserasi serta terbentuknya
suntik. Penggunaan metode ini kebanyakan tidak dapat ditoleransi oleh anak-
anak.
akibat penggunaan bahan ini meliputi erosi pada permukaan kulit normal serta
timbulnya jaringan parut. Efek samping sistemik akibat penggunaan secara luas
pada permukaan mukosa berupa neuropati saraf perifer, gangguan ginjal, ileus,
13
aman dibandingkan 8podofilin. Sebanyak 0,05 ml podofilotoksin 5%
diaplikasikan pada lesi 2 kali sehari selama 3 hari. Kontraindikasi absolut kedua
bahan ini terbatas pada puncak lesi serta didiamkan selama kurang lebih 4 jam
sebelum lesi dicuci. Cantharidin menginduksi lepuhan pada kulit sehingga perlu
dilakukan tes terlebih dahulu pada lesi sebelum digunakan.Bila pasien mampu
menoleransi bahan ini, terapi dapat diulang sekali seminggu sampai lesi
hilang.Efek samping pemberian terapi meliputi eritema, pruritus serta rasa nyeri
cimetidine dosis 40 mg / kgBB / oral / hari dosis terbagi dua pada pengobatan
14
J. PROGNOSIS
Pasien akan sembuh spontan, tapi biasanya setelah waktu yang lama,
berbulan – bulan sampai tahunan. Dengan menghilangkan semua lesi, penyakit ini
K. EDUKASI
handuk, pakaian atau mainan, mencegah kontak fisik sesame teman, dan selama
15
DAFTAR PUSTAKA
Jawarlal Nehru Medical College, Wardha ( M.S), India. Juli 2017. p 276-78.
13:20 WITA}.
Denpasar.
16
9. Linuwih Sri Menaldi SW, Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin; Fakultas
10. Siregar SR, Wijaya C, Anugrah P (editors). Atlas Berwarna Saripati Penyakit
17