PENDAHULUAN
Pada tahun 1940, gerak Brown fraksional diperkenalkan oleh Kolmogorov untuk
yang pertama kali dalam kerangka ruang Hilbert, yang diberi nama Wiener Helix.
Selanjutnya pada tahun 1968, Mandelbrot dan Van Ness memperkenalkan proses tersebut
dengan nama gerak Brown fraksional (Fractional Brownian Motion atau FBM). Dalam
makalah Mandelbrot dan Van Ness (1968) telah dibuktikan repersentasi integral stokastik
pada proses gerak Brown standar.
Gerak Brown fraksional merupakan teori pengembangan dari teori Brownian
Motion atau lebih dikenal Gerak Brown. Perumuman dari gerak Brown ini mempunyai
banyak sifat menarik yang tidak dimiliki oleh gerak Brown sehingga menjadi model yang
lebih realistis untuk banyak aplikasi di berbagai cabang ilmu misalnya matematika
keuangan, fisika polimer, hidrologi, jaringan telekomunikasi dan sebagainya. Beberapa
sifat menariknya antara lain self-similarity, stationary increment, long-range dependent,
kekontinuan Hölder dari lintasan sampel, dan sifat non-Markov.
Pada matamatika keuangan, model gerak Brown geometrik mengasumsikan bahwa
return saham berdistribusi normal, stasioner dan saling bebas. Pada kenyataannya harga
saham cukup banyak yang tidak saling bebas dalam rentang yang pendek (short memory)
atau dalam rentang yang panjang (long memory). Model yang bisa mengatasi hal itu
adalah gerak brown fraksional. Gerak brown fraksional pertama kali dikenalkan oleh
Mandelbrot dan Van Ness (1968).
x y jika x…0
( x)
y
0 jika x 0
Jika H suatu konstanta di dalam interval (0,1), berdasarkan Rostek (2009), gerak
𝐻
Brown fraksional 𝐵 𝑡 , 𝑡 ∈ ℝ adalah proses stokastik yang didefinisikan sebagai
berikut
B( H ) (0) 0 (1)
H 1
B( H ) (t ) cH (t s) 2 (s) 2 dB( s)
H 1
(2)
𝐻
dengan 𝐵 𝑡 , 𝑡 ∈ ℝ adalah gerak Brown standar, H dikatakan sebagai
parameter Hurst dan
2 H ( 32 H )
cH (3)
( 12 H )(2 2 H )
0
t
(t ) cH (t s) (s) dB(s) (t s) 2 dB(s)
(H ) H 12 H 12 H 1
B (4)
0
0
t
1
B 2 (t ) c1 (t s ) 2 2 ( s ) 2 2 dB( s ) (t s ) 2 2 dB ( s )
11 11 11
2
0
0 t
c1 (t s )0 ( s )0 dB( s ) (t s )0 dB ( s )
2
0
0 t
c1 1 1 dB( s ) 1 dB( s )
2
0
t
c1 dB( s )
2
0
B(t )
dengan
2 12 ( 23 12 )
c1
2
( 12 12 )(2 2 12 )
(1)
(1)(1)
1
Selanjutnya akan diperlihatkan apakah nilai harapan gerak Brown fraksional sama
dengan 0. Berdasarkan definisi gerak Brown pada (2), terlihat bahwa gerak Brown
fraksional bergantung dengan gerak Brown standar, sedangkan nilai harapan dari gerak
Brown standar adalah 0. Jadi berakibat nilai harapan dari gerak Brown fraksional juga
sama dengan 0, atau dapat dituliskan
E[ B( H ) (t )] 0 untuk semua t 0
Dalam beberapa artikel yang membahas tentang gerak Brown fraksional, proses stokastik
tidak didefinisikan melalui integral representasi melainkan klasifikasi gerak Brown
didasarkan pada sifat kovariasinya yaitu tergambar dalam definisi berikut.
Definisi 1.
(H )
Misalkan H suatu konstanta di dalam interval (0,1). Gerak Brown fraksional ( B (t ))t 0
dari indeks Hurst H adalah proses Gaussian terpusat dengan fungsi kovarian
E B( H ) (t ) B( H ) ( s)
2
1 2H
t s 2 H | t s |2 H (5)
Sehingga tertarik untuk membuktikan bahwa definisi gerak Brown berdasarkan (2)
juga memiliki sifat (5). Untuk pembuktian ini diperlukan Lemma yang akan dibahas di
sub bab berikutnya, sehingga bukti ini akan dibahas kemudian.
Gerak Brown fraksional adalah proses self similar yang berarti bahwa untuk setiap
0, variabel random B( H ) ( t ) mempunyai hukum probabilitas sama dengan
H B( H ) (t ). Konstanta H menentukan tanda dari kovarian increments gerak Brown
fraksional. Jika H 1
2 maka kovariannya positif dan jika H 1
2 maka kovariannya
bersifatlong memory dan jika H 12 maka kovariannya prosesnya bersifat sort memory.
Sifat self similar dan long memory menjadikan gerak Brown fraksional suatu alat yang
sesuai untuk penerapan dalam matematika keuangan. Hal ini disebabkan karena ada harga
saham yang memiliki sifat long memory.
t s t s
0 0 0 0
t
H | u v |2 H 1 dv
s
0
0
t
H | s v |2 H 1 H | v |2 H 1 dv
0
t
H | s v |2 H 1 H | v |2 H 1 dv
0
12 | s v |2 H 1 12 | v |2 H
t
12 | s t |2 H 1 12 | s |2 H 1 12 | t |2 H
1
2 | s |
2 H 1
| t |2 H | s t |2 H 1
Misalkan S ( ) adalah ruang Schwartz dari fungsi mulus yang menurun dengan
Jika ruang S ( ) dilengkapi dengan hasil kali dalam (inner product) berikut
f , g : f ( s) g (t ) ( s, t )dsdt (8)
ruang Hilbert separabel. Jadi L2 ( ), , adalah ruang Hilbert.
Jika f L ( ) , didefinisikan
2
dengan
f n (t ) ain I [ti ,ti1 ) (t ) f (t )
i
1 jika t [ti , ti 1 )
I [ti ,ti1 ) (t )
0 untuk yang lain
dan
f (t )dB
n
(H )
(t ) : ain B( H ) (ti 1 ) B ( H ) (ti ) (10)
i
Secara umum definisi dari integral stokastik relatif terhadap gerak Brown fraksional
dapat diberikan menggunakan representasi integral dari gerak Brown fraksional pada
Persamaan (2). Untuk menyederhanakannya, dibatasi pada suatu integran yang
deterministik. Untuk f L2 ( , ) L1 ( , ) didefinisikan
f (t )dB (t ) cH ( H ) (t ) 2 f (t )dt dB( )
(H ) 1 H3
2 (11)
dengan cH didefinisikan berdasarkan (3)
Lemma 2
Jika f (t ) I ( ,s ] (t ) dengan
1 jika t (, s]
I ( , s ] (t )
0 untuk yang lain
cH ( H 12 ) (t ) 2 I ( , s ] (t ) dt dB ( )
H3
s 0
cH ( H 12 ) (t ) 2 dt (t ) 2 dt dB ( )
H3 H3
s 0
cH ( H 12 )(t ) 2 dt ( H 12 )(t ) 2 dt dB ( )
H 3 H 3
cH (t ) dB ( )
s 0
H 12 H 12
(t )
cH ( s )
H 12
( )
H 12
( )
H 12
( )
H 12
dB( )
(s ) dB( )
H 12 H 12
cH ( )
Lemma 3
Misalkan
I h1/2 f (u ) cH ( H 12 ) (t u ) H 3/2 f (t )dt
u
H 1/2
dengan cH didefinisikan berdasarkan (3)dan menotasikan fungsi gamma. Maka I
2
adalah suatu isometri dari L ( ) ke L2 ( ) .
Bukti :
Menggunakan definisi fungsi gamma dan fungsi beta maka diperoleh
(t s v) v dv
H 32 H 32
0
(1 w) w (t s)dw
(t s ) 2 H 3 H 32 H 32
0
(1 w) w dw
(t s ) 2 H 2 H 32 H 32
0
(t u) du | t s | (1 w) dw
min( s ,t )
H 32 H 32 2 H 2 H 32 H 32
(s u) w
0
w H 12 1
2 H 2
| t s | dw
0 (1 w) 32 H
H 1 1
w 2
2 H 2
| t s | dw
0 (1 w) H 2 2 2 H
1
| t s |2 H 2 B H 12 , 2 2 H
H 12 2 2 H
| t s |2 H 2
32 H
2H
| t s |2 H 2 (12)
c ( H 12 )
2
H
Diasumsikanf dan g adalah fungsi kontinu yang kompak. Berdasarkan definisi diatas
maka menggunakan (12)diperoleh
I h 1/2 f (u ), I h 1/2 g (u )
L2 ( )
cH ( H ) ( s u )
1
2
H 3/2
f ( s )ds, cH ( H ) (t u ) H 3/2 g (t )dt
1
2
u u L2 ( )
cH ( H 12 ) ( s u ) H 3/2 f ( s )dscH ( H 12 ) (t u ) H 3/2 g (t )dt du
u u
c ( H ) (s u)
2
H
1 2
2
H 3/2
f ( s )ds (t u ) H 3/2 g (t )dt du
u u
min{ s ,t }
cH2 ( H 12 ) 2 f ( s ) g (t ) H (2 H 1) | t s |2 H 2 dsdt
f ( s ) g (t ) ( s, t )dsdt
H 1/2 2
Jadi terbukti I adalah suatu isometri dari L ( ) ke L2 ( ) .
Lemma 4
Jika f , g L ( ) maka f (t )dB f (s)dB
2 (H ) (H )
(t ) dan (s ) terdefinisi dengan baik
2
(well-defined) dengan rata-rata nol, variabel random Gaussian dengan variansi | f | dan
| g |2 dan
E f (t )dB ( H ) (t ) g ( s)dB ( H ) ( s) f (t ) g ( s) ( s, t )dsdt
f , g (13)
Bukti :
Menggunakan (11) dan (12) maka diperoleh
E f ( s )dB ( H ) ( s ) g (t )dB ( H ) (t )
E cH ( H 12 ) ( s ) 2 f ( s )ds dB ( )
H 3
cH ( H ) (t ) 2 g (t ) dt dB( )
1 H 3
2
E cH2 ( H 12 ) 2 ( s ) 2 f ( s )ds dB ( )
H 3
H 32
(t ) g (t ) dt dB ( )
cH2 ( H 12 ) 2 E ( s ) 2 f ( s )ds dB ( )
H 3
H 32
(t ) g (t ) dt dB ( )
cH2 ( H 12 ) 2
min(t , s )
E f ( s ) g (t ) ( s ) 2 (t ) 2 dB( ) dB( ) dsdt
H 3 H 3
min(t , s )
c ( H ) f ( s ) g (t ) (t ) 2 ( s ) 2 d dsdt
2 1 2 H3 H3
H 2
2H
cH2 ( H 12 ) 2 f (t ) g ( s) | t s |2 H 2 2 dsdt
1
c H ( H 2 )
E f ( s)dB ( H ) ( s) g (t )dB ( H ) (t ) 2 H ( H 12 ) f ( s) g (t ) | t s |2 H 2 dsdt
f ( s ) g (t ) H (2 H 1) | t s |2 H 2 dsdt
f ( s ) g (t ) (t , s )dsdt
f , g
Jadi terbukti bahwa E f ( s)dB ( s) g (t )dB (t ) f , g .
(H ) (H )
Lemma 5
Jika gerak Brown fraksional didefinisikan sesuai dengan Mandelbrot dan Van Ness (1968)
yaitu yang tertuang dalam (2), maka korelasi dari gerak Brown fraksional memunuhi sifat
(5) berikut
1
E[ B( H ) (t ) B( H ) ( s)] (t 2 H s 2 H | t s |2 H )
2
Bukti :
Jika f (u ) I [0,t ] dan g (v) I [0, s ] dan menggunakan Lemma 2 dan Lemma 4 maka
diperoleh
E BtH Bs( H ) E I [0,t ] (u )dB ( H ) (u ) I [0, s ] (v)dB ( H ) (v)
I [0,t ] (u )I [0, s ] (v) (u, v)dudv
s t
H (2 H 1) | u v |2 H 2 dudv
0 0
v s t
H (2 H 1) (v u ) 2 H 2
du (u v) 2 H 2 du dv
00 v
s
H (v u ) 2 H 1 (u v) 2 H 1 dv
v t
0 v
0
s
H v 2 H 1 (t v) 2 H 1 dv
0
1 2H s
v (t v) 2 H
2 0
E BtH Bs( H )
1 2H
2
t s 2 H (t s)2 H
Jadi terbukti jika gerak Brown fraksional didefinisikan sesuai dengan Mandelbrot dan Van
Ness (1968) yaitu yang tertuang dalam (2), maka korelasi dari gerak Brown fraksional
memunuhi (5).
SIMPULAN
Representasi gerak Brown fraksional yang tertuang dalam (2) merupakan bentuk
integral stokastik dari gerak Brown. Tujuan dalam makalah ini adalah menjabarkan
tentang representasi integral gerak Brown fraksional yang diperkenalkan oleh Mandelbrot
dan Van Ness (1968). Selain itu ditunjukkan bahwa representasi dalam (2) memenuhi
sifat kovariansi gerak Brown fraksional pada (5). Dan hal ini tertuang dalam Lemma 5.
DAFTAR PUSTAKA
Biagini, F., Hu, Y., Øksendal, B., & Zhang, T. (2008). Stochastic Calculus for Fractional
Brownian Motion and Applications: Springer.
Mandelbrot, B. B., & Van Ness, J. W. (1968). Fractional Brownian motions, fractional
noises and applications. SIAM review, 10(4), 422-437.
Rostek, S. (2009). Option Pricing in Fractional Brownian Markets: Springer-Verlag
Berlin.