Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Pada tataran perilaku interaksi antarmanusia organisasional dan
pemberdayaan sumber daya pendukungnya, kedua kemampuan itu sulit dipisahkan,
karena memang praksis kepemimpinan dan manajemen tidak mudah dibedakan.
Subjeknya disebut pemimpin atau manajer yang keduanya dikonotasikan menduduki
posisi level atas pada hirarki organisasi. Subjek lainnya disebut bawahan, yang
dibawahi, atau staf yang juga populer dengan sebutan “yang dipimpin”, tidak lazim
disebut “dimanajeri” atau “dimanajemeni”. Substansi yang diurus pun sama, yaitu
manusia dan nonmanusia. Keduanya sama-sama melakukan transformasi, meski
proses manajemen lebih jelas dibandingkan dengan proses kepemimpinan.
Demikian juga tujuannva, agar organisasi dapat dikelola secara efektif dan efisien.
Praksis kepemimpinan dan manajemen keorganisasian pun seringkali
dipersepsikan sama. Meski demikian, secara definisi sebagian pakar cenderung
memposisikan kepemimpinan lebih luas dibandingkan dengan manajemen. Sebagian
lagi memposisikan inti manajemen adalah kepemimpinan dan inti kepemimpinan
adalah pembuatan keputusan. Pembuatan keputusan pun merupakan inti manajemen,
karena tidak akan terjadi proses manajemen tanpa adanya keputusan yang relevan.
Mana yang lebih luas di antara keduanya sangat ditentukan pula oleh dari mana
tilikan dimulai. Persoalan kita sesungguhnya tidak terletak pada keluasan atau
kesempitan konsep, melainkan bagaimana kepemimpinan dan manajemen itu dapat
dipahami sehingga menjadi konsep atau acuan dalam bekerja.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi kepemimpinan dan manajemen?
2. Bagaimana konsep kepemimpinan dan manajemen ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi kepemimpinan dan manajemen
2. Untuk mengetahui konsep kepemimpinan dan manajemen

1
BAB II
KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN

2.1 Definisi Kepemimpinan


Pengedepanan beberapa definisi berikut ini diharapkan memberikan gambaran
yang cukup menyeluruh mengenai arti kepemimpinan. Kepemimpinan adalah pengaruh
komunikasi langsung antar pribadi dalam situasi tertentu untuk mencapai satu atau
beberap, tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler, dan Nassarik, 1961). Sharer) Goal,
Hemhiel dan Coons (1957) mendefinisikan kepemimpinan sebagai sikap pribadi yang
ditampilkan oleh seseorang dalam memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Menurut Rauch dan Behling (1984) kepemimpinan adalah suatu
proses yang 1 mempengaruhi aktivitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan
bersama.
Secara definisi, kepemimpinan dapat dibedakan dengan manajemen. Menurut
Wikipedia, kata manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno menagement, yang berarti
seni melaksanakan dan mengatur. Mary Parker Follet, mendefinisikan manajemen
sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Di sini seorang manajer
bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoor dinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai
sesuai dengan perencanaan. Efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisasi, dan sesuai dengan jadwal; dalam berbagai bidang seperti industri,
pendidikan, kesehatan, bisnis, finansial dan sebagainya. Efektif merujuk pada tujuan
dan hasil guna, sedangkan efisien merujuk pada daya guna, cara, dan lamanya suatu
proses mencapai tujuan tersebut.
Dalam arti yang luas kepemimpinan dapat digunakan setiap orang dan tidak
hanya terbatas berlaku dalam suatu organisasi atau kantor tertentu. Seperti yang
dikemukakan dalam beberapa rumusan pengertian di atas dan beberapa rumusan lain
bahwa kepemimpinan adalah kegiatan untuk memengaruhi perilaku orang lain, atau seni
memengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok. Di sini menurut

2
kami, kepemimpinan tidak harus dibatasi oleh aturan-aturan atau tata krama birokrasi.
Kepemimpinan tidak harus diikat dalam suatu organisasi tertentu. Melainkan
kepemimpinan bisa terjadi di mana saja, asalkan seseorang menunjukkan
kemampuannya memengaruhi perilaku orang-orang lain ke arah tercapainya suatu
tujuan tertentu. Seorang ulama dapat diikuti orang lain dan memiliki pengaruh yang
besar terhadap orang-orang di daerahnya, tidak harus terlebih dahulu diikat oleh aturan-
aturan atau ketentuan-ketentuan organisasi yang sering dinamakan birokrasi.
Konkretnya, seorang kiai atau ulama, dengan pengaruhnya yang besar, mampu
memengaruhi tingkah laku seorang Bupati Kepala Daerah di dalam memimpin
daerahnya, sehingga tidak harus terlebih dahulu kiai tersebut menjadi pegawai di
Kabupaten. Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan mempunyai
ciri tidak harus terjadi dalam suatu organisasi tertentu. Selain itu juga tidak dibatasi oleh
jalur komunikasi struktural, melainkan bisa menjalin jalur network yang meresap secara
luas melampaui jalur struktural.

2.2 Definisi Manajemen


Manajemen merupakan suatu proses menyelesaikan aktivitas secara efisien
dengan atau melalui orang lain dan berkaitan dengan rutinitas tugas suatu organisasi,
sedangkan kepemimpinan muncul jika ada upaya mempengaruhi seorang individu atau
kelompok dan berhubungan dengan perubahan. Selain itu pemimpin membuat agar
orang setuju mengenai bagaimana sesuatu itu harus dilakukan dan berorientasi pada
inovasi. Namun demikian, antara perilaku man tnen dan perilaku kepemimpinan harus
“bersinergi” agar organisasi berkembang dan tujuan dicapai dengan optimal.Manajer
adalah seorang yang memiliki keahlian menjalankan tugas-tugas manajerial. Tugas-
tugas manajerial mencakup fungsi organik dan fungsi substantif.
Fungsi organik manajemen mencakup perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian, serta evaluasi. Fungsi substantif
manajemen berkaitan dengan pengelolaan personalia, keuangan, sarana dan prasarana,
ke-1 humasan lembaga, layanan khusus, dan lain-lain.

3
2.3 Konsep Kepemimpinan
Berbicara tentang kepemimpinan berarti kita tidak dapat melepaskan diri dari
masalah manusia, karena memang yang menjalankan kepemimpinan adalah manusia itu
sendiri. Memiliki pemikiran realistis dalam menghadapi berbagai proses aktivitas demi
pencapaian tujuan organisasi. Jadi unit analisisnya adalah manusia/individu. Oleh
karena itu kepemimpinan tidak akan ada tanpa pemimpin dan yang dipimpin, keduanya
ini adalah manusia yang memiliki potensi mengarahkan manusia dengan meningkatkan
motivasi kerja sumber daya pegawai di dalam mencapai tujuan organisasi. Tak dapat
dipungkiri bahwa kesuksesan organisasi tergantung pada kepemimpinan.

Kedua pendapat tersebut, membuktikan bahwa keberadaan pemimpin dalam melaksanakan


kepemimpinan sangat penting, karena dalam Al-Quran dan al-Kitab dituliskan bahwa pada
dasarnya manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa untuk memimpin dunia, memimpin alam
semesta, dan memimpin jagat raya ini. Sejak kelahirannya, fitrah manusia diciptakan sebagai
pemimpin khalifatullah di dunia.
Muladi Adi Sujatmo (2008:3) mengatakan bahwa kepemimpinan merupkan tema yang selalu
menarik diperbincangkan dan tak akan pernah habis dibahas. Masalah kepemimpinan akan
selalu hidup dan berusaha ditelusuri dari satu generasi ke genrasi selanjutnya, guna mencari
formulasi yang lebih aktual dan tepat sehingga dapat diterapkan pada setiap zamannya.
Kepemimpinan merupakan fenomena yang kompleks, dan merupakan gejala kemanusiaan yang
universal (Bass,1981). Kepemimpinan juga merupakan salah satu topik yang paling banyak
diamati sekaligus fenomena yang paling sedikit dipahami (Burns, 1978).
Akhir-akhir ini masalah kepemimpinan semakin menarik perhatian banyak kalangan,
utamanya dalam kajian manajemen publik, sebab kepemimpinan dilihat dari segi kualitas
memiliki dimensi yang luas dan dari segi kuantitas sangat kurang, akan tetapi yang menjalankan
kepemimpinan memiliki potensi yang lebih dibanding dengan yang dipimpin. Kepemimpinan
tidak hanya berarti pemimpin terhadap manusia, tetapi juga pemimpin terhadap perubahan.
Seorang pemimpin tidak hanya mempengaruhi bawahan, tetapi juga merupakan sebagai sumber
inspirasi dan motivasi bawahannya. Oleh sebab itu definisi dan penafsiran kepemimpinan
semakain beragam dalam perkembangannya.

4
Dalam catatan sejarah perkembangan kepemimpinan (Luthans, 2006:639), secara
historis terdapat dua pandangan mengenai pemimpin dan kepemimpinan: darimana ia berasal.
Pertama, teori genetik (genetic theory), yang menyebut bahwa pemimpin dan kepemimpinan
ditentukan oleh faktor genetik (turunan). Kedua, teori yang mencatat pentingnya
karakter/kepribadian (traits theory). Ketiga, teori pengaruh lingkungan (behavioral theory).
Benarkah pemimpin dan kepemimpinan semata ditentukan oleh faktor genetik? Tidak
sepenuhnya benar. Faktor genetik memang perlu sekali, tetapi yang terpenting adalah
bagaimana karakter kepemimpinan dapat hadir dalam sosok indvidu seorang pemimpin. Selain
itu, kapasitas dan kapabilitas kepemimpinan seseorang juga ditentukan oleh seberapa besar
pengalaman dan persentuhannya dengan lingkungan (Parmudji,2010:279). Oleh sebab itulah,
harus dipahami bahwa setiap individu memiliki potensi kepemimpinan, yang apabila diasah dan
dikembangkan, maka ia akan tampil sebagai sosok pemimpin yang mumpuni di bidangnya.
Perlu disadari bahwa sumberdaya manusia merupakan suatu potensi kesuksesan untuk
mengimbangi perubahan dan kemajuan dalam sebuah organisasi dan berpengaruh terhadap
efektivitas kerja pimpinan dan efektivitas organisasi. Keseluruhan tugas hanya akan bermanfaat
dan berhasil baik, apabila diusahakan oleh kerjasama antara pimpinan dan yang dipimpin.
Dengan adanya kerjasama diharapkan seorang pemimpin mempunyai kemampuan kerja yang
serbaguna, berhasil guna dan dapat bekerja sesuai kebutuhan serta tuntutan organisasi dimana ia
bekerja. Di dalam kepemimpinan ada pemimpin, dipimpin dan situasi, sebagaimana yang
dinyatkan oleh Yukl ( 2001:13) membahas tentang kepemimpinan ada tiga domain yang saling
berhubungan yaitu pemimpin, dipimpin dan Situasi.
Kunci utama yang perlu dipahami untuk efektivitas kepemimpinan adalah (1)
Karakteristik pemimpin, (2) Karakteristik pengikut, (3) karakteristik situasi.

Karakteristik Pemimpin Karakteristik Pengikut Karakteristik Situasi


 Ciri ( motivasi,  Ciri (Kebutuhan,  Jenis unit organisasi
keperibadian, nilai) nilai, konsep pribadi)  Besarnya Unit
 Keyakinan dan  Keyakinan & Organisasi
optimisme Optimisme  Posisi kekuasaan &
 Perilaku  Keteranmpilan wewenang
 Integritas & Etis &keahlian  Struktur & kerumitan
 Taktik Pengeruh  Sifat dari tugas
 Sifat Pengikut pemimpinnya  Kesaling tergantung
 Kepercayaan kepaa tugas
pemimpin.  Keadaan lingkungan

5
 Komitmen dan upaya yang tidak menentu
tugas  Ketergantungan
 Kepuasan terhadap eksternal
pemimpin &
pekerjaan

Sumber: diadaptasi dari Yulk, 2001,

Mencermati tabel tersebut, berdasarkan pendapat Yulk, maka pemimpin dalam


menjalankan kepemimpinan selalu berinteraksi dengan pengikut dan situasi, sehingga
dalam sebuah organisasi sulit mencapai tujuan tanpa ada kepemimpinan.
Kepemimpinan adalah tentang karakter. Karkater adalah sesuatu yang terus menerus
berevolusi. Proses untuk menjadi seorang pemimpin kurang lebih dengan proses
menjadi seorang manusia yang utuh (Werren Bennis dan Burt Nanus (2006:xiv). Untuk
menjadi pemimpin yang utuh maka pemimpin tersebut dalam melaksanakan
kepemimpinan dituntut melaksanakan peran kepemimpinan secara efektif, baik sebagai
penentu arah, agen perubahan, juru bicara maupun pelatih, demi peningkatan
kemampuan sumberdaya pegawai pada sebuah organisasi.

2.4 Konsep Manajemen


Peta Konsep Manajemen

6
Manajemen terbagi 3 yaitu manusia dimana manusia terbagi atas skill dan keterampilan
memiliki perbedaan yang jelas. Yang mana skill berarti kemampuan, Keahlian dan
bakat yang dimiliki oleh setiap individual dalam memprioritaskan suatu kemampuan
khusus dalam bidang tertentu secara mendasar, spesifik, dan menyentuh. sedangkan
keterampilan adalah hasil dari usaha seseorang dalam menciptakan suatu hasil karya
yang mana keterampilan itu adalah kelebihan atau kecakapan yang dimiliki seseorang
untuk mampu menggunakan akal,fikiran,ide dan kreatifitasnya dalam mengerjakan atau
menyelesaikan sesuatu atau membuat sesuatu yang yang lebih bermakna. Kemudian
dari suatu kelompok orang terbentuklah organisasi yang bertujuan sebagai wadah untuk
tujuan bersama yang akan membentuk struktur organisasi manajemen setelah itu
terjadilah proses yang mana proses merubah proses manajemen dalam struktur
organisasi agar menjadi lebih efektif dan efisien tanpa adanya perubahan pada struktur
organisasi yang disebut proses Reenginering.

7
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari Makalah ini adalah :
1. kepemimpinan adalah kegiatan untuk memengaruhi perilaku orang lain, atau
seni memengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok. Di sini
menurut kami, kepemimpinan tidak harus dibatasi oleh aturan-aturan atau tata
krama birokrasi. Kepemimpinan tidak harus diikat dalam suatu organisasi ter-
tentu. Melainkan kepemimpinan bisa terjadi di mana saja, asalkan seseorang
menunjukkan kemampuannya memengaruhi perilaku orang-orang lain ke arah
tercapainya suatu tujuan tertentu.
2. Manajemen merupakan suatu proses menyelesaikan aktivitas secara efisien
dengan atau melalui orang lain dan berkaitan dengan rutinitas tugas suatu
organisasi, sedangkan kepemimpinan muncul jika ada upaya mempengaruhi
seorang individu atau kelompok dan berhubungan dengan perubahan.
3. Kunci utama yang perlu dipahami untuk efektivitas kepemimpinan adalah (1)
Karakteristik pemimpin, (2) Karakteristik pengikut, (3) karakteristik situasi maka
pemimpin dalam menjalankan kepemimpinan selalu berinteraksi dengan
pengikut dan situasi, sehingga dalam sebuah organisasi sulit mencapai tujuan
tanpa ada kepemimpinan.
4. Kepemimpinan adalah tentang karakter. Karkater adalah sesuatu yang terus
menerus berevolusi. Proses untuk menjadi seorang pemimpin kurang lebih
dengan proses menjadi seorang manusia yang utuh (Werren Bennis dan Burt
Nanus (2006:xiv). Untuk menjadi pemimpin yang utuh maka pemimpin tersebut
dalam melaksanakan kepemimpinan dituntut melaksanakan peran
kepemimpinan secara efektif, baik sebagai penentu arah, agen perubahan, juru
bicara maupun pelatih, demi peningkatan kemampuan sumberdaya pegawai
pada sebuah organisasi.
5. Manajemen terbagi 3 yaitu manusia dimana manusia terbagi atas skill dan
keterampilan memiliki perbedaan yang jelas. Yang mana skill berarti

8
kemampuan, Keahlian dan bakat yang dimiliki oleh setiap individual dalam
memprioritaskan suatu kemampuan khusus dalam bidang tertentu secara
mendasar, spesifik, dan menyentuh. sedangkan keterampilan adalah hasil dari
usaha seseorang dalam menciptakan suatu hasil karya yang mana keterampilan
itu adalah kelebihan atau kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mampu
menggunakan akal,fikiran,ide dan kreatifitasnya dalam mengerjakan atau
menyelesaikan sesuatu atau membuat sesuatu yang yang lebih bermakna.
Kemudian dari suatu kelompok orang terbentuklah organisasi yang bertujuan
sebagai wadah untuk tujuan bersama yang akan membentuk struktur organisasi
manajemen setelah itu terjadilah proses yang mana proses merubah proses
manajemen dalam struktur organisasi agar menjadi lebih efektif dan efisien
tanpa adanya perubahan pada struktur organisasi yang disebut proses
Reenginering.

9
BAB IV
DAFTARPUSTAKA

Danim Sudarmawan, Suparman.2009. Manajemen kepemimpinan transformasional


kekepalasekolahan. Jakarta: Rineka Cipta
Priyono.2007.Pengantar Manajemen. Surabaya :Zifatama
Thoha Miftah.2015.Kepemimpinan dalam manajemen. Jakarta: Raja Grafindo

10

Anda mungkin juga menyukai