BAHASA
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh masyakarat
dengan menggunakan media bunyi. Bahasa merupakan salah satu unsur
kebudayaan. Setiap daerah memiliki bahasa khas dari daerahnya. Dalam
perkembangannya unsur bahasa dipengaruhi oleh beberapa factor salah satunya
adalah pariwisata. Jika dikaitkan dengan unsur bahasa maka unsur bahasa tersebut
akan tercermin dalam bangunan arsitektur.
Desa Kedisan merupakan desa yang secara geografis berada di daratan
tinggi di pinggir Danau Batur. Iklim Desa Kedisan merupakan iklim trofis basah
dengan curah hujan yang cukup tinggi dengan suhu yang rendah. Secara umum
berbagai kegiatan yang ada di Desa Kedisan dipengaruhi oleh kondisi geografis dan
fisiologis dari warga disana. Pada perkembangannya Desa Kedisan mulai
menyadari potensi alam yang dimiliki sebagai aspek pariwisata yang dapat
meningkatkan penghasilan penduduk. Pariwisata yang digunakan sebagai media
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi penduduk memberikan perbedaan yang
cukup signifikan pada kebudayaan masyarakat Desa Kedisan yang salah satunya
unsur bahasa. Bahasa dalam konteks ini bukan sekedar bahasa yang digunakan
penduduk untuk berkomunikasi dari mulut kemulut antara sesame warga namun
bahasa yang terkait dengan arsitektur dari desa tersebut. Bahasa yang digunakan
untuk menyampaikan wujud bangunan arsitektur yang terdapat di Desa Kedisan
setelah dan sebelum mendapat pengaruh perkembangan pariwisata di desa tersebut.
Perkembangan pariwisata di desa kedisan dimulai ketika Desa Kedisan
memiliki akses jalan yang memadai sebagai sarana transportasi. Transformasi yang
mudah antar desa, kota dan provinsi memberikan efek yang cukup besar terhadap
pengakuan keberadaaan Desa Kedisan. Hal ini membuat Desa Kedisan mulai di
kenal sehingga mulailah bermunculan wisatawan (local dan mancanegara) baik
hanya untuk melihat keindahannya saja atau untuk membeli hasil bumi dari Desa
Kedisan. Wisatawan yang berkunjung memberikan pengaruh terhadap berbagai
aspek kehidupan masyarakat salah satunya dalam bidang bahasa. Secara instan
dapat dijelasakan penduduk yang pada awalnya hanya menggunakan bahasa lokal
(bahasa bali), kini memiliki keinginan untuk mempelajari bahasa Indonesia dan
bahasa Internasional yang lain seperti Bahasa Inggris yang merupakan salah satu
Pada bangunan modern material penutup atap yang dipakai yaitu genteng
hal ini terkait dengan unsur budaya arsitektur yang dipengaruhi oleh factor
pariwisata. Wisatawan yang datang berkunjung ke Desa Kedisan membawa suatu
pengetahuan tentang material atap yang baru yang memiliki fungsi sama dengan
senk, namun lebih menyehatkan dalam pemakaiannya. Ekspresi bangunan yang
disampaikan sebagai ungkapan bahasa arsitektur adalah bagaimana suatu bangunan
arsitektur menentukan status dari pemiliknya. Penggunaan bahan bangunan yang
bersifat modern akan memberikan status kelass social yang lebih tinggi pada
pemiliknya.
Selain pada bagian atap penyesuaian dengan ikllim lingkungan yang dingin
juga terlihat dari bangunan rumah yang cenderung pendek, dengan tujuan untuk
membertahankan suhu ruangan. Hal tersebut bisa dilihat pada bangunan di bawah
yaitu perbandingan tinggi bangunan dapat dilihat dari tinggi bangunan dengan jalan
yang hampir memiliki perbedaan yang tidak signifikan.
Wujud Arsitektur baru yang muncul sebagai cerminan bahasa arsitektur untuk
menanggapi kondisi iklim pada Desa Kedisan setelah dipengaruhi factor pariwisata
berupa munculnya beberapa bangunan yang pada dasarnya merupakan wujud
bangunan yang benar-benar berbeda dengan bangunan tradisional Desa Kedisan
baik dari segi bahan bangunan yang menggunakan elemen kaca sebagai dinding
Gambar: Penggunaan dinding kaca sebagai wujud penggunaan material modern untuk
menyimpan hangat sinar matahari pada bangunan took dan juga sebagai salah satu penunjuk
adanya persaingan ekonomi antar warga. Bangunan ini menyendiri 2 lantai diatara bangunan 1
lantai
Sumber: dokumentasi pribadi, 2017
Bangunan baru yang muncul sebagai wujud bahasa arsitektur untuk menanggapi
tuntutan interaksi social namun tetap dapat mengakomodasi pariwisata yang ada di
Desa Kedisan yaitu munculnya bangunan seperti rumah makan yang dilengkapi
tempat duduk dan meja yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan
berkumpul dan melakukan interaksi social baik untuk warga maupun untuk
wisatawan yang berkunjung ke Desa Kedisan.