DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 4 :
1. ALFARIZKI RADIANSYAH (1617492)
2. AYU AINUNNISA SANUSI (1617515)
3. DHARA SAFINA PANTOW (1617531)
4. FAIZAH ISMI DZAKIYAH (1617555)
5. INTAN KUMALA PUTRI (1617591)
6. MUHAMMAD HARI PRAMUKO (1617672)
7. M. RAHADIAN N.J.B (1617647)
8. NADAL MUHAMMAD RABBANI (161659)
9. RIJAL AKBAR SHIDDIQ (1617706)
KELAS : 1B
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah, karena-Nya Makalah Kerukunan
Antar Umat Beragama dapat tersusun.
Penyusunan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan
agama islam.
1. Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Muhtadin dan bapak Hepi Andi Bastoni
selaku dosen pengajar mata kuliah pendidikan agama islam.
2. Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu sehingga
pembuatan makalah tersusun dengan baik.
Saran dan kritik kami harapkan sebagai perbaikan untuk kedepannya, semoga
makalah ini bermanfaat.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan masalah ............................................................................................. 1
C. Metode penulisan .............................................................................................. 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 2
1. Apa Maksud Islam Rahmatan Lil Alamin?……………………………….. 2
2. Ukhwah Islamiyah dan Ukhuwah Insaniyah……………………...3
3. Cara Mengenal Allâh SWT………………………………………..………. 4
4. Pembuktian Wujud Tuhan ………………………………………....……… 4
5. Pengertian iman ………………………………………………………….... 6
6. Pengaruh iman terhadap kehidupan sehari-hari …………………………... 7
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan ......................................................................................................... 9
b. Saran ................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 10
ii
A. Apa Maksud Islam Rahmatan Lil Alamin?
Berikut ini adalah penafsiran rahmatan lil ‘alamin yang termaktub dalam Al Quran Surat Al
Anbiya’ ayat 107, sebagaimana ditafsirkan secara ma’tsur oleh Ibnu Katsir dalam kitab
tafsirnya:
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam.” (QS Al Anbiya’: 107)
Dalam ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada kita bahwa Dia telah
menciptakan Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Salam sebagai rahmat bagi seluruh alam
(rahmatan lil ‘alamin). Artinya Dia mengirimnya sebagai rahmat untuk semua orang.
Barangsiapa menerima rahmat ini dan berterima kasih atas berkah ini, dia akan bahagia di
dunia dan akhirat.
Selain itu, islam tidak hadir untuk menghapus seluruh agama, tetapi justru mengajak
untuk saling menghormati satu sama lain, karena perbedaan yang ada memang sudah
ditakdirkan oleh Allah SWT, seperti yang disebutkan dalam surat almaidah ayat 48
ْ َولَ ْو شَاء ّللاُ َل َجعَلَ ُك ْم أ ُ َّمةً َوا ِح َدةً َولَـ ِكن ِليَ ْبلُ َو ُك ْم فِي َما آتَاكُم فَا-
ِ ستَبِقُوا ال َخي َْرا
٤٨- ت
“Kalau Allah Menghendaki, niscaya kamu Dijadikan- Nya satu umat (saja), tetapi Allah
hendak Menguji kamu terhadap karunia yang telah Diberikan-Nya kepadamu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan.”
1. Ukhuwah Islamiyah
Merasa dan mengakui bahwa sesama muslim diseluruh belahan dunia adalah saudara
yang patut kita lindungi, kita perjuangkan hak mereka atas islam jika berada pada negara
yang sedang berperang serta mendoakan mereka untuk kebaikan.
2. Ukhuwah Insaniyah
Merasa dan mengakui bahwa seluruh umat manusia didunia adalah saudara kita.
Tidak ada perbedaan yang menjadi dasarnya untuk saling bermusuhan, karena tidak ada satu
manusiapun yang hidup dalam keabadian.
1
C. Tahapan dalam melaksanakan ukhuwah islamiyah:
Ta’awun ; yaitu rasa saling tolong menolong antar umat beragama karena Allah.
Ta’fahum ; Yaitu rasa saling memahami bahwa tidak ada satu manusiapun yang bisa lolos
dari kekurangan dan kesalahan.
Ta’aruf ; yaitu yaitu rasa ingin mengenal orang lain dengan maksud memperbanyak
persaudaraan.
Takaful ; yaitu saling bersatu dalam suka maupun duka serta besama sama menyelesaikan
segala permasalahan dengan rasa kasih sayang dan rasa saling menghargai pendapat yang
berbeda.
3) membuat piagam Madinah bersama golongan Yahudi, Nasrani, dan golongan suku-suku
lain di Madinah
Piagam Madinah (Bahasa Arab: المدینه صحیفة, shahifatul madinah) juga dikenal
dengan sebutan Konstitusi Madinah, ialah sebuah dokumen yang disusun oleh Nabi
Muhammad SAW, terdiri dari 4 pasal yang merupakan suatu perjanjian formal antara
dirinya dengan semua suku-suku dan kaum-kaum penting di Yathrib (kemudian bernama
Madinah) pada tahun 622 M.
Dokumen tersebut disusun sejelas-jelasnya dengan tujuan utama untuk
menghentikan pertentangan sengit antara Bani 'Aus dan Bani Khazraj di Madinah. Untuk itu
dokumen tersebut menetapkan sejumlah hak-hak dan kewajiban-kewajiban bagi kaum
Muslim, kaum Yahudi, dan komunitas-komunitas pagan Madinah; sehingga membuat
mereka menjadi suatu kesatuan komunitas, yang dalam bahasa Arab disebut ummah.
4) menciptakan sistem muakhah atau persuadaraan yang efektif antara kaum Muhajirin dan
kaum Anshar
F. Dalam hal apa saja tidak boleh ada kerjasama antar umat beda agama?
Ruang lingkup kerja sama dalam masyarakat yang biasa disebut tasamuh. Tasamuh,
yaitu kerjasama antara masyarakat muslim dan masyarakat non muslim yang bertujuan
memelihara kerukunan hidup dan kerja sama yang baik dalam masyarakat. Tasamuh
berfungsi sebagai penertib, pengaman, pendamai, dan pemersatu dalam komunikasi dan
interaksi sehingga terpelihara kelestarian lingkungan hidup dan terwujudnya hubungan baik
antara sesama anggota masyarakatnya. Namun, tasamuf diantara sesama muslim didasari oleh
rasa kasih sayang, sesuai kedudukan seorang mukmin dengan mukmin lainnya, yaitu
bersaudara sehingga berfungsi untuk saling meneguhkan atau menguatkan sebagai suatu
bangunan yang kokoh dan kuat.
Islam membolehkan umatnya untuk bekerja sama dengan penganut agama lain diluar
kegiatan Spiritual, misalnya menjalin hubungan ekonomi dan perdagangan, politik, sosial,
dan budaya sepanjang dapat menjalin kemurnian akidahnya. Sedangkan kerja sama dalam
urusan ritual atau ibadah tidak diperkenankan sama sekali. Tetapi umat Islam tetap wajib
menghormati dan memberikan kebebasan kepada mereka untuk menjalan agamanya.
Kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa semakin berkembang
sehingga terbina hidup rukun dan kerjasama di antara sesama umat beragama dan penganut
aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kerjasama ini akan memperkokoh
persatuan dan kesatuan bangsa dan negara. Di dalam hubungan kerjasama sesuai dengan
norma dan nilai-nilai yang tersurat dan tersirat di dalam Pancasila, khususnya sila Ketuhanan
Yang Maha Esa, yaitu kerjasama yang didasari:
Kerjasama di antara umat beragama merupakan bagian yang sangat penting dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan kerjasama yang erat di antara
mereka, kehidupan dalam masyarakat akan menjadi aman, tenteram, tertib, dan damai.
Bentuk kerjasama antar umat beragama di antaranya sebagai berikut:
a. Adanya dialog antar pemimpin agama
b. Adanya kesepakatan di antara pemimpin agama untuk membina agamanya masing-
masing.
c. Saling memberikan bantuan bila terkena musibah bencana alam.
3
Itulah makna dari kerjasama antar umat beragama.Hubungan antara agama satu dengan
penganut agama lain tidak dilarang, kecuali bekerja sama dalam persoalan ibadah. persoalan
tersebut merupakan hak intern umat beragama yang tidak boleh dicampuri pihak lain, tetapi
aspek sosial kemasyarakatan dapat bersatu dalam kerja sama yang baik. Kerja sama antar
umat bergama merupakan bagian dari hubungan sosial anatar manusia yang tidak dilarang
dalam ajaran agama. Hubungan dan kerja sama dalam bidang-bidang ekonomi, politik,
maupun budaya tidak dilarang, bahkan dianjurkan sepanjang berada dalam ruang lingkup
kebaikan.
G. Dalam hal apa saja tidak boleh ada kerjasama antar umat beda agama?
Dalam masalah ibadah, hubungan muslim dengan non muslim telah diatur dengan jelas dan tegas,
bahwa kaum muslim harus menghormati ibadah mereka, dan tempat-tempat idabah mereka
(toleran dalam beribadah), dengan tetap menjaga kemurnian ibadah, namun tidak mengikuti
kegiatan mereka dalam beribadah. Hal ini telah dijelaskan dalam al-Qur’an
al-Kafirun : 1-6 :
ِ لَ ُك ْم دِينُ ُك ْم َو ِل َى د
ِين
“Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."
ٍش ْيءَ ّللا فِي َ الَّ َيت َّ ِخ ِذ ْال ُمؤْ ِمنُونَ ْال َكافِ ِرينَ أ َ ْو ِليَاء ِمن د ُْو ِن ْال ُمؤْ ِمنِينَ َو َمن يَ ْف َع ْل ذَ ِل َك فَلَي
ِ ْس ِمنَ ه
ير
ُ ص ِ ّللا ْال َم
ِ سهُ َو ِإلَى ه ِإالَّ أَن تَتَّقُواْ ِم ْن ُه ْم تُقَاة ً َويُ َحذه ُِر ُك ُم ه
َ ّللاُ نَ ْف
“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi WALI (waly)
pemimpin, teman setia, pelindung) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang
siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat)
memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu
terhadap diri (siksa)-Nya, dan hanya kepada Allah kamu kembali.” (QS: Ali Imron [3]: 28)
ال تدخلوا على المشركين في كنائسهم يوم عيدهم فإن السخطة تنزل عليهم
“Janganlah kalian masuk pada non muslim di gereja-gereja mereka saat perayaan mereka.
Karena saat itu sedang turun murka Allah.”
Umar berkata,
اجتنبوا أعداء هللا في أعيادهم
“Jauhilah musuh-musuh Allah di perayaan mereka.” Demikian apa yang disebutkan oleh
Ibnul Qayyim dalam Ahkam Ahli Dzimmah, 1: 723-724.
Juga sifat ‘ibadurrahman, yaitu hamba Allah yang beriman juga tidak menghadiri acara yang
di dalamnya mengandung maksiat. Perayaan natal bukanlah maksiat biasa, karena perayaan
tersebut berarti merayakan kelahiran Isa yang dianggap sebagai anak Tuhan. Sedangkan kita
diperintahkan Allah Ta’ala berfirman menjauhi acara maksiat lebih-lebih acara kekufuran
ور َو ِإذَا َم ُّروا ِباللَّ ْغ ِو َم ُّروا ِك َرا ًما ُّ ََوالَّذِينَ َال يَ ْش َهد ُون
َ الز
“Dan orang-orang yang tidak memberikan menghadiri az zuur, dan apabila mereka bertemu
dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah,
mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al Furqon: 72).
Yang dimaksud menghadiri acara az zuur adalah acara yang mengandung maksiat. Jadi, jika
sampai ada kyai atau keturunan kyai yang menghadiri misa natal, itu suatu musibah dan
bencana.
3
Daftar Pustaka
https://priyayimuslim.wordpress.com/2012/12/26/tafsir-ayat-rahmatan-lil-alamin-menurut-
ibnu-katsir/
http://dalamislam.com/akhlaq/pengertian-ukhuwah-islamiyah-insaniyah-dan-wathaniyah
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005-yayukrahay-423-
Bab2_319-1.pdf
https://arhan65.wordpress.com/2012/09/03/kerjasama-dan-toleransi-dengan-non-muslim-2/
Sumber : https://rumaysho.com/5673-toleransi-dalam-islam.html
7
8
9
10
11
12
13
14
15